Vous êtes sur la page 1sur 43

KELOMPOK 9

“BERAT BADAN MENURUN”


MODUL 1
• Andi Muh. Riflan Astar 11020160089
• Rahmawaty Kurnia Putri 11020160111
• Andi Sesarina Tenri Ola Sapada 11020160131
• Ummu Mir’atul Qinayah 11020160137
• Ratri Ayu Imran 11020160144
• Zulfi Indriani 11020160151
• Miftahuljannah Ali 11020160154
• Nur Akhsan Diana A.R 11020160160
• A Yusna Khaerunnisa Patjinongi 11020160164
• Rosdiana Baharsa 11120160170
SKENARIO
Seorang laki-laki umur 25 tahun, datang ke praktek
dokter karena berat badan menurun yang dialami sejak 1
bulan terakhir. Nafsu makan baik dan yang bersangkutan
tidak sedang melakukan program diet. Penderita juga
mengeluh akhir akhir ini selalu merasa lemas, lelah dan
selalu mengantuk.
KATA KUNCI
• Laki-laki umur 25 tahun
• Keluhan berat badan menurun yang dialami sejak 1 bulan terakhir
• Nafsu makan baik
• Tidak sedang melakukan program diet
• Selalu merasa lemas, lelah dan selalu mengantuk.
PERTANYAAN
1. Jelaskan mekanisme yang melibatkan organ, hormon dan penyakit yang dapat menjadi
faktor terjadinya penurunan berat badan. Penyakit apa saja yang menyebabkan penurunan
berat badan
2. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis?
3. Sebutkan manisfestasi klinis dari semua penyakit
4. Bagaimana penatalaksanaan penyakit
A. Farmakologi
B. Non- farmakologi
5. Komplikasi apa saja yang mungkin terjadi
A. Skenario
B. Penyakit yang menyebabkan penurunan berat badan
6. Pemeriksaan apa yang digunakan untuk memfollow up pasien?
7. Bagaimana pencegahan yang dilakukan?
1. Jelaskan mekanisme yang melibatkan organ, hormon
dan penyakit yang dapat menjadi faktor terjadinya
penurunan berat badan. Penyakit apa saja yang
menyebabkan penurunan berat badan
A. Patomekanisme keluhan penurunan berat badan
DM tipe 2

HORMON INSULIN BERPERAN DALAM GANGGUAN SEKRESI HIPOSEKRESI DAN


METABOLISME GLUKOSA DALAM SEL DAN KERJA INSULIN RESISTENSI INSULIN

MENIMBULKAN HAMBATAN
DALAM UTILISASI GLUKOSA
PENURUNAN
BERAT BADAN
HIPERGLIKEMIA

PEMECAHAN PROTEIN
HIPOSEKRESI INSULIN
DISEBABKAN OLEH
RUSAKNYA SEL
HIPOSEKRESI DAN RESISTENSI BETAPANKREAS
TERJADI PENGURAIAN
INSULIN MENYEBABKAN GLUKOSA
GLIKOGEN DALAM OTOT
TIDAK MASUK KE DALAM SEL

RESISTENSI INSULIN
TIDAK DIHASILKAN
ENERGI
Organ yang berperan :
PANKREAS

▪ Gabungan KEL. EKSOKRIN dan KEL.ENDOKRIN

▪ Bagian KEL. EKSOKRIN yang mempunyai Ductus Pancreaticus

▪ Bagian KEL.ENDOKRIN yaitu bagian Pulau – pulau Langerhans dari pancreas, terdiri
sel :

- sel alpa : Hormon GLUCAGON

- sel beta : Hormon INSULIN

- sel delta : Hormon somastostatin


Faktor resiko :
Diabetes Melitus dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu faktor risiko:
• Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (ras dan etnik, umur, jenis
kelamin, riwayat keluarga dengan DM, dan riwayat lahir dengan BBLR
atau kurang dari 2500 gram).
• Faktor risiko yang dapat dimodifikasi (Berat Badan berlebih, Obesitas
abdominal/sentral, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia,
diet tidak sehat/tidak seimbang, dan merokok).
HIPERTIROIDISME

HORMON TIROID KELEBIHAN Menyebabkan


terjadi dalam
BERPERAN DALAM HORMON peningkatan
tubuh
METABOLISME TIROID kecepatan
metabolisme

Glukosa tidak mampu


mencukupi kebutuhan
metabolisme tubuh

MASSA OTOT
Tubuh menggunakan
MENURUN DAN glikogen dan protein
AKIBATNYA
BERAT BADAN PUN sebagai bahan bakar
MENURUN
Organ yang berperan :
GLANDULA THYROIDEA

• Hormon yang dihasilkan yaitu triidotironin (T3), tiroksin (T4) dan kalsitonin
• Melekat pada LARYNX ikut gerakan naik turun LARYNX
Faktor resiko :

- Jenis kelamin
- Faktor genetik atau riwayat sebelumnya
- Merokok
- Zat kontras yang mengandung iodium
- Stres
- Kelebihan yodium
- Faktor hormon
Penurunan Berat Badan akibat
Malabsorpsi
Pencampuran
mekanik

Produksi enzim

Fungsi mukosa Mengala


PENURUNAN BERAT
mi Penyerapan nutrisi Tubuh kekurangan
BADAN
Kelainan terganggu nutrisi
Pasokan darah

Motilitas
saluran cerna

Ekologi
Mikroba
Penurunan Berat Badan akibat Kelainan
Psikiatrik
Depresi

Kelainan pola pikir


Penyalahgunaan PENURUNAN BERAT
terhadap berat badan, Gangguan Makan Asupan nutrisi 
zat adiktif BADAN
bentuk tubuh dan diet

Gangguan
kecemasan
Penurunan Berat Badan akibat
Malignansi
Perubahan perspektif
terhadap rasa dan Suplai energy 
bau makanan

PENURUNAN BERAT
BADAN
Proteolisis otot
Keganasan rangka dan konsumsi
lemak tubuh
Kebutuhan
energy 
Glukoneogenesis dan
sintesis protein
B. Patomekanisme keluhan selalu mengantuk
KARENA
MENURUNYA HIPERGLIKEMIA
PADA OTAK PRNURUNAN
SUPLAI O2 INSULIN

VISKOSITAS
DARAH
TIMBUL RASA MENINGKAT
KANTUK

SUPLAI O2 KE VOLUME
OTAK KURANG PLASMA
MENURUN
KURANGNYA
TRANSPOR
DARAH KE OTAK VOLUME DARAH
YG DIPOMPA OLEH
JANTUNG
MENURUN
C. Patomekanisme lemas dan lelah :

PENURUNAN UTILISASI ENERGI YANG


METABOLISME
GLUKOSA OLEH DIHASILKAN LEBIH
ANAEROB
JARINGAN SEDIKIT

PENUMPUKAN
ASAM LAKTAT

AKIBAT PENGURAIAN
PROTEIN GLIKOGEN DAN DAPAT PULA
OSMOSIS AKIBAT DISEBABKAN OLEH
HIPERGLIKEMIA KETOSIS

TERJADI LEMAS MASSA OTOT


MENYEBABKAN
DAN LELAH ASIDOSIS METABOLIK
Hormon yang berperan dalam penurunan
berat badan

INSULIN TIROID

KORTISOL
Penyakit yang menyebabkan penurunan berat
badan
Diabetes Mellitus Tipe II
Definisi Etiologi Epidemiologi Diagnosis
Diabetes Mellitus •Lingkungan kejadian diabetes •glukosa darah
(DM) Tipe II • genetik melitus tipe 2 sewaktu >200 mg/dl
•glukosa darah puasa
merupakan adalah 95% dari
>126 mg/dl
penyakit populasi dunia •glukosa darah
hiperglikemi yang menderita sewaktu ≥200 mg/dl
akibat insensivitas diabetes melitus. dengan keluhan
sel terhadap klasik,
insulin.

Referensi : Soelistijo A. Soebagijo, dkk. 2015. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Type 2 di Indonesia.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Hal 48-51
HIPERTIROIDISME
DEFINISI ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI DIAGNOSIS

Hipertiroid merupakan Lebih dari 90% hipertiroid Penyebab umum -pemeriksaan kadar TSH
suatu keadaan dimana adalah akibat penyakit Graves hypertiroidisme adalah -pemeriksaan kadar
tubuh kelebihan hormon dan nodul tiroid toksik. penyakit grave, diikuti FT4/FT3. (hiperitiroid bila
tiroid yang ditandai dengan dengan goither kemudian kadar TSH < 0,01 mg/dL.)
adanya sintesis hormon penyebab hipertiroid - Pemeriksaaan anti-TPO
yang tinggi di dalam tubuh. yang jarang terjadi - Pemeriksaan anti-TG
termasuk adenoma toroid - Pemeriksaan anti-TSH
atau tiroiditis. receptor
Perempuan>laki-laki.
Thyrotoxikosis
Definisi Etiologi Epidemiologi Diagnosis
Adalah suatu sindroma klinik 1. Penyakit Graves’ Lebih dari Penyakit graves merupakan Diagnosis tirotoksikosis,
yang terjadi akibat 90% bentuk paling sering dari umumnya dapat ditegakkan
meningkatnya kadar hormon 2. Adenoma Toksik ( Penyakit hyperthyroidism yang berdasarkan gejala klinik,
tiroid (T3) yang beredar dalam Plummer ). menyebabkan 60-80% kasus pemeriksaan untuk menilai
tubuh. 3. Struma Multinoduler dari tirokoksikosis, kejadian derajat tirotoksikosis maupun
4. Tiroiditis sub akut tertinggi terjadi pada umur untuk pemantauan, maka
5. Torotoksikosis faksisia 20-40 tahun pemeriksaan laoboratorium
6. struma ovarium, yang terbaik adalah kombinasi
molahidatidosa, karsinoma antara FT4 (kadar tiroksin
tiroid bebas) dengan TSH (thyroid
stimulating hormone). Kadar
FT4 yang tinggi (normal 2,2 –
5,3 ng/dl) dan kadar TSH yang
rendah (normal 0,5 – 5,0)
menunjukkan adanya
tirotoksikosis (hipertiroid).
Patofisiologi Thyrotoxikosis
2. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis?
A. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
2. Onset
3. Pola makan, status nutrisi, status aktifitas fisik dan riwayat
perubhan berat badan
4. Riwayat tumbuh kembang
5. Perkembangan keluhan
6. Keluhan yang menyertai penurunan berat badan
7. Riwayat penyakit terdahulu
8. Riwayat komplikasi akut
9. Riwayat infeksi sebelumnya
10. Riwayat alergi
11. Riwayat pengobatan
12. Pengobatan yang sedang dijalani
13. Faktor resiko
14. Riwayat penyakit keluarga
15. Riwayat sosial

Referensi: Aman, Makbul dan Sanusi, Himawan. 2017. Buku Panduan Kerja Keterampilan Anamnesis
Kasus Endokrin Dan Metabolik Dm Tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
B. PEMERIKSAAN FISIK

INSPEKSI PALPASI AUSKULTASI

C. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
1. Tinggi Badan
2. Berat Badan
3. IMT
4. Lingkar Perut

Referensi: Aman, Makbul dan Sanusi, Himawan. 2017. Buku Panduan Kerja Keterampilan Anamnesis
Kasus Endokrin Dan Metabolik Dm Tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. TES SARING
a. GDP
b. GDS
c. Tes Carik Celup

2. TES DIAGNOSTIK
a. GDP
b. GDS
c. GD2PP
d. TTGO

Referensi: PERKENI (2015) Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2015, Perkeni. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Referensi: PERKENI (2015) Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
2015, Perkeni. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
3. Sebutkan manisfestasi klinis dari semua
penyakit
A. DIABETES MELITUS TIPE 2
Gejala :
Akut (Poliphagia, polidipsia, Poliuria, nafsu makan bertambah namun
berat badan turun dengan cepat, mudah lelah).

Kronik (Kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk


jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk,
pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas,
kemampuan seksual menurun, pria bisa impoten, ibu hamil sering
terjadi keguguran)
B. HIPERTIROIDISME
Manifestasi tirotoksikosis antara lain berupa :

Hipersensitivitas palpitasi
Iritabilitas disforia
tidak tahan terhadap udara panas berkeringat berlebihan
Lelah diare
Polyuria oligomenorea
penurunan berat badan (nafsu makan meningkat) dan penurunan libido.
C. TIROTOKSIKOSIS
1. berat badan menurun walaupun nafsu makan baik,
2. berdebar-debar
3. kecemasan dan gelisah,
4. cepat lelah,
5. banyak berkeringat,
6. tidak tahan panas,
7. sesak bila bergiat,
8. tremor dan kelemahan otot.
9. Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan adanya pembesaran kelenjar
tiroid.
4. PENATALAKSANAAN PENYAKIT
A. DIABETES MELITUS TIPE 2

Penatalaksanaan Non-Farmakologi : Edukasi, Pengaturan diet, Exercise,

Farmakologi ( Obat hipoglikemik oral (Sulfonilurea, Biguanida,


Meglitinida, Tiazolidindion (TZD), Inhibitor α-Glukosidase) dan insulin)
B. HIPERTIROIDISME
PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan hipertiroidisme
Terapi Operatif
• Operasi pengangkatan kelenjar tiroid (tiroidektomi).
Terapi farmakologi
Obat Anti-thyroid
a. Thioureas (Thionamides): propylthiourasil (PTU), carbimazole,
tiamazole, methimazole (Obat pilihan pertama untuk hipertiroid)
b. Inhibitor Anion: Iodium Iodida
C. TIROTOKSIKOSIS
• Non farmakologi
1. Diet yang diberikan harus tinggi kalori, yaitu memberikan kalori 2600-3000
kalori per hari baik dari makanan maupun dari suplemen.
2. Konsumsi protein harus tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kg berat badan) per
hari untuk mengatasi proses pemecahan protein jaringan seperti susu dan
telur.
3. Olah raga secara teratur.
4. Mengurangi rokok, alkohol dan kafein yang dapat meningkatkan kadar
metabolisme.
5. Operasi biasanya dilakukan subtotal tiroidektomi dan merupakan pilihan
untuk penderita dengan pembesaran kelenjar gondok yang sangat besar atau
multinoduler
• Farmakologi
Pilihan obat lainnya:
a. Beta blocker
b. Obat anti tiroid(OAT)
c. Barbiturate
5. Komplikasi apa saja yang mungkin terjadi

A. DIABAETES MELITUS TIPE 2


Akut:
Hipoglikemi, KAD, Koma Hiperosmoler Non-Ketotik

Kronik:
Mikrovaskuler: Retinopati, Nefropati, Neuropati
Makrovaskuler: PJK, Stroke, hipertensi
B. HIPERTIODISME
1. Gangguan jantung
2. Oftalmopati Graves
3. Dermopati Graves

C. TIROTOKSIKOSIS
1. Penyakit jantung tiroid (PJT)
2. Krisis Tiroid (Thyroid Storm)
3. Periodic paralysis thyrotocsicosis ( PPT).
KOMPLIKASI SECARA UMUM
Kanker
• Endokrin dan metabolik
• Hipertiroidisme
• Diabetes mellitus
• Feokromositomia
• Insufisiensi Adrenal
Gangguan gastrointestinal
• Malabsorpsi
• Obstruksi
• Anemia persinisiosa

Penyakit Jantung
• Iskemia Kronik
• Gagal jantung kongestif kronik
Obat
• Antibiotik
• Obat anti inflamasi nonsteroid
• Metformin

Gangguan mulut dan gigi


• Faktor terkait-usia
• Perubahan fisiologik

Gangguan neuromuscular
• Demensia
Gangguan fungsional
• Neurologi
• Strok
• Penyakit Parkinson

Sosial
• Isolasi
• Kesulitan ekonomi
6. Pemeriksaan apa yang digunakan untuk
memfollow up pasien berdasarkan skenario?
Follow up pasien DM :
Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah, Pemeriksaan HbA1C, Pemantauan
Glukosa Darah Mandiri (PGDM), Glycated Albumin (GA)
7. PENCEGAHAN SECARA UMUM
Pencegahan Diabetes militus :
• Olahraga
• Konsumsi anti oksidan

Pencegahan Hipertiroidisme dan Tirotoksikosis


• Edukasi
• komsumsi makanan yang merupakan sumber yodium
• Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak
• Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi.
• Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah endemik
berat dan endemik sedang
• Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali

Vous aimerez peut-être aussi