Vous êtes sur la page 1sur 23

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

KEGAWATDARURATAN NEONATAL
DENGAN ASFIKSIA

KELOMPOK 1
1. Desi Adelia (1602460009)
2. Lia Yunitasari (1602460014)
3. Dewi fatmawati (1602460024)
4. Rika Novitasari (1602460030)
5. Ficky Aprilia Putri (1602460039)
6. Leyni Sri Wuryaning D.A (1602460047)

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
LATAR BELAKANG

Angka kematian bayi ( Infrant Mortality


Rate) merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat, karena dapat menggambarkan
kesehatan penduduk secara umum.
PENYEBAB KEMATIAN

BBLR AFIKSIA

Trauma Tetanus
jalan lahir Neonatrum

Kelainan
Infeksi
Kongenital
PENGERTIAN

Asfiksia merupakan keadaan dimana bayi baru


lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum
lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat
dilahirkan. Masalah ini berhubungan erat dengan
gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat,
atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan
bayi selama atau sesudah persalinan.
(JNPK-KR, 2008)
ETIOLOGI
FAKTOR
FAKTOR PLASENTA
FAKTOR BAYI IBU DAN TALI PUSAT
a. Gangguan
a. Air ketuban pertukaran nutrisi a. Tali pusat
bercampur atau O2 pendek
mekonium b. Ganguan his: b. Simpul tali pusat
b. Bayi kurang tetania c. Prolapsus tali
bulan/premat uterihipertoni pusa
ure (kurang 37 c. Hipertensi pada
d. Infark plasenta
minggu kehamilan
kehamilan) d. Perdarahan e. Hematom
antepartum plasenta
c,. Kelainan
abnormal f. Lilitan tali pusat
kongenital (plasenta previa
yang memberi atau solusio
dampak pada plasenta)
pernapasan e. Demam sebelum
bayi dan selama
persalinan
f. Infeksi berat
(malaria, sifilis, TBC,
HIV)
g. Kehamilan lebih
bulan (> 42 minggu
kehamilan)
TANDA DAN GEJALA

• Kejang
• Warna kulit kebiruan
• Tidak bernafas atau bernafas megap-megap
• Penurunan kesadaran
TANDA APGAR
Tanda 0 1 2
Appearance Pucat/ biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) seluruh tubuh ekstremitas biru kemerahan

Pulse Tidak ada <100 >100


(denyut jantung)

Grimace Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan aktif


(tonus otot) fleksi

Activity Tidak ada Sedikit gerak Langsung


(aktivitas) menangis

Respiration Tidak ada Lemah/tidak teratur Menangis


(pernapasan)

Interpretasi:
Nilai 1-3 : Asfiksia berat
Nilai 4-6 : Asfiksia sedang
Nilai 7-10 : Asfiksia ringan (normal)
(Nanny Lia Dewi, Vivian, 2011)
DOWN SCORE
Keterangan:
0-4 :Distress Napas Ringan; membutuhkan O2 nasal
atau headbox
4-7 :Distsres Napas Sedang; membutuhkan Nasal
CPAP
>7 :Distres Napas Berat; Ancaman Gagal Napas
KLASIFIKASI

1. Asfiksia Berat ( APGAR 0-3)


• Pada asfiksi berat, bayi akan mengalami asidosis,
sehingga memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif
segera. Tanda gejalanya adalah :
• Tidak ada usaha napas
• Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan
rangsangan
• Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau
sesudah persalinan.
• Frekuensi jantung kecil yaitu <40 kali per menit
• Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada
• Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
2. Asfiksia Sedang (APGAR 4-6)
• Tanda gejala asfiksi sedang yaitu :
• Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali per
menit
• Tonus otot baik
• Sianosis
• Usaha napas lambat
• Bayi masih bereaksi jika diberi rangsangan
• Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna
selama persalinan
3. Asfiksia Ringan (APGAR 7-10)
• Tanda gejala asfiksia ringan yaitu :
• Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit
• Ada retraksi sela iga
• Bayi merintih (grunting)
• Sianosis
• Adanya pernapasan cuping hidung
• Bayi kurang aktivitas
• Ada ronchi, rales, dan wheezing.
(Nanny Lia Dewi, Vivian, 2011)
DIAGNOSIS

Penegakkan diagnosis dengan menggunakan


nilai APGAR, memperhatikan keadaan klinis, adanya
sianosis, brakikardi dan hipotoni.
(Nanny Lia Dewi, Vivian, 2011)
PATOFISIOLOGI

Asfiksia merupakan keadaan BBL tidak dapat


bernapas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir. Sering kali bayi yang mengalami gawat janin
sebelum persalinan akan mengalami asfiksia sesudah
persalinan. Masalah ini berkaitan dengan kondisi ibu,
masalah pada tali pusat dan plasenta atau masalah
pada bayi selama atau sesudah persalinan.
KOMPLIKASI

Asfiksi dapat menyebabkan komplikasi pasca


hipoksia. Pada keadaan hipoksia akut akan terjadi
redistribusi aliran darah sehingga organ vita seperti
otak, jantung, dan kelenjar adrenal akan
mendapatkan aliran yang lebih banyak
dibandingkan organ lain.
(Maryunani Anik, 2013)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium : hasil analisis gas darah tali pusat


menunjukkan hasil asidosis pada darah tali pusat jika :
• PaO2 < 50 mmH2O
• PaCO2 > 55 mmH2
• pH < 7,30
(Maryunani Anik, 2013)
PENATALAKSANAAN

1. Tindakan umum
• Bersihkan jalan nafas : kepala bayi diletakkan lebih
rendah agar lendir mudah mengalir, bila perlu
digunakan larinyoskop untuk membantu
penghisapan lendir dari saluran nafas yang lebih
dalam.
• Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20
detik bayi tidak memperlihatkan bernafas dengan
cara memukul kedua telapak kaki menekan tanda
achiles, mempertahankan suhu tubuh.
2. Tindakan khusus
a. Pada kasus Asfiksia berat :
Berikan O2 dengan tekanan positif dan
intermitten melalui pipa endotrakeal. Dapat
dilakukan dengan tiupan udara yang telah
diperkaya dengan O2. Bila pernafasan spontan
tidak timbul lakukan massase jntung dengan ibu
jari yang menekan pertengahan sternum 80-
100x/menit.
b. Asfiksia sedang/ringan :
Hisap lendir, rangsang nyeri selama 30-60 detik. Bila
gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-
2 menit yaitu : kepala bayi ekstensi maksimal beri O2
1-2x/menit melalui kateter dalam hidung, buka utup
mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-
bawah secara teratur 20x / menit.
c. Penghisapan cairan lambung untuk mencegah
regurgitasi
TERIMAKASIH
1. Bayi lahir dengan asfiksia apakah dapat mempengaruhi kondisi kehidupan dimasa depan
terutama pada paru-paru?
Jawaban:
Asfiksia merupakan penyebab utama kerusakan otak dan kematian pada bayi di
seluruh dunia. Menurut data WHO, diperkirakan sebanyak 900.000 bayi mati tiap tahun di seluruh
dunia karena asfiksia. Kebanyakan kematian ini terjadi di negara berkembang. Diagnosa awal
dan penanganan yang tepat untuk kondisi ini menjadi hal penting untuk menyelamatkan bayi
dan mengurangi komplikasi.
asfiksia dapat menurunkan O2 meningkatnya CO2 yang mengakibatkan buruk dalam
kehiduan lebih lanjut(manuaba.2010)
• Bayi dengan tingkat asfiksia ringan atau menengah bisa sepenuhnya pulih. Bayi yang sel
tubuhnya tidak mendapat cukup oksigen untuk waktu lebih lama bisa mengalami cedera
permanen pada otak, jantung, paru-paru, ginjal, atau organ lain.
• Ketika bayi prematur mengalami asfiksia, kerusakan bisa memicu cerebral palsy, gangguan
perkembangan, kurang perhatian, gangguan hiperaktif, atau masalah penglihatan. Pada
kasus yang paling parah, asfiksia bisa memicu gagal organ bahkan kematian.
• Pada kasus bayi baru lahir dengan asfiksia sedang kalau tidak segera ditangani dengan cepat
dan tepat akan menyebabkan terjadinya asfiksia berat. Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan
pulih kembali harus dipikirkan kemungkinannya menderita cacat mental pada masa
mendatang (Mochtar, 2012).
2. Massase jantung yang bagaimana yang dilakukan
pada bayi asfiksi, dan dilakukan berapa kali?
Jawab:
Massase jantung dikerjakan dengan melakukan
penekanan di atas tulang dada dengan dua jari
dimulai pada sepertiga bawah sternum dengan
frejuensi 120x/menit, degan kedalaman 1-1,5 cm.
Rasio kompresi terhadap ventilasi adalah 15:1
(Prof. DR. dr.A. Samik Wahab, SpA. 2006)
3. Faktor risiko intrapartum, antara lain : Kelahiran
traumatik, prolaps tali pusat, lilitan tali pusat, distosia
bahu. (Dewi, 2010; Hidayat, 2008)

Vous aimerez peut-être aussi