Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pengertian
Emfisema adalah
jenis penyakit paru
obstruktif kronik yang
melibatkan kerusakan
pada kantung udara
(alveoli) di paru-paru.
Epidemiologi
Jenis-Jenis
Emfisema Centriacinar
Distal Acinar
Berdasarkan pola
sinus yang
diserang
Panacinar
Irregular
Patofisiologi
Emfisema paru merupakan suatu pengembangan paru
disertai perobekan alveolus-alveolus yang tidak dapat pulih,
dapat bersifat menyeluruh atau terlokalisasi, mengenai
sebagian tau seluruhparu. Pengisian udara berlebihan dengan
obstruksi terjadi akibat dari obstrusi sebagian yang mengenai
suatu bronkus atau bronkiolus dimana pengeluaran udara dari
dalam alveolus menjadi lebih sukar dari pemasukannya.
Dalam keadaan demikian terjadi penimbunan udara yang
bertambah di sebelah distal dari alveolus. Pada emfisema
terjadi penyempitan saluran nafas, penyempitan ini dapat
mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan sesak, penyempitan
saluran nafas disebabkan oleh berkurangnya elastisitas paru-
paru.
Penyebab Emfisema
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup).
Dada berbentuk barrel-chest.
Sela iga melebar. Sternum menonjol.
Retraksi intercostal saat inspirasi.
Diagnosis (2)
3. Pemeriksan Penunjang :
a. Faal Paru
• Spinometri (VEP, KVP) : Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP
1 < 80 % KV menurun, KRF dan VR meningkat. VEP,
merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai
beratnya dan perjalanan penyakit.
• Uji bronkodilator : Setelah pemberian bronkodilator inhalasi
sebanyak 8 hisapan 15-20 menit kemudian dilihat perubahan
nilai VEP 1.
b. Pemeriksaan Analisis Gas Darah Terdapat hipoksemia dan
hipokalemia akibat kerusakan kapiler alveoli
c. Pemeriksaan EKG Untuk mengetahui komplikasi pada jantung
yang ditandai hipertensi pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan.
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum
a. Pendidikan terhadap keluarga dan penderita
Mereka harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mencetuskan
eksaserbasi serta faktor yang bisa memperburuk penyakit. Ini
perlu peranan aktif penderita untuk usaha pencegahan.
b. Menghindari rokok dan zat inhalasi
Rokok merupakan faktor utama yang dapat memperburuk
perjalanan penyakit. Penderita harus berhenti merokok. Di
samping itu zat-zat inhalasi yang bersifat iritasi harus dihindari.
Karena zat itu menimbulkan ekserbasi / memperburuk perjalanan
penyakit
c. Menghindari infeksi saluran nafas
Infeksi saluran nafas sedapat mungkin dihindari oleh karena
dapat menimbulkan suatu eksaserbasi akut penyakit.
Penatalaksanaan (2)
2. Pemberian obat-obatan.
a. Bronkodilator
1. Derivat Xantin Obat ini menghambat enzim fosfodiesterase
sehingga cAMP yang bekerja sebagai bronkodilator dapat
dipertahankan pada kadar yang tinggi ex : teofilin, aminofilin
2. Gol Agonis dalam bentuk aerosol lebih efektif. Obat yang
tergolong beta-2 agonis adalah : terbutalin, metaproterenol dan
albuterol.
3. Antikolinergik Obat ini bekerja dengan menghambat reseptor
kolinergik sehingga menekan enzim guanilsiklase. Kemudian
pembentukan cAMP sehingga bronkospasme menjadi terhambat.
ex : Ipratropium bromida diberikan dalam bentuk inhalasi.
4. Kortikosteroid Pengobatan dihentikan bila tidak ada respon.
Obat yang termasuk di dalamnya adalah : dexametason,
prednison dan prednisolon
Penatalaksanaan (3)