Vous êtes sur la page 1sur 21

Strategi “Case Manager” dalam

Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas


Pelayanan RS Swasta

Daniel Budi Wibowo


Direktur Direktorat Intra Mural YAKKUM
Medan, 14 September 2017
Case Manager
di Rumah Sakit
• Pengertian :
o Case Manager adalah profesional dalam RS yang bekerja secara kolaboratif dgn PPA,
memastikan bahwa pasien dirawat serta ditransisikan ke tingkat asuhan yang tepat, dalam
perencanaan asuhan yang efektif dan menerima pengobatan yang ditentukan, serta
didukung pelayanan dan perencanaan yang dibutuhkan selama maupun sesudah perawatan
RS.
o American Case Management Association : Case Manager adalah professional yang secara
kolaboratif melakukan proses asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi,
dan advokasi untuk opsi pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien & keluarga
akan pelayanan kesehatan yang komprehensif, melalui komunikasi dan sumber daya yang
ada untuk memperoleh hasil yang bermutu dan cost effective.
o Dalam konteks PCC – Patient Centered Care ; Case Manager menjaga kontinuitas pelayanan
serta kendali mutu – biaya utk memenuhi kebutuhan Pasien dan keluarga
• Ciri : Manajemen, Komunikator,, Wawasan pelayanan klinis, Membantu pasien memenuhi
kebutuhan pelayanan.
• Peran :
o Case Manager bekerja sama dengan DPJP dan PPA lainnya.
o Case Manager bersama-sama merencanakan transisi serta kontinuitas asuhan, pemulangan dan
juga follow up setelah pasien pulang rawat.
o Case Manager berkoordinasi / berkomunikasi dengan pasien dan keluarga, sumber dana (mis.
Asuransi, Perusahan), dan sarana komunitas yang dapat memberikan pelayanan yang
dibutuhkan pasien, seperti fasilitas rehabilitasi atau penyedia peralatan medis.
o Dengan koordinasi ini, tujuan para Case Manager adalah untuk memastikan hasil yang optimal
baik bagi pasien maupun RS termasuk mutu asuhan, utulisasi sumber daya secara efisien dan
penggantian biaya (reimbursement) perawatan.
o Case Manager melayani bayi sampai dengan geriatrik, untuk pelayanan yang komprehensif,
termasuk pelayanan rawat inap, pemeriksaan pre-admisi, day surgery, kemoterapi rawat jalan,
pelayanan gawat darurat, perencanaan & pemulangannya, dsb
• Kualifikasi :
o Perawat, Dokter,  CCM : Certified Case Manager
• Fungsi penting :
1. Koordinasi, penerapan Patient Centered Care, menjaga kontinuitas pelayanan
2. Koordinasi : Discharge Planning, Follow-up, Pelayanan pasca rawat, Home
care, Sarana komunitas
3. Koordinasi Rujukan, Transfer
4. Monev utilisasi sumber daya (utilization review) : kelayakan / kepantasan /
prioritas dari pemeriksaan – pelayanan, kendali mutu dan biaya
5. Komunikasi dengan : Asuransi (Verifikasi Benefit/Manfaat), Perusahaan /
employer, Rujukan konseling finansial
6. Edukasi, Advokasi, Konseling pasien dan keluarga
7. Asesmen psikososial dan lingkungannya, Hambatan pelayanan, Support
Groups - pendampingan untuk motivasi, spiritual
8. Intervensi konsultasi krisis dengan tim PPA
9. Masalah-masalah legal dan etik
(Sumber berbagai referensi)
CASE MANAGER

DPJP
Perawat Apoteker
Clinical/Team Leader
• Koordinasi Fisio Ahli
• Kolaborasi terapis Pasien, Gizi
Keluarga
• Sintesis, Interpretasi
• Integrasi asuhan  Radio
komprehensif Analis
grafer
Lainnya

Yan Kes
/ RS Lain
Case
Manager
Yan
Keuangan/ Sumber : Nico Lumenta,
Billing Asuransi Dokter
Perusahaan/ Keluarga 2014
Employer BPJS
5
Prinsip Pendekatan Manajemen Pelayanan Pasien
1. Gunakan pendekatan kolaboratif berfokus pada pasien (“client-centris”)
2. Sedapatnya memfasilitasi otonomi pasien dan perawatan mandiri melalui advokasi,
pengambilan keputusan bersama, dan pendidikan.
3. Gunakan pendekatan holistik secara komprehensip.
4. Gunakan pendekatan budaya dengan kesadaran dan menghargai perbedaan
5. Promosikan keselamatan klien secara optimal
6. Bina hubungan dgn sumber daya masyarakat
7. Bantu pasien menjelajahi sistem pelayanan kesehatan utk mencapai pelayanan yg
sukses, termasuk selama transisi
8. Tingkatkan keunggulan profesional dan memelihara praktik
9. Evaluasi hasil dan promosikan hasil yg berkualitas
10. Dukung dan kepatuhan peraturan organisasi lokal, nasional.

Sumber : Nico Lumenta, 2016


Canadian Standards of Practice for
Case Management
SUPPORT CLIENT’S

CASE MANAGEMENT
RIGHT

PURPOSEFUL

IS COLLABORATIVE

SUPORT
ACCOUNTABILITY

STRIVES FOR CULTURAL


COMPETENCY
Indikator mutu kebijakan “case manager” di
Rumah Sakit.
• Penurunan keluhan pasien dalam hal pelayanan.
• Meningkatnya kepatuhan terhadap “clinical Pathway” dan Pedoman
Praktik.
• Menurunnya angka Kejadian tidak Diharapkan (KTD).
• Kejadian under / over koding menurun (hasil audit).
• Kepatuhan PPA dalam pengendalian biaya sangat baik.
Implementasi Case Manager di RS
1.Penetapan dan pengangkatan Case manager oleh Direktur :
2.Pelatihan kompetensi Case Manager.
3.Melakukan skrining pasien yang membutuhkan case manager, pada
waktu admisi, atau bila dibutuhkan pada waktu di ruang rawat inap,
berdasarkan pasien yang meliputi :
a)Risiko tinggi
b)Biaya tinggi
c)Potensi komplain tinggi
d)Kasus penyakit kronis
e)Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek
f) Kasus yang diperkirakan melebihi rata-rata lama dirawat
g)Kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya kritis atau yang
membutuhkan kontinuitas pelayanan
h)Kasus komplek / rumit
4. Setelah pasien ditentukan sebagai klien Case Manager, maka dilakukan
asesmen dengan mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial,
sosio-ekonomis, maupun sistem pembayaran yang dimiliki pasien.
5. Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut,
berkolaborasi dengan DPJP serta para anggota PPA lainnya, yang
mencerminkan kelayakan / kepatutan dan efektivitas-biaya dari
pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk mengambil
keputusan
6. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara Case manager dan
DPJP serta para anggota tim PPA lainnya, berbagai unit pelayanan,
pelayanan administrasi, pembayar. Fasilitasi untuk koordinasi,
komunikasi dan kolaborasi antara pasien dan pemangku kepentingan,
serta menjaga kontinuitas pelayanan.

10
4. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari suatu kendala
yang tidak mempengaruhi kinerja/hasil.
5. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh
pelayanan yang optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan
kemampuan finansial dengan berkonsultasi dengan DPJP,
memperoleh edukasi yang adekuat, termasuk rencana pemulangan
yang memperhatikan kontinuitas pelayanan dan yang aman
6. Melakukan monitoring dan evaluasi proses-proses pelayanan dan
asuhan pasien
KUALIFIKASI MANAJER PELAYANAN PASIEN
 KUALIFIKASI
1. Dokter Umum atau Perawat dengan pendidikan S 1
2. Pengalaman minimal 3 – 5 tahun dalam pelayanan klinis
a. Dokter : sebagai dokter ruangan
b. Perawat : sebagai kepala ruangan

• PELATIHAN TAMBAHAN
1. Pelatihan utk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dengan penyusunan dan penerapan SPO
Pelayanan Kedokteran yang terdiri dari Panduan Praktik Klinis, Alur Klinis (Clinical Pathway),
Algoritme, Protokol, Standing order.
2. Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP) / PCC
3. Pelatihan ttg perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-CBG’s
4. Pelatihan ttg Perencanaan pulang (Discharge planning) untuk kontinuitas pelayanan
5. Pelatihan Manajemen Risiko
6. Pelatihan untuk meningkatkan soft skil ( pengetahuan aspek psiko-sosial, hubungan
interpersonal, komunikasi, dsb)

12
CORE SKILLS FOR HOSPITAL CASE MANAGERS
Chapter 4: The Case Management Process (Cesta, T & Cunningham, B, HC Pro, 2009)
Step 1: Selection and screening
Step 2: Patient assessment and diagnosis
Step 3: The case management plan
Step 4: Linking the patient to needed services
Step 5: Implementation and coordination
Step 6: Monitoring of care processes
Step 7: Advocacy
Step 8: Evaluation and follow-up
Medical Record Documentation
Chapter 5: The Case Manager’s Role in Transitional and Discharge Planning
Chapter 6: Utilization Management
Chapter 7: Managing Long Length of Stay Patients
Chapter 8: Denials: Prevention and Appeals Strategies
Chapter 9: Reimbursement
Chapter 10: The Role of the Case Manager in Patient Flow
Chapter 11: Measuring Success: Strategic Outcome Measures
Chapter 12: Dealing with the Uninsured and Underinsured
Chapter 13: Working with Multidisciplinary Teams
Chapter 14: Crucial Communication and ConflictKARS Resolution
Dr.Nico Lumenta 13
Modus Kegagalan Case Manager
• Case manager tidak bisa “diterima” oleh PPA dan atau keluarga
pasien.
• Beban kerja terlalu banyak atau case manager masih kerja rangkap.
• Salah memilih profil case manager.
• Kompetensi , pengalaman dan kemampuan komunikasi case manager
masih kurang.
Identification &
Selection

Termination of the Assessment &


Case Mgt Problem/ Opportunity
Process Identification

Evaluation of
Development of the
The Case Mgt
Case Mgt Plan
Plan & Follow-up

Implementation
& Coordination
Of Care Activities

(Treiger, TM : The Next Generation: Case Management Today and Its Evolution into the
Future. CMSA TODAY, ISSUE 7 • 2013 • DIGITAL)
Dokumentasi
Case management di Rumah Sakit
Ratio
1 Case Manager menangani 25-50 Pasien
o Sesuai Kompleksitas Pasien
o Sesuai Kebutuhan RS

1. Form A, Evaluasi awal : a.l. Skrining, Asesmen untuk


manajemen pelayanan pasien, Identifikasi masalah, risiko dan
kesempatan, Perencanaan manajemen pelayanan pasien
2. Form B, Catatan Implementasi : a.l. Follow up, Monitoring,
Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi, Advokasi,
Hasil Pelayanan, Pelayanan dalam transisi
Tata Laksana
Case Management di Rumah Sakit

Form A 1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk


Evaluasi manajemen pelayanan pasien
Awal Case 2. Asesmen untuk manajemen pelayanan
Manager pasien
3. Identifikasi masalah dan kesempatan
4. Perencanaan manajemen pelayanan pasien

Form B 1. Monitoring, Follow up


Catatan 2. Identifikasi masalah dan kesempatan
Implementa 3. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan
si Case Kolaborasi
Manager 4. Advokasi
5. Hasil Pelayanan
6. Terminasi manajemen pelayanan pasien
Manfaat yang diharapkan
• Kepuasan pasien terhadap pelayanan meningkat.
• Mutu layanan terstandar melalui kepatuhan PPA terhadap standar.
• Ada pengendalian biaya.
• Kepuasan kerja PPA meningkat.
• PPA lebih harmonis dalam bekerja sama antar profesi.
• Client tahu kemana harus bertanya.
• Pasca perawatan lebih jelas tindak lanjutnya.
• Proses klaim ke BPJS dan asuransi komersial atau pembayar pihak ketiga
lancar.
• Risiko hukum diminimalkan.
danielpantiwilasa@yahoo.co.id

Vous aimerez peut-être aussi