Vous êtes sur la page 1sur 21

ASMA

Pembimbing : dr. TAFSIL, Sp.P


Oleh : MAIYUSVELA EKA CRISNA
61112081
DEFINISI
Inflamasi
kronik

Peningkatan
ASMA hiperesponsif
jalan napas

Gejala
episodik
berulang
EPIDEMIOLOGI
Terdapat 300 juta penduduk dunia yang menderita asma.
Asma dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa.

Perbandingan laki-laki dan perempuan pada usia dini


adalah 2:1 dan pada usia remaja menjadi 1:1. Prevalensi
asma lebih besar pada wanita usia dewasa.
FAKTOR RESIKO
 Atopi

 Hiperreaktivitas bronkus

 Jenis Kelamin

 Obesitas
FAKTOR PENCETUS
 Faktor Lingkungan

 Alergen makanan

 Alergen obat-obat tertentu

 Bahan yang mengiritasi

 Ekspresi emosi berlebih


KLASIFIKASI
 Asma saat tanpa serangan
 Asma saat serangan
PATOFISIOLOGI
INDIVIDU/ PEJAMU LINGKUNGAN

GENETIK ASMA ASMA ALERGEN, ANTIGEN

Peningkatan Mediator inflamasi:


Sel inflamasi:
Aktivasi /degranulasi sel mast,
sel mast, eosinofil, limfosit T,
infiltrasi eosinofil, dan
sel dendritik, makrofag, neutrofil.
peningkatan limfosit T teraktivasi.

OBSTRUKSI SALURAN NAPAS Sel struktural di saluran napas:


Edema mukosa, penebalan otot polos epitel, otot polos, sel endotel,
saluran napas dan hipersekresi mukus fibroblast dan miofibroblast, saraf.
DIAGNOSIS
Keluhan/ Gejala Klinis:
1. Sesak napas
2. Mengi
3. Batuk
4. Rasa berat di dada
5. Gejala bersifat episodik/ berulang, terutama
malam /dini hari
6. Faktor pencetus bersifat individual
7. Sering reversibel dengan atau tanpa obat

Pemeriksaan fisis :
Dalam serangan atau eksaserbasi:
Wheezing, Takikardi
Saat Tidak eksaserbasi:
Pemeriksaan fisik normal
Diagnosis Asma:

Penegakkan diagnosis dan


pemantauan asma dgn
pemeriksaan faal paru
Mengukur:
1. obstruksi saluran napas
2. reversibilitas
3. variabilitas

Alat yang digunakan :


1. Spirometer
2. Peak Flow meter
PENATALAKSANAAN
TUJUAN

1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma

2. Mencegah eksaserbasi akut


3. Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal
mungkin
4. Mengupayakan aktivitas normal termasuk saat exercise
5. Menghindari efek samping obat
6. Mencegah kematian asma
OBAT PELEGA ASMA
(RELIEVER)
1. Agonis beta2 kerja singkat
2. Kortikosteroid sistemik
3. Antikolinergik
4. Aminofillin
5. Adrenalin
OBAT PELEGA ASMA

Short Acting β2 Agonis (SABA):

1 Salbutamol / Sediaan : Nebule 2.5 mg, MDI 100 Nama dagang: Lasal, Ventolin.
Albuterol μg /puff,
tablet 2mg dan 4mg, syrup
2mg/5ml

2 Fenoterol Nebule 10μg/ml, Berotec


MDI 100 μg/ml

3 Levalbuterol solution for nebulization 0.31mg Xavenec


dan 0,63mg dalam 3 mL ampul
MDI 1,25mg dan 2,50mg /puff

4 Terbutalin Respules Bricasma, Nairet


Injeksi
Tablet dan Syrup
OBAT PELEGA ASMA

Short Acting Anti Muscarinic Agent (SAMA):

1 Ipatroprium Sediaan: MDI 20 μg/puff Nama dagang: Atrovent


Bromide solution for nebule 0,025%
atau 5 μg/2ml
2 Oxitroprium
Bromide

Methyl Xanthine
1 Aminophylin tablet 200mg
injeksi 240mg/ampul

2 Teofilin tablet 400mg Euphyllin


retard mite tab Linidur
retard mite
OBAT PENGONTROL ASMA
(CONTROLLERS)

Obat pengontrol digunakan setiap hari dalam waktu lama


untuk menjaga kondisi asma agar terkontrol melalui efek
anti inflamasi yang dimiliki.

Terapi inhalasi lebih dipilih dalam terapi asma karena


langsung mencapai target organ dan mempunyai efek
sistemik minimal.
OBAT PENGONTROL ASMA

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan terapi pilihan


utama sebagai pengontrol asma

Kombinasi agonis β2 kerja lama inhalasi dan


glukokortikosteroid inhalasi
 efek saling menguatkan
digunakan ketika pemberian glukokortikosteroid
inhalasi standar tidak dapat mencapai kondisi kontrol
sebelum dosis glukokortikosteroid inhalasi ditingkatkan
OBAT PENGONTROL ASMA

Golongan Metilsantin
dapat digunakan sebagai terapi pengontrol karena:
Efek anti inflamasi (+)
efektif mengontrol gejala dan memperbaiki fungsi paru
efek kuat pada kontraktilitas diafragma, mampu menurunkan
kelelahan serta memperbaiki kontraktilitas
OBAT PENGONTROL ASMA

Terapi Pengontrol lainnya:


Leukotriene modifiers

Kromolin (terapi alternatif pengontrol asma persisten/terapi


pencegahan exercise induce asthma)
KOMPLIKASI
 Status asmatikus
 Atelektasis
 Hipoksemia
 Pneumothoraks
 Emfisema
PROGNOSIS
Jika serangan asma diketahui dan dimulai sejak
kanak-kanak dan mendapat pengawasan yang
cukup kira-kira setelah 20 tahun, hanya 1% yang
tidak sembuh dan di dalam pengawasan tersebut
kalau sering mengalami serangan common cold
29% akan mengalami serangan ulang.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi