Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DENGAN KKP
Penyakit ini umumnya terjadi apad anak dari keluarga dengan sosial
ekonomi yang rendah,karena tidak mampu membeli bahan makanan
yang mengandung protein hewani seperti daging, telur, hati,susu.
Penyakit ini jg biasanya dijumpai pd usia tetentu yaitu pd bayi disapih
dan anak pra sekolah karena pd usia ini relatif lebih banyak
mebutuhkan protein
Selain mengetahui penyebab terjadinya gg
gizi yang disebabkan oleh :
1. Gizi : bahan makanan yg berhubungan dgn kesehatan tubuh
2. Nutrien : Zat penyusun bahan makanan yg diperlu kan tubuh
untuk metabolisme yaitu karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin
dan mineral
3. Requirement : kebutuhan akan jumlah nutrisi
Komplikasi
Kwasiokor : Diare, infeksi,anemia, gangguan tumbang,
hipokalemia dan hipernatremia
Marasmus : Infeksi, TBC, parasitosis, Malnutrisi kronis, gangguan
tumbang
MEP umumnya disebabkan oleh ke(-)baik
nutrien trien maupun requirementnya yg
Tidak Tercukupi. Hal ini disebabkan oleh
1. Penyediaan makanan yg tdk tercukupi
2. Masukan makanan kurang dlm waktu yang lama( krn disengaja atau
krn tdk ada nafsu makan ; penyakit menahun : TBCdll)
3. Pendayagunaan makanan yg tidak benar karena ada gangguan sistem
pencernaan mis. Malabsorbsi
4. Dapat juga karena gg psikologis
C.PATOFISIOLOGI
1. Marasmus
Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejummlah energi
yang dalam keadaan normal dapat dipenuhhi dari makanan yang
diberikan. Kebutuhan ini tidak terpenhi pada masukan yang kurang,
karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan protein senagai
sumber energi. Pengahancuran jaringan pada defesiensi kalori tidak
saja membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga
memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya,
seperti berbagai asam amino.
2. Kwashiorkor.
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang
sangat lebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah
kalori dalam dietnya.kelianan yang mencolok adalah gangguan
metabolik dan perubahan sel yang meyebabkan edem dan perlemakan
hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan
berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk
sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amnino dalam
serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar
yang kemudian berakibat edem.perlemakan hati terjadi karena
gangguan pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak
dari hati kedepot terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan
lemah dalam hati
Kurang kalori protein akan terjadi manakala keb tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92).
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat,
protein dan lemak mpkn hal yg sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh
seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan
tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah
25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di
hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam
lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam
lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan ini berjalan menahun.Tubuh akan mempertahan- kan diri
jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan
separuh dari tubuh. (Nuuhchsan Lubis an Arlina Mursada, 2002:11).
D. GEJALA KLINIS
1. Marasmus
a) Perubahan psikis , anak menjadi cengeng, cerewet walaupun mendapat
minum.
b) Pertumbuhan berkurang atau terhenti.
c) Berat badan anak menurun, jaringan subkutan menghilang ( turgor jelek
dan kulit keriput)
d) Vena superfisialis kepala lebih nyata, frontal cekung, tulang pipi dan dagu
terlihat menonjol, mata lebih besar dan cekung.
e) Hipotoni akibat atrofi otot
f) Perut buncit
g) Ujung tangan & kaki terasa dingin & tampak sianosis.
h) Lethargi dan Irritable
i) Malaise dan kelaparan
j) Apatis
2. Kwashiorkor
a) Scr umum anak tampak sembab, latergik, cengeng& mudah terangsang,
pada tahap lanjut anak menjadi apatis & koma.
b) Pertumbuhan terlambat
c) Udema
d) Anoreksia dan diare.
e) Jaringan otot mengecil,tonus menurun,jaringan subcutis tipis & lembek.
f) Rambut berwarna pirang( alopecia ) , berstruktur kasar dan kaku serta
mudah dicabut.
g) Kelainan kulit, tahap awal kulit kering, bersisik dengan garis-garis kulit
yang dalam dan lebam, disertai defesiensi vit B kompleks, defesiensi
eritropoitin dan kerusakan hati.
h) Anak mudah terjangkit infeksi
i) Terjadi defesiensi vitamin dan mineral
j) Anemia jg selalu ditemukan
K) Pembesaran hati( hepatomegali )
MANIFESTASI KLINIK
Pad mulanya ada kegagalan menaikkan BB, disertai dengan kehilangan
BB sampai berakibat kurus,dgn kehilangan turgor pada kulit shg
menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari
bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama
beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput.
Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat
hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-mula
bayi mungkin rewel, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang.
Bayi biasanya konstipasi,ttp dpt muncul apa yang disebut diare tipe
kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan
sedikit. (Nelson,1999).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
a. Mengukur TB dan BB
b. Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi
dengan TB (dalam meter)
c. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang
(lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah
kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung
(kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.
Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm
pada wanita.
d. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa
tubuh yang tidak berlemak).
2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit,
Hb, Ht, transferin.
1. Pada kwashiorkor ;penurunan kadar albumin, kolesteron &
glukosa.
2. Kadar globulin dapat normal atau meningkat, sehingga
perbandingan albumin dan globulin serum dapat terbalik
3. Kadar asam amino essensial dalam plasma relatif lebih rendah dari
pada asam amino non essiensial.
4. Kadar imunoglobulin normal, bahkan dpt
5. Kadar IgA serim normal, namun kadar IgA sekretori rendah.
PENATALAKSANAAN
1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein
yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral
dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah
diare berat.
4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola
makan, pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor
hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital
Penanganan KKP berat
Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi
pengobatan awal dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk
mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi
diarahkan untuk memulihkan keadaan gizi.
Upaya pengobatan, meliputi :
- Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemi, hipotermi, dehidrasi.
- Pencegahan jika ada ancamanperkembangan renjatan septik
- Pengobatan infeksi
- Pemberian makanan
- Pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain, seperti kekurangan
vitamin, anemia berat dan payah jantung
F. PENGOBATAN
Prinsip pengobatan adalah pemberian makanan yang banyak
mengandung protein bernilai biologik tinggi, tinggi kalori, cukup cairan,
vitamin dan miniral. Makan tersebut dalam bentuk mudah cerna dan
diserap, diberikan secara bertahap.
Dalam keadaan dehidrasi dan asidosis pedoman pemberian perenteral
adalah sebagai berikut:
1) Jumlah cairan adalah ; 200 ml / kgBB/ hari untuk kwasiorkor atau
marasmus kwashiorkor.
2) 250 ml/kgBB/ hari untuk marasmus.
3) Makanan tinggi kalori tinggi protien 3,0-5,0 g/kgBB
4) Kalori 150-200 kkal/ kgBB/hari
5) Vitamin dan mineral , asam folat peroral 3x 5 mg/hari pada anak
besar
6) KCL oral 75-150mg /kgBB/hari.
7) Bila hipoksia berikan KCL intravena 3-4 mg/KgBB/hari.
Menurut Nuchsan Lubis
2. Keluhan utama
Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami bengkak pada kaki
dan tangan, kondisi lemah dan tidak mau maka, BB menurun dll.
Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan,
badan kelihatan kurus dll.
3. Riwayat kesehatan;
a. Riwayat penyakit sekarang
a) Kapan keluhan mulai dirasakan
b) Kejadian sudah berapa lama.
c) Apakah ada penurunan BB
d) Bagaimanan nafsu makan psien
e) Bagaimana pola makannya
f) Apakah pernah mendapat pengobatan, dimana, oleh siapa, kapan,
jenisnya?
b. Pola penyakit dahulu
a) Apakah dulu klien pernah menderita penyakit seperti sekarang
Rumus :menghitung BB
Lahir 3,26
3-12 bulan umur ( bulan ) +9/2
1-6 tahun : umur ( tahun ) x 2 + 8