Vous êtes sur la page 1sur 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN
DENGUE HEMORAGE FEVER (DHF)

Praba Diyan Rachmawati


Pendahuluan
• Indonesia merupakan salah satu daerah
dengan kasus dengue fever yang tinggi dan
masih menjadi permasalahan utama
• Pada tahun 2015 ditemukan sejumlah 126.675
kasus di Indonesia dan sejumlah 1229
meninggal dunia, jumlah ini meningkat
dibandingkan tahun 2014.
• Virus Dengue merupakan tipe dari Flavivirus,
flaviviridae yang memiliki minimal 4 tipe
serotipe virus dengue, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3 dan DEN-4 dimana semua serotipe ini
meruakan etiologi dari demam dengue atau
demam betdarah dengue.
• Serotipe yang paling banyak ditemukan di
Indonesia adalah DEN-3.
DENGUE FEVER
• Merupakan salah satu penyakit yang banyak
ditemukan pada anak dan juga remaja, dimana
ditemukan gejala berupa demam, nyeri pada otot
dan juga persendian dan ditemukan leukopenia,
trombositopenia ringan limfadenopati yang
terkadang ditemukan ruam.
• Nyeri dirasakan oleh anak pada bagian kepala
dengan karakteristik nyeri hebat, disertai pula
nyeri pada bola mata terutama pada saat
menggerakkan bagian bola mata.
DENGUE HEMORAGE FEVER
• Merupakan salah satu penyakit dengan gejala febris
atau demam yang banyak ditemukan pada anak anak
yang disebabkan oleh virus dengue, dengan
karakteristik penurunan jumlah trombosit dibawah
normal,
• terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah,
yang dapat menyebabkan kebocoran plasma. Ditandai
dengan abnormalitas hemostasis, hemokonsentrasi
(peningkatan hematocrit)
• Pada kasus yang parah dapat menyebabkan dengue
syok syndrome.
Fase Infeksi dengue
• 1. Fase demam: viremia menyebabkan demam
tinggi
• 2. Fase kritis/ perembesan plasma: onset
mendadak adanya perembesan plasma dengan
derajat bervariasi pada efusi pleura dan asites
• 3. Fase recovery/ penyembuhan/ convalescence:
perembesan plasma mendadak berhenti disertai
reabsorpsi cairan dan ekstravasasi plasma.
Manifestasi Infeksi Dengue

Sumber : Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue
Haemorrhagic Fever (WHO, 2011)
1. Undifferentiated fever
(sindrom infeksi virus)

• Demam
• Kemerahan (makulopapular) yang muncul
ketika demam hilang
• Gejala pada saluran pernapasan dan saluran
cerna
2. Demam Dengue
• demam mendadak tinggi,
• nyeri kepala, nyeri otot & sendi/tulang, nyeri
retro-orbital, photophobia, nyeri pada punggung,
• facial flushed,
• lesu,
• tidak mau makan, konstipasi, nyeri perut, nyeri
tenggorok
• depresi umum.
Hasil Pemeriksaan Fisik
a. Demam: 39-40°C, berakhir 5-7 hari
b. Pada hari sakit ke 1-3 tampak flushing pada muka (muka
kemerahan), leher, dan dada
c. Pada hari sakit ke 3-4 timbul ruam kulit
makulopapular/rubeolliform
d. Mendekati akhir dari fase demam dijumpai petekie pada kaki
bagian dorsal, lengan atas, dan tangan
e. Convalescent rash, berupa petekie mengelilingi daerah yang pucat
pada kulit yg normal, dapat disertai rasa gatal
f. Manifestasi perdarahan
o Uji bendung positif dan/atau petekie
o Mimisan hebat, menstruasi yang lebih banyak, perdarahan saluran
cerna (jarang terjadi, dapat terjadi pada DD dengan trombositopenia)
3. Demam Berdarah Dengue
Karakteristik yang khas pada klien dengan
Dengue Hemorage Fever adalah adanya demam
yang tinggi, gejala perdarahan, hepatomegali dan
seringkali muncul gangguan sirkulasi dan syok.
Secara umum yang membedakan Dengue
Hemorage Fever dengan infeksi dengue lain adalah
adanya abnormalitas hemostasis dan adanya
kebocoran plasma yang biasanya terjadi di pleural
dan cavum abdomen (WHO, 2011).
Fase Demam
1. Demam tinggi, 2-7 hari, dapat mencapai 40°C, serta terjadi kejang demam. Dijumpai
facial flush, muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring
hiperemis, nyeri di bawah lengkung iga kanan, dan nyeri perut.

2. Manifestasi perdarahan
• Uji bendung positif (≥10 petekie/inch2) merupakan manifestasi perdarahan yang paling
banyak pada fase demam awal.
• Mudah lebam dan berdarah pada daerah tusukan untuk jalur vena.
• Petekie pada ekstremitas, ketiak, muka, palatum lunak.
• Epistaksis, perdarahan gusi
• Perdarahan saluran cerna
• Hematuria (jarang)
• Menorrhagia

3. Hepatomegali teraba 2-4 cm di bawah arcus costae kanan dan kelainan fungsi hati
(transaminase) lebih sering ditemukan pada DBD.
Fase Kritis
• Peningkatan hematokrit 10%-20% di atas nilai dasar
• Tanda perembesan plasma seperti efusi pleura dan asites, edema pada
dinding kandung empedu. Foto dada (dengan posisi right lateral decubitus
= RLD) dan ultrasonografi dapat mendeteksi perembesan plasma tersebut.
• Terjadi penurunan kadar albumin >0.5g/dL dari nilai dasar / <3.5 g% yang
merupakan bukti tidak langsung dari tanda perembesan plasma

• Tanda-tanda syok: anak gelisah sampai terjadi penurunan kesadaran,


sianosis, nafas cepat, nadi teraba lembut sampai tidak teraba. Hipotensi,
tekanan nadi ≤20 mmHg, dengan peningkatan tekanan diastolik. Akral
dingin, capillary refill time memanjang (>3 detik). Diuresis menurun (<
1ml/kg berat badan/jam), sampai anuria.
• Komplikasi berupa asidosis metabolik, hipoksia, ketidakseimbangan
elektrolit, kegagalan multipel organ, dan perdarahan hebat apabila syok
tidak dapat segera diatasi.
Fase pemulihan
• Tanda tanda anak berada pada fase pemulihan dan indikasi
penghentian cairan adalah ketika anak mengalami
peningkatan nafsu makan dari ketika sakit dan diuresis
• Gejala umum yang mungkin ditemukan adalah sinus
bradikardi atau aritmia
• Adanya tanda confluent petechial rash seperti pada demam
dengue
• Klien yang mengalami syok dan diatasi dengan perawatan
yang tepat membutuhkan pemulihan dalam waktu sekitar
2-3 hari
• Syok berkepanjangan dan kegagalan multiorgan akan
membutuhkan perawatan khusus dan mengalami
pemulihan yang lebih lama.
Patofisiologi DHF (WHO, 2011)
4. Expanded dengue syndrome
• Merupakan manifestasi yang tidak umum
terjadi, biasanya berkaitan dengan adanya
gangguan fungsi organ organ seperti hati,
ginjal, jantung, sistem neurologis.
• Dapat pula terjadi pada klien yang tidak
mengalami perembesan plasma
• Dapat pula terjadi karena adanya syok yang
berkepanjangan
Expanded
dengue
syndrome

Sumber Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders (FKUI, 2012)
Komplikasi
• Demam Dengue : Perdarahan

• Demam Berdarah Dengue


Ensefalopati
Gagal Ginjal Akut
Edema paru dan/ atau gagal jantung
Asidosis metabolik & perdarahan hebat (DIC,
kegagalan organ multipel)
Hipoglikemia / hiperglikemia, hiponatremia,
hipokalsemia
Tatalaksana
1. Tatalaksana pada pasien dengue dengan
warning signs dan pasien yang dapat berobat
jalan namun memerlukan observasi lebih lanjut
(Alur triage yang dianjurkan)
2. Tata laksana kasus sindrom syok dengue (DSS)
dengan dasar pemberian cairan yang adekuat
dan monitor kadar hematokrit.
1. Tabel Tatalaksana Alur triage yang dianjurkan
Sumber: Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever
dengan modifikasi (WHO, 2011) dalam FKUI (2012)
Tata laksana kasus sindrom syok dengue (DSS)

Sumber: Comprehensive guideline for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. Revised and expanded
edition (WHO, 2011) dalam FKUI (2012)
Daftar Masalah Keperawatan yang
mungkin muncul
• Defisit Volume Cairan
• Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
• Hipertermia
• Resiko perdarahan
Referensi
• World Health Organization-South East Asia Regional
Office. Comprehensive Guidelines for Prevention and
Control of Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever.
India: WHO; 2011.
• FKUI. 2012. Update Management of infectious diseases
and gastrointestinal disorder. Jakarta: FKUI-RSCM
• Lardo, Utami, Yohan, Seri, Tarigan, Santoso,
Nainggolan, Sasmono. 2015. Concurrent infections of
dengue viruses serotype 2 and 3 in patient with severe
dengue from Jakarta, Indonesia. Asian Pacific Journal
of Tropical Medicine. 9(2): 134–140

Vous aimerez peut-être aussi