Vous êtes sur la page 1sur 14

Assalamu’alaikum wr.

wb

TAUHID
Pengertian tauhid
1. Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il
wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya
menjadikan sesuatu satu saja.

2. Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah


sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala
kekhususannya. Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami
bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia,
bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau
bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang
bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya
sesembahan saja.

3. Jadi Tauhid berarti keyakinan tentang kebenaran keesaan


allah,tidak mempersekutukannya dengan suatu apapun.
Macam-macam tauhid
a.Rububiyah
Tauhid Rububiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam kejadian-kejadian yang
hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan dengan tegas bahwa Allah
Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pencipta semua makhluk, dan Allahlah yang
mengatur dan mengubah keadaan mereka. (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17).
Meyakini rububiyah yaitu meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan
mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit serta isinya
diciptakan oleh Allah, Allahlah yang memberikan rizqi, Allah yang mendatangkan
badai dan hujan, Allah menggerakan bintang-bintang, dll. Di nyatakan dalam Al
Qur’an:

َ ُّ‫ت َوالن‬
ُ‫ور‬ َُ ‫ظل َما‬ َُ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ُّ ‫ض َو َج ُعَ َُل ال‬ َُ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬
ّ ‫ق ال‬ َُّ َ ُ‫ا ْل َح ْمد‬
َُ َ‫لِل الّ َذي َخل‬
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan
gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1)

Jadi Tauhid rububiyah ialah mengimani alloh sebagai satu-satunya Rabb (Maha
Mencipta,Mengelola dan Memelihara)
b. Uluhiyah/Ibadah

Tauhid Uluhiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang
zhahir maupun batin (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17). Dalilnya:

ُ ‫ِإيَّاكَ ن ْعبُ َُد و ِإيَّاكَ ن ْست ِع‬


َ‫ين‬
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan” (Al Fatihah: 5)
Sedangkan makna ibadah adalah semua hal yang dicintai oleh Allah baik berupa perkataan
maupun perbuatan. Maka seorang yang bertauhid uluhiyah hanya meyerahkan semua ibadah
ini kepada Allah semata, dan tidak kepada yang lain
Jadi Tauhid uluhiyah ialah mengimani allah sebagai satu-satunya tuhan yang di sembah.
c. Al Asm a’ was sifat
Tauhid Al Asma’ was Sifat adalah mentauhidkan Allah Ta’ala dalam penetapan nama dan sifat
Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur’an dan Hadits
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Cara bertauhid asma wa sifat Allah ialah dengan
menetapkan nama dan sifat Allah sesuai yang Allah tetapkan bagi diriNya. Allah Ta’ala
berfirman yang artinya:

ُ ‫لِل ْاْل ْسما َُء ْال ُح ْسنى فا ْد‬


َ‫عوَهُ ِبه‬
‫ا‬ ََِّ ِ َ
‫و‬
“Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut
nama-nama-Nya” (QS. Al A’raf: 180)
d.Tauhid Mulkiyah
Ialah mengimani alloh sebagai satu-satunya malik (Maha Memiliki, penguasa, pemimpin,
dan tujuan segala sesuatu)
Hal ini terdapat dalam QS.Al –Baqarah [2]:107,Al-Maidah [5]:44-45,47,120,Al-An’am
[6]:57,62,162

Makna Kalimat La Ilaa Ha Illa Allah


semata mengucapkan laa ilaaha illallah tanpa mengamalkan konsekuensinya, tidak
memberikan pengaruh apapun. Karena kalimat tauhid tidak hanya untuk diucapkan. Namun
sejauh mana kita bisa mengamalkan. Karena itu, orang yang mendapatkan jaminan surga
dengan laa ilaaha illallah, adalah mereka yang memahami makna dan konsekuensinya serta
menerapkannya dalam hidupnya.

Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,

‫ّللاُ دخلَ ْالجنَّ َة‬


ََّ َّ‫ل‬
َ ‫ن ماتَ و ُهوَ ي ْعل َُم أنَّ َهُ لَ ِإلهَ ِإ‬
َْ ‫م‬
“Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan mengetahui bahwa sesungguhnya tiada
sembahan yang berhak disembah kecuali Allah maka akan masuk Surga”. (HR. Muslim 145)
Laa Ilaaha Illallah tersusun dari 3 huruf: [ ,]‫ا – ل – ه‬dan terdiri dari 4 kata: Laa, Ilaha,
illa dan Allah [.]‫ل اله ال هللا‬
Kita bisa uraikan sebagai berikut:
• Pertama, kata Laa
laa dalam kalimat tauhid bermakna meniadakan semua jenis ilaah, dengan
bentuk apapun dan siapapun dia.
• Kedua, kata Ilaha
maka,]‫ ل إلـه‬artinya tidak ada sesembahan atau sesuatu yang menjadi
sasaran ibadah, apapun bentuknya.
• Ketiga, kata Illa
Illaa artinya kecuali. Disebut dengan huruf istitsna’ (pengecualian) yang
bertugas untuk mengeluarkan kata yang terletak setelah illa darihukum yang telah
dinafikan oleh laa.
• Keempat, kata Allah
Dialah Sang Tuhan, dikenal oleh makhluk melalui fitrah mereka. Karena Dia
Pencipta mereka. Sebagian ahli bahasa mengatakan, nama Allah [ ]‫هللا‬berasal dari kata
al-Ilah [ .]‫اإللـه‬Hamzahnya dihilangkan untuk mempermudah membacanya, lalu huruf
lam yang pertama diidhgamkan pada lam yang kedua sehingga menjadi satu lam
yang ditasydid, lalu lam yang kedua dibaca tebal. Sehingga dibaca Allah. Demikian
pendapat ahli bahasa Sibawaih.
ulama menyebutkan rukun kalimat laa ilaaha illallaah ada 2

•Pertama, an-Nafyu (peniadaan)


Rukun ini diwakili kalimat laa ilaaha. Makna rukun ini, bahwa orang yang mengikrarkan
laa ilaaha illallah harus mengingkari semua bentuk sesembahan dan sasaran ibadah
apapun bentuknya. Baik dia manusia, benda mati, orang soleh, nabi, maupun
Malaikat. Tidak ada yang berhak untuk dijadikan sasaran ibadah. Ketika seseorang
beraqidah ateis, berarti dia tidak mengakui penggalan pertama kalimat tauhid:laa
ilaaha.

•Kedua, al-Itsbat (penetapan)


Rukun ini mewakili kalimat illallaah. Artinya, orang yang mengucapkan laa ilaaha
illallah harus mengakui satu-satunya yang berhak dijadikan sasaran beribadah adalah
Allah. Sehingga dia harus beribadah kepada Allah. Dan ketika dia tidak mau beribadah,
berarti dia belum mengakui Allah sebagai tuhannya.
Dua rukun inilah yang Allah tegaskan dalam al-Quran,

ْ ‫الِلَفقدَِا ْست َْمسكَ ِب ْالعُ ْرو ِة‬


‫َال ُوثْقى‬ ِ َّ ‫غوتَِويُؤْ ِم ْنَ ِب‬ َّ ‫فم ْنَي ْكفُ ْرَ ِب‬
ُ ‫الطا‬

“Siapa yang ingkar terhadap thagut, dan beriman kepada Allah,


berarti dia berpegang dengan tali yang kuat” (QS. al-Baqarah:
256).
Makna kata Thaghut: segala sesembahan selain Allah
Dan arti kata tali yang kuat adalah laa ilaaha illallah
Sehingga makna ayat, siapa yang menginkari semua bentuk
sesembahan dan hanya mengakui Allah sebagai sasaran
peribadatannya, berarti dia telah mengikrarkan laa ilaaha illallah
dengan benar.
Konsekuensi Kalimat La Ilaa Ha Illa Allah

Kalimat Laa Ilaha Illa Allah mengandung konsekuensi tidak mengangkat


ilah/sesembahan selain Allah.
seorang yang telah mengucapkan Laa Ilaha Illa Allah wajib mengingkari segala
sesembahan selain-Nya. Oleh karenanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa mengucapkan laa ilaha illallah dan mengingkari segala
yang disembah selain Allah, maka terjaga harta dan darahnya. Adapun hisabnya
adalah urusan Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Muslim dari Thariq bin Asy-yam
radhiyallahu’anhu)

Adapun orang yang mengucapkan Laa Ilaha Illa Allah akan tetapi tidak
mengingkari sesembahan selain Allah atau justru berdoa kepada para wali dan
orang-orang salih [yang sudah mati] maka orang semacam itu tidak bermanfaat
baginya ucapan Laa Ilaha Illa Allah.
Tauhaid Sebagai Landasan Bagi Semua
Aspek Kehidupan
Hakikat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara
berasal dari Allah SWT dan pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada
selainNya SWT tanpa sebab atau perantara.

Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan Alloh


kepada setiap hamba-Nya. Oleh karena itu sangatlah urgen bagi kita kaum
muslimin untuk mengerti hakekat tauhid. Hakekat tauhid adalah mengesakan
Alloh.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

Maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Alloh dalam
segala macam bentuk ibadah sebagaimana telah dijelaskan oleh Ibnu Abbas
rodhiyallohu ‘anhu, seorang sahabat dan ahli tafsir. Ayat ini dengan tegas
menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di dunia ini hanya untuk
beribadah kepada Alloh saja. Codoba.Al-Qur’an Hafalan Mudah Surah Adz-
Dzariyat 56:523
Jaminan Allah Bagi Orang yang Bertauhid
Mutlak
1. Ahli Tauhid Mendapat Keamanan dan Petunjuk
Seseorang yang bertauhid dengan benar akan mendapatkan rasa aman dan
petunjuk. Allah Ta’ala

2. Ahli Tauhid Pasti Masuk Surga


Ini merupakan janji dari Allah Ta’ala untuk ahli tauhid bahwa Allah akan
memasukkan mereka ke dalam surga.

3. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka


Pengharaman dari neraka ada dua bentuk:
• Diharamkan masuk neraka secara mutlak dalam arti dia tidak akan pernah
masuk neraka sama sekali, boleh jadi dia mempunyai dosa kemudian Allah
mengampuninya atau dia termasuk golongan orang-orang yang masuk surga
tanpa hisab dan tanpa azab.
• Diharamkan kekal masuk neraka dalam arti dikeluarkan dari neraka setelah
sempat dimasukkan ke dalamnya selama beberapa waktu.
4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya
Hidup kita tidak luput dari gelimang dosa dan maksiat. Oleh karena itu
pengampunan dosa adalah sesuatu yang sangat kita harapkan. Dengan
melaksanakan tauhid secara benar, menjadi sebab terbesar dapat menghapus
dosa-dosa kita.

5. Jaminan Bagi Masyarakat yang Bertauhid


Kebaikan tauhid ternyata tidak hanya bermanfaat bagi individu. Jika suatu
masyarakat benar-benar merealisasikan tauhid dalam kehidupan mereka,
Allah Ta’ala akan memberikan jaminan bagi mereka

Dalam ayat yang mulia ini Allah memberikan beberapa jaminan bagi suatu
masyarakat yang mau merealisasikan tauhid yaitu :
a. Mendapat kekuasaan di muka bumi.
b. Mendapat kemantapan dan keteguhan dalam beragama.
c. Mendapat keamanan dan dijauhkan dari rasa takut.
Hal yang Merusak Sikap Tauhid
1. Penyakit Riya
2. Penyakit Ananiah (egoism)
3. Penyakit Takut dan Bimbang
 Pengaruh Tauhid Terhadap Kehidupan
4. Penyakit Zalim Umat Muslim
5. Penyakit Hasad atau Dengki Tauhid adalah akar dari keimanan seorang
muslim. Dengan tauhid yang kuat, maka
seorang muslim akan mampu menjalankan
 Penerapan Tauhid dalam Kehidupan proses penghambaannya kepada Allah
Contoh penerapan tauhid dalam tanpa merasa berat dan terpaksa, karena
kehidupan sehari hari adalah dengan hanya satu tujuan mereka hidup yaitu
selalu mentaati perintah Nya dan keinginan mereka untuk bertemu dengan
menjauhi larangan Nya, seperti tuhannya Allah SWT.
beribadah, puasa, nadzar, berdoa Hal itu disebabkan tantangan dan pengaruh
hanya kepada Allah, ibadah apapun global yang dating banyak memuat unsur-
yang dilakukan semata mata diniatkan unsur negative yang anti-tauhid. Manakala
hanya karna Allah, tidak berlebih- seorang muslim dihadapkan pada
lebihan dalam mencintai sesuatu. kesenangan dunia sebagai muatan dunia
Tawakal dan bersabar dalam kapitalis, maka manusia membutuhkan
menghadapi musibah. benteng untuk mempertahankan diri dari
arus negative globalisasi tersebut.
Terimakasih

Wassalamu’alaikum
wr.wb

Vous aimerez peut-être aussi