Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MENIMBULKAN HAMBATAN
DALAM UTILISASI GLUKOSA
PENURUNAN
BERAT BADAN
HIPERGLIKEMIA
PEMECAHAN PROTEIN
HIPOSEKRESI INSULIN
DISEBABKAN OLEH
RUSAKNYA SEL
HIPOSEKRESI DAN RESISTENSI BETAPANKREAS
TERJADI PENGURAIAN
INSULIN MENYEBABKAN GLUKOSA
GLIKOGEN DALAM OTOT
TIDAK MASUK KE DALAM SEL
RESISTENSI INSULIN
TIDAK DIHASILKAN
ENERGI
Organ yang berperan :
PANKREAS
▪ Bagian KEL.ENDOKRIN yaitu bagian Pulau – pulau Langerhans dari pancreas, terdiri
sel :
MASSA OTOT
Tubuh menggunakan
MENURUN DAN glikogen dan protein
AKIBATNYA
BERAT BADAN PUN sebagai bahan bakar
MENURUN
Organ yang berperan :
GLANDULA THYROIDEA
• Hormon yang dihasilkan yaitu triidotironin (T3), tiroksin (T4) dan kalsitonin
• Melekat pada LARYNX ikut gerakan naik turun LARYNX
Faktor resiko :
- Jenis kelamin
- Faktor genetik atau riwayat sebelumnya
- Merokok
- Zat kontras yang mengandung iodium
- Stres
- Kelebihan yodium
- Faktor hormon
Penurunan Berat Badan akibat
Malabsorpsi
Pencampuran
mekanik
Produksi enzim
Motilitas
saluran cerna
Ekologi
Mikroba
Penurunan Berat Badan akibat Kelainan
Psikiatrik
Depresi
Gangguan
kecemasan
Penurunan Berat Badan akibat
Malignansi
Perubahan perspektif
terhadap rasa dan Suplai energy
bau makanan
PENURUNAN BERAT
BADAN
Proteolisis otot
Keganasan rangka dan konsumsi
lemak tubuh
Kebutuhan
energy
Glukoneogenesis dan
sintesis protein
B. Patomekanisme keluhan selalu mengantuk
KARENA
MENURUNYA HIPERGLIKEMIA
PADA OTAK PRNURUNAN
SUPLAI O2 INSULIN
VISKOSITAS
DARAH
TIMBUL RASA MENINGKAT
KANTUK
SUPLAI O2 KE VOLUME
OTAK KURANG PLASMA
MENURUN
KURANGNYA
TRANSPOR
DARAH KE OTAK VOLUME DARAH
YG DIPOMPA OLEH
JANTUNG
MENURUN
C. Patomekanisme lemas dan lelah :
PENUMPUKAN
ASAM LAKTAT
AKIBAT PENGURAIAN
PROTEIN GLIKOGEN DAN DAPAT PULA
OSMOSIS AKIBAT DISEBABKAN OLEH
HIPERGLIKEMIA KETOSIS
INSULIN TIROID
KORTISOL
Penyakit yang menyebabkan penurunan berat
badan
Diabetes Mellitus Tipe II
Definisi Etiologi Epidemiologi Diagnosis
Diabetes Mellitus •Lingkungan kejadian diabetes •glukosa darah
(DM) Tipe II • genetik melitus tipe 2 sewaktu >200 mg/dl
•glukosa darah puasa
merupakan adalah 95% dari
>126 mg/dl
penyakit populasi dunia •glukosa darah
hiperglikemi yang menderita sewaktu ≥200 mg/dl
akibat insensivitas diabetes melitus. dengan keluhan
sel terhadap klasik,
insulin.
Referensi : Soelistijo A. Soebagijo, dkk. 2015. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Type 2 di Indonesia.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Hal 48-51
HIPERTIROIDISME
DEFINISI ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI DIAGNOSIS
Hipertiroid merupakan Lebih dari 90% hipertiroid Penyebab umum -pemeriksaan kadar TSH
suatu keadaan dimana adalah akibat penyakit Graves hypertiroidisme adalah -pemeriksaan kadar
tubuh kelebihan hormon dan nodul tiroid toksik. penyakit grave, diikuti FT4/FT3. (hiperitiroid bila
tiroid yang ditandai dengan dengan goither kemudian kadar TSH < 0,01 mg/dL.)
adanya sintesis hormon penyebab hipertiroid - Pemeriksaaan anti-TPO
yang tinggi di dalam tubuh. yang jarang terjadi - Pemeriksaan anti-TG
termasuk adenoma toroid - Pemeriksaan anti-TSH
atau tiroiditis. receptor
Perempuan>laki-laki.
Thyrotoxikosis
Definisi Etiologi Epidemiologi Diagnosis
Adalah suatu sindroma klinik 1. Penyakit Graves’ Lebih dari Penyakit graves merupakan Diagnosis tirotoksikosis,
yang terjadi akibat 90% bentuk paling sering dari umumnya dapat ditegakkan
meningkatnya kadar hormon 2. Adenoma Toksik ( Penyakit hyperthyroidism yang berdasarkan gejala klinik,
tiroid (T3) yang beredar dalam Plummer ). menyebabkan 60-80% kasus pemeriksaan untuk menilai
tubuh. 3. Struma Multinoduler dari tirokoksikosis, kejadian derajat tirotoksikosis maupun
4. Tiroiditis sub akut tertinggi terjadi pada umur untuk pemantauan, maka
5. Torotoksikosis faksisia 20-40 tahun pemeriksaan laoboratorium
6. struma ovarium, yang terbaik adalah kombinasi
molahidatidosa, karsinoma antara FT4 (kadar tiroksin
tiroid bebas) dengan TSH (thyroid
stimulating hormone). Kadar
FT4 yang tinggi (normal 2,2 –
5,3 ng/dl) dan kadar TSH yang
rendah (normal 0,5 – 5,0)
menunjukkan adanya
tirotoksikosis (hipertiroid).
Patofisiologi Thyrotoxikosis
2. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis?
A. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
2. Onset
3. Pola makan, status nutrisi, status aktifitas fisik dan riwayat
perubhan berat badan
4. Riwayat tumbuh kembang
5. Perkembangan keluhan
6. Keluhan yang menyertai penurunan berat badan
7. Riwayat penyakit terdahulu
8. Riwayat komplikasi akut
9. Riwayat infeksi sebelumnya
10. Riwayat alergi
11. Riwayat pengobatan
12. Pengobatan yang sedang dijalani
13. Faktor resiko
14. Riwayat penyakit keluarga
15. Riwayat sosial
Referensi: Aman, Makbul dan Sanusi, Himawan. 2017. Buku Panduan Kerja Keterampilan Anamnesis
Kasus Endokrin Dan Metabolik Dm Tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
B. PEMERIKSAAN FISIK
C. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
1. Tinggi Badan
2. Berat Badan
3. IMT
4. Lingkar Perut
Referensi: Aman, Makbul dan Sanusi, Himawan. 2017. Buku Panduan Kerja Keterampilan Anamnesis
Kasus Endokrin Dan Metabolik Dm Tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. TES SARING
a. GDP
b. GDS
c. Tes Carik Celup
2. TES DIAGNOSTIK
a. GDP
b. GDS
c. GD2PP
d. TTGO
Referensi: PERKENI (2015) Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2015, Perkeni. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Referensi: PERKENI (2015) Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
2015, Perkeni. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
3. Sebutkan manisfestasi klinis dari semua
penyakit
A. DIABETES MELITUS TIPE 2
Gejala :
Akut (Poliphagia, polidipsia, Poliuria, nafsu makan bertambah namun
berat badan turun dengan cepat, mudah lelah).
Hipersensitivitas palpitasi
Iritabilitas disforia
tidak tahan terhadap udara panas berkeringat berlebihan
Lelah diare
Polyuria oligomenorea
penurunan berat badan (nafsu makan meningkat) dan penurunan libido.
C. TIROTOKSIKOSIS
1. berat badan menurun walaupun nafsu makan baik,
2. berdebar-debar
3. kecemasan dan gelisah,
4. cepat lelah,
5. banyak berkeringat,
6. tidak tahan panas,
7. sesak bila bergiat,
8. tremor dan kelemahan otot.
9. Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan adanya pembesaran kelenjar
tiroid.
4. PENATALAKSANAAN PENYAKIT
A. DIABETES MELITUS TIPE 2
Kronik:
Mikrovaskuler: Retinopati, Nefropati, Neuropati
Makrovaskuler: PJK, Stroke, hipertensi
B. HIPERTIODISME
1. Gangguan jantung
2. Oftalmopati Graves
3. Dermopati Graves
C. TIROTOKSIKOSIS
1. Penyakit jantung tiroid (PJT)
2. Krisis Tiroid (Thyroid Storm)
3. Periodic paralysis thyrotocsicosis ( PPT).
KOMPLIKASI SECARA UMUM
Kanker
• Endokrin dan metabolik
• Hipertiroidisme
• Diabetes mellitus
• Feokromositomia
• Insufisiensi Adrenal
Gangguan gastrointestinal
• Malabsorpsi
• Obstruksi
• Anemia persinisiosa
Penyakit Jantung
• Iskemia Kronik
• Gagal jantung kongestif kronik
Obat
• Antibiotik
• Obat anti inflamasi nonsteroid
• Metformin
Gangguan neuromuscular
• Demensia
Gangguan fungsional
• Neurologi
• Strok
• Penyakit Parkinson
Sosial
• Isolasi
• Kesulitan ekonomi
6. Pemeriksaan apa yang digunakan untuk
memfollow up pasien berdasarkan skenario?
Follow up pasien DM :
Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah, Pemeriksaan HbA1C, Pemantauan
Glukosa Darah Mandiri (PGDM), Glycated Albumin (GA)
7. PENCEGAHAN SECARA UMUM
Pencegahan Diabetes militus :
• Olahraga
• Konsumsi anti oksidan