PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2012
TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN
BONY PATTIPAWAEY K012182037
DEPARTEMEN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
PROGRAM PASCA SARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDIN 2019 SUMMARY ■ UUD 1945 Pasal 28 H ayat 1 dan Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan mengisyaratkan bahwa setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu ■ Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang mengatur tentang siapa saja yang berhak menerima bantuan pembayaran iuran jaminan kesehatan dari pemerintah yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dalam hal ini ditujukan untuk fakir miskin dan orang tidak mampu ■ Fakir Miskin didefinisikan sebagai orang yang sama sekali tidak mempunyai mata pencaharian atau mempunyai mata pencaharian tetapi tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi dirinya dan keluarga ■ Golongan Orang yang tidak mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata pencaharian, gaji atau upah yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu membayar iuran bagi dirinya atau keluarganya MASALAH ■ Masih ada masyarakat kategori tidak mampu tapi belum menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran ■ Kriteria Tidak Mampu, tidak jelas termasuk Prosedur Birokrasi dan administrasi kependudukan ■ Pengaturan kepesertaan menentukan akses peserta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ■ Masih ada kekosongan aturan mengenai kepesertaan khususnya untuk kelompok rentan, seperti bayi, balita, penyandang disabilitas dan korban kekerasan PASAL YANG BERMASALAH ■ Masih ada masyarakat kategori tidak mampu tapi belum menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran ■ Kriteria Tidak Mampu, tidak jelas termasuk Prosedur Birokrasi dan administrasi kependudukan ■ Pengaturan kepesertaan menentukan akses peserta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ■ Masih ada kekosongan aturan mengenai kepesertaan khususnya untuk kelompok rentan, seperti bayi, balita, penyandang disabilitas dan korban kekerasan