Vous êtes sur la page 1sur 31

ASUHAN

KEPERAWATAN
ANEMIA
H. AMANDUS
SDM

ANEM Kadar Hb

IA Hematokrit

LOW ACCOUNT
 Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh

 Secara fisiologis anemia terjadi apabila


terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan
Pathways
Klasifikasi anemia berdasarkan derajat berat ringan

DERAJAT WHO NCI


0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL

1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal

2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL

3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL

4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/dL < 6.5 g/Dl


Klasifikasi Anemia berdasarkan
Fisiologis
1.Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah
merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi :
a. Anemia aplastik
Penyebab:
• agen neoplastik/sitoplastik
• terapi radiasi
• antibiotic tertentu
• obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
• benzene
• infeksi virus (khususnya hepatitis)
etiologi

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang, Kelainan sel induk
(gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi), Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik
Next………..
Gejala-gejala:
 Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
 Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis,
perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran
kemih, perdarahan susunan saraf pusat

Morfologis: anemia normositik normokromik


b. Anemia pada penyakit ginjal
Penyebab :
 Menurunnya ketahanan hidup sel darah merah
 Defisiensi eritopoitin

Gejala-gejala:
 Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
 Hematokrit turun 20-30%
 Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia
jenis normositik normokromik

Kelainan ini meliputi :


 Artristis rematoid
 Abses paru
 Osteomilitis
 Tuberkolosis
 Berbagai keganasan
d. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi
Next……….

Gejala-gejalanya:
 Atropi papilla lidah
 Lidah pucat, merah, meradang
 Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut

Morfologi: anemia mikrositik hipokromik


e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
• Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
• Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (anemia kronis st gastrektomi) infeksi parasit,
penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang
terinfeksi, pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel
darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah

Penyebab :
• Pengaruh obat-obatan tertentu
• Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
• Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
• Proses autoimun
• Reaksi transfusi
• Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis
TANDA & GEJALA
 Lemah, letih, lesu dan lelah
 Sering mengeluh pusing dan mata
berkunang-kunang
 Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir,
lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pucat.
KOMPLIKASI


Gagal jantung
 Parestisia
 Kejang
PEMERIKSAAN KHUSUS &
PENUNJANG
 Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah
putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat,
vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial

 Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding


capacity serum

 Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut


dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis
TERAPI YANG DILAKUKAN

Penatalaksanaan anemia

MENCARI PENYEBAB dan MENGGANTI DARAH YG HILANG


1. Anemia aplastik:
• Transplantasi sumsum tulang
• Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin
antitimosit(ATG)

2. Anemia pada penyakit ginjal


• Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian
besi dan asam folat
• Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
• Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak
memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan
keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya,
besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat
darah, sehingga Hb meningkat

4. Anemia pada defisiensi besi


• Dicari penyebab defisiensi besi
• Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat
ferosus dan fumarat ferosus
5. Anemia megaloblastik
• Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian
vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh
defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik
dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM
• Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin
B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang
menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi
• Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan
diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM
pada pasien dengan gangguan absorbsi
PENGKAJIAN

a. Keadaan umum
 Sedang – Berat
 Penyakit yg masa lalu (Hemoroid, Gastritis, Perdarahan, dll)
 Vital sign kadang normal
 Konjungtiva pucat

b. Nutrisi
 Anoreksia
 Mual Muntah
 BB menurun
Next…….
c. Sistem GE
 Riwayat penyakit pencernaan (Hemoroid, Gastritis erosive, Melena)
 BAB disertai darah
 Inspeksi, Auskultasi, Perkusi & Palpasi kadang normal

d. Aktivitas
 Badan lemas, cepat lelah dan mengantuk
 Aktivitas tampak lesu
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Intoleransi Aktifitas yang berhubungan dengan


kerusakan transpor oksigen sekunder terhadap
penurunan sel darah merah
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3. Keletihan b/d anemia
4. Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan
penurunan resistensi sekunder akibat hipoksia
jaringan dan atau sel-sel darah putih abnormal
MASALAH KOLABORASI :

 PK : Perdarahan
 PK : Gagal Jantung
 PK : Kelebihan zat besi ( Transfusi berulang )
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan
kebutuhan pemakaian dan suplai oksigen

NOC :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien toleran
terhadap aktivitas dengan criteria :
 Kebutuhan ADL terpenuhi tanpa rasa pusing,sesak
NIC
1. Kaji kemampuan klien dlm melakukan memenuhi ADL
2. Monitor TTV, respon fisiologis selama dan setelah melakukan
aktivitas
3. Beri informasi pada klien/klg untuk berhenti melakukan aktivitas
jika terjadi peningkatan TTV atau pusing
4. Beri bantuan dalam beraktivitas/ambulasi bila perlu
5. Perioritaskan jadwal askep untuk meningkatkan istirahat
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kurangnya selera makan

NOC :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nutrisi klien terpenuhi
dengan criteria :
 BB stabil/meningkaT
 Nilai laboratorium Dbn
 Melaporkan nafsu makan meningkat
 Menghabiskan porsi makan yang disediakan
NIC

1. Kaji riwayat nutrisi dan makanan yg disukai


2. Observasi dan catat masukan makanan
3. Timbang Berat badan setiap hari
4. Beri makanan sedikit tapi sering dan atau makan diantara waktu
makan
5. Konsul ahli gizi
6. Beri obat/suplemen vitamin sesuai order
IMPLEMENTASI
 SESUAI RENCANA YANG TELAH DITETAPKAN

EVALUASI
 SESUAI NOC
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi