Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KELOMPOK 1
Meliputi: Klorobutanol
Benzil Alkohol
Feniletil Alkohol
Asam Benzoat
Natrium Benzoat
Natrium Propionat
Asam Sorbat
Kalium Sorbat
Fenilmerkuri Nitrat
Fenilmerkuri Asetat
• Klorobutanol
digunakan sebagai senyawa bakteriostatik untuk obat injeksi,
penggunaan oftalmik, dan pemberian intranasal.
• Benzil Alkohol
umumnya digunakan sebagai pengawet dalam vial obat suntik
dengan konsentrasi 1 sampai 4% dlam air atau larutan salin.
Memiliki kelebihan tambahan , yaitu memiliki kerja anastetik
local. Biasanya digunakan dalam salep dan losion sebagai
antiseptic untuk pengobatan berbagai kondisi kulit pruritis.
• Feniletil Alkohol
terbentuk secara alami dalam minyak mawar dan minyak pinus
jarum. Terutama digunakan dalam parfum.
• Asam Benzoat
digunakan secara eksternal sebagai antiseptic dalam losion,
salep, dan obat kumur.
• Natrium Benzoat
digunakan sebagai pengawet dalam sediaan cair bersifa asam;
asam benzoate akan dilepaskan dalam sediaan
• Natrium Propionat
merupakan senyawa antijamur efektif yang digunakan sebagai
pengawet.
• Asam Sorbat
digunakan untuk mengawetkan sirup, eliksir, salep, dan losion
yang mengandung komponen seperti gula yang mendukung
pertumbuhan kapang.
• Kalium Sorbat
penggunaan sama seperti asam sorbat bila diperlukan kelarutan
yang lebih tinggi di dalam air
• Fenilmerkuri Nitrat
campuran fenilmerkuri nitrat dan fenilmerkuri hidroksida.
Digunakan dengan konsentrasi 1:10000 sampai 1:50000 untuk
mengawetkan obat injeksi terhadap kontaminasi bakteri.
• Fenilmerkuri Asetat
digunakan sebagai pengawet.
SENYAWA TOPIKAL UNTUK
DERMATOFITOSIS
Secara keseluruhan, dermatofitosis disebut tinea, atau kurap.
Karena infeksi ini cenderung bersifat topical, pengobatan infeksi
diarahkan langsung pada daerah permukaan kulit. Senyawa
keratolitik seperti asam salisilat atau senyawa alfa hidroksi lain
melakukan fungsi ini dengan cukup baik. Meliputi:
Asam Lemak Asam Salisilat Dan Resorsinol
Asam Propionat Asam Benzoat
Zink Propionat Fenol Dan Derivat Fenol
Natrium Kaplirat Haloprogin
Zink Kaplirat Kliokuinol
Asam Undesilenat Trisetin
• Asam Lemak
orang dewasa punya zat lemak bersifat asam didalam dan
pada kulit disebut sebum. Sebum sebagai senyawa
antijamur alami (system imun bawaan). Asam lemak
digunakan dengan ide bahwa bila suatu zat yang mirip
dengan sebum dapat diaplikasikan pada daerah yang
terinfeksi.
• Asam Propionat
senyawa antijamur yang tidak mengiritasi dan tidak toksik.
Garam yang dibentuk dengan natrium, kalium, kalsium,
dan ammonium juga bersifat fungisida.
• Zink Propionat
tidak stabil terhadap lembab sehingga membentuk zink
hidroksida dan asam propionate. Digunakan sebagai
fungisida, khususnya pada pita perekat.
• Natrium Kaplirat
merupakan kandungan minyak kelapa dan minyak kelapa
sawit. Digunakan secara topical untuk mengobati
dermatomikosis permukaan.
• Zink Kaplirat
digunakan sebagai fungisida topical. Sangat tidak stabil dalam
lembab
• Asam Undesilenat
salah satu asam lemak terbaik sebagai fungisida, walaupun
tingkat penyembuhan rendah. Dapat digunakan dalam
konsentrasi 10% dalam larutan salep, serbuk, emulsi untuk
pemberian topical. Tidak boleh dioleskan pada mukosa karena
merupakan iritan berat. Secara tradisional untuk mengobati kutu
air.
• Triasetin
aktivitas triasetin dihasilkan oleh asam asetat yang dilepaskan
melalui hidrolisis senyawa ini oleh esterase yang ada di kulit.
• Asam Salisilat dan Resorsinol
memiliki sifat antiseptic dan keratolitik. Jika digunakan tunggal
merupakan senyawa antijamur yang lemah.
Resorsinol juga memiliki aktivitas antiseptic dan keratolitik.
• Asam Benzoat
punya efek antijamur, namun tidak dapat berpenetrasi pada
lapisan luar kulit daerah yang terinfeksi.
• Fenol dan Derivat Fenol
memiliki sifat antijamur topical. Beberapa telah digunakan untuk
pengobatan infeksi tinea.
• Haloprogin
digunakan sebagai krim 1% untuk infeksi tinea permukaan.
Formulasi haloprogin sebaiknya dilindungi dari cahaya karena
bersifat fotosesitif.
• Kliokuinol
salep atau krim 3% telah digunakan pada vagina untuk
pengobatan vaginitis Trichomonas vaginalis. Paling banyak
digunakan untuk pengobatan topical infeksi jamur, seperti kutu
air dan gatal selngkangan.
• Siklopiroks Olamin
bekerja pada membrane sel jamur yang rentan pada konsentrasi
rendah, dengan memblok pengangkutan asam amino ke dalam
sel. Ada konsentrasi yang lebih tinggi, keutuhan membrane
hilang dan kandungan sel bocor.
ANTIJAMUR NUKLEOSIDA
Flusitosin
adalah senyawa antijamur oral aktif yang memiliki spectrum
aktivitas sangat sempit. Obat ini hanya diindikasikan untuk
pengobatan infeksi sistemik serius yang disebabkan oleh galur
yang rentang dari Candida dan Cryptococcus spp.
ANTIBIOTIK ANTIJAMUR
Antibiotik antijamur merupakan kelompok penting senyawa
antijamur. Semua antibiotik antijamur ditandai oleh
kompleksitasnya. Ada dua kelompok antibiotik antijamur yaitu
poliena dan griseofulvin.
• Poliena
Antibiotik poliena adalah kelompok yang lebih besar dan
memiliki ikatan rangkap sistem ena terkomjugasi. Poliena
memiliki aktivitas melawan beberapa protozoa seperti
leismania dan efektif melawan dermatofit kapang dan kamir
patogen.
BEBERAPA KELOMPOK POLIENA
• Amfoterisisn B, USP
Amfoterisisn B parenteraal diindikasikan untuk
pengobatan infeksi jamur yang berat dan berpotensi
mengancam jiwa remasuk penyebaran infeksi blastomikosis
dan mukormikosis. hampir 80% pasien yang diobati dengan
obat ini mengalami nifroktoksisitas demam dan sakit kepala.
• Nistatin, USP
Nistatin adalah senyawa yang efektif untuk pengobatan
infeksi monilial lokal dan gastrointestingal yang disebabkan
oleh C. albicans dan spesies candida lain.
• Natamisin, USP.
Natamisin memiliki aktifitas in vitro untuk melawan
sejumlah kamir dan jamur berfilamen, termasuk candida,
aspergilus, cephalosporium, penisilium, dan fusarium spp.
Obaat ini tersedia dalam bentuk suspensi oftalmik 5% yang
dimaksudkan untuk pengobatan konjungtifitas jamur, blefaritis
dan keratitis.
ANTIBIOTIK ANTIJAMUR LAINNYA
• Grisiolfufin, USP.
Obat ini telah diganakan selama berthun tahun karena
memiliki kerja antijamur pada tumbuhan dan binatang. Pada
tahun 1959 0bat ini mulai digunakan dalam pengobatan
manusia untuk terapi infeksi tinea melalui rute sistemik.
Griseofulfin adalah senyawa fungistatik yang digunakan untuk
mencegah infeksi ulang. Efek merugikan dengan penggunaan
obat ini yang paling umum terjadi yaitu reaksi energi seperti
purtikaria dan ruam.
ALILAMIN DAN SENYAWA SEJENIS
Alilamin menunjukkan kerja fungisida untuk melawan
dermatofit dan jamur berfilamin lain, namun kerja terhadap
kamir patogen seperti candida spp sebagian besar bersifat
fungistatik. Walaupun skualen epoksidade mamalia sedikit
dihambat oleh alilamin, biosintesis kolesterol tidak tampak
terganggu.
Beberapa senyawa yang tergolong alilamin
• Natrifin hidroklorida USP
naftifin untuk pengobatan topikal kurap, kutu air, dan
gatal diselangkang. Nafritin juga terbukti manjur untuk
mengobati kurap dijanggut dan kulit kepala serta tinea
versikolor namun pemakaian untuk kondisi tersebut tidak
disetujui.
• Terbinafin hidroklorida, USP
terbinafin digukan untuk pengobatan tinea pedis, tinea
korporis, dan tinea kruris.
• Tolnaftat, USP
Tolnaftat diformulasi mrnjadi sediaan yang dimaksudkan
untuk diguanakan bersama kuku palsu agar dapat mengatasi
peniingkatan kemungkinan terjadinya kurap dijaringan kuku.
SENYAWA ANTIJAMUR AZOL
Azol mewakili kelompok senyawa antijamur sintetik yang
memilki mekanisme kerja yang unik. Obat ini digunakan untuk
pengobatan infeksi mulai dari dermatofitosis ringan hingga
infeksi jamur sistemik dalam yang mengancam jiwa. Anggota
pertama kelompok azol adalah imidazol yang mudah
tersubsitusi seperti klotrimazol dan mikonzol.
Spektrum antijamur azol cenderung efektif melawan
kebanyakan jamur yang menyebabkan infeksi permukaan pada
kulit dan membran mukosa termasuk dermatofit seperti
mikroskorum spp dan epidermofiton.
Mekanisme Kerja
Azol pada konsentrasi in vitro tinggi bersifat fungisida
sedangkan pada konsentrasi in vitro rendah bersifat
fungistatik. Azol diketahui menghambat bisintesis kolesterol
dan pada konsentrasi yang lebih tinggi diperlukan untuk
menghambat enzim mamalia.
Hubungan Struktur Aktivitas
Syarat struktur dasar untuk anggota kelompok azol adalah basa
lemah imidazol yang terhubung dengan sisa struktur melalui
ikatan nitrogen-karbon. Antijamur azol yang paling poten
memiliki dua atau tiga cincin aromatik.
BEBERAPA SENYAWA YANG TERGOLONG
DALAM AZOL
• Klotrimazol, USP.
Klotrimazol diindikasikan untuk pengobatan tinea pedis,
tinea kruris, tinea kapitis, tinea fersikolor, atau kandidiasis
kutan. Walaupun klotrimazol efektif melawan berbagai kamir
patogen dan diabsorbsi dengan cukup baik secara oral, obat ini
menyebabkan ganggua gastrointestinal berat.
• Ekonazol nitrat, USP.
Ekonazol digunakan sebagai krim 1% untuk pengobatan
topikal infeksi tinea lokal dan kandidiasis kutan.
• Butokonazol Nitrat, USP
Butokonazol tersedia sebagai krim vagina yang
mengandung 2% garam dan dimaksudkan untuk pengobatan
kandidiasis vagina.
• Sulkonazol Nitrat, USP
Sulkonzol dgunakan dalam bentuk larutan dan krim
berkonsentrasi 1% untuk pengobatan infeksi tinea lokal seperti
gatal diselangkang kutu air dan kurap.
• Oksikonazol Nitrat, USP.
Senyawa ini digunakan dalam bentuk krim dan lotion
berkonsentrasi 1% untuk pengobatan tinea pedis, tinea
korporis, dan tinea kapitis.
• Tiokonazol, USP.
Digunakan untuk pengobatan kandidiasis fulfovagina.
Tiokonazol lebih efektif melawan torulopsis glabrata
dibandingkan senyawa azol lain.
• Mikonazol Nitrat, USP.
Mikonazol nitrat tersedia dalam bentuk krim, lotion,
serbuk, dan semptot digunakan untuk pengobatan infeksi tinea
dan kandidiasis kutan.
• Ketokonazol, USP.
Ketokonazol direkomendasikan untuk pengobatan infeksi
jamur sistemik seperti kandidiasis blastomikosis dan
kromomikosis. Obat ini digunakan secra oral untuk mengobati
infeksi dermatofit kutan berat yang sulit disembuhkan. Dan
juga digunakan secara topikal dalam bentuk krim dan sampo
untuk penanganan kandidiasis kutan dan infeksi tinea.
• Terkonazol, USP.
Digunakan untuk mengontrol moniliasis folfovagina yang
disebabkan oleh C. Albicans dan spesies kandida lain.
• Itrakunazol, USP.
Itrakunazol terutama diindikasikan untuk mengobati
infeksi jamur sistemik yang meliputi blastomikosis
histoplasmosis dan kemungkinan juga efektif dalam
pengobatan pargelosis kandidiasis organ yang menyebar dan
mendalam dan juga meningitis.
• Flukonazol, USP.
Flukonazol direkomendasikan untuk pengobatan dan
profilaksis kandidiasis organ yang menyebar dan mendalam.
Flukonazol merupakan obat pilihan untuk pengobatan
meningitis kriptofokus dan untuk profilaksis kriptofokosis
pada pasien AIDS.
• Ekinokanadin dan Pneumokamadin
Kedua senyawa ini bekerja sebagai inhibitor non
kompetitif terhadap glukensintase. Senyawa ini memiliki
aktivitas yang poten pada model hewan untuk kandidiasis yang
menyebar, aspergilosis kulmonang, dan kandidiasis di
esofagus.
• Aureobasidin
Aureobasidin A adalah depsipeptida siklik yang
diproduksi dengan fermentasi kultur aureobasidium ululan.
Aureobasidin A bekerja sebagai inhibitor enzim inositol
forforil seramida sintase yang bersifat non kompetitif dan
berikatan kuat, enzim ini merupakan enzim ensesial untuk
biosintesi sefinolipid. Sifat unik dari struktur ini adalah N-
metilasi pada 4 dari 7 atom nitrogen amida. Obat ini tidak
mengalami tautomerisme karena adanya N-metilasi.
ANTIBIOTIK TUBERKULOSIS
• Rifamisin
Obat ini paling aktif melawan bakteri gram-positif dan M.
tuberculosis. mekanisme kerja rifamisin sebagai inhibitor
replikasi virus tampak berbeda dari kerja bakterisida obat.
• Rifampin
Kegunaan juga digunakan untuk mengobati infeksi serius
seperti endokarditis dan osteomielitis yang disebabkan oleh S.
aureus dan S. epidermidis. Perlu diketahui bahwa rifampin
menyebabkan urine, fases, saliva, air mata, dan kulit berwarna
jingga kemerahan.
• Rifambutin, USP
Senyawa yang sangat lipofilik dan memiliki afinitas tinggi
terhadap jaringan. Disetujui di amerika serikat untuk
profilaksis MAC menyebar pada penyakit AIDS berdasarkan
kekuatan uji klinis yang menetapkan keefektifan obat ini.
• Sikloserin, USP
Antibiotik yang telah diisolasi dari bir fermentasi dari tiga
spesies Streptomyces yang berbeda yaitu S. orchidaceus, S
garyphalus, dan S. lavendulus. Obat ini direkomendasikan
untuk pasien yang tidak menunjukkan respon terhadap obat
tuberkulostatik. Sikloserin biasanya digunakan secara oral.
•
• Kapreomisin sulfat steril, USP
Peptida siklik basa kuat yang diisolasi dari S.
kapreolupada tahun 1980 oleh Herr et al. secara khusus obat
ini kemungkinan digunakan sebagai pengganti streptomycin .
Kapreomisin kemungkinan besar bersifat toksik.
SENYAWA ANTI PROTOZOA
Protozoa menginfeksi baik populasi manusia maupun
binatang yang menyebabkan penderitaan, kematian fan beban
ekonomi yang sangat besar. Penyakit yang disebabkan
protozoa banyak ditemukan di amerika serikat seperti malaria,
amebiasis, trikomoniasis, dan juga sebagai akibat langsung
epidemiaids. Spesies protozoa yang membentuk koloni
disaluran intestin dan menyebabkan enteristis dan diare antara
lain balatindium coli dan mikroorganisme berflagel.
BEBERAPA OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK
PENGOBATAN ANTIPROTOZOA
• Metronidazol, USP.
Obat ini paling efektif diantar kelompok protozoa derivat
nitroldonazol yang disentesis berbagai laboratorium diseluruh
dunia. Obat ini juga memiliki kerja emibisida yang efektif dan
kenyataannya obat ini efektif untuk mengatasi amebiasis
intestin dan amebiasis hepatik. Metronidazol karna memiliki
kerja bakterisida obat ini menjadi senyawa pwnting untuk
pengobatan infeksi serius seperti infeksi pelfis, pneumonia,
abses, dan meningitis yang disebabkan oleh bakteri anoerob.
Obat ini diabsorbsi secara baik jika diberikan secra oral.
• Diloksanida, USP.
Diloksanida furoat telah digunakan untuk mengobati
pembawa E. histolytica yang tidak menunjukkan gejala. Akan
tetapi keefektifan obat ini melawan amebiasis intestis akut
atau abses hepatik belum dipastikan.
• 8-hidroksikuinolin
Senyawa induk yang merupakan asal dari senyawa
antiprotozoa oksikuinolin da telah digunakan sebagia
antiseptik topikal.
• Iodokuinol, USP.
Obat ini dianjurkan untuk amebiasis intestin kronik dan
akut tetapi tidak efektif untuk penyakit amebiasis diluar
intestin, karena neuropati topik relatif sering terjadi pada
penggunaan iodokuinol, obat ini sebaiknya tidak digunakan
secara rutin untuk menangani diare pada pelancong.
• Emetin dan dehidrometin.
Kedua senyawa tersebut merupakan racun protoplasma
yang menghibisi sintesis protein dalam sel mamalia dan
protozoa dan mencegah perpanjangan protein
• Pentamidin isetionat, USP
Pentamidin digunakan untuk pengobatan pneumonia yang
disebabkan oleh protozoa patogen opertunistik P. carini . Obat
ini juga efektif untuk mengtasi leismaniasis viseral.
• Atovakuon, USP.
Atovakuon merupakan obat pengganti yang
direkomendasikan untuk trimetropin-sulfametoksazol untuk
pengobatan dan profilaksis PCP pada pasien yang tidak dapat
menoleransi terapi kombinasi.
• Eflornitin, USP.
Eflornitin digunakan untuk pengobatan penyakit tidur
afrika barat yang disebabkan oleh tripanosoma brucei
gambiense.
• Nifurtimoks, USP.
Nifurtimoks sangat penting karena obat ini
memperlihatkan keefektifaan mengatasi T. cruzi, parasit yang
menyebabkan tripanomiosis amerika selatan dan oabat ini
diberikan secara oral.
• Natrium stiboglukonat.
Obat ini untuk mengobati berbagai leismaniasis obat ini
mempunyai indeks yang rendah dan pasien yang mendapat
terapi ini perlu dimonitor sesama seksama yaitu adanya tanda-
tanda keracunan logam berat.
• Benznidazol, USP.
Obat ini digunakan untuk pengobatan chagas dan
keefektifannya sama dengan nifurtimoks. Tetapi obat ini
memerlukan watu beberapa minggu dan sering disertai efek
merugikan seperti depresi sumsum tulang dan reaksi tipe
alergi.
• Melarsoprol, USP.
Melarsoprol memiliki keuntungan berupa penetrasi yang
sangat baik kedalam SSP sehingga efektif mengatasi bentuk
meningoensefalitik.
• Dimerkaprol, USP.
Obat ini digunakan untuk mengatasi keracunan arsen dan
antimon yang disebbkan oleh penggunaan secara sengaja atau
overdosis senyawa arsen organik atau antimon organik.
• Suramin natrium.
Obat ini telah digunakan selama lebih dari setengah abad
untuk pengobatan kasus awal tripanosomiasis. Alan tetapi baru
beberapa dekade selanjutnya suramin diketahui merupakan
senyawa profilaktik jangka panjang yang memilki keefektifan
sampai tiga bulan sesudah pemberian injeksi intravena
tunggal.
ANTELMINTIK
• Piperazin, USP.
Berupa kristal heksahidrat yang mudah menguap, tidak
berwarna, dan mudah larut dalam air. Digunakan sebagai
antelmintik untuk pengobatan penyakit cacing kremi dan
cacing gelang.
• Dieltilkarbamazepin sitrat, USP
Senyawa kristal yang mudah larut dalam air dan memiliki
aktivitas antelmintik selektif. Digunakan untuk mengobati
cacing yang disebabkan oleh cacing kremi dan cacing gelang .
• Tiabendazol, USP.
Tiabedazol digunakan untuk mengobati enterobiasis
ascariasis dan trikuriasis ( infeksi cacing cambuk ) dan juga
obat ini digunakan untuk menghilangkan gejala-gelaja yang
berhubungan dengan perpindahan larva kutan.
• Mebendazol, USP.
Obat ini tampaknya tidak mempengaruhi metabolisme
glukosa pada inang dan juga menghambat pembelahan sel
pada nematoda. Obat ini diabsorbsi dengan buruk bila
diberikan secara oral. Senyawa ini bersifat teratogenik pada
hewan laboratorium jadi tidak boleh diberkan selama
kehamilan.
• Albendazol, USP.
Antelmintik spektrum luas yang saat ini tidak dipasarkan
di amerika serikat. Albendazol digunakan secara luas diseluruh
dunia untuk pengobatan infeksi nematoda dalam intestin.
Terapi albendazol dosis ganda dapat membasmi cacing kremi,
cacing benang, kapilariasis, klonorkiasis, danpenyakit hidatid.
• Niklosamida, USP.
Senyawa ini adalah suatu taneasida yang poten yang
menyebabkan segmen-segmen cacaing dan ujung anterior
cacaing pita ( scolex ) hancur dengan cepat, senyawa ini
ditoleransi dengan baik pada pemberian oral dan sedikit tidak
terjadi absorbsi sistemik. Senyawa ini dilakukan pada
pengobatan cacing pita babi untuk mencegah sistiserkosis yang
disebabkan ole pelepasan ovum hidup dari segmen-segmen
cacing yang diahncurkan oleh obat.
• Ditionol
Ditionol memiliki sifat antelmintik yang efektif dan telah
digunakan untuk fasiolisida dan taeniasida. Obat ini untuk
pengobatan penyakit cacing yang disebabkan oleh cacing daun
hati ( fasciola hepatica ) dan cacing daun paru-paru (
paragonimus westermani ).
• Oksanikuin, USP.
Obat ini telah terbukti menghambat DNA, RNA dan
sistensis protein pada skistosom. Oksamnikuin umumnya
ditoleransi dengan baik. Pusing dan kantuk adalah efek
samping yang umum terjadi tetapi bersifat sementara
sedangkan reaksi yang serius jarang terjadi yaitu kecang mirip
epilepsi.
SENYAWA SENYAWA ANTISKABIES DAN
ANTIPEDIKULAR