Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
asam nukleat
Penghambat pada sintesis asam nukleat berupa
penghambat terhadap transkripsi dan translasi
mikroorganisme, diantaranya yaitu kuinolon dan
rifampicin. Perana antibiotika gologan kuinolon adalah
menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan
bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati. Sedangkan
mekanisme kerja rifampicin adalah dengan
menonaktifkan enzim bakteri yang disebut RNA
polimerase. Tanpa enzim-enzim ini bakteri tidak dapat
berkembang biak dan bakteri akan mati. Obat ini bersifat
bakterisid yaitu dapat membunuh kuman semi dormant
yang tidak dapat dibunuh oleh isoniazid.
• Ciprofloksasin
• Enoksasin
• Lomefloksasin
• Norfloksasin
Fluorokuinolon
• Ofloksasin
• Asam Nalidiksat
Kuinolon
Rifampicin
Gol.Kuinolon
Gol. Rifampicin
Spektrum Antimikroba
Lemofloksasin
Contoh Norfloksasin
obat
Ofloksasin
Farmakokinetik
Interaksi obat
b. Asam Nalidiksilat: Negram, urineg
Obat ini bakterisid terutama terhadap sebagian besar bakteri gram negative (E-coli,
proteus, dan Klebsiella) yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih. Tetapi
bakteri gram positif (pseudomonas dan Str.faecallis) resisten terhadap asam
nilidiksat. Absorbsinya baik sekitar 90% obat ini diikat dengan protein plasma dan
konsentrasi free drug tidak cukup untuk pengobatan sistemik. Eksresi obat ini
adalah melalui urine. Penggunaan lebih dari dua minggu dapat mengganggu fungsi
hati.
mekanisme kerja: dengan menghambat DNA girase, suatu enzim yang menekan
DNA bakteri menjadi superkoil. Seperti juga penisilin, hanya berkhasiat terhadap
bakteri yang sedang tumbuh. Oleh karena itu zat ini tidak dapat dikombinasikan
dengan zat-zat bakteriostatik (tetrasiklin, kloramfenikol dll), juga tidak dengan
nitrofurantoin.
Aktivitas: optimal pada pH asam (5-7).
Resistensi: dapat terjadi dengan agak cepat terutama pada dosis dibawah 4 gram
sehari, sehingga tidak layak untuk penggunaan lama.
Resorpsinya baik (lebih kurang 96%) dan cepat, begitupula eksresinya melalui
ginjal (t1/2=k.l.1,5 jam), maka kadarnya dalam kemih relatif tinggi.
Efek samping yang kadang-kadang timbul adalah mual, muntah, dan reaksi alergi
atau urtikaria.
Dosis: 4dd 1 g selama maksimal 7-14 hari.
3. Norfloksasin: Lexinor, Noropsin
1). SSP: letih rasa kantuk, sakit kepala, ataksia, bingung, pening, tak
mampu berfikir, baal umum, nyeri pada anggota, otot kendor,
gangguan penglihatan, ketulian frekuensi rendah sementara
(jarang).
2). GIT: rasa panas pada perut, mual, muntah, anoreksia, kembung,
kejang perut, diare.
3). Hipersensitifitas: demam, pruritis, urtikaria, erupsi kulit,
sariawan mulut dan lidah, eosinofilia, hemolisis, hemoglobinoria,
hematuria, insufiensi ginjal, gagal ginjal akut (reversibel).
4). Intoksikasi lain: gangguan menstruasi
Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, sakit ulu hati,
kejang perut dan diare, begitu pula gejala gangguan SSP dan reaksi
hipersensitasi yang terpenting tetapi tidak sering terjadi adalah
penyakit kuning (icterus), terutama bila dikombinasidengan INH
yang juga agak toksik bagi hati.
FARMAKOKINETIK