Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(KURIKULUM 2014)
UNTUK :
PRODI KEPERAWATAN & PRODI
AKUPUNTUR POLTEKKES RUMAH SAKIT
Dr.SOEPRAOEN MALANG
DASAR HUKUM PENDIDIKAN KEWARGANEGA-
NEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI :
1. UU RI NO. 20 TH.2003 TENTANG SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL
2. SK DIRJEN DIKTI NO.43/DIKTI/2006 TEN-
RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN MATA KU-
LIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DI
PERGURUAN TANGGI.
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI:
AGAR MAHASISWA BISA MENJADI WARGANE-
GARA YANG LEBIH BAIK YANG MAMPU MENDU-
KUNG BANGSA DAN NEGARA INDONESIA MEN-
JADI BANGSA DAN NEGARA YANG MAJU DAN
BERPERABAN YANG TINGGI.
MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
1. IDENTITAS NASIONAL
2. HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA
3. NEGARA DAN KONSTITUSI
4. DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI
5. NEGARA HUKUM DAN HAK AZASI MANUSIA
6. WAWASAN NUSANTARA
7. KETAHANAN NASIONAL
WAWASAN NUSANTARA
a. Riwayat singkat munculnya konsepsi Wawasan Nusantara
3. TATA LAKU
. TATA LAKU BATINIAH
TATA LAKU BATINIAH MASYARAKAT ADA-
LAH PERWUJUDAN DARI SIKAP BATINIAH-
YAITU HASIL PENILAIAN SECARA BATINIAH
TERHADAP SESUATU YANG KEMUDIAN ME-
NIMBULKAN KECENDERUNGAN UNTUK DITERI
MA ATAU DITOLAK,DILAKUKAN ATAU TIDAK DI-
LAKUKAN,DIPUJI ATAU DICELA DSB.JADI KAITANNYA
DENGAN WAWASAN NUSANTARA,BANGSA INDONE-
SIA DALAM MENFHADAPI SESUATU,PERLU MENENTUKAN
SIKAP BATINNYA SETELAH MELALUI PROSES EVALUASI TERHADAP
SESUATU TERSEBUT
. TATA LAKU LAHIRIAH
TATA LAKU INI DDITUANGKAN DALAM SUA
TU POLA TATA LAKSANA :
- TATA PERENCANAAN
- TATA PELAKSANAAN
- TATA PENGAWASAN
ARTINYA SEGALA SESUATU YANG AKAN DI
LAKUKAN SEBAGAI TINDAK LANJUT TATA
LAKU BATINIAH,PERLU DIRENCANAKAN SE
CARA MATANG,KEMUDIAN DILAKSNAKAN
DAN DALAM PELAKSANAAN PERLU PENGA
WASA AGAR HASILNYA SESUAI DENGAN TU-
JUAN KEGITAN TERSEBUT.
F. PENERAPAN WAWASAN NUSANTARA.
1. DI BIDANG POLITIK YAITU ADANYA PENGAKUAN
SI PEMERINTAH INDONESIA ANTARA LAIN :
- KONSEPSI NEGARA KEPULAUAN YANG KITA
KENAL DENGAN KONSEPSI “NUSANTARA”
( ARCHIPELLAGO )
- KONSEPSI LAUT TERITORIAL SELEBAR 12
MIL DIUKUR DARI GARIS DASAR YANG
MENGHUBUNGKAN TITIK TERLUAR DARI
PULAU TERLUAR INDONESIA.
- KONSEPSI LANDAS KONTINEN INDONESIA
- KONSEPSI ZEE.
DENGAN PENGAKUAN KONSEPESI-KONSEPSI
TERSEBUT OLEH DUNIA INTERNASIONAL,MAKA
LUAS WILAYAH INDONESIA YANG SEMULA MEN
DUDUKI URRUTAN KE 17 DUNIA MENJADI NO.7,
YAITU LUAS DARATAN 2.027.087 KM PERS,LUAS LAUT
3.166.163 KM PERS,LUAS LANDAS KONTINEN 2.200.000 KM
2. PERTAMBAHAN LUAS WILAYAH TERSEBUT
MENGHASILKAN SUMBER DAYA ALAM
YANG CUKUP BESAR UNTUK KESEJAHTERA
AN BANGSA INDONESIA BAIK SUMBERDA-
YA HAYATI MAUPUN NON HAYATI MISAL-
NYA MINYAK,GAS BUMI DAN SUMBERDA-
YA MINERAL YANG LAIN.
3. NEGARA-NEGARA TETANGGA KITA DAPAT
MENERIMA PENERAPAN KONSEPSI WA-
WASAN NUSANTARA DALAM BENTUK PER-
SETUJUAN-PERSETUJUAN BATAS WILAYAH
LAUTAN.
4. DI BIDANG KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI
YAITU MUNCULNYA STATELIT PALAPA,MICROWAVE
SYSTEM,LAPANGAN TERBANG PERINTIS,PERTELEVI
SIAN,SEHINGGA BANGSA INDONESIA BISA MENYATU,TI
5. KEKAYAAN ALAM BERTAMBAH DAN PEME-
RATAANNYA DAPAT DILAKUKAN MENGI-
NGAT SARANA/PRASARANA MENJADI LE-
BIH BAIK.
6. DI BIDANG SOSIAL BUDAYA,MISALNYA MA
KIN TERPENUHIINYA SARANA PENDIDIKAN
PELAYANAN KESEHATAN,PENGEMBANGAN
SENI BUDAYA,TINGKAT KEMAJUAN MASYA-
RAKAT YANG MAKIN MERATA DSB.
7. DI BIDANG HANKAM ANTARA LAIN MAKIN
CANGGIHNYA PERALATAN YANG DIMILIKI
MAKIN TERPENUHINYA BAIK KUANTITAS MAU-
PUN KUALITAS PERSONALNYA,MAKIN TINGGI-
NYA KESADARAN MASYARAKAT UNTUK MENANGGU
LANGI H G A T YANG BISA MENGGANGGU KEAMAN-
AN DAN KETENTERAMAN BANGSA INDONESIA.
KETAHANAN NASIONAL
A. PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL
KETAHANAN NASIONAL YAITU KONDISI DINA-
MIS SUATU BANGSA,YANG BERISI KEULETAN
DAN KETANGGUHAN YANG MENGANDUNG KE
MAMPUAN MENGEMBANGKAN KEKUATAN
NASIONAL DI DALAM MENGHADAPI DAN ME
NGGATASI SEGALA TANTANGAN,ANCAMAN,
HAMBATAN DAN GANGGUAN BAIK DARI DA-
LAM MAUPUN DARI LUAR YANG LANGSUNG
MAUPUN TIDAK LANGSUNG MEMBAHAYAKAN
INTEGRITAS,IDENTITAS,KELANGSUNGAN HIDUP
SUATU BANGSA DAN NEGARA SERTA PERJUANG-
AN MENGEJAR TUJUAN PERJUANGAN NASIONAL
KONDISI TUJUAN
DINAMIS
H NASIONA L
YITU
KEULETAN DAN
KETANGG UHAN MENGEMBANGKAN G MASARAKAT
KEKUATAN NASIONAL ADIL
A MAKMUR,
T MATERIAL/
SPIRITUAL
KONDISI DINAMIS SUATU BANGSA
B. SOSIALNYA : 1. IDEOLOGINYA
2. POLITIKNYA
3. EKONOMINYA
4. SOSIAL BUDAYANYA
5. HANKAMNYA
2. Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
secara fisiologi, yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain .
Jadi setiap bangsa pasti memiliki identitas sendiri sesuai dengan
keunikannya, sifatnya, ciri serta karakter dari bangsa tersebut .
Munculnya dan bentuk identitas nasional suatu bangsa ditentukan
oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
II. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional
1. Unsur-unsurnya
a. Agama
b. Kebudayaan
c. Bahasa
d. Wilayah tempat tinggal
2. Pengelompokan unsurnya
2. Negara Serikat
Yaitu negara yang merupakan gabungan dari beberapa negar
bagian bergabung menjadi satu negara serikat.
IV. Bagaimana halnya Negara Indonesia ?
1. Terbentuknya Negara Indonesia
Terbentuknya Negara Indonesia yang berwilayah dari sabang sampai
mereuke dan berpenduduk dari berbagai suku/ ras, berbagai
kebudayaan, berbagai pemeluk agama dan kepercayaan didorong oleh
berbagai faktor sejarah :
a. Sebelum datangnya bangsa penjajah mulai abad ke 16, pernah
muncul kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit yang
wilayahnya boleh dikatakan dari sabang sampai mereuke dan
penduduknya baik suku/ ras maupun kebudayaannya juga seperti
sekarang ini.
b. Selama penjajahan bangsa asing yang wilayah dan penduduknya juga
seperti wilayah dan penduduk sekarang ini.
c. Persamaan nasip, khususnya selama masa penjajahan.
d. Kesadaran bahwa kemerdekaan adalah kodrat segala bangsa di dunia.
e. Kesadaran bahwa perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut
kemerdekaan dari tangan penjajah sudah cukup lama.
f. Kesadaran bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mendapat rido
dah rahmat dari Tuhan yang Maha Esa.
2. Kedaulatan Indonesia
Kedaulatan (kekuasaan tertinggi) di Indonesia ditangan rakyat
(pasal 1 ayat 1 UUD 1945 Amandemen).
3. Tujuan Negara Indonesia
Tercantum pada pembukaan UUD 1945 alinea ke IV
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban, berdasarkan perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
4. Bentuk Negara Indonesia
a. Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan.
b. Bentuk pemerintahannya Republik
c. Sistem yang dianut adalah negara kesatuan desentralistik
dengan titik berat otonomi pada daerah kabupaten dan kota.
5. Konstitusionalisme
a. Konstitusionalisme yaitu suatu paham yang menghendaki
pemerintah serta penguasa pemerintahannya didalam
menjalan tugas dan kewenangannya harus dibatasi dengan
perundang-undangan yang disebut konstitusi.
b. Konstitusi yang dimaksud berupa kesepakatan umum atau
(persetujuan/konsensus) diantara mayoritas rakyat yang
diwujudkan dalam bentuk perundang-undangan yang disebut
konstitusi.
c. Kesepakatan tersebut paling tidak berisi :
Yang terkaik dengan cita-cita bersama.
Terkait dengan ketentuan-ketentuan hukum (The Rule of
Law) sebagai landasan pemerintahan dan penyelenggaraan
negara.
Terkait dengan bentuk-bentuk institusi dan prosedur-
prosedur ketatanegaraan.
d. Cita-cita bersama yang disepakati yang sangat menentukan
tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dirumuskan
dengan sebuah perumusan yang sangat padat, mendalam yang
sering disebut falsafah kenegaraan atau staatsidee ( cita-cita
negara ) untuk Indonesia falsafah negaranya adalah Pancasila.
e. Dalam rule of law, hukum (law) merupakan kesatuan sistem
yang lazim disebut hukum dasar atau konstitusi baik tertulis/
tidak tertulis.
f. Bentuk-bentuk institusi dan prosedur ketatanegaraan
diantaranya berupa lembaga-lembaga negara, hubungan antar
lembaga negara serta hubungan antar organ-organ negara
dengan warganegaranya.
g. Jadi prinsip konstitusionalisme adalah prinsip pembatasan
kekuasaan negara/ pemerintah dalam hal berhubungan antara
lembaga yang satu dengan yang lain dan antar lembaga dengan
warganegara.
6. Konstitusi Indonesia
a. Amandemen terhadap UUD 1945
Konstitusi indonesia berupa UUD 1945 yang disahkan pada 18
Agustus 1945.
Amanden terhadap UUD 1945 tidak diartikan merubah secara
keseluruhan, tapi merupakan upaya menambahkan/
pengurangan untuk penyempurnaan.
Amandemen UUD 1945 telah dilakukan 4 kali yaitu tahun 1999,
2000, 2001, 2002.
Pembukaan tetap, jumlah babnya tetap, jumlah pasalnya tetap,
jumlah ayatnya yang bertambah ( ada yang dihilangkan/
diganti/ ditambah ).
UUD yang berlaku sekarang ini adalah UUD 1945
yang telah diamandemen
b. Konstusi ( Constitution atau Constitutie )
Konstitusi adalah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan hukum
yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintah
termasuk dasar hubungan kerjasama antara negara dengan masyarakat
dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jadi konstitusi adalah kaidah yang ditulis dalam suatu naskah undang-
undang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.
c. Sifat Konstitusi
- Bersifat fleksibel (luwes) dan rigid (kaku)
Bersifat flesibel artinya mudah mengikuti perkembangan jaman karena
hanya memuat pokok-pokoknya saja.
Jika ingin merubah karena mengikuti perkembangan jaman cukup
disesuaikan dengan undang-undang biasa, yang bisa dibuat oleh pembuat
undang-undang (Pemerintah dan DPR)
Bersifat rigit artinya kaku, sehingga untuk merubah konstitusi perlu
prosedur yang rumit. Isinya tidak hanya memuat pokok-pokoknya saja .
Tidak hanya memuat hal-hal yang pokok saja, tetapi juga memuat
memuat hal-hal penting.
-Bersifat formil dan materiil
Bersifat formil berarti tertulis, bersifat materiil berarti isinya hal-
hal yang bersifat dasar bagi rakyat dan negara.
d. SifatUUD 1945
Untuk merubah UUD 1945 prosedur istimewanya seperti UUD yang
bersifat rigit, tetapi juga bersifat luwes karena hanya memuat
ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok saja sehingga mudah
mengikuti perkembangan jaman.
e. Fungsi dan kedudukan konstitusi, antara lain :
- Membatasi kekuasaan penguasa dan menjamin hak warga negara.
- Merupakan pencerminan keadaan masyarakat dan negara yang
bersangkutan.
- Memberi petunjuk dan arahan kemana negara akan dibawa.
- Dasar dan sumber hukum bagi peraturan perundangan
dibawahnya.
- Produk politik tertinggi bagi suatu bangsa dalam membentuk dan
menjalankan negara.
f. Jenis UUD (hukum dasar)
- UUD (hukum dasar) tertulis, contohnya UUD 1945.
- UUD (hukum dasar) tak tertulis yang dikenal dengan nama
Convensional, yaitu peraturan-peraturan dasr yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak
tertulis , salah satu contoh konvensi yang berlaku di Indonesia yaitu
pidato kenegaraan Presisiden menjelang peringatan Proklamasi 17
Agustus , cari contoh lain………………..
Sifat konvensi yaitu
-Tidak bertentangan denga UUD dan berjalan sejajar.
-Diterima oleh seluruh rakyat.
-Sebagai pelengkap peraturan-peraturan dasar yang tidak terdapat
dalam UUD yang tertulis.
g. UUD yang pernah berlaku di Indonesia
- UUD 1945 ( 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 ).
-UUD Republik Indonesia Serikat ( 27 Desember 1949 – 17 Agustus
1950 ).
-UUD Sementara RI ( 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 ).
-UUD 1945 ( 5 Juli 1959 – 1999 ).
-UUD 1945 Amandemen I ( 1999 – 2000 ).
-UUD 1945 Amandemen II ( 2000 – 2001 ).
-UUD 1945 Amandemen III ( 2001 – 2002 ).
-UUD 1945 Amandemen IV ( 2002 – sekarang ).
7. Undang – Undang Dasar 1945 Amandemen.
I. Pengertian Demokrasi
1. Secara etimologi “demokrasi” berasal dari bahasa Yunani yaitu dari
kata “demos” yang berarti “rakyat” dan “kratos” yang berarti
“pemerintahan” atau “ kratein” yang berarti “memerintah” .
2. Secara umum “demokrasi” berarti “pemerintahan yang dijalankan
oleh rakyat” :
a. Bisa “demokrasi langsung” artinya rakyat berperan secara
langsung dalam menentukan jalannya pemerintahan, misalnya
dalam membuat undang-undang, menentukan kebijakan dsb.
b. Bisa “demokrasi perwakilan” artinya rakyat memilih wakil-
wakilnya untuk menentukan jalannya pemerintahan.
3. Jadi dalam sistem pemerintahan demokrasi, kekuasaan tertinggi
berada ditangan rakyat.
II. Pengertian Pendidikan Demokrasi
1. Pendidikan demokrasi yaitu upaya sistematis yang dilakukan oleh
“negara” dan “masyarakat” untuk memfasilitasi individu
warganegaranya agar memahami , menghayati, mengamalkan dan
mengembangkan konsep, prinsip dan nilai-nilai demokrasi sesuai
dengan dengan status dan perannya dalam masyarakat.
2. Demokrasi bukanlah barang warisan, tetapi diterima dan dicerna
oleh masyrakat melalui proses belajar dilingkungan yang
memungkinkan terjadinya pendidikan demokrasi misalnya :
a. Lingkungan pendidikan formal (sekolah/ perguruan tinggi).
b. Lingkungan pendidikan luar sekolah (kursus-kursus, pondok
pesantren dll).
c. Lingkungan pendidikan informal (rumah tangga, pergaulan di
masyarakat dll).
3. Jadi budaya demokrasi dimasyarakat akan terbentuk bilamana nilai
demokrasi itu sudah berkembang luas, merata dan dihayati serta
dijalankan sebagai sikap dan prilaku hidup masyarakat.
III. Pertumbuhan Demokrasi
1. Pertamakali muncul demokrasi yaitu jaman Yunani kuno (antara
abad ke 6 – 3 sebelum masehi).
2. Waktu itu masih demokrasi langsung, yaitu hak untuk membuat
keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh
warganegara dengan prosedur secara mayoritas.
3. Pada awal abad pertengahan, dalam perkembangan/
pertumbuhan demokrasi, muncul teori “trias politika” yaitu
membagi kekuasaan pemerintah menjadi tiga :
a. Kekuasaan Eksekutif
b. Kekuasaan Legislatif
c. Kekuasaan yudikatif
4. Pada akhir abad pertengahan, dalam perkembangan/
pertumbuhan demokrasi, munculah gagasan untuk membatasi
kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang, pemerintah
perlu dibuatkan konstitusi (UUD) baik tertulis/ tidak tertulis.
5. Muncullah “Negara Konstitusional” atau “Rechstaat” atau “Negara
Hukum” yaitu adanya :
a. Hak-hak manusia.
b. Pemisahan dan pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-
hak manusia.
c. Pemerintahan berdasarkan aturan atau UU.
d. Peradilan administrasi.
IV. Teori Dan Konsep Demokrasi
1. Sistem-sistem demokrasi yang pernah muncul/ ada.
a. Sistem presidensial, yaitu sistem yang menekankan pentingnya
pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat
-Kekuasaan eksekutif sepenuhnya ditangan presiden.
-Presiden sebagai kepala eksekutif juga sebagai kepala negara.
b. Sistem parlementer , yaitu sistem yang menerapkan model
hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan
legislatif.
-Kepala eksekutif berada ditangan perdana mentri.
-Kapala negaranya presiden atau raja sebagai simbul saja.
c. Sistem demokrasi liberal , yaitu yang menekankan kebebasan
individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan
demokrasi. contoh ……………….
d. Sistem demokrasi satu partai dan komunis
-Dilaksanakan di negara-negara komunis.
-Sistem ini muncul sebagai reaksi terhadap sistem demokrasi
liberal.
-Dalam demokrasi liberal, kekuasaan negara akhirnya berada
ditangan kaum kapitalis.
-Tetapi kaum kapitalis ini akhirnya akan runtuh dan kembali
ketangan rakyat sebagai pemegang kekuasaan.
- Sistem ini dipelopori oleh Karl Marx.
V. Keterkaitan Antara Demokrasi Dan Bentuk
Pemerintahan Dalam UUD 1945
1. Konsep kekuasaan
a.Kekuasaan ditangan rakyat.
-Pembukaan UUD 1945.
-Pokok pikiran dalam UUD 1945.
-Pasal 1 ayat (1) UUD 1945.
-Pasal 1 ayat (2) UUD 1945.
b. Pembagian kekuasaan.
c. Pembatasan kekuasaan.
2. Konsep pengambilan keputusan
a. Penjelasan UUD 1945 tentang pokok pikiran ke III (bunyinya……….)
b. Pasal 7B ayat(7) UUD 1945 (bunyinya……..)
c. Konsep pengambilan keputusan yang dianut dalam hukum tata
negara Indonesia yaitu :
-Keputusan yang diambil sejauh mungkin diusahakan dengan
musyawarah untuk mufakat.
-Jika Mufakat tidak tercapai dimungkinkan melalui suara terbanyak
3. Konsep pengawasan
a.Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (bunyinya…………………)
b.Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 (bunyinya…………………)
c.Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan DPR (bunyinya………….)
d.Kesimpulannya
-Pengawasan dilakukan oleh seluruh warganegara karena
Indonesia memang negara demokrasi.
-Secara formal pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh DPR.
4. Konsep partisipasi/ keikutsertaan warganegara
a.Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 (bunyinya…………….)
b.Pasal 28 ayat UUD 1945 (bunyinya………….)
c.Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 (bunyinya………..)
VI. Implementasi Pendidikan Demokrasi
Dalam hubungannya dengan implementasi dalam sistem
pemerintahan, demokrasi melahirkan beberapa sistem :
1. Sistem presidensial, yaitu mensejajarkan antara parlemen dengan
presiden dengan memberi dua kedudukan kepada presiden
sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
2. Sistem parlementer, yang meletakan pemerintahan dipimpin
perdana menteri yang kedudukannya sebagai kepala
pemerintahan saja, kepala negara bisa dijabat oleh raja atau
presiden yang hanya sebagai simbul kedaulatan dan persatuan.
3. Sistem referendum yang meletakkan pemerintah sebagai bagian
dari parlemen.
4. Sistem campuran antara presidensial dan parlementer.
VII. Penerapan di Indonesia
1. UUD yang pernah berlaku di Indonesia
a.UUD 1945 (1945 – 1949)
b.UUD RIS (1949 -1950)
c.UUD Sementara (1950-1959)
d.UUD 1945 (1959 – sekarang)
2. Demokrasi yang pernah diterapkan di Indonesia
a.Demokrasi parlementer (1945 – 1959)
b.Demokrasi terpimpin (1959 – 1965)
c.Demokrasi Pancasila (1965 – sekarang)
3. Indonesia menerapkan demokrasi model campuran, yaitu
campuran antara presidensial dan parlementer.
STRUKTUR KETATANEGARAAN
SETELAH PERUBAHAN UUD 1945
UUD 1945