Vous êtes sur la page 1sur 70

AKREDITASI RUMAH SAKIT

Apakah akreditasi?
 Pengakuan terhadap mutu pelayanan RS,
setelah dilakukan penilaian bahwa RS telah
memenuhi Standar Akreditasi
 Suatu proses dimana suatu lembaga independen
melakukan asesmen terhadap RS
 Standar Akreditasi  pedoman yang berisi
tingkat pencapaian yang harus dipenuhi oleh RS
dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien
Landasan Hukum
UU No 44 Tahun 2009
Psl 10 ayat 2  Bangunan RS paling sedikit terdiri atas ruang:
 Rawat jalan  Ruang kantor dan administrasi
 Ruang rawat inap  Ruang ibadah, ruang tunggu
 Ruang gawat darurat  Ruang penyuluhan kesehatan masyarakat RS
 Ruang menyusui
 Ruang operasi
 Ruang mekanik
 Ruang tenaga kesehatan
 Ruang dapur
 Ruang radiologi
 Laundry
 Ruang laboratorium  Kamar jenasah
 Ruang sterilisasi  Taman
 Ruang farmasi  Pengelolaan sampah
 Ruang pendidikan dan latihan  Pelataran parkir yang mencukupi
Landasan Hukum
UU No 44 Tahun 2009
Psl 11  Prasarana RS
 Instalasi air
 Instalasi mekanikal dan elektrikal
 Instalasi gas medik
 Instalasi uap
 Instalasi pengelolaan limbah
 Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
 Petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat
 Instalasi tata udara
 Sistem informasi dan komunikasi
 Ambulan
Legislasi Akreditasi RS
Dasar  UU RI No 44 Tahun 2009 tentang RS
Pasal 40
1. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali
2. Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam
maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang
berlaku
3. Lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Menteri
Landasan Hukum
 PMK No 34 Tahun 2017 ttg Akreditasi RS
 Psl 3 
 RS wajib terakreditasi
 Secara berkala paling sedikit setiap 3 tahun
 Dilakukan oleh RS paling lama beroperasi 2 tahun
sejak memperoleh izin operasional untuk pertama
kali
Landasan Hukum
 PMK no 99 tahun 2015 : Revisi PMK no 71 tahun
2013
 Pelayanan Kesehatan pada JKN
 Masa transisi persyaratan Akreditasi: 5 tahun

 28 November 2013 – 28 November 2018


 Faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
Harus Terakreditasi
Perubahan tata nilai UU 44 th 2009

 Mutu pelayanan RS
 Keselamatan pasien
 Hukum
Pasal 32
Hak Pasien
 Menggugat dan/atau menuntut RS apabila RS
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun
pidana; dan
 Mengeluhkan pelayanan RS yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak
dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pasal 29
 Melindungi dan memberikan bantuan hukum
bagi semua petugas RS dalam melaksanakan
tugas
Pasal 46
 RS bertanggung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan
atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di RS
Pasal 13
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di
RS harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan RS, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika
profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien
Penjelasan Pasal 13 UU RS
 SPO memberikan langkah yang benar dan
terbaik berdasarkan konsensus bersama
untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan
fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana
pelayanan kesehatan berdasarkan standar
profesi
UU no 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
 Pasal 23
1. Tenaga kesehatan berwenang untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
2. Standar pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki
3. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari
pemerintah
Penjelasan
Yang dimaksud dengan standar profesi adalah:
 Batasan kemampuan (capacity) meliputi
pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill),
dan sikap profesional (professional attitude) yang
minimal harus dikuasai oleh seorang individu
untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya
pada masyarakat secara mandiri
 Dibuat oleh organisasi profesi
Regulasi Perumahsakitan  SNARS Edisi 1

 Keselamatan Pasien  PMK 11/2017  Revisi


1691/2010
 Pelayanan Geriatri (PMK 79/2014), RAN
Kesehatan Lansia (PMK 25/2016)
 PPRA (PMK 8/2015)
 Rumah Sakit Pendidikan (PMK 1069/2008 dan
PP 93/2015 ttg RS Pendidikan)
Legislasi Akreditasi RS
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RS  Permenkes
159b/1998 tentang RS
Pasal 26
1. Akreditasi RS mencakup penilaian terhadap fisik
bangunan, yankes, perlengkapan, obat-obatan,
ketenagaan dan administrasi
2. Akreditasi RS dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3
tahun sekali dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

 Wajib Persyaratan Izin!!!


KERANGKA KONSEP
Tradisional Pelayanan Kesehatan Upaya Mutu (-)

Demand / Tuntutan
meningkat
MutuYankes Ditingkatkan
•Professional Management (Technical Quality)
•Resource Use (Effiency)
•Risk Management (Including the Risk of Injury or
Illness associated from the service provided)
•Satisfaction of patients (WHO)
Evaluasi intern
(Self Assessment) Quality Assurance ISQua
•QA is planned and systematic approach to monitoring,
assessing and improving the quality of health services on
a continuous basis within the existing resources
•Bentuk : TQM, clinical audit, Quality Circle, CQI

4 Model:
Evaluasi Extern •EFQM / Balridge Award
(External Assessment)
External Peer Review •Accreditation
•Visitatie
•ISO
European Research Project “ExPert”, 1996 - 1999
STANDAR
 FOCUS - Structure, Process, Outcome
 LEVEL - Minimum vs Desirable
 SCOPE - Organization
- Wide vs Service Spesific
 Framework - Client – focussed
- Quality Improvement
Fokus Standar
STRUCTURE + PROCESS = OUTCOME
Input yang Apa yang Hasil dari
dipunyai dilakukan apa yang
dengan dilakukan
input tsb dengan
input
Mengukur Compliance Terhadap Standar

 Apakah itu compliance?


 Ukuran compliance?
 Kesimpulan compliance untuk keputusan
sertifikat akreditasi?
PATIENT CENTERED CARE
PENDAHULUAN
 Berbagai aspek penting asuhan pasien dalam SNARS Ed 1 a.l.
 Dilakukan oleh banyak profesi & sebagai tim
 Terintegrasi, diperlukan kolaborasi interprofesional
 Aspek care dan cure
 Profesi medis adalah profesi “24/7” dgn penekanan pada cure; sdgkan keperawatan dgn
penekanan pada care
 Identifikasi kebutuhan pelayanan pasien
 Keterlibatan dan pemberdayaan pasien yang didukung oleh sistem pendukungnya
 Kemandirian pasien, kualitas hidup
 Keseragaman pelayanan
 Termasuk reimbursement yang sesuai dan memadai

 Konsep yang mendasari standar asuhan psien yang memenuhi standar


akreditasi RS adalah Patient Centered Care dengan Asuhan Pasien Terintegrasi
Core Concept of PCC (Perspektif Pasien)

1. Martabat dan Respek


 Profesional Pemberi Asuhan mendengarkan, menghormati & menghargai pandangan serta
pilihan pasien & keluarga
 Pengetahuan, nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien & keluarga dimasukkan
dalam perencanaan pelayanan dan pemberi pelayanan kesehatan
2. Berbagi Informasi
 PPA mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara lengkap dengan pasien & keluarga
 Pasien & keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap dan akurat
 Dgn 3 asesmen: metode, substansi/kebutuhan edukasi, konfirmasi
3. Partisipasi
 Pasien & keluarga didorong dan didukung utk berpartisipasi dalam asuhan, pengambilan
keputusan & pilihan mereka
4. Kolaborasi/kerjasama
 Pimpinan pelayanan kesehatan bekerjasama dgn pasien & keluarga dalam pengembangan,
implementasi dan evaluasi kebijakan dan program

Conway, j et al. Partnering with patients and families to design a patient- and family-centered health care system. A roadmap for the future. Institute for patient- and family-centered care, 2010
Core Concepts of PCC (Prospektif PPA)

1. Berpartner dengan pasien


 Keputusan klinis berdasarkan nilai pasien
 BPIS : Bila Pasien Itu Saya
 Komitmen
2. PPA merupakan Tim Interdisiplin dgn kolaborasi Interprofesional
 PPA diposisikan mengelilingi pasien, bekerja sebagai Tim dgn kolaborasi interprofesional
 Tugas mandiri, kolaboratif, delegatif
 Kompetensi profesi dan kompetensi kolaborasi interprofesional yang memadai
3. DPJP adalah Clinical Leader
 DPJP menyusun kerangka asuhan, melakukan koordinasi, kolaborasi, sintesis, interpretasi,
review dan mengintegrasikan asuhan pasien
4. Asuhan Pasien Terintegrasi
 Asuhan psien terintegrasi oleh PPA dgn DPJP sebagai Clinical Leader

Nico Lumenta, Sintesis berbagai referensi, 2015


PELAKSANAAN AKREDITASI DI
INDONESIA
Mengapa perlu akreditasi RS?
FILOSOFI
 Respect & protect terhadap konsumen
 Safety terhadap konsumen dan staf
 Professional code of conduct  good clinical practice

QUALITY OF CARE ISSUES :


 Pelayanan sesuai dengan standar
 Memacu profesionalisme
 Efisiensi
 Kemampuan kompetitif
TUJUAN

Bagi Petugas RS Bagi RS


Memacu RS
Jaminan sarana, memenuhi Pengakuan dan
prasarana & alat standar Penghargaan
sesuai standar

Mutu RS dapat
dipertanggungjawabkan

Bagi Pasien
Memperhatikan hak pasien
Tujuan Akreditasi
 Meningkatkan mutu pelayanan RS dan
melindungi keselamatan pasien RS
 Meningkatkan perlindungan bagi masyarakat,
sumber daya manusia di RS dan RS sbg institusi
 Mendukung program pemerintah di bidang
kesehatan
 Meningkatkan profesionalisme RS
Standar Pelayanan RS
1. Administrasi & manajemen 11. Perinatal risiko tinggi
2. Pelayanan medis 12. Pengendalian infeksi
3. Pelayanan gawat darurat 13. Pelayanan anestesi
4. Pelayanan keperawatan 14. Rehabilitasi medis
5. Rekam medis 15. Pelayanan gizi
6. Pelayanan radiologi 16. Pelayanan intensif
7. Pelayanan laboratorium 17. Sterilisasi sentral
8. Kamar operasi 18. Pemeliharaan sarana
9. Pelayanan farmasi 19. Pelayanan lain
10. K3 20. Perpustakaan
21. Keselamatan pasien
STRATEGI MEMPERSIAPKAN
AKREDITASI RS
Proses Akreditasi
Pra Survei / Fase Persiapan

Survei / Fase Penilaian

Pasca Survei / Monev


Fase Persiapan
 Perlu komitmen
 Perlu fasilitator
 Perlu tenaga profesional
Komitmen
 Pemilik RS
 Direksi RS dan jajarannya
 Komite Medik & SMF
 Perawat
 Tenaga kesehatan lain
 Tenaga non medis
 KOMITMEN PEMILIK, PENGELOLA &
SELURUH PEGAWAI RS
Fasilitator

Bentuk Tim
Akreditasi RS

Lengkapi dengan Pokja sesuai


dengan Jenis Pelayanan yang
akan di Akreditasi
Tim Akreditasi RS
Tujuan pembentukan :
 Agar RS mampu memahami dan
melaksanakan proses pemenuhan standar
pelayanan serta pelaksanaan akreditasi
secara optimal
Tugas Tim Akreditasi RS
 Mempelajari dan menguasai standar pelayanan
RS & self assessment
 Mendorong dan memonitor pemenuhan standar
(struktur & proses)
 Motor / fasilitator persiapan akreditasi
 Koordinator / fasilitator pelaksanaan survei
akreditasi
 Motor proses PDCA (Plan – Do – Check – Action)
Kelompok Kerja (Pokja)
 Sebagai fasilitator untuk mempersiapkan
akreditasi
 Penyusunan pedoman, panduan, SPO,
program, dll  unit kerja masing-masing
 Anggota pokja  lihat lingkup / parameter /
elemen penilaian yang di akreditasi
Tenaga Profesional  sebagai nara sumber
penyusunan pedoman, panduan, SPO,
program, instruksi kerja, dll
Langkah-langkah Persiapan Akreditasi RS

 Bentuk tim akreditasi


 Diseminasi program akreditasi ke seluruh jajaran
 Kumpulkan buku pedoman/peraturan sebagai acuan
 Identifikasi apa yang diminta standar dan elemen penilaian/parameter
 Susun SPO sesuai yang diminta standar dan elemen penilaian
 Budayakan  TULIS YANG DIKERJAKAN & KERJAKAN YANG DITULIS
 BUKTIKAN!!
 Budayakan  PDCA (Plan, Do, Check, Action)
 Lakukan self assessment (internal audit) secara teratur dan
berkesinambungan
 Lakukan evaluasi & tindak lanjut setiap kegiatan
Tehnik Persiapan Dokumen Akreditasi RS

 Siapkan file / map untuk setiap standar dan elemen penilaian


pelayanan
 Susun dokumen sesuai dengan nomor standar dan elemen
penilaian
 Upayakan setiap dokumen tersusun sesuai dengan alur PDCA 
Contoh : Program mutu, bukti pelaksanaan program mutu, bukti
pelaksanaan evaluasi mutu, bukti telah ditindak lanjuti
 Selalu dokumentasi setiap kegiatan
 CATATAN : dalam melengkapi dokumen  dahulukan yang
paling mudah untuk dilengkapi / dilaksanakan
Self Assessment
 Mempelajari dengan teliti instrumen SA, cara
skoring dan cara penetapannya
 Identifikasi satu per satu apa yang diminta
oleh standar untuk dipenuhi
 Check apa yang sudah dipunyai RS
 Yang belum ada  dilengkapi, dilaksanakan
dan dievaluasi
Cara kerja surveior
 Keliling RS
 Melihat dokumen (Telusur & Telaah – Regulasi &
Dokumen)
 Wawancara dengan tenaga kesehatan, non
kesehatan, pasien dan pengunjung
 Observasi pelayanan / kegiatan
 Meminta melakukan simulasi
 Memberikan saran / rekomendasi
YANG HARUS SELALU DIINGAT
 Adanya kewajiban hukum RS  bukti legal/hukum  Dokumen

 Bukti legal/hukum  No Documentation, You Do Nothing !!!! (dalam


hal ini termasuk Dokumen Rekam Medis)

 Dokumen Akreditasi RS 
 Regulasi
 Rekam Medis
 Dokumen Bukti (asesmen, informasi, edukasi, informed consent,
rekonsiliasi obat, implementasi asuhan, transfer, rencana pulang,
resume pulang, daftar tilik (a.l save surgery, 5 benar pemberian obat),
dokumen kepegawaian,dll)
NASIONAL Undang-undang
Peraturan Pemerintah
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PMK, KMK
Pedoman

RUMAH SAKIT Kebijakan Pelayanan RS


Pedoman/Panduan Pelayanan
REGULASI SPO
RKA/RBA

UNIT KERJA Kebijakan Pelayanan Unit Kerja


Pedoman Pengorganisasian
REGULASI (KETENTUAN TERTULIS) Pedoman Pelayanan
SPO
Program
ISTILAH PENGERTIAN

Kebijakan Rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis


besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara
bertindak

Pedoman Kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah


bagaimana sesuatu harus dilakukan; hal pokok
yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dsb)
untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu

Panduan (buku) petunjuk

Standar Prosedur Operasional Suatu perangkat instruksi/langkah-langkah


yang dibakukan untuk menyelesaikan proses
kerja rutin tertentu
 Untuk mempermudah pola penyusunan
regulasi, dikelompokkan:
 Regulasi RS
 Regulasi Unit Kerja
 Regulasi Lintas Unit Kerja
DEPARTEMEN/UNIT/INSTALASI
Setiap departemen/unit kerja/instalasi agar
menyusun dokumen sbb:
1. Kebijakan Pelayanan
2. Pedoman Pengorganisasian
3. Pedoman Pelayanan
4. Panduan Pelayanan
5. Standar Prosedur Operasional (SPO)
6. Program kerja mutu/program PMKP
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
I. Pendahuluan
II. Gambaran umum RS
III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai & Tujuan RS
IV. Struktur Organisasi RS
V. Struktur Organisasi Unit Kerja
VI. Uraian Jabatan
VII. Tata Hubungan Kerja
VIII. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
IX. Kegiatan Orientasi
X. Pertemuan/Rapat
XI. Pelaporan
PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA
I. Pendahuluan III. Standar Fasilitas
1. Latar belakang 1. Denah ruangan
2. Tujuan pedoman 2. Standar fasilitas
3. Ruang lingkup pelayanan IV. Tatalaksana Pelayanan
4. Batasan operasional
V. Logistik
5. Landasan hukum
II. Standar Ketenagaan VI. Keselamatan Pasien
1. Kualifikasi SDM VII. Keselamatan Kerja
2. Distribusi ketenagaan VIII. Pengendalian Mutu
3. Pengaturan jaga IX. Penutup
Format Panduan
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
SAKIT EDISI 1 (SNARS ED. 1)
Pengelompokan SNARS edisi 1
1. Standar pelayanan berfokus pada pasien
2. Standar manajemen RS
3. Sasaran keselamatan pasien
4. Program nasional
5. Integrasi pendidikan kesehatan dalam
pelayanan
Standar pelayanan berfokus pasien
1. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3. Asesmen Pasien (AP)
4. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
6. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
7. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
Standar manajemen RS
1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP)
2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
3. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
5. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
6. Manajemen Informasi dan Rekam Medis
(MIRM)
Sasaran Keselamatan Pasien
 Sasaran 1: Mengidentifikasi pasien dengan benar
 Sasaran 2: Meningkatkan komunikasi yang efektif
 Sasaran 3: Meningkatkan keamanan obat-obatan yang
harus diwaspadai (High Alert Medications)
 Sasaran 4: Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
 Sasaran 5: mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
 Sasaran 6: mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
Program nasional
1. Program menurunkan angka kematian ibu dan
bayi
2. Program menurunkan angka kesakitan
HIV/AIDS
3. Program menurunkan angka kesakitan TB
4. Penyelenggaraan Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PPRA)
5. Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
Yang baru dalam SNARS edisi 1
 Standar Pengelolaan Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PPRA)
 Pelayanan Geriatri
 Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam
Pelayanan (untuk RS Pendidikan) (IPKP)
SNARS edisi 1
No BAB Jml Std Jml EP

1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) 10 36


2 Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK) 23 100
3 Hak Pasien dan Keluarga (HPK) 27 99
4 Asesmen Pasien (AP) 39 163
5 Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) 21 81
6 Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) 20 70
7 Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) 21 84
8 Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE) 13 49
9 Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) 19 80
10 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 29 107
11 Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) 28 129
12 Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) 24 104
13 Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS) 26 96
14 Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM) 21 75
15 Program Nasional 11 58
16 Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan RS (IPKP) 6 23
Total Jumlah Standar & Elemen Penilaian 338 1353
Surveior
 Surveior Manajemen : tenaga medis yang ahli RS
 Surveior Medis : dokter spesialis
 Surveior Keperawatan : Perawat
 Surveior lain : ahli rekam medis, apoteker dan lain sebagainya akan ditugaskan bila ada survei terfokus yang
memerlukan keahliannya

S. Manajemen S. Medis S. Keperawatan


Std EP Std EP Std EP
PKPO 21 80 ARK 23 100 HPK 27 100
PMKP 19 80 AP 39 163 MKE 13 49
TKRS 28 127 PAP 21 80 PPI 28 107
MFK 24 105 PAB 20 71 SKP 10 36
KKS 26 96 Prognas 12 58 MIRM 21 77

IPKP 6 23
Total 118 488 121 496 99 369

Total : 338 Standar – 1353 EP


SNARS edisi 1
 Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan (R)
atau (D) atau (O) atau (W) atau (S) atau
kombinasinya yang berarti sbb:
 (R) = Regulasi
 (D) = Dokumen
 (O) = Observasi
 (W) = Wawancara
 (S) = Simulasi/Peragaan
Yang harus diketahui
 R (Regulasi)
 Dokumen pengaturan yang disusun oleh rumah sakit
yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO),
pedoman, panduan, peraturan direktur rumah sakit,
keputusan direktur rumah sakit dan atau program
 D (Dokumen)
 Bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat
berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau
notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijasah dan
bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya
Yang harus diketahui
 O (Observasi)
 Bukti kegiatan yang didapatkan berdasarkan hasil penglihatan/observasi
yang dilakukan oleh surveior
 S (Simulasi)
 Peragaan kegiatan yang dilakukan oleh staf rumah sakit yang diminta
oleh surveior
 W (Wawancara)
 Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh surveior yang ditujukan
kepada pemilik/representasi pemilik, direktur rumah sakit, pimpinan
rumah sakit, profesional pemberi asuhan (PPA), staf klinis, staf non
klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dan lain-lain
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi