Vous êtes sur la page 1sur 30

kelompokH

DevitaAini
ElyKinasih
LanangPrasojo
NoviHandayani
TandyaSholeha
ViviMaulida
WazenSyzwani
TUJUAN
 Diharapkan mahasiswa/I mampu memahami tumbuh
kembang anak
 Diharapkan mahasiwa/I mampu menegtahui penyebab
BBLR
 Diharapkan mahasiswa/I mampu mengerti tanda dan
gejala serta penatalaksnaan BBLR
 Diharapkan mahasiswa/I mampu memahami asuhan
keperawatan anak dengan BBLR

2
APA ITU BAYI
BBLR?

3
Bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari
2.500 gram tanpa memandang masa
kehamilan. Dismaturitas adalah bayi lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat
bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterine dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilannya (KMK)
(Proverawati, 2010).

4
Etiologi
Faktor ibu
 Toksemia gravidarum (pre eklamsia dan
eklamsia)
 Perdarahan antepartum, malnutrisi, riwayat
kelahiran prematur sebelumnya
 Trauma fisik dan psikologis
 Ibu yang menderita penyakit antara lain:
Diabetes mellitus, TBC, penyakit jantung,
hipertensi, ginjal glumolunefritis akut
 Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun
 Bekerja yang terlalu berat
 Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

5
Faktor janin
• kehamilan ganda, hidramnion, ketuban
pecah dini, cacat bawaan, kelainan
kromosom, Infeksi (misal: rubella, sifilis,
dan toksoplasmosis), insufensi plasent,
Inkompatibilitas darah ibu dari janin
(faktor rhesus, golongan darah A, B, C dan
O), Infeksi dalam rahim.
Faktor lain
• Selain faktor ibu dan janin, ada juga faktor
lain yaitu: faktor plasenta seperti plasenta
previa, solusio plasenta, faktor lingkungan
yaitu tempat tinggal dataran tinggi, radiasi
dan zat-zat racun, faktor keadaan sosial
ekonomi yang rendah juga dikatakan
dapat menjadi faktor penyebab, serta
kebiasaan pekerjaan yang melelahkan atau
merokok.
6
Manifestasi klinis
• Menurut harapan hidupnya:
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir
1.500-2.500 gram
• Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)
berat lahir 1.000-1.500 gram
• Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER)
berat lahir kurang dari 1.000 gram
• Menurut masa gestasinya:
• Prematuritas murni: masa gestasinya
kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan
masa gestasi berat atau biasa disebut
neonatus kurang bulan sesuai untuk
masa kehamilan (NKBSMK).
• Dismaturitas: bayi lahir dengan berat
badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat
bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterine dan merupakan bayi yang 7
kecil untuk masa kehamilannya (KMK).
Penatalaksanaan
. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat

 Mencegah infeksi dengan ketat


 Pengawasan nutrisi/ASI
 Penimbangan kuat
 Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain
yang kering dan bersih pertahankan suhu yang
hangat
 Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu
 Tali pusat dalam keadaan bersih
 Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian
ASI
 Bila tidak mungkin infus Dekstrosa 10 % =
bicarbonat nactricus 1,5 % (kolaborasi dengan
dokter)
 Berikan antibiotik
8
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH

9
RESUME KLIEN

• Telah lahir seorang bayi berjenis kelamin laki-laki pada tanggal 10


Desember 2018 pada pukul 19.30 WIB usia gestasi 33 minggu. Bayi
dilahirkan secara casear dengan riwayat kehamilan P2A1H33minggu, atas
indikasi ketuban pecah dini dalam perjalanan ke Rumah Sakit
Fatmawati berwarna jernih, dengan diagnosa Berat Badan Lahir
Rendah. Berat badan 1800 gram, panjang badan 43 cm, lingkar kepala
32 cm, lingkar dada 29 cm, lingkar perut 32 cm dan lingkar lengan 7
cm. Apgar Score klien 9 pada menit pertama 10 pada 5 menit
selanjutnya,klien memiliki riwayat hipertensi di lakukan penghisapan
lendir. Klien tampak menangis kuat, sianosis tidak terjadi, klien dapat
bergerak lemah, pucat tidak ada, S1S2 reguler, gallop tidak ada, murmur
tidak ada, suara napas vesikuler. 10
Data
ANALISA DATA Masalah Etiologi

Data Subjektif: Resiko ketidakefektifan Pusat pengaturan suhu yang


Ibu klien mengatakan: termoregulasi : Hipotermi belum sempurna
Klien lahir saat usia kehamilan 33 minggu secara caesar

Data Objektif :
Klien terlihat:
a. Berat badan lahir 1800 gram
b. APGAR SCORE 9/10
c. BB saat ini :2000 gram
d. Kulit tipis
e. Tanda-tanda vital: pernapasan 40 x/ menit, nadi 148 x/menit, suhu
36,4ºC
f. Usia klien 1 hari
g. Warna kulit kemerahan
h. Rambut lanugo masih banyak
i. Capilary refill < 3 detik
j. Tidak ditempatkan didalam inkubator

11
Data Subjektif: Resiko kekurangan volume Kehilangan cairan
Ibu mengatakan
cairan berlebih (kulit tipis)
a. bayinya belum mendapatkan ASI pertama,
b. ASI belum keluar
c. Belum mengetahui cara perawatan payudara
d. Belum mengetahui tentang program ASI eksklusif

Data Objektif:
Klien terlihat:
a. Klien mendapatkan susu BBRL x35 cc/24 jam melalui oral pukul (01.00, 04.00,
07.00, 10.00, 13.00, 16.00, 19.00, 22.00)
b. Terpasang infus N5+KCL+Ca Gluconas
c. Mukosa bibir kering
d. Kulit tipis
e. Intake :
Oral: 35 cc /4jam
Parenteral : 0,84 ml/jam
Kebutuhan cairan : 80x1,8 : 144 cc
a. Output :
BAB dan BAK: 40 cc
Balance cairan: -10,6
a. Bilirubin total : 14,01
Bilirubin direk : 0,80
Bilirubin indirek : 13,21

12
Data Subjektif: Resiko infeksi Pertahanan Data Subjektif: Resiko Prematurita
Belum dapat dikaji imunologis a. Ibu bayi mengatakan bayi ketidakefektifan s
Data Objektif: yang kurang tidak mampu mencari puting pola menyusui
Klien terlihat: susu ibu,
a. Usia klien 1 hari
b. Ibu mengatakan untuk mulai
b. Berat badan 1800 gram
menyusui, bayi lama
c. TTV:
dirangsang, serta isapan bayi
Nadi : 133 x/menit
lemah.
RR : 40 x/menit
Suhu: 36,4 o C c. Ibu mengatakan belum tahu
a. Tali pusat belum puput posisi menyusui yang benar
b. Hasil laboraturim :
Leukosit : 16,2 ribu/ul Data Objektif:
CRP : > 0,4 Klien terlihat:
a. Ibu klien terlihat belum bisa a. Klien mendapatkan susu
mencuci tangan dengan benar BBLR x35 cc/24 jam melalui
b. kulit tipis dan lembut oral pukul (01.00, 04.00,
c. tidak ada tanda-tanda infeksi 07.00, 10.00, 13.00, 16.00,
(rubor, tubor, dolor, 19.00, 22.00)
fungsiolesa) b. Refleks menghisap lemah
d. bayi terpasang infus ditangan c. Refleks menelan lemah 13
Data Subjektif: Ketidakefektifan pemberian pola Inkontuinitas pemberian
Ibu mengatakan ASI ASI
a. Bayinya belum mendapatkan ASI pertama
b. ASI belum keluar
c. Belum mengetahui cara perawatan payudara
d. Belum mengetahui tentang program ASI eksklusif
Data Objektif:
Klien terlihat:
a. Klien mendapatkan susu BBRL x35 cc/24 jam melalui oral
pukul (01.00, 04.00, 07.00, 10.00, 13.00, 16.00, 19.00,
22.00)
b. Di dalam inkubator
c. Tidak mengerti cara perawatan payudara

14
DiagnosaKeperawatan
 Resiko ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan pusat
pengaturan suhu yang belum sempurna.
 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan berlebih (kulit tipis)
 Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
kurang
 Resiko ketidakefektifan pola menyusui berhubungan dengan
prematuritas
 Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan inkontuinitas
pemberian ASI

15
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

16
Resiko ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan
pusat pengaturan suhu yang belum sempurna
Data Subjektif:
Anaknya lahir saat usia kehamilan 33 minggu, bayinya belum mendapatkan ASI pertamanya.
Data Objektif:
Berat badan lahir 2000 gram, APGAR SCORE 9/10, tanda-tanda vital: RR 40 x/ menit, nadi 133 x/menit, suhu 36,4º C, usia
klien 1 hari, rambut lanugo masih banyak, capilary refill < 3 detik, bayi ditempatkan didalam inkubator, warna kulit
kemerahan, kulit tipis dan lembut.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien selama 3 x 24 jam sistem termoregulasi klien kembali adekuat.
Kriteria Hasil:
Akral hangat, takipneu tidak ada, apneu tidak ada, tanda-tanda vital: suhu: 36,537,5ºC, nadi: 110–160 x/menit,
pernapasan: 30–60 x/menit, capilary refill < 3 detik, klien terbebas dari tanda-tanda stres dingin seperti: menggigil tidak
ada, pucat tidak ada, sianosis tidak ada.

17
Perencanaan:
• Observasi ada atau tidaknya tanda-tanda hipotermi (seperti:
menggigil, pucat dan sianosis).
• Tempatkan klien dalam inkubator dan monitor suhu inkubator dengan
34,1 oC.
• Ganti pakaian (baju dan popok) dan linen setiap hari atau jika basah.
• Monitor TTV tiap 8 jam dan suhu inkubator.
• Memandikan klien dengan cepat menggunakan air hangat.
• Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien cara perawatan
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dengan teknik kanguru.
• Beri ASI/PASI (PRENAN) 8x20 cc.

18
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (kulit tipis)

Data Subjektif:
Anaknya lahir saat usia kehamilan 33 minggu, bayinya belum mendapatkan ASI pertamanya.

Data Objektif:
Bayi mendapatkan susu BBLR (Lactogen Premature) sesuai dengan indikasi yaitu 8x35cc/24 jam pada pukul 01.00WIB, 04.00WIB,
07.00WIB, 10.00WIB, 13.00WIB, 16.00WIB, 19.00WIB dan 22.00 WIB, terpasanginfus (Ns+Kl+CoGlucos 0,84 ml/jam di
tangansebelahkanan), Intake : (susu : 35cc, infus: 0,84 ml) output : (BAB dan BAK : 40 cc), Bilirubin total : 14,01 mg/dl, bilirubin direk :
0,80 mg/dl, bilirubin indirek : mg/dl.

Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi

Kriteria Hasil:
Mukosa mulut lembab, bibir lembab, tidak ada tanda dehidrasi, CRT < 3 detik, akral hangat, pemeriksaan laboratorium elektrolit darah
norml: natrium 135-147 mmol/L, kalium 3,10-5,10 mmol/L, klorida 95-108 mmol/L, kalsium total 8.80-10,30 mg/dl. TTV: nadi 60-
100x/menit, pernapasan 16-20x/menit, suhu 36,5-37,5°c. 19
Intervensi
• Observasi tanda dehidrasi, turgor kulit dan membrane mukosa
• Hitung intake output per 4 jam
• Timbang berat badan setiap hari
• Kolaborasi pemberian cairan parenteral sesuai indikasi Ns+Kl+Co Glucos 0,84
ml/jam

20
Risiko infeksi berhubungan dengan sistem imunologis belum adekuat

Data Subjektif:
Belum dapat dikaji

Data Objektif:
berat badan lahir 1800 gram, berat badan saat ini 1850 gram, tali pusat belum puput, tandatanda vital: nadi: 148 x/menit,
pernapasan: 48 x/menit,suhu: 36,4o C, hasil laboraturim 28 November 2018 yaitu leukosit 16,2 ribu/ul, Ibu klien terlihat belum bisa
mencuci tangan dengan benar.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien selama 3x24 jam resiko infeksi tidak terjadi.

Kriteria Hasil:
Tanda-tanda vital: suhu: 36,537,5ºC, nadi: 110160 x/menit, pernapasan: 3060 x/menit, leukosit 5–10 ribu/ul, tanda-tanda infeksi
(rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolaesa) tidak ada, berat badan klien bertambah 5–20 gram.

21
Intervensi
• Pisahkan bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak mengalami infeksi
• Observasi tanda-tanda infeksi
• Ajarkan dan anjurkan keluarga sebelum dan sesudah kontak dengan klien
cuci tangan
• Lakukan perawatan tali pusat
• Ukur TTV tiap 8 jam
• Bersihkan box inkubator setiap hari
• Ganti pakaian (baju dan popok) dan linen setiap hari
• Mandikan klien dengan cepat menggunakan air hangat dengan melibatkan
perawat ruangan
• Bersihkan atau sterilkan alat yang digunakan klien

22
Resiko ketidakefektifan pola menyusui berhubungan dengan
prematuritas
Data Subjektif:
Ibu bayi mengatakan bayi tidak mampu mencari puting susu ibu, Ibu mengatakan untuk mulai menyusui, bayi lama dirangsang, serta
isapan bayi lemah.

Data Objektif:
Klien mendapatkan susu BBLR x35 cc/24 jam melalui oral pukul (01.00, 04.00, 07.00, 10.00, 13.00, 16.00, 19.00, 22.00 wib, Refleks
menghisap lemah, Refleks menelan lemah

Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien selama 3x24 jam diharapkan pola menyusui efektif

Kriteria Hasil:
Bayi mampu menyerap areola, Benar cara mengisap dan posisi lidah bayi, Terdengar bunyi menelan, Minimum 8 kali menyusui perhari

23
intervensi

• Melakukan Pencegahan aspirasi sesudah menyusui (aspiration precaution)


• Kaji kondisi payudara untuk kesiapan menyusui (breast examination)
• Ajarkan ibu teknik menyusui yang benar (breastfeeding assistance)
• Edukasi ibu dalam pengetahuan nutrisi yang baik untuk ibu menyusui (feeding)
• Berikan asupan cairan yang seimbang
• Libatkan suami dan kelurga dalam memotivasi ibu untuk menyusui

24
Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan
inkontuinitas pemberian ASI
Data Subjektif:
Klien mengatakan bayinya belum mendapatkan ASI pertama, klien mengatakan ASI belum keluar, klien mengatakan belum
mengetahui cara perawatan payudara, klien mengatakan belum mengetahui tentang program ASI eksklusif

Data Objektif:
Reflek hisap klien lemah, bayi klien mendapatkan SUFOR PRENAN per 4jam, bayi dengan BB : 2000 gram
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien selama 3 x 24 jam diharapkan pemberian ASI kembali efektif

Kriteria Hasil:
Ibu klien mampu menyusui, ibu klien dapat meningkatkan pengetahuan mengenai cara menyusui dengan baik, kemampuan ibu untuk
mengumpulkan dan menyimpan ASI dengan aman, kemampuan penyedia perawatan untuk mencairkan, menghangatkan, dan
menyimpan ASI secara aman.

25
intervensi
• Observasi kemampuan keluarga untuk mendukung laktasi/ rencana menyusui
• Observasi keinginan dan motivasi ibu untuk meneruskan proses menyusui.
• Konfirmasikan kesiapan untuk transisi pada payudara setelah diskontinuitas
(misalnya, stabilitas bayi ketika di luar inkubator, koordinasi bayi menyangkut
menghisap/ menelan/ bernafas, keinginan ibu untuk mencoba).
• Pertimbangkan lembar pantau menyusui untuk memfasilitasi pengkajian :
dokumentasi status bayi, kebutuhan oksigen, posisi, waktu saat menyusui,
total waktu menyusui, berat badan harian, berat BAB.

26
.
PEMBAHASAN

Pengkajian pada Bayi Ny. D dilakukan pada tanggal 11 Desember 2018, penyebab terjadinya
BBLR pada Bayi Ny. D dalam pengkajian ditemukan data yang sesuai dengan teori dan kasus
sesuai dengan teori dan kasus yaitu berasal dari faktor ibu dimana ibu mengalami Pre Eklampsi
Berat dan dari faktor janin adalah ketuban pecah dini dengan warna jernih, dikarenakan pada
pengkajian ditemukan data dari buku status ibu klien mengatakan ketuban pecah pada saat
perjalanan menuju rumah sakit.

Manifestasi klinis yang sesuai antara teori dan kasus adalah umur kehamilan kurang dari 37
minggu karena pada saat pengkajian ibu klien mengatakan klien lahir pada saat usia
kehamilannya 33 minggu. 28
PEMBAHASAN

Proses tumbuh kembang yang dialami Bayi Ny. D saat ini dalam masa tumbuh kembang neonatus
dan telah mencapai pertumbuhan fisik yang tidak sesuai dengan bayi berumur 1 hari: BB 2000
gram (karakteristik fisik kurang maksimal: BB rata- rata 1500 – 2500 gram, berat badan bayi harus
bertambah atau melebihi berat badan lahir dan harus bertumbuh kira-kira 30 gram/hari selama
bulan pertama). Perkembangan motorik kasar Bayi Ny. D yaitu refleks menghisap (sucking) dan
menggenggam (grasping) masih lemah, refleks tonik neck ketika kepala difleksikan ke dada ada
tahanan pada leher namun masih kurang kuat atau lemah. Perkembangan motorik halus Bayi Ny. D
yang sudah tercapai adalah mampu menggenggam dengan kuat. Perkembangan sensorik klien
mampu merespon suara, merespon sentuhan yang diberikan oleh perawat. Dampak hospitalisasi
pada orang tua yaitu ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan bayinya, khawatir dengan
keadaan bayinya karena tidak bisa selalu berada di dekat anaknya, berharap bayinya cepet sembuh
dan segera pulang, ayah dan ibu klien akan menjenguk anaknya di rumah sakit setiap hari atau jika
ada waktu luang. 29
PEMBAHASAN

diagnosa keperawatan yang ada pada teori dan sesuai dengan kasus yaitu diagnosa pertama resiko ketidakefektifan
termoregulasi berhubungan dengan pusat pengaturan suhu yang belum sempurna diagnosa ini merupakan
prioritas karena pada klien dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sangat rentan terhadap perubahan suhu.
Diagnosa kedua yaitu resiko kekurangan volume cairan berhubungan kehilangan cairan berlebih (kulit tipis),
Diagnosa ketiga yaitu resiko infeksi berhubungan dengan sistem imunologis tidak adekuat, Diagnosa keempat yaitu
resiko ketidakefektifan pola menyusui berhubungan dengan prematuritas, Diagnosa kelima yaitu ketidakefektifan
pemberian ASI berhubungan dengan inkontuinitas pemberian ASI. 30

Vous aimerez peut-être aussi