Vous êtes sur la page 1sur 26

Malaria Dengan Komplikasi

(Berat)

Disusun oleh:
Intan Sulistiani
1210211068
Definisi

World Health Organization (WHO)


mendefinisikan malaria berat jika
terdapat parasitemia Plasmodium
falciparum fase aseksual dengan
disertai satu atau lebih gambaran
klinis atau laboratorium :
Epidemiologi
 Malaria adalah masalah kesehatan publik utama di
wilayah Asia Tenggara.
 Dari 11 negara ,10 negara adalah daerah malaria.
 Sekitar 40% dari populasi global berisiko malaria
berada di daerah Asia Tenggara dan menyumbang
15% dari kasus global yang dilaporkan dan sekitar
2,7% dari kematian global akibat malaria.
 Di Indonesia, malaria terutama terdapat di Papua,
Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan
Sumatera.
 Malaria yang ditularkan oleh P. vivax dan P.
falciparum adalah jenis yang paling sering terjadi di
Indonesia.
Patofisiologi
a. Siklus pada manusia:
Perkembangan aseksual (Intrahepatic schizogony atau Pre-
erytrhocytes schizogony)
 Infeksi malaria pada manusia mulai bila nyamuk anopheles
betina menggigit manusia kemudian nyamuk akan melepaskan
sporozoit ke dalam pembuluh darah. Sporozoit kemudian akan
masuk ke sel-sel hati.

 Di dalam sel parenkim hati, dimulai perkembangan aseksual


(Intrahepatic schizogony atau Pre-erytrhocytes schizogony).
Perkembangan ini memerlukan waktu 15 hari untuk P.
falciparum. Sporozoit menjadi tropozoit hati, kemudian
berkembang menjadi skizon hati, yang apabila pecah
mengeluarkan banyak merozoit ke dalam sirkulasi darah (
+10000-30000 merozoit hati).
-Fase eritrositer
Setelah berada dalam sirkulasi darah, merozoit
akan menginfeksi eritosit. Di dalam eritrosit,
parasit terus berkembang dari stadium
tropozoit sampai skizon. Jika skizon pecah, akan
mengeluarkan 6-36 merozoit dan siap
menginfeksi eritrosit lain.
b. Siklus pada nyamuk
-Fase seksual
Di dalam darah, sebagian parasit membentuk
gamet jantan dan betina. Nyamuk menghisap
darah manusia→ fase seksual dalam tubuh
nyamuk.→Gamet jantan dan betina mengalami
pembuahan, membentuk zigot, → ookinet,
kemudian menembus dinding perut nyamuk.→
ookista→mengeluarkan sporozoit. Sporozoit
bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.
Manifestasi Klinis
a. Malaria Serebral
b. Gagal Ginjal Akut
c. Edema paru / ARDS (Adult
Respiratory Distress Syndrome)
d. Anemia
e. Hipoglikemi
f. Hemoglobinuria (Black Water Fever)
g. Malaria Algid
Malaria serebral

 Ditandai dengan tanda-tanda penurunan


kesadaran, dapat terjadi secara perlahan dalam
beberapa hari atau mendadak dalam waktu
hanya 1-2 jam, yang seringkali disertai kejang
 Penurunan kesadaran ini selain karena kelainan
neurologis, tetapi juga dapat diperberat karena
gangguan metabolisme, seperti asidosis,
hipoglikemia.
Gagal Ginjal Akut
 Kelainan fungsi ginjal dapat terjadi prerenal karena
dehidrasi (> 50%) dan hanya sekitar 5-10% disebabkan
nekrosis tubulus akut. Gangguan fungsi ginjal ini oleh
karena anoksia yang disebabkan penurunan aliran darah
ke ginjal akibat dehidrasi

Hemoglobinuria (Black Water Fever)


 Klinis ditandai oleh demam, anemia hemolitik,
hemoglobinuria, oligouria, dan ikterik.
Anemia
 Terjadi oleh karena percepatan destruksi sel-sel
darah merah dan peningkatan bersihan oleh limpa,
dan bersamaan dengan hal tersebut juga disertai
gangguan (inektifitas) eritropoiesis.

 Gambaran umum anemia berat adalah anemia


yang seringkali memerlukan transfusi darah yang
terdapat pada sekitar 30% kasus. Indikasi transfusi
bila kadar Hb <5 g/dL atau bila hematokrit <15%.
Bila pada keadaan hiperparasitemia disertai
dengan anemia berat diperlukan transfusi ganti
(exchange blood transfusion).
Pengobatan Malaria

Penatalaksanaan kasus malaria berat pada


prinsipnya meliputi:
 Tindakan umum
 Pengobatan simtomatik
 Pemberian obat anti malaria
 Penanganan komplikasi
Tindakan Umum

 Bebaskan jalan nafas dan mulut untuk


menghindari terjadinya asfiksia
 Perbaiki keadaan umum penderita
 Monitor tanda-tanda vital
 Pantau tekanan darah, warna kulit, dan suhu.
Penderita hipotensi ditidurkan dalam posisi
Trendenlenburg
 Pasien koma, lakukan prinsip ABC (A=Airway,
B=Breathing, C=Circulation) + D=Drug
(Defibrilasi)
Pengobatan simtomatik

 Berikan antipiretik pada penderita demam


untuk mencegah hipertermia
-Dewasa :
Parasetamol 15 mg/kgbb/kali. Pemberian
dapat diulang setiap 4 jam, selain itu
penderita dapat dikompres
-Anak :
Pemberian antipiretik untuk mencegah
hiperpireksia: Parasetamol 10 mg/kgbb/kali,
diberikan setiap 4-6 jam, dan lakukan
kompres
 Berikan antikonvulsan pada penderita dengan
kejang
-Dewasa :
Diazepam 5 mg IV (secara perlahan jangan
lebih dari 5 mg/menit), bila masih kejang
pemberian diazepam diulang setiap 15 menit
-Anak :
Diazepam intravena (perlahan-lahan 1
mg/menit) dosis: 0,3-0,5 mg/kgbb/kali, atau
diazepam per rektal dengan dosis 5 mg
untuk berat badan < 10 kg dan 10 mg untuk
berat badan > 10 kg
Pemberian obat anti malaria
Golongan artemisin merupakan pilihan pertama untuk
pengobatan malaria berat. Golongan artemisin yang digunakan
untuk pengobatan malaria berat antara lain:
a. Artesunat intravena atau intramuskular
Artesunat diberikan dengan loading dose secara bolus
2,4 mg/kgbb per IV pada waktu masuk (time=0), dan diulang 12
jam dengan dosis yang sama.Selanjutnya artesunat diberikan
dengan dosis 2,4 mg/kgbb per IV satu kali sehari setiap hari
sampai penderita mampu minum obat.
b. Artemeter intramuskular
Artemeter diberikan dengan loading dose 3,2 mg/kgbb/hari
IM hari pertama, kemudian dilanjutkan 1,6 mg/kgbb/hari
satu kali sehari IM sampai penderita mampu minum obat.
Pengobatan lanjutan peroral pada penderita yang
sebelumnya mendapatkan pengobatan dengan
artesunat IV atau artemeter IM dapat berupa
kombinasi artesunat+amodiaquin atau kombinasi
kuinin + tetrasiklin/doksisiklin/klindamisin.
Pengobatan malaria falciparum adalah Artemisin
Combination Therapy (ACT). Pada saat ini program
pengendalian malaria mempunyai dua sediaan
yaitu:
 Artesunat + Amodiaquin
 Dihydroartemisin + Piperaquin
Penanganan Komplikasi

a. Malaria Serebral
Kejang merupakan salah satu komplikasi dari malaria
serebral. Penanganan pencegahan kejang penting
untuk menghindarkan aspirasi. Penanganan kejang
dapat dipilih:
 Diazepam IV 10 mg
 Paraldehid 0,1 mg/ kgbb
 Klormetiazol (bila kejang berulang-ulang) dipakai 0,8%
larutan infus sampai kejang hilang
b. Anemia Berat
Anemia berat adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin < 5 g/dL atau Hematokrit < 15% dengan
parasit > 100000/uL.
Tindakan :
-Anak-anak:
a. Rencanakan transfusi darah segera
b. Hitung jumlah kebutuhan PRC untuk menaikkan
Hb yang dihitung :
Kebutuhan total = ∆Hb x BB x 4 cc
Jika PRC tidak tersedia dapat diberikan whole
blood dengan perhitungan:
Kebutuhan total = ∆ Hb x BB x 6 cc
-Dewasa:
Berikan transfusi darah, 10-20 ml/kgbb. Setiap 4
ml/kgbb akan menaikkan Hb 1 gr%.
c. Hipoglikemia
Tindakan :
-Berikan bolus glukosa 40% IV sebanyak 50-100
ml
-Dilanjutkan infus glukosa 10% perlahan-lahan
untuk mencegah hipoglikemia berulang
d. Kolaps Sirkulasi, Syok Hipovolemia, Hipotensi,
Malaria Algid dan Septikemia
-Koreksi dengan pemberian cairan yang tepat
-Biakan darah dan uji sensitifitas dilakukan dan
segera diberikan antibiotik broad spectrum
e. Gagal Ginjal Akut
-Periksa kadar ureum dan kreatinin
-Berikan cairan dengan pengawasan ketat untuk mencegah overload.
-Jika tidak ada respons, pertimbangkan dialisis, atau rujuk ke RS yang
mempunyai fasilitas dialisis
f. Hiperparasitemia
-Segera berikan antimalaria
-Evaluasi respon pengobatan dengan memeriksa ulang sediaan darah
-Indikasi transfusi tukar (Exchange Blood Transfusion) adalah:
 Parasitemia > 30 % tanpa komplikasi berat
 Parasitemia > 10 % disertai komplikasi berat lainnya seperti malaria
serebral, gagal ginjal akut, anemia berat
 Parasitemia > 10 % dengan gagal pengobatan setelah 12-24 jam
pemberian antimalaria yang optimal atau didapatkan skizon matang
pada darah perifer
Prognosis

Prognosis pada malaria berat tergantung


pada:
• Kecepatan dan ketepatan diagnosis serta
pengobatan
• Kegagalan fungsi organ
• Pada pemeriksaan hitung parasit (parasite
count) semakin padat/ banyak jumlah
parasit yang didapatkan, semakin buruk
prognosisnya

Vous aimerez peut-être aussi

  • RT 01
    RT 01
    Document1 page
    RT 01
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 page
    Daftar Pustaka
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document4 pages
    Daftar Isi
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document4 pages
    Daftar Isi
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Laporan Kasus
    Cover Laporan Kasus
    Document1 page
    Cover Laporan Kasus
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • DM Scribd
    DM Scribd
    Document1 page
    DM Scribd
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • DAFTAR PUSTAKA Fix
    DAFTAR PUSTAKA Fix
    Document2 pages
    DAFTAR PUSTAKA Fix
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Stroke Hemoragik
    Stroke Hemoragik
    Document10 pages
    Stroke Hemoragik
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • BAB I Fix
    BAB I Fix
    Document1 page
    BAB I Fix
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • DAFTAR PUSTAKA Fix
    DAFTAR PUSTAKA Fix
    Document2 pages
    DAFTAR PUSTAKA Fix
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • BAB I Fix
    BAB I Fix
    Document1 page
    BAB I Fix
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Stroke Perdarahan
    Stroke Perdarahan
    Document22 pages
    Stroke Perdarahan
    Listiani Ayu
    Pas encore d'évaluation
  • Referat Kista Ovarium
    Referat Kista Ovarium
    Document24 pages
    Referat Kista Ovarium
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Stroke Hemoragik
    Stroke Hemoragik
    Document10 pages
    Stroke Hemoragik
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • I. Cover Abortus Inkomplete
    I. Cover Abortus Inkomplete
    Document1 page
    I. Cover Abortus Inkomplete
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Lapsus
    Cover Lapsus
    Document2 pages
    Cover Lapsus
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Referat Kista Ovarium
    Cover Referat Kista Ovarium
    Document2 pages
    Cover Referat Kista Ovarium
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Isolasi Dan Identifikasi
    Isolasi Dan Identifikasi
    Document3 pages
    Isolasi Dan Identifikasi
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Lapsus
    Cover Lapsus
    Document3 pages
    Cover Lapsus
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Referat Perdarahan Pada Trimester 1
    Referat Perdarahan Pada Trimester 1
    Document39 pages
    Referat Perdarahan Pada Trimester 1
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document2 pages
    Cover
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Document1 page
    Cover Referat
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document2 pages
    Cover
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • PPOK Anggie
    PPOK Anggie
    Document26 pages
    PPOK Anggie
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Obat Saraf
    Obat Saraf
    Document5 pages
    Obat Saraf
    Pahala Simanjuntak Bpk Alvin
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document2 pages
    Cover
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation
  • Lembar Pengesahan Laporan Kasus
    Lembar Pengesahan Laporan Kasus
    Document3 pages
    Lembar Pengesahan Laporan Kasus
    Intan Sulistiani
    Pas encore d'évaluation