Vous êtes sur la page 1sur 83

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

GANGGUAN KEHAMILAN
NELA KARMILA, S.ST.KEB
PERDARAHAN ANTEPARTUM

Pengertian
 Perdarahan ante partum adalah
perdarahan yang terjadi setelah kehamilan
28 minggu.
 Etiologi
A. Bersumber dari kelainan plasenta
1. Plasenta previa
Adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat abnormal
yaitu pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir
 Plasenta previa diklasifikasikan menjadi 3
a. Plasenta previa totalis : seluruh OUI
ditutupi oleh plasenta
b. Plasenta previa lateralis : hanya sebagian
dari ostium tertutup oleh jaringan
palsenta
c. Plasenta previa marginalis : hanya pada
pinggir ostium terdapat jaringan plasenta
2. Solutio Plasenta
Adalah suatu keadaan dimana plasenta
yang letaknya normal terlepas dari
perlekatannya sebelum janin lahir.
Biasanya dihitung kehamilan 28 minggu
Solutio plasenta diklasifikasikan menjadi 3
gejala klinik antara lain :
a. Solusio plasenta ringan
 Tanpa rasa sakit
 Perdarahan kurang 500 cc
 Plasenta lepas kurang dari 1/5 bagian
 Fibrinogen diatas 250 mg%
b. Solutio plasenta sedang
 Bagian janin masih teraba
 Perdarahan antara 500-1000 cc
 Plasenta lepas kurang dari 1/3 bagian

c. Solutio plasenta berat


 Abdomen nyeri-palpasi janin sukar
 Janin meninggal
 Plasenta lepas diatas 2/3 bagian
 Terjadi gangguan pembekuan darah
 d.Tidak bersumber dari kelainan
plasenta, biasanya tidak begitu
berbahaya, misalnya kelainan
serviks dan vagina (erosion, polip,
varises yang pecah )
Patofisiologis
1. plasenta previa
 Seluruh plasenta biasanya terletak pada
segmen atau uterus. Kadang-kadang
bagian atau seluruh organ dapat melekat
pada segmen bawah uterus, dimana hal ini
dapat diketahui sebagai plasenta previa.
2. Solutio Plasenta
 Perdarahan dapat terjadi pada pembuluh
darah plasenta atau uterus yang
membentuk hematom pada desidua,
sehingga palsenta terdesak akhirnya
terlepas.
Tanda dan Gejala
1. Plasenta previa
a. Perdarahan terjadi tanpa rasa sakit pada
trimester III
b. Sering terjadi pada malam hari saat
pembentukan S.B.R
c. Perdarahan dapat terjadi sedikit atau
banyak sehingga menimbulkan gejala
d. Perdarahan berwarna merah segar
e. Letak janin abnormal
2. Solutio plasenta
a. Perdarahan disertai rasa sakit
b. Janin asfiksia ringan sampai kematian
intrauterin
c. Gejala kardiovaskuler ringan sampai
berat
d. Abdomen menjadi tegang
e. Perdarahan berwarna kehitaman
f. Sakit perut terus menerus
Komplikasi
1. Plasenta previa
a. Prolaps tali pusat
b. Prolaps plasenta
c. Plasenta melekat sehingga harus
dikeluarkan manual dan kalau perlu
dibersihkan dengan kuretase
d. Robekan-robekan jalan lahir
e. Perdarahan pos partum
f. Infeksi karena perdarahan yang banyak
g. Bayi prematuritas atau kelahiran mati
2. Solutio plasenta
 a. Perdarahan
 b. Infeksi
 c. Emboli dan obstetrik syok
 d. Adanya hipo fibrinogenemia dengan
perdarahan post partum
 e. Nekrosis korteks renalis, menyebabkan
anuria dan uremia
Penatalaksanaan
1. Plasenta previa
a. Rawat di rumah sakit
b. Jika UK < 37 minggu perdarahan sedikit,
BB janin < 2500 gr  konservatif
c. Siapkan persediaan darah
d. Bila anemia  tranfusi
e. Obat-obatan spasmolitik  duvadilan,
bricasma
2. Solutio plasenta
a. Konservatif  perdarahan berhenti dan
partus berlangsung spontan
b. Terapi aktif
- amniotomi
- induksi persalinan
- kala II janin hidup  VE
- kala II janin meninggal  Embriotomi
c. SC  fase laten janin hidup, perdarahan
aktif
 d. Histerektomi  perdarahan tidak dapat
dihentikan ( atonia uteri )
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Data Subjektif
A. Data umum
Biodata, identifikasi ibu hamil
dan suaminya
B. Keluhan utama
Keluhan pasien saat masuk RS
adalah perdarahan pada
kehamilan 28 minggu
C. Riwayat kesehatan yang lalu
D. Riwayat kehamilan
- Haid terakhir
- keluhan
- imunisasi
E. Riwayat keluarga
- riwayat penyakit ringan
- penyakit berat
Keadaan emosiaonal
- dukungan keluarga
- pandangan terhadap kehamilan
F. Riwayat persalinan
G. Riwayat menstruasi
- haid pertama
- sirkulasi haid
- lamanya haid
- banyaknya darah haid
- nyeri
- haid terakhir
H. Riwayat perkawinan
- status perkawinan
- kawin pertama
- lama kawin
Data objektif
Pemeriksaan fisik
1. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan ibu
hamil
a. Rambut dan kulit
- terjadi peningkatan pigmentasi pada areola,
putting susu dan linea nigra
- striae / tanda guratan bisa terjadi di daerah
abdomen dan paha
- laju pertumbuhan rambut berkurang
 b. Wajah
 - Mata : pucat, anemis
 - Hidung
 - Gigi dan mulut
 c. Leher
 d. Buah dada / payudara
 - peningkatan pigmentasi areola putting
susu
 - bertambahnya ukuran dan noduler
 e. Jantung dan Paru
 - volume darah meningkat
 - peningkatan frekuensi nadi
 - penurunan resistensi pembuluh darah
sistemik dan pembuluh darah pulmonal
 - terjadi hiperventilasi selama kehamilan
 - peningkatan volume tidal, penurunan
resistensi jalan nafas
 Diafragma meningkat
 Perubahan pernafasan abdomen menjadi
pernafasaan dada
 F. Abdomen
 Palpasi abdomen :
 - menentukan letak janin
 - menentukan tinggi fundus uteri
 G. Vagina
 - peningkatan vaskularisasi yang
menimbulkan warna kebiruan (chadwick)
 - hipertropi epithelium
 H. System musculoskeletal
 - persendian tulang pinggul yang
mengendur
 - gaya berjalan yang canggung
 - terjadi pemisahan otot rectum
 2. khusus
 - tinggi fundus uteri
 - posisi dan persentasi janin
 - panggul dan janin lahir
 - denyut jantung janin
 3. pemeriksaan penunjang
 - pemeriksaan inspekulo
 - pemeriksaan radio isotopic
 - ultrasonografi
 - pemeriksaan dalam
2. Diagnosa Keperawatan
1. gangguan perpusi jaringan (plasental)
yang berhubungan dengan kehilangan
darah
2. takut berhubungan dengan keprihatinan
ibu tentang kesejahteraan diri dan
bayinya
3. Intervensi
1. Lakukan pemantauan keadaan ibu dan
janin secara terus menerus, mencakup
tanda-tanda vital, tanpa perdarahan.
Haluaran perkemihan, pelacakan
pemantauan elektronik, dan tanda
persalinan
2. jelaskan prosedur kepada ibu dan
keluarganya
3. pemberian cairan IV atau produk darah
sesuai pesanan
4. tinjau kembali aspek penting dari
perawatan kritis
4. Evaluasi
1. kondisi ibu tetap stabil atau perdarahan
dapat dideteksi dengan tepat, serta
tetapi mulai diberikan
2. ibu dan bayi menjalani persalinan dan
kelahiran yang aman
ANEMIA PADA IBU HAMIL
 Pengertian
 Kondisi ibu dengan kadar haemoglobin
dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar < 10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin,
2002)
Etiologi
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia
1. kurang gizi (malnutrisi)
2. kurang zat besi dalam diet
3. malpresentasi
4. kehilangan darah banyak (persalinan yang
lalu, haid)
5. penyakit kronik (TBC paru, cacing usus,
malaria)
Klasifikasi Anemia dalam kehamilan
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah.
Therapi : pemberian preparat besi 60
mg/hari menaikan kadar Hb sebanyak 1
gr%/ bulan dan 50 nanogram asam folat
untuk profilaksis (saifuddin, 2002)
2. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh
karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12.
Therapi :
- asam folik 15-30 mg / hari
- vitamin B12 3x1 tablet / hari
- sulfas ferosus 3x1 tablet/ hari
- jika anemia berat  tranfusi darah
3. Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh
hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel
darah merah baru.
4. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan
penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari
pembuatannya.
Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
- Ibu mengeluh cepat lelah
- sering pusing
- mata berkunang-kunang
- malaise
- lidah luka
- nafsu makan turun (anoreksia)
- konsentrasi hilang
- nafas pendek
- keluhan mual muntah lebih hebat pada
hamil muda
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA
Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan
tubuh sekunder yang tidak adekuat
4. konstipasi berhubungan dengan perubahan
pada pola makan
D. Evaluasi
1. tidak ada tanda terjadinya malnutrisi
2. klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup
untuk meningkatkan dan/atau
mempertahankan berat badan yang sesuai
3. perilaku untuk mencegah/menurunkan resiko
infeksi dapat diidentifikasi
4. fungsi usus mulai kembali normal
PRE EKLAMSIA DAN
EKLAMSIA
Definisi
 Pre eklamsia adalah tekanan darah tinggi yang
disertai dengan proteinurin atau edema, yang
terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir
minggu pertama seelah persalinan ( Manuaba,
1998 )
Etiologi / factor penyebab Preeklamsia

 Bertambahnya frekuensi pada primigravida,


kehamilan ganda, hidramnion dan mola hidatidosa
 Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya
kehamilan
 Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita
dengan kematian janin dalam uterus
 Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang
dan koma
Faktor Predisposisi Preeklamsia

1. molahidatidosa
2. diabetes militus
3. kehamilan ganda
4. hidrofetalis
5. obesitas
6. umur yang lebih dari 35 tahun
Klasifikasi Preeklamsia
1. pre eklamsia ringan
 Tekanan darah 140/90 mmHg / lebih yang diukur
pada posisi berbaring terlentang, atau kenaikan
diastolic 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik
30 mmHg atau lebih
 Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka, atau
kenaikan berat 1 kg/lebih per minggu
 Proteinuria kwantitatif 03 / lebih per liter, kwalitatif
+1 atau +3
lanjutan …

2. Pre eklamsia berat


 Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
 Proteinuria 5 gr atau lebih per liter
 Oliguria, jumlah urin kurang 500 cc/24
jam
 Adanya gangguan serebral, gangguan
visus, dan rasa nyeri pada epigastrium
 Terdapat oedema pada paru dan
sianosis
Manisfestasi klinik

 Pertambahan berat badan yang


berlebihn
 Edema
 Hipertensi
 Proteinuria
Pemeriksaan penunjang

 1. pemeriksaan laboratorium
 2. EKG
 3. CTG
 4. USG
Komplikasi Preeklamsia
Pada Ibu
 Eklamsia
 Solutio plasenta
 Perdarahan subkapsula hepar
 Kelainan pembekuan darah ( DIC )
 Sindrom HELLP (Hemolisis, elevated, liver, enzymes
dan low platelet count)
 Ablasio retina
 Gagal jantung hingga syok dan kematian
Pada janin
 Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
 Prematur
 Asfiksia neonatorum
 Kematian dalam uterus
 Peningkatan angka kematian dan kesakitan
perinatal
ASUHAN KEPERAWATAN
A. pengkajian
1. Data subjektif
 Biasanya sering terjadi pada primi gravida, < 20
tahun atau > 35 tahun
 Riwayat kesehatan ibu sekarang: terjadi
peningkatan tensi, edema, pusing, nyeri epi
gastrium, mual muntah, pengelihatan kabur
 Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit
ginjal, anemia, vascular esensial, hipertensi kronik,
DM
Lanjutan…

 Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan


ganda, molahidatidosa, hidramnion serta
riwayat kehamilan dengan preeklamsia /
eklamsia sebelumnya
 Pola nutrisi : jenis makanan yang di konsumsi
baik makanan pokok maupun selingan
 Psikososial spiritual : emosi yang tidak stabil
dapat menyebabkan kecemasan, oleh
karenanya perlu kesiapan moril untuk
menghadapi resikonya
2. Data Objektif
 Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam
kurun waktu 24 jam
 Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin,
lokasi edema
 Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk
mengetahui adanya fetal distress
 Perkusi : untuk mengetahui reflex patella
sebagai syarat pemberian Magnesium
Sulfat
( jika reflex + )
Lanjutan…
 Pemeriksaan penunjang :
 ttv yang diukur dalam posisi terbaring / tidur, diukur
2 x dengan interval 6 jam
 Laboratorium : protein urin + 1 / + 2
 Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg /
minggu
 Tingkat kesadaran : penurunan GCS sebagai tanda
adanya kelainan pada otak
 USG : untuk mengetahui keadaan janin
 NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
B. Masalah Keperawatan
a. resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu
berhubungan dengan penurunan fungsi organ
(vasospasme dan peningkatan tekanan darah)
b. resiko tinggi terjadinya fetal distress pada janin
berhubungan dengan perubahan pada plasnta
c. gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan
dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan
lahir
d. gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan
dengan koping yang tidak efektif terhadap
proses persalinan
C. Perencanaan
Diagnosa keperawatan I:
 Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu
berhubungan dengan penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan
tekanan darah)

Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak
terjadi kejang pada ibu
Kriteria hasil :
 Kesadaran : comos mentis, GCS 15
 Tanda-tanda vital : Td 120/70 mmHg, Suhu 36-37 C ,
Nadi : 60-80 x/menit, R: 16-20 x/menit

Intervensi :
1. monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/ tekanan diastole > 110 mmHg dan systole 160
atau lebih merupakan indikai dari PIH
2. Catat tingkat kesadaran pasien
R/ penurunan kesadaran sebagai indikasi
penurunan aliran darah ke otak
3. kaji adanya tanda-tanda eklamsia
 R/ gejala tersebut merupakan manisfestasi dari
perubahan pada otak, ginjal, jantung dan paru
yang mendahului status kejang
4. monitor adanya tanda-tanda dan gejala
persalinan atau adanya kontraksi uterus
 R/ kejang akan meningkatkan kepekaan uterus
yang akan memugkinkan terjadinya persalinan
5. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti
hipetensi dan magnesium sulfat
 R/ anti hipertensi untuk meurunkan tekanan darah
dan magnesium sulfat untuk mencegah terjadinya
kejang
Diagnosa keperawatan II
 Resiko tinggi terjadinya fetal distress pada
janin berhubungan dengan perubahan
pada plasenta

Tujuan
 Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak
terjadi fetal distress pada janin
Kriteria hasil :
 DJJ (+)
 Hasil NST
 Hasil USG
Intervensi :
1. monitor DJJ sesuai indikasi
 R/ peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya
hiopxia, premature dan solusio plasenta
2. kaji tentang pertumbuhan janin
 R/ penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan
karena hipertensi sehingga timbul IUGR
3. jelaskan adanya tanda-tanda solution
plasenta (nyeri perut, perdarahan, Rahim
tegang, aktifitas janin turun)
 R/ ibu dapat megetahui tanda dan gejala
solutio palsenta dan tahu akibat hypoxia
bagi janin
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi
magnesium sulfat
 R/ reaksi terapi dapat menurunkan
pernafasan janin dan fungsi jantung serta
aktifitas janin
5. kolaborasi dengan medis dalam
pemeriksaan USG dan NST
 R/ USG dan NST untuk mengetahui
keadaan/kesejahteraan janin
Diagnosa keperawatan III
 Gangguanrasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan kontraksi uterus
dan pembukaan jalan lahir

Tujuan :
 Setelah
dilakukan tindakan perawatan
ibu mengerti penyebab nyeri dan
dapat mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria hasil :
 Ibu mengerti penyebab nyerinya
 Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya

Intervensi :
1. kaji tingkat intensitas nyeri pasien
 R/ ambang nyeri setiap orang berbeda
2. jelaskan penyebab nyeri
 R/ ibu dapat memahami penyebab nyerinya
sehingga bisa kooperatif
3. ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan
nafas dalam bila his timbul
 R/ dengan nafas dalam otot-otot dapat
berelaksasi, terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah, expansi paru optimal
sehingga kebutuhan O2 pada jaringan
terpenuhi
4. bantu ibu dengan mengusap/massage
pada bagian yang nyeri
 R/ untuk mengalihkan perhatian pasien
 Diagnosa Keperawatan IV :
 Gangguan psikologi (cemas) berhubungan
dengan koping yang tidak efektif terhadap
proses persalinan
 Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan perawatan
kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
1. kaji tingkat kecemasan pasien
 R/ tingkat kecemasan ringan dan sedang
bias ditoleransi dengan pemberian
pengertian sedangkan yang berat
diperlukan tindakan medikamentosa
2. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu
yang efektif
 R/ kecemasan akan dapat teratasi jika
mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif
3. jelaskan mekanisme proses persalinan
 R/ pengetahuan terhadap proses
persalinan diharapkan dapat mengurangi
emosional ibu yang maladaptive
4. beri support system pada ibu
 R/ ibu dapat mempunyai motivasi untuk
mengahdapi keadaan yang sekarang
secara lapang dada sehingga dapat
membawa ketenangan hati
D. implementasi
 Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi
yang telah ditentukan
E. evaluasi
 Evaluasi disesuiakan dengan kriteria hasil
yang telah ditentukan
KETUBAN PECAH DINI
Definisi
 Ketuban pecah dini adalah rupturnya membrane
ketuban sebelum persalinan berlangsung
(Manuaba, 2002)
Fungsi ketuban :
 Untuk proteksi janin
 Untuk mencegah perlengketan janin dengan
amnion
 Agar janin dapat bergerak dengan bebas
 Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
 Meratakan tekanan inta-uterin dan membersihkan
jalan lahir bila ketuban pecah
Etiologi KPD
 1. Inkompetensi serviks
 2. peninggian tekanan intra uterin  trauma,
gemelli, makrosomia, hidramnion
 3. kelainan letak janin dan Rahim
 4. kemungkinan kesempitan panggul
 5. korioamnionitis
 6. penyakit infeksi
 7. factor keturunan
 8. riwayat KPD sebelumnya
 9. kelainan atau kerusakan selaput ketuban
 10. serviks yang pendek pada usia kehamilan 23
minggu
Tanda dan Gejala
 Keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina
 Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti
bau amoniak
 Cairan yang keluar tidak berhenti sampai lahir
 Demam
 Nyeri perut
 Bercak vagina yang banyak
 DJJ meningkat karena adanya tanda-tanda infeksi
Komplikasi pasien dengan KPD :
 1. infeksi ibu  korioamnionitis
 2. infeksi bayi  septicemia, pneumonia,
omfalitis
 3. hipoksia dan asfiksia
 4. syndrome deformitas janin
Pemeriksaan diagnostic
 1. memeriksa adanya cairan yang keluar
dari vagina
 2. Inspeculo
 3. tes ferning
 4. pemeriksaan leukosit darah > 15.000 ui
bila ada infeksi
 5. USG : menentukan usia kehamilan, indeks
cairan amnion berkurang
Penatalaksanaan
 1. pasien dirawat dirumah sakit
 2. mempertahankan kehamilan sampai
cukup matur
 3. berikan kortikosteroid
 4. induksi persalinan bila terdapat infeksi
dan oligohidramnion
 5. inform consent keluarga untuk tindakan
induksi
ASUHAN KEPERAWATAN
KETUBAN PECAH DINI
A. pengkajian
 1. biodata pasien
 2. keluhan utama
 3. riwayat menstruasi
 4. riwayat perkawinan
 5. riwayat obstetric
 6. Riwayat penyakit terdahulu
 7. riwayat kesehatan keluarga
 8. data biologis
a. Bernafas
Lanjutan….
 b. makan dan minum
 c. Eliminasi
 d. istirahat dan tidur
 e. gerak dan aktifitas
 f. kebersihan diri
 g. berpakaian
 h. pengaturan suhu tubuh
 i. seksualitas
 9. data psikologi
 a. rasa nyaman
 b. rasa aman

10. Data social


 a. social
 b. konsep diri
1. identitas diri
2. harga diri
3. ideal diri
4. gambaran diri
5. peran diri
 c. bermain dan berekreasi
 d. prestasi
 e. belajar
11. Data Spiritual
12. Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan ketuban pecah dini
 1. resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
invasive, pecah ketuban, kerusakan kulit,
penurunan hemoglobin, pemajanan pada
pathogen
 2. gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan terjadinya ketegangan otot Rahim
 3. ansietas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan atau konfirmasi tentang penyakit
 4. gangguan kebutuhan istirahat tidur
berhubungan dengan adanya nyeri, peningkatan
his
 5. intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik

Vous aimerez peut-être aussi