Vous êtes sur la page 1sur 18

Appendicitis

Usus Buntu
Presented by : dr. Ridha Razali Usman
Pengertian Penyakit Usus Buntu

• Penyakit usus buntu adalah peradangan atau


pembengkakan apendiks atau usus buntu.
 Sedangkan usus buntu adalah organ
berbentuk kantong kecil dan tipis berukuran 5
hingga 10 cm yang terhubung pada usus besar.
Hingga saat ini, alasan kenapa kita memiliki
usus buntu masih belum diketahui
• Pengangkatannya pun tidak memengaruhi kondisi
kesehatan. Namun penyakit usus buntu atau
apendisitis berpotensi memicu komplikasi yang
serius.
• Apendisitis merupakan penyakit umum yang bisa
menyerang siapa saja. Tetapi, kalangan muda
yang berusia 10 sampai 30 tahun adalah
kelompok orang yang paling sering mengalami
kondisi ini
Lokasi Nyeri
Gejala-gejala Penyakit Usus Buntu

• Gejala utama pada penyakit usus buntu adalah sakit


perut. Meski demikian, tidak semua jenis sakit perut akan
berujung pada apendisitis.
• Sakit perut yang mengindikasikan penyakit ini biasanya
berawal di perut bagian tengah. Pada awalnya, rasa sakit
itu akan datang dan pergi. Beberapa jam kemudian, rasa
sakit akan berpindah ke perut kanan bawah (tempat usus
buntu berada) sebelum akhirnya bertambah parah dan
terus menerus terasa sakit
Rasa sakit juga akan bertambah parah ketika terjadi penekanan pada
bagian perut tersebut. Begitu juga pada saat Anda batuk atau berjalan.
Beberapa gejala lain yang dapat menyertai sakit perut itu antara lain :

• Kehilangan nafsu makan.


• Perut kembung.
• Tidak bisa buang gas.
• Mual dan muntah.
•  Konstipasi atau diare.
• Demam
Penyakit usus buntu juga sering dikira sebagai penyakit lain, seperti keracunan
makanan, sindrom iritasi usus yang parah, konstipasi biasa, dan infeksi saluran
kemih. Wanita muda juga sering mengira gejala penyakit ini sehubungan dengan
kandungan, seperti kehamilan ektopik atau nyeri menstruasi

Konsultasikan kepada dokter apabila Anda mengalami


sakit perut yang perlahan-lahan makin parah. Segera
panggil ambulans jika sakit perut Anda  bertambah
parah secara mendadak dan menyebar ke seluruh
perut. Ini mengindikasikan kemungkinan pecahnya
usus buntu yang dapat memicu peritonitis (infeksi
serius pada lapisan perut bagian dalam).
Penyebab Penyakit Usus Buntu

Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan pasti, sehingga pencegahannya


juga belum diketahui. Meski demikian, sebagian besar apendisitis diperkirakan
terjadi akibat tersumbatnya ‘pintu masuk’ menuju usus buntu oleh :
• Tinja.
• Kelenjar getah bening yang membengkak dalam dinding usus. Pembengkakan
ini biasanya berkembang setelah terjadi infeksi saluran pernapasan atas.
• Penyumbatan tersebut akan menyebabkan terjadinya inflamasi dan
pembengkakan. Tekanan akibat pembengkakan akan memicu pecahnya usus
buntu
Proses Diagnosis Penyakit Usus Buntu

Gejala-gejala yang identik dengan peradangan usus buntu


terkadang hanya ditemukan pada sebagian penderita.
Gejala tersebut juga cenderung mirip dengan penyakit lain
sehingga sulit didiagnosis.
Letak usus buntu pada tiap orang berbeda-beda. Hal ini
juga dapat mempersulit proses diagnosis. Ada yang terletak
di bagian lain, misalnya pada rongga panggul, di belakang
usus besar atau di bawah organ hati.
Dokter biasanya akan menanyakan gejala-gejala Anda
sebelum mengadakan pemeriksaan lebih lanjut yang
berupa :

• Pemeriksaan fisik untuk mengonfirmasi rasa sakit pada perut. Bagian di sekitar usus
buntu (perut kanan bawah) akan ditekan secara perlahan-lahan. Ketika tekanan
dilepaskan oleh dokter, sakit perut akibat apendisitis umumnya akan bertambah parah.
• Tes darah guna memeriksa jumlah sel darah putih yang menandakan adanya infeksi.
• Tes urine untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit lain, misalnya infeksi saluran
kemih atau batu ginjal.
• CT scan atau USG agar kondisi usus buntu bisa diperiksa. Misalnya, membengkak atau
tidak.
• Pemeriksaan organ intim dan tes kehamilan bagi wanita yang belum menopause.
Prosedur ini berfungsi menghapus kemungkinan adanya penyakit yang berhubungan
dengan organ kewanitaan.
Langkah Pengobatan Penyakit Usus Buntu

Langkah pengobatan utama untuk penyakit usus buntu adalah


melalui prosedur operasi pengangkatan usus buntu atau yang
dikenal dengan istilah apendektomi. Usus buntu tidak memiliki
fungsi yang penting bagi tubuh manusia dan pengangkatannya
tidak akan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Menjalani operasi jauh lebih aman daripada menunggu hasil
konfirmasi adanya peradangan usus buntu. Makin lama
menunggu, risiko pecahnya usus buntu akan makin meningkat .
Sama seperti semua operasi, apendektomi tetap memiliki risiko
seperti munculnya infeksi pada luka operasi serta pendarahan.
Tetapi, operasi ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan
jarang menyebabkan komplikasi jangka panjang.

Terdapat dua jenis apendektomi yang dapat dilakukan, yaitu


operasi laparoskopi atau ‘lubang kunci’ dan bedah sayatan
terbuka. Keduanya dilakukan dengan pembiusan total.
Operasi pengangkatan usus buntu melalui prosedur ‘lubang kunci’
(laparoskopi) lebih banyak dipilih, terutama bagi pasien manula
atau yang mengalami obesitas. Laparoskopi hanya membutuhkan
beberapa sayatan kecil pada perut untuk mengangkat usus buntu
sehingga masa pemulihan pasien akan jauh lebih cepat. Pasien
biasanya akan diizinkan pulang setelah beberapa hari atau bahkan
24 jam.
Namun, tidak semua penderita penyakit usus buntu
dapat menjalani operasi laparoskopi, misalnya karena
usus buntu sudah pecah atau infeksinya yang sudah
menyebar. Apabila ini terjadi, penderita membutuhkan
prosedur bedah sayatan terbuka untuk mengangkat usus
buntu sekaligus membersihkan rongga perut.

Proses operasi ini biasanya membutuhkan masa


pemulihan selama satu minggu sebelum pasien diizinkan
pulang. Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas
secara normal dalam 2 hingga 3 minggu. Tapi aktivitas
berat disarankan untuk dihindari selama 1 sampai 2
bulan setelah operasi.
Pemantauan masa pemulihan juga sangat penting. Segera
hubungi dokter atau rumah sakit tempat Anda dioperasi jika
Anda mengalami gejala-gejala infeksi seperti muntah-muntah,
rasa nyeri dan pembengkakan yang semakin parah, demam,
luka operasi terasa panas, atau ada cairan yang keluar dari luka
operasi.

Penyakit usus buntu juga bisa menyebabkan gumpalan atau


benjolan pada usus buntu yang terdiri dari jaringan usus buntu
dan lemak. Benjolan tersebut terbentuk karena upaya alami
tubuh untuk mengatasi radang usus buntu ini. Dokter biasanya
tidak menganjurkan Anda untuk segera menjalani operasi. Anda
akan diberikan antibiotik selama beberapa minggu agar infeksi
gumpalan usus buntu berkurang sebelum dioperasi
Komplikasi Pecahnya Usus Buntu

• Penyakit usus buntu yang tidak diobati berisiko


untuk pecah dan dapat berakibat fatal. Segera
hubungi rumah sakit jika sakit perut Anda
mendadak makin parah dan menyebar ke
seluruh perut. Ini mengindikasikan
kemungkinan pecahnya usus buntu yang dapat
memicu sejumlah komplikasi seperti:
Peritonitis
• Ini adalah peradangan peritoneum, yaitu jaringan
tipis yang melapisi dinding perut bagian dalam
dan organ-organ di dalam rongga perut.
Peradangan ini disebabkan oleh bakteri dari
dalam usus buntu yang pecah. Gejalanya meliputi
sakit perut yang parah dan terus-menerus,
muntah, detak jantung cepat, demam, daerah
perut yang membengkak, serta napas pendek dan
terengah-engah. Komplikasi ini biasanya
ditangani dengan pemberian antibiotik dan
Abses
• yaitu kantong kumpulan nanah yang terasa sakit.
Komplikasi ini muncul sebagai usaha alami tubuh
untuk mengatasi infeksi akibat usus buntu yang
pecah. Penanganannya dilakukan dengan penyedotan
nanah dari abses atau terkadang dengan antibiotik.
Jika ditemukan dalam operasi, abses dan bagian di
sekitarnya akan dibersihkan dengan hati-hati dan
diberi antibiotik.
Terima Kasih

Stay Healthy….

Vous aimerez peut-être aussi