Vous êtes sur la page 1sur 15

DEMAM TIFOID

Oleh:
dr. H. Ahmad Nuri Sp.A
DEMAM TIFOID

 Penyakit infeksi akut saluran pencernaan


yang disebabkan Salmonella Typhi dengan
gejala demam, gangguan saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
Etiologi

 Salmonella typhi yang mempunyai komponen antigen


1. Ag dinding sel (O) lipopolisakarida, spesifik
group
2. Ag flagella (H) protein, spesifik spesies
3. Ag virulen (Vi) polisakarida, daya invasif bakteri
4. Outer Membran Protein (OMP) membatasi sel
dengan lingkungan sekitar
 Salmonella typhi berbentuk batang, gram negatif, tidak
berspora, berflagella.
Patofisiologi
• Kuman masuk mulut melalui makanan/minuman
yang tercemar→ sebagian musnah oleh asam
lambung, sebagian masuk ke usus halus →
menembus mukosa usus ileum terminalis→ kripta
lamina propria → berkembang biak → masuk aliran
limfe → peredaran darah melalui ductus thoracicus
(bakteriemi primer) → hati, limpa (RES)
→berkembang biak → masuk ke peredaran darah
kembali (bakteriemi sekunder)
Diagnosis
 Anamnesis
- Demam
- minggu I : remiten, lebih tinggi sore dan
malam hari
- minggu II : kontinu
- disertai nyeri kepala, malaise, anoreksia,
nyeri perut, batuk
- Gangguan Saluran Pencernaan
- obstisasi  gangguan awal
- minggu ke 2 timbul diare
- sering didapatkan mual, muntah, kembung, nyeri
perut
- Gangguan Kesadaran
- keadaan umum tampak apatis, delirium
Pemeriksaan fisik
• Demam tinggi disertai bradikardi relatif
• Delirium/ apatis
• Lidah khas typhoid (lidah kotor, tepi
hiperemi,tremor )
• Distensi abdomen disertai nyeri abdomen
• Hepatomegali, splenomegali
• Rose spot di dada/perut
Laboratorium
• Anemia, lekopeni / lekositosis,
limfositosis relatif
• Kultur kuman S. typhi pasti
- darah (+) pada minggu I
- sumsum tulang  tetap positif
- urine dan tinja  karier
Pemeriksaan Widal
• Reaksi aglutinasi Ab thd kuman
• Serum pasien dengan pengenceran berbeda
ditambah Ag dalam jumlah yang sama
• Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan
aglutinasi  titer Ab dalam serum
• Titer O ≥ 1/160 atau kenaikan titer 4 kali  positif
• Titer H tidak dipakai untuk patokan  tetap (+)
meskipun penderita sembuh
Widal  sulit dipakai sebagai pegangan oleh karena
cut of point berbeda-beda
Komplikasi
• Perforasi usus
• Perdarahan
• Toksik Encefalopati
• Hepatitis

Diagnosa banding
• Demam berdarah
• TBC
• Malaria
• ISK
• Pneumonia
• Penyakit keganasan
Terapi
 Umum
Isolasi
Bedrest selama panas
Diet lunak, mudah dicerna, tidak
merangsang, tidak berserat, tidak
menimbulkan gas
Khusus
 Eradikasi kuman
Kloramfenikol 50-100 mg/kg/hr p.o/IV dibagi 4 do selama 10-14 hari
merupakan drug of choice
- dosis maksimal 2 gr per hari
- tidak dianjurkan pada lekopeni
- dapat mengakibatkan depresi sumsum tulang
Kotrimoksazol 50 mg/kg/hr p.o dalam 3 do selama 10-14 hr
Amoksicillin 100 mg/kg/hr p.o dalam 3 do, selama 10-14 hari
Ceftriaxon 100 mg/kg/hr p.o dalam 2 do untuk >5 th
Cefiksim 10-12 mg/kg/hr p.o dalam 2 dosis selama 14 hr
Siprofloxacin 10 mg/kg/hr p.o dalam 2 do selama 5-10 hr
Pemantauan suhu hari 4-5 setelah pemberian antibiotik  titik
evaluasi
• Kortikosteroid
Pada kasus berat, gangguan kesadaran
Deksametason 4-20 mg/kg/hr intra vena 3 do
selama 2 hr
Prednison 1-2 mg/kg/hr per oral
• Lain-lain
Vitamin
Perdarahan usus
- puasa sampai perdarahan tidak ada
- operasi bila ada indikasi
•Pencegahan

 Kebersihan
 Pribadi: cuci tangan
 Pembuangan limbah, feses dan urin
 Penyediaan air bersih
Imunisasi

Anak > 2 th
Kontak dengan Px
KLB
Bepergian kedaerah endemis → Tyvim,
typherx →IM →perlindungan 3 thn
Vivotif  oral
Prognosis

Umumnya baik
Prognosis kurang baik bila:
1. hiperpireksia atau febris kontinyu
2. kesadaran menurun
3. terdapat komplikasi
4. KEP

Vous aimerez peut-être aussi