Vous êtes sur la page 1sur 30

ASPEK LEGAL

KEPERAWATAN
Tata Hukum di Indonesia
 UUD ,45 : Indonesia adalah negara yang
berdasarkan Hukum (Rechstaat) dan tidak
berdasarkan pada kekuasaan belaka (Machstaat)

 Sumber Hukum : UUD 45, Tap MPR, UU/Peraturan


pengganti UU, PP, Kepres, Permenkes/kepmenkes,
peraturan lainnya
Fungsi Hukum dlm Praktik Perawat
 Memberikan kerangka untuk menentukan
tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum

 Membedakan tanggung jawab perawat


dengan profesi lain

 Membantu menentukan batas-batas


kewenangan tindakan keperawatan mandiri

 Membantu mempertahankan standard praktik


keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas dibawah
hukum.
Tanggung Jawab Hukum
dalam Praktik
 Melaksanakan keperawatan mandiri
atau yang didelegasi
Tata Hukum Kes di Indonesia

UU No.23/1992
UUD 45 UU No.29/2004
Ttg Kesehatan
Ttg. Praktik Dokter

UU no 36 th PRAKTIK
2014 TENAGA KEPERAWATAN Permenkes 1419/2005
KESEHATAN
Penyelenggaraan
Praktik dokter & dokter
gigi

UU no 38 th 2014 Permenkes
KEPERAWATAN 1239/2002 ttg
Registrasi Praktik
Keperawatan
Pasal 32 ayat 4:
Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu.”

Pasal 53, ayat 1:


Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan
UU No.23/1992 hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
Ttg Kesehatan profesinya.

Pasal 53, ayat 2:


Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan
menghormati hak pasien
SIP

PERMENKES
1239/2001 TTG
REGISTRASI DAN
PRAKTIK KES SIK

SIPP
PASAL KRUSIAL DALAM KEPMENKES
1239/2001 TTG PRAKTIK KEPERAWATAN

 Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian,


penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan,
melaksanakan tindakan dan evaluasi.
 Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas
permintaan tertulis dokter
 Dalam melaksanakan kewenangan perawat
berkewajiban :
 Menghormati hak pasien
 Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
 Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
 Memberikan informasi
 Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
 Melakukan catatan perawatan dengan baik
 Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa
seseorang , perawat berwenang melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang
ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
 Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan
asuhan dalam bentuk kunjungan rumah
LARANGAN
 Perawat dilarang menjalankan praktik selain
yang tercantum dalam izin dan melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan standar
profesi

 Bagi perawat yang memberikan pertolongan


dalam keadaan darurat atau menjalankan tugas
didaerah terpencil yang tidak ada tenaga
kesehatan lain, dikecualikan dari larangan ini
 Kepala dinas atau organisasi profesi dapat
memberikan peringatan lisan atau tertulis
kepada perawat yang melakukan
pelanggaran
 Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3
kali, apabila tidak diindahkan SIK dan SIPP
dapat dicabut.
 Sebelum SIK atau SIPP di cabut kepala dinas
kesehatan terlebih dahulu mendengar
pertimbangan.
SANKSI
 Pelanggaran ringan , pencabutan izin
selama-lamanya 3 bulan
 Pelanggaran sedang , pencabutan izin
selama-lamanya 6 bulan
 Pelanggaran berat, pencabutan izin selama-
lamanya 1 tahun
 Penetapan pelanggaran didasarkan pada
motif pelanggaran serta situasi setempat
IMPLIKASI DALAM TATATAN
PRAKTEK
SEBAGAI TENAGA PERAWAT RS / PUSKESMAS
ATAU TENAGA KESEHATAN DI LEMBAGA
PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA

“ PERAWAT BEKERJA DAN MELAKUKAN


KEWAJIBAN SESUAI DENGAN PERINTAH
JABATAN TIDAK BISA DIMINTAI
PERTANGGUNGJAWABAN ATAS KERUGIAN
ATAU KESALAHAN YG DILAKUKAN “ KUHAP
PASAL 51”
HOME CARE
SK DIRJEN DIRJEN YAN MED
NO HK. 00.06.5.1.311

Ada 23 tindakan keperawatan mandiri yang bisa


dilakukan oleh perawat home care a/l
1. vital sign
2. memasang nasogastric tube
3. memasang cateter
4. penggantian tube pernafasan
5. merawat luka decukbitus
6. suction
7. memasang peralatan O2
8. penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
9. Pemasangan infus maupun obat
10. Pengambilan preparat
11. Pemberian huknah/laksatif
12. Kebersihan diri
13. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
14. Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan
diagnostik
15. Penkes
16. Konseling kasus terminal
17. konsultasi/telepon
18. Fasilitasi ke dokter rujukan
Praktek mandiri perawat
JUKLAK KEPMENKES 1239
1. SIP dan SIPP harus ada
2. Ruangan praktek sesuai ketentuan
3. Tersedia alat perawatan, alat rumah tangga
dan alat emergency sesuai ketentuan
4. Kewenangan : pemenuhan kebutuhan
O2, Nutrisi, Integritas jaringan, cairan dan
elektrolit, Eliminasi, Kebersihan diri, Istirahat
tidur, Obat-obatan, Sirkulasi, Keamanan dan
keselematan, Manajemen nyeri, Kebutuhan
aktivitas, psikososial, interaksi sosial,
menjelang ajal, seksual, lingkungnan sehat,
Perawatan bumil,melahirkan, bayi baru lahir,
post partum )
TUJUAN KEPERAWATAN MENURUT UU NO
38 Tahun 2014
 Menyelenggarakan pembangunan kesehatan melalui
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan keperawatan;
 Peningkatan pelayanan keperawatan secara
bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan
terjangkau oleh perawat yang memiliki kompetensi,
kewenangan, etik, dan moral tinggi;
 Perlu pengaturan keperawatan secara komprehensif
guna memberikan pelindungan dan kepastian hukum
kepada perawat dan masyarakat.
ASAS PRAKTIK KEPERAWATAN
 perikemanusiaan;
 nilai ilmiah;
 etika dan profesionalitas;
 manfaat;
 keadilan;
 pelindungan; dan
 kesehatan dan
keselamatan Klien.
JENIS PERAWAT
PERAWAT PROFESI
• Ners; dan
• Ners spesialis.
PERAWAT VOKASI
• D 3 KEPERAWATAN
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN

Pendidikan • Program diploma keperawatan


vokasi
Pendidikan • Program sarjana keperawatan
• Program magister keperawatan
akademik • Program doktor keperawatan

Pendidikan • Program profesi keperawatan


• Program spesialis keperawatan
profesi
REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN
REGISTRASI ULANG
SIP DIKELUARKAN
STR DIKELUARKAN OLEH PEMDA KAB/KOTA
LULUSAN PENDIDIKAN KONSIL KEPERAWATAN DG REKOMENDASI
TINGGI KEPERAWATAN SESUAI DG DINKES KAB/KOTA DAN
PERSYARATAN SESUAI DG
PERSYARATAN

REGISTRASI ULANG
SECARA BERKALA PRAKTIK
SESUAI DG KETENTUAN
PRAKTIK KEPERAWATAN
Praktik Keperawatan:
a. Praktik Keperawatan mandiri; dan
b. Praktik Keperawatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Tugas/Wewenang Perawat:
a. pemberi Asuhan Keperawatan;
b. penyuluh dan konselor bagi Klien;
c. pengelola Pelayanan Keperawatan;
d. peneliti Keperawatan;
e. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang;
dan/atau
f. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT

a.Hak dan kewajiban perawat; dan


b.Hak dan kewajiban klien.
ORGANISASI PROFESI PERAWAT
• OP Perawat dibentuk sebagai satu wadah yang menghimpun
Perawat secara nasional dan berbadan hukum.
• Tujuan:
a. meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, martabat, dan etika profesi Perawat; dan
b. mempersatukan dan memberdayakan Perawat dalam rangka
menunjang pembangunan kesehatan.
• Fungsi  pemersatu, pembina, pengembang, dan pengawas
Keperawatan di Indonesia
• OP Perawat berlokasi di ibukota negara Republik Indonesia
dan dapat membentuk perwakilan di daerah
KOLEGIUM KEPERAWATAN

• merupakan badan otonom di dalam Organisasi Profesi


Perawat
• bertanggung jawab kepada Organisasi Profesi Perawat
• berfungsi mengembangkan cabang disiplin ilmu
Keperawatan dan standar pendidikan tinggi bagi Perawat
profesi.
KONSIL KEPERAWATAN
• merupakan bagian dari Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.
• berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia
• fungsi  pengaturan, penetapan, dan pembinaan Perawat dalam menjalankan
Praktik Keperawatan.
• Tugas:
a. melakukan Registrasi Perawat;
b. melakukan pembinaan Perawat dalam menjalankan Praktik Keperawatan;
c. menyusun standar pendidikan tinggi Keperawatan;
d. menyusun standar praktik dan standar kompetensi Perawat; dan
e. menegakkan disiplin Praktik Keperawatan
• Wewenang Konsil Keperawatan:
a. menyetujui atau menolak permohonan Registrasi Perawat, termasuk Perawat
Warga Negara Asing;
b. menerbitkan atau mencabut STR;
c. menyelidiki dan menangani masalah yang berkaitan dengan pelanggaran
disiplin profesi Perawat;
d. menetapkan dan memberikan sanksi disiplin profesi Perawat; dan
e. memberikan pertimbangan pendirian atau penutupan Institusi Pendidikan
Keperawatan
• Pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan Konsil Keperawatan
dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja negara dan
sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
• Keanggotaan Konsil Keperawatan terdiri atas unsur:
 Pemerintah,
 Organisasi Profesi Keperawatan,
 Kolegium Keperawatan,
 asosiasi Institusi Pendidikan Keperawatan,
 asosiasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan
 tokoh masyarakat.
• Jumlah anggota Konsil Keperawatan paling banyak 9 (sembilan)
orang.
• susunan organisasi, pengangkatan, pemberhentian, dan
keanggotaan Konsil Keperawatan akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Presiden.
PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN
• Pengembangan Praktik Keperawatan dilakukan melalui pendidikan formal dan
pendidikan nonformal atau pendidikan berkelanjutan, yang ditempuh setelah
menyelesaikan pendidikan Keperawatan
• Mempunyai tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan keprofesionalan Perawat.
• diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Organisasi Profesi Perawat, atau
lembaga lain yang terakreditasi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
• Pendidikan Keperawatan dibina oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan dan berkoordinasi dengan kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
• Pembinaan dan pengawasan praktik keperawatan diarahkan untuk:
a. meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan;
b. melindungi masyarakat atas tindakan Perawat yang tidak sesuai dengan standar; dan
c. memberikan kepastian hukum bagi Perawat dan masyarakat.
SANKSI ADMINISTRATIF
• Sanksi administratif berupa:
a. teguran lisan
b. peringatan tertulis
c. denda administratif; dan/atau
d. pencabutan izin.
• Sanksi diberikan terhadap pelanggaran :
a. Tidak melaksanakan evaluasi kompetensi bagi perawa WNI
yang akan menjalankan praktik;
b. Tidak melaksanakan evaluasi kompetensi bagi perawat
WNI lulusan LN yang akan menjalankan praktik.

Vous aimerez peut-être aussi