Vous êtes sur la page 1sur 33

LAPORAN KASUS

Asma Eksaserbasi Akut


Di Susun Oleh :
dr. Adisti Irda Febriyani
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. S
 Umur : 55 tahun
 Jenis kelamin : Laki - laki
 Pekerjaan : Buruh
 Status : Menikah
 Alamat :Yogyakarta
 Masuk RS : 08 Oktober 2018
ANAMNESIS
 Keluhan Utama
Sesak napas
 Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 hari SMRS pasien mengeluhkan sesak nafas disertai bunyi
”ngik”. Sesak nafas tersebut hilang timbul, pasien mengeluhkan sesak
tiap hari dan terasa lebih berat pada dini hari sehingga mengganggu
aktivitas dan tidur . Sesak napas timbul saat cuaca dingin dan hujan
serta saat pasien banyak melakukan aktivitas. Pasien saat ini masih
bisa diajak berbicara dan mengucapkan kalimat dengan terpenggal-
penggal Pasien lebih nyaman dengan posisi duduk. Pasien juga
mengeluhkan batuk berdahak,dahak campur buih, berwarna putih,
berdarah (-) sejak 1 hari SMRS. Tidak ada demam, tidak mual dan
muntah, serta tidak ada nyeri ulu hati ataupun nyeri di dada. Nafsu
makan biasa dan tidak terjadi penurunan berat badan. Tidak ada
riwayat keringat pada malam hari. BAB dan BAK (+) lancar.
Pasien terakhir kali mengeluhkan sesak tiga bulan yang lalu
Pasien pernah beberapa kali berobat jalan di rumah sakit dan
didiagnosis asma.
 Riwayat Penyakit  Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga
 Riwayat sakitserupa: Diakui,  Riwayat sakitserupa : Disangkal
terakhir 3 bulan yang lalu.  Riwayat hipertensi : Disangkal
 Riwayat hipertensi : Disangkal  Riwayat Sakitjantung : Disangkal
 Riwayat Sakitjantung: Disangkal  Riwayat Sakit DM : Disangkal
 Riwayat Sakit DM : Disangkal
 RiwayatAlergiobat: Disangkal
 Riwayat Mondok: Diakui, 3 bulan
yang lalu karena asma.
 RiwayatASMA: Diakui, 5 tahun
ini.
 Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi
dan Kebiasaan
 Pasien bekerja sebagai buruh, dulunya
seorang perokok, konsumsi alkohol
disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
 Kesadaran : Komposmentis
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Vital sign :
 Tekanan Darah : 130/70 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Napas : 30x/menit
 Suhu : 36,3 C
Status Generalis
Kepala
 Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor,
diameter 3 mm, reflek cahaya +/+.
 Hidung : nafas cuping hidung +/+, nyeri tekan -, krepitasi -
 Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax
 Cor :
 Inspeksi : ictuscordistidaktampak, ICS melebar (-)
 Palpasi : ictus cordisteraba, kuatangkat (-), ICS melebar (-)
 Perkusi : batas kiri atas : ICS II lineaparasternal sin.
 batas kanan atas : ICS II linea parasternal dextra

 pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinistra
 batas kanan bawah : ICS V lineasternalis dextra
 kiri bawah :ICS V 2 cm lateral linea
midclavicula sinistra
 Kesan : Konfigurasi jantung dalam batas normal
 Auskultasi:Suara jantung murni: Suara I danSuara II reguler.
 Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-)
PULMO DEXTRA SINISTRA

Depan

1. Inspeksi

Bentuk dada Normal Normal

Hemitorak Simetris Simetris

Warna Sama dengan warna sekitar. Sama dengan warna sekitar.

2. Palpasi

Nyeritekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

Stem fremitus Normal normal

3. Perkusi Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru

4. Auskultasi

Suaradasar Vesikuler, ekspirasi Vesikuler, ekspirasi


memanjang memanjang
Suaratambahan

 Wheezing + +

 Ronkikasar - -

 RBH - -

 Stridor - -
 Abdomen
 Inspeksi:
 Bentuk : datar
 Warna : sama dengan kulit sekitar
 Auskultasi: Bisingusus (+) normal 8 x/detik
 Palpasi:
 Nyeritekan : (-)
 Defance muscular : (-)
 Perkusi :
 Timphani di seluruh kuadran
EKSTREMITAS Superior Inferior

Akraldingin -/- -/-


Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Pemeriksaan Penunjang 23-01-2017
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

HB 13.9 L 14-17 g/dl

Lekosit 7.300 4.000-11.800 /mm3

Trombosit 356.000 150rb-450rb /mm3

Hematokrit 45 40-48 %

Eritrosit 5.0 4.6-6.2 Juta/mm3

MCV 81 80-97 Fl

MCH 18.7 26-34 pg

MCHC 27.7 31-36 g/dl

RDW 18.7 10.0-15.0 %

MPV 9.7 7.0-11.0 Fl

KIMIA KLINIK

Ureum 32 10-50 mg/dl

Creatinin 1.2 0.6-1.4 mg/dl

SGOT 29 0-40 gr/dl

SGPT 22 0-40 gr/dl


DIAGNOSIS
 Asma Bronkial sedang pada asma
persisten sedang.
INITIAL PLAN
 Initial Plan Diagnosis
Foto Ro, EKG
 Initial Plan Terapi
o O2 3 L/menit
o Nebulizer Ventolin : pulmicort 1:1
o IVFD RL
 Initial Plan Monitoring
o Monitoring tanda vital
o Monitoring sesak nafas
 Initial Plan Edukasi
o Menjelaskan kepada pasien mengenai
penyakitnya
o Menghindari faktor pencetus
o Tirah baring total untuk menghindari
sesak bertambah berat
• S : sesak napas (+), • S : sesak napas dan

11 Oktober 2018
• S : sesak napas dan

10 Oktober 2018
9 Oktober 2018

batuk masih ada, batuk berdahak sudah batuk berdahak sudah


berdahak, warna putih. berkurang. berkurang.
• O : TD 120/70 • O : TD 110/70 • O : TD 130/70
mmhg, N 81x/menit, RR mmhg, N 85 x/menit, RR mmhg, N 85 x/menit, RR
32x/menit, T 36.5 C 28 x/menit, T 36,2 C 28 x/menit, T 36,4 C
• Wheezing (+/+) • A : Asma bronkial • A : Asma bronkial
• A : Asma bronkial persisten sedang persisten sedang
persisten sedang • P : Terapi lanjut • P : Terapi lanjut,
• P : O2 3 L/menit BLPL
• - Nebulizer ventolin :
pulmicort 1:1
• Infus RL 20tpm
• Salbutamol 2x2mg
• Metilprednisolon 3x4mg
• Cefadroxil 2x500mg
• N ace 3x1
TINJAUAN PUSTAKA

ASMA BRONKIAL
DEFINISI
Asma merupakan sebuah penyakit kronik
saluran napas yang terdapat di seluruh
dunia dengan kekerapan bervariasi yang
berhubungan dengan dengan peningkatan
kepekaan saluran napas sehingga memicu
episode mengi berulang (wheezing), sesak
napas (breathlessness), dada rasa tertekan
(chest tightness), dispnea, dan batuk
(cough) terutama pada malam atau dini
hari. (PDPI, 2006; GINA, 2009).
KLASIFIKASI
 Berdasarkan penyebabnya:
1. Eksterinsik (alergik)
2. Intrinsik (non-alergik)
3. Gabungan
Faktor
Predisposisi & Presipitasi
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Genetik
2. Obesitas
3. Seks
FAKTOR PRESIPITASI
1. Alergen:
a. Inhalan
b. Ingestan
c. Kontaktan
2. Perubahan Cuaca
3. Lingkungan Kerja
4. Stres
5. Olahraga
PATOFISIOLOGI
 Asma ditandai dengan kontraksi spastik
dari otot polos bronkiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab
yang umum adalah hipersensitivitas
bronkioulus terhadap benda-benda asing
di udara.
 Seorang yang alergi mempunyai
kecenderungan untuk membentuk
sejumlah antibody Ig E abnormal dalam
jumlah besar dan antibodi ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi
dengan antigen spesifikasinya.
 Melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat
dengan brokiolus dan bronkus kecil.
Mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang
bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik
dan bradikinin.
EDEMA LOKAL
SEKRESI MUCUS
SPASME BRONKIOLUS
GEJALA KLINIS
 Sesak nafas
 Inspirasi < ekspirasi
 Wheezing
 Nafas cuping hidung
 TD dan HR meningkat
 Dalam keadaan sesak napas
hebat, penderita lebih menyukai
posisi duduk membungkuk
dengan kedua telapak tangan
memegang kedua lutut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
1. Sputum
a. Kristal Charcot Leyden (eosinofil)
b. Spiral Crushman (cast cell)
c. Creole ( epitel bronkus)
d. Neutrofil (+), eosinofil (+)
2. Darah
a. AGD
b. SGOT dan LDH >>
c. Hiponatremia
d. Leukositosis
e. IgE >>
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Tes Alergi
 EKG
 Spirometri
PENATALAKSANAAN
 Edukasi
a. Sifat penyakit asma
b. Faktor yang menyebabkan
serangan
c. Faktor mempercepat
penyembuhan
d. Memahami kegunaan, cara
kerja dan pemakaian obat
PENCEGAHAN
 Pencegahan primer; yaitu mencegah
terjadinya sensitisasi pada bayi atau
anak yang mempunyai risiko untuk
menjadi asma di kemudian hari.Yang
dimaksud dengan risiko adalah
bayi/anak dengan riwayat atopi baik
pada salah satu maupun kedua orang
tuanya.
 Pencegahan sekunder; yaitu
mencegah terjadinya asma/inflamasi
pada seseorang yang sudah
tersensitisasi.
 Pencegahan tersier; yaitu mencegah
terjadinya serangan pada seseorang
yang sudah menderita asma.

Vous aimerez peut-être aussi