Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Depan
1. Inspeksi
2. Palpasi
4. Auskultasi
Wheezing + +
Ronkikasar - -
RBH - -
Stridor - -
Abdomen
Inspeksi:
Bentuk : datar
Warna : sama dengan kulit sekitar
Auskultasi: Bisingusus (+) normal 8 x/detik
Palpasi:
Nyeritekan : (-)
Defance muscular : (-)
Perkusi :
Timphani di seluruh kuadran
EKSTREMITAS Superior Inferior
Hematokrit 45 40-48 %
MCV 81 80-97 Fl
KIMIA KLINIK
11 Oktober 2018
• S : sesak napas dan
10 Oktober 2018
9 Oktober 2018
ASMA BRONKIAL
DEFINISI
Asma merupakan sebuah penyakit kronik
saluran napas yang terdapat di seluruh
dunia dengan kekerapan bervariasi yang
berhubungan dengan dengan peningkatan
kepekaan saluran napas sehingga memicu
episode mengi berulang (wheezing), sesak
napas (breathlessness), dada rasa tertekan
(chest tightness), dispnea, dan batuk
(cough) terutama pada malam atau dini
hari. (PDPI, 2006; GINA, 2009).
KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya:
1. Eksterinsik (alergik)
2. Intrinsik (non-alergik)
3. Gabungan
Faktor
Predisposisi & Presipitasi
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Genetik
2. Obesitas
3. Seks
FAKTOR PRESIPITASI
1. Alergen:
a. Inhalan
b. Ingestan
c. Kontaktan
2. Perubahan Cuaca
3. Lingkungan Kerja
4. Stres
5. Olahraga
PATOFISIOLOGI
Asma ditandai dengan kontraksi spastik
dari otot polos bronkiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab
yang umum adalah hipersensitivitas
bronkioulus terhadap benda-benda asing
di udara.
Seorang yang alergi mempunyai
kecenderungan untuk membentuk
sejumlah antibody Ig E abnormal dalam
jumlah besar dan antibodi ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi
dengan antigen spesifikasinya.
Melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat
dengan brokiolus dan bronkus kecil.
Mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang
bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik
dan bradikinin.
EDEMA LOKAL
SEKRESI MUCUS
SPASME BRONKIOLUS
GEJALA KLINIS
Sesak nafas
Inspirasi < ekspirasi
Wheezing
Nafas cuping hidung
TD dan HR meningkat
Dalam keadaan sesak napas
hebat, penderita lebih menyukai
posisi duduk membungkuk
dengan kedua telapak tangan
memegang kedua lutut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
1. Sputum
a. Kristal Charcot Leyden (eosinofil)
b. Spiral Crushman (cast cell)
c. Creole ( epitel bronkus)
d. Neutrofil (+), eosinofil (+)
2. Darah
a. AGD
b. SGOT dan LDH >>
c. Hiponatremia
d. Leukositosis
e. IgE >>
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes Alergi
EKG
Spirometri
PENATALAKSANAAN
Edukasi
a. Sifat penyakit asma
b. Faktor yang menyebabkan
serangan
c. Faktor mempercepat
penyembuhan
d. Memahami kegunaan, cara
kerja dan pemakaian obat
PENCEGAHAN
Pencegahan primer; yaitu mencegah
terjadinya sensitisasi pada bayi atau
anak yang mempunyai risiko untuk
menjadi asma di kemudian hari.Yang
dimaksud dengan risiko adalah
bayi/anak dengan riwayat atopi baik
pada salah satu maupun kedua orang
tuanya.
Pencegahan sekunder; yaitu
mencegah terjadinya asma/inflamasi
pada seseorang yang sudah
tersensitisasi.
Pencegahan tersier; yaitu mencegah
terjadinya serangan pada seseorang
yang sudah menderita asma.