Vous êtes sur la page 1sur 26

STROKE

Asri Purwanti Rahayu


Fadhil Rizqi Rahamatullah
Vivian Yessica
Ika Linda Agustin
Nuri Anisa Faradila
Fanda Eka Desyati
Febyan Trialoka Margaraisa
Afira Cahyaning Ati
Arumingtyas
PENDAHULUAN

 AS terdapat 451.000 kasus


 Australia : 25.000
 Mengena diatas 50 tahun
 Beberapa dibawah 35 tahun
DEFINISI

 Stroke adalah defisit neurologis yang


mempunyai awitan mendadak dan
berlangsung sebagai akibat adanya
gangguan pembuluh darah otak

 Stroke adalah disfungsi neurologi


akut yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah yang timbul secara
mendadak dengan tanda dan gejala
sesuai dengan daerah fokal pada
otak yang terganggu (WHO, 1989)
ETIOLOGI
 Tidak diketahui
 Faktor resiko
 Akibat adanya kerusakan pada arteri Karena usia, hipertensi, DM
 Penyebab timbulnya trombosis; polycytemia
 Penyebab emboli; MCI, kelainan katup, dll
 Penyebab hemoragikTD terlalu tinggi, aneurisma arteri, penurunan
faktor pembekuan darah
Faktor resiko
 Bukti-bukti kerusakan pembuluh darah arteri sebelumnya :
Angina, TIA
 Merokok
 Riwayat keluarga
 Obesitas
 Latihan berat
KLASIFIKASI STROKE
 Berdasarkan Patologi dan gejala klinik:
Stroke Hemoragik dan Non hemoragik

Stroke Hemoragik

 Perdarahan intra cerebral dan


mungkin perdarahan subarakhnoid,
disebabkan pecahnya pembuluh
darah ortak tertentu
 Kejadiannya saat melakukan
aktivitas atau saat aktif
 Kesadaran pasien menurun
Stroke Non hemoragik
 Berupa iskemia, emboli dan trombosis
cerebral
 Terjadi saat / setelah lama beristirahat,
bangun tidur, dipagi hari
 Tidak terjadi perdarahan tetapi hipoksia
karena iskemia, dapat timbul edema
sekunder
 Kesadaran pasien umumnya baik
KLASIFIKASI STROKE Lanjutan

Berdasarkan perjalanan penyakit dan


stadium
 TIA (Trans Iskemic Attack)
 Gangguan neurologis setempat yang terjadi
selama beberapa menit samapai beberapa jam
saja.
 Gejala yang muncul akan hilang sengan
spontandan sempurna dalam tempo kurang dari
24 jam
 Stroke in volusi
 Stroke yang terjadi masih terus berkembang
dimana gangguan neurologis terlihat semakin
berat dan bertambah buruk (beberapa jam –
hari)
 Stroke Komplit
 Ganguan neurologi yang timbul sudah menetap
atau permanen
3 Faktor penentu berat
ringannya gangguan
 Cepatnya kejadian : efek stroke
akan terlihat beberapa menit / jam,
 Daerah otak yang terkena
 Gangguan suplai darah ke bagian
otak tertentu
 Kekurangan selama 1 – 4 menit masih
dapat pulih
 > 4 menit kerusakan jaringan
irreversibel - nekrosis
PATOFISIOLOGI
 Oklusi
 Penurunan perfusi jaringan serebral
 Iskemia
 Metabolisme anaerob
 Asam laktat meningkat
 Edema serebral
 Aktivitas elektrolit terganggu
 Pompa na dan Kalium gagal
 Edema cerebral
 Perfusi otak menurun
 Nekrosis jaringan otak
 Gangguan neurologis
TANDA DAN GEJALA
Berdasarkan daerah dan luasnya otak
yang terkena
 Pengaruh thd status mental
 Tidak sadar
 Konfuse
 Lupa akan tubuh sebelah
 Pengaruh fisik
 Paralisis
 Kesulitan menelan
 Gangguan sentuhan dan sensasi
 Gangguan penglihatan
TANDA DAN GEJALA Lanjutan

 Pengaruh terhadap Komunikasi


 Bicara tidak jelas
 Kehilangan Bahasa
TANDA DAN GEJALA Lanjutan

Berdasarkan bagian hemispher yang terkena


 Stroke Hemisfer kanan
 Hemiparese sebelah kiri tubuh
 Penilaian buruk
 Mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral
sehingga kemungkinan terjatuh ke sisi yang
berlawanan
 Stroke hemisfer kiri
 Hemiparese kanan
 Perilaku lambat dan sangat berhati-hati
 Kelainan bidang pandang sebelah kanan
 Disfagia global
 Apasia
 Mudah frustasi
KOMPLIKASI

 B.d Imobilisasi : infeksi pernapasan, nyeri pd daerah


tertekan, kontipasi, trombopleibitis
 B.d Paralisis : nyeri daerah punggung, dislokasi
sendi, deformitas, terjatuh
 B.d Kerusakan otak ; epilepsi, sakit kepala,
Test Diagnostik

 CT Scan
 MRI
 EEG
 Sinar x tengkorak
 Angiografi serebral
MANAJEMEN MEDIK
 Pertahankan jalan napas dan ventilasi
adekuat
 Tempatkan klien pada posisi lateral
kepala tempat tidur agak ditinggikan
sampai tekanan vena serebral berkurang
 Pemberian Diuretik untuk menurunkan
edema cerebral
 Pemberian antikoagulan
 Intubasi endotrakeal
 Ventilasi mekanik
PENGKAJIAN
 Aktivitas / Istirahat
 Kesulitan melakukan aktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi,
paralisis
 Gangguan tingkat kesadaran
 Gangguan penglihatan
 Sirkulasi
 Hipertensi
 Disritmia
 Integritas ego
 Putus asa, tidak berdaya, emosi labil
Pengkajian lanjutan

 Eliminasi
 Inkontinensia urine
 Distensi abdomen
 Makanan / cairan
 Napsu makan hilang
 Mual, muntah
 Kehilangan sensasi kecap, kesulitan menelan
 Neurosensori
 Pusing
 Tingkat kesadaran menurun; koma
 afasia
Pengkajian lanjutan

 Pernapasan
 Ketidakmampuan menelan / batuk/ hambatan jalan napas
 Keamanan
 Kesulitan untuk melihat obyek dari sisi yang terkena
 Tidak mampu mengenali obyek
 Kesulitan berkomunikasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Perubahan perfusi jaringan serebral b d
interupsi aliran darah, gangguan oklusif,
hemoragic, vasopasme serebral, edema
serebral
 Kerusakan mobilitas fisik b d kelemahan,
parestesia
 Kerusakan komunikasi verbal b d
kerusakan sirkulasi serebral, kehilangan
kontrol otot fasial
 Kurang perawatan diri b d kehilangan
koordinasi otot
DP. 1 :Perubahan perfusi jaringan serebral b d interupsi aliran darah,
gangguan oklusif, hemoragic, vasopasme serebral, edema serebral
 Tujuan
 Mempertahankan tingkat kesadaran
 TTV stabil
 Intervensi
 Observasi status neurologis
 Observasi TTv
 Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan d
 Pertahankan tirah baring
 Ciptakan lingkungan yang tenang
 Batasi aktivitas klien
 Cegah terjadinya mengejan saat defikasi
 Kolaborasi pemberian Oksigen
 Kolaborasi pemberian Obat sesuai indikasi :
antikoagulan, antihipertensi, pelunak feses
 K/P kolaborasi persiapan pembedahan
Kerusakan mobilitas fisik b d kelemahan, parestesia

 Tujuan
 Mempertahankan / meningkatkan kekuatan fungsi
bagian tubuh yang terkena
 Mempertahankan integritas kulit
 Intervensi
 Kaji kemampuan aktivitas klien secara fungsional
 Ubah posisi minimal 2 jam sekali
 Ajarkan latihan gerak aktif dan pasif pada semua
ekstremitas
 Gunakan penyangga lengan ketika klien berada
dalam posisi tegak
 Bantu klien dalam beraktivitas
 Observasi daerah kulit yang terkena penekanan,
warna, edema
 K/p Kolaborasi dengan fisiotherapi
Kerusakan komunikasi verbal b d kerusakan sirkulasi serebral,
kehilangan kontrol otot fasial

 Tujuan
 Klien dapat mengindikasikan pemahaman
komunikasi
 Membuat metode komunikasi yang tepat
 Intervensi
 Kaji derajat disfungsi
 Mintalah pasien untuk mengikuti perintah
sederhana
 Tunjukkan obyek dan minta pasien untuk
menyebutkan nama benda tsb
 Berikan metode komunikasi alternatif, mis;
menulis di papan tulis, gambar
 Kolaborasi dengan speech Therapi
Kurang perawatan diri b d kehilangan koordinasi otot

 Tujuan
 Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri
dalam tingkat kemampuan mandiri
 Intervensi :
 Kaji kemampuan dan tingkat kemampuan klien
melakukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
 Berikan umpan balik yang positif untuk setiap
usaha yg dilakukan atau keberhasilannya
 Berikan bantuan perawatan diri bila pasien tidak
mampu melakukan sendiri (mandi, bab, bak, dsb)
 Berikan dukungan
 Dekatkan barang-barang kebutuhan klien
EVALUASI
 Mempertahankan tingkat kesadaran
 TTV stabil
 Mempertahankan / meningkatkan kekuatan fungsi bagian tubuh
yang terkena
 Mempertahankan integritas kulit
 Klien dapat mengindikasikan pemahaman komunikasi
 Membuat metode komunikasi yang tepat
 Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat
kemampuan sendiri

Vous aimerez peut-être aussi