Vous êtes sur la page 1sur 46

HUKUM ORGANISASI

PERUSAHAAN
 Ada tiga bentuk Badan Usaha :
 Badan Usaha Swasta .
 Badan Usaha Negara.
 Badan Usaha Koperasi.

 Badan Usaha swasta meliputi : badan usaha yg modalnya


seluruhnya atau sebagian besar dmiliki oleh swasta baik
perseorangan maupun kelompok. Meliputi :
 Perusahaan perorangan (UD)
 Persekutuan Firma (Fa)
 Persekutuan Komanditer (CV)
 Perseroan Terbatas (PT)
 Perusahaan Perseorangan ( UD)
 Pengertian : bentuk usaha yg paling sederhana
dan umum ditemui dlm kegiatan bisnis.
 Pengaturan : belum ada pengaturan secara
resmi dlm bentuk per Uuan.
 Pendirian : tidak diharuskan dlm bentuk
tertentu ,sepenuhnya diserahkan ke pd pelaku
bisnis tsb.
 Tanggung jawab : secara pribadi baik
mengenai resiko, perikatan ,kreditur serta tdk
ada pemisahan terhadap harta kekayaan
pribadi dan perusahaan.
 Persekutuan Firma (Fa) .
 Pengertian : persekutuan yg didirikan untuk
menjalankan usaha bersama atas nama bersama
dan bertanggung jawab secara tanggung
menanggung.
 Pendirian : dg memperhatikan ketentuan Ps 22 dan
23 KUHD,tdk hrs bentuk tertentu, dapat dg akte
notar is dan akte dibawah tangan, didaftarkan
dikepaniteraan Pengadilan Negeri, diumumkan
dlm Berita negara.
 Tanggung Jawab : tanggung renteng / solider harta
kekayaan yg dpt digugat tdk hanya harta
perusahaan tetapi sampai pd harta kekayaan
pribadi.
 Persekutuan Komanditer ( CV)
 Pengertian : Perseroan untuk menjalankan usaha
yg dibentuk oleh beberapa orang sekutu yg secara
tanggung menanggung bertanggung jawab untuk
seluruhnya pada satu pihak. Ada dua sekutu :
 sekutu aktif ( sekutu komplementer)
 sekutu pasif ( sekutu komanditer )
 Pengaturan : diatur dlm Ps 19,20 dan 21 KUHD sama dg
firma ,CV merupakan bentuk khusus dr Firma
(sekutunya.)
 Pengaturan : dapat dilakukan dg akte notaris dan dpt
juga dilakukan dg ake dibawah tangan. Sama dg firma.
 Tanggung Jawab : Sekutu aktif bertanggung jawab sampai
pada harta pribadi sedangkan sekutu pasif hanya terbts
pada modal yg dimasukkannya
 PERSEROAN TERBATAS (PT)
 Pengertian : Badan Hukum yg didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
berdasarkan modal dasar yg seluruhnya terbagi
atas saham-saham dan memenuhi persyaratan yg
ditetapkan dlm UU ini serta peraturan
pelaksanaanya. Adanya pemisahan harta kekayaan
pribadi (pemegang saham ) dg harta perusahaan.
 Pengaturan : ditur dalam UU PT No 40 th 2007.
 Pendirian :
 akte pendirian melalui notaris.
 Pengesahaan oleh menteri Kehakiman ( Hukum dan
Ham )
 Pendaftaran dalam daftar wajib perusahaan
 Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara.
 Tanggung Jawab: terbatas sebesar saham yg
dimasukkan kedalam perusahaan, Pemegang
saham tdk bert anggung jawab secara pribadi atas
perikatan yg dibuat atas nama perseroan dan tdk
bertanggung jawab atas kerugian yg melebihi
nilai saham yg telah diambilnya.
 Tanggung jawab terbatas tdk berlaku apabila :
 PT belum berbadan hukum
 memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi.
 terlibat dlm perbuatan melanggar hukum.
 menggunakan kkayaan perseroan yg
mengakibatkan perseroan tdk cukup membayar
hutangnya.
PERSEROAN TERBATS (PT)
BERDASARKAN UU N0 40/2007
 Perseroan Terbatas (PT) :
Badan hukum yg merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan
perjanjian,melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yg seluruhnya terbagi
dlm saham dan memenuhi persyaratan
sebagaimana ditentukan dlm UU serta
peraturan pelaksanaannya.( Pasal 1)
PERLINDUNGAN KONSUMEN
 Konsumen : setiap orang pemakai barang dan atau jasa yg
tersedia dlm masyarakat ,baik bagi kepentingan
sendiri,keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan.
( ps 1 (2) UU No 8/1998).
@.Perlindungan Konsumen : Upaya yg menjamin adanya
kepastian hukum / jaminan terpenuhinya perlindungan
hukum bagi kepentingan konsumen.
@. Konsumen :
* Konsumen Antara.
* Konsumen Akhir.
 Latar Belakang Perlindungan Konsumen:
Lahirnya gerakan perlindungan konsumen
( konsumenrisme) setidaknya disebabkan oleh :
 Adanya keadaanatau kondisi konsumen yg sangat
memprihatinkan terutama di negara-negara
berkembang.
 Kedudukan konsumen secara ekonomis sangat lemah
dibandingkan dg produsen.
 Banyaknya beredar produk-produk brang yg tidak
memenuhi persyaratan di masyarakat.
 Banyaknya korban baik jiwa maupun meteriil sebagai
akibat mengkonsumsi barang.
AZAS-AZAS PERLINDUNGAN
KONSUMEN
 Asas Manfaat : memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah.
 Asas Keadilan : memberikan kesempatan kepada konsumen
dan pelaku usaha untuk memperoleh hak-hak dan
melaksanakan kewajibannya secara adil.
 Asas Keseimbangan : memberikan keseimbangan anatara
kepentingan pelaku usaha , konsumen dan pemerintah baik
materiil maupun spirituil.
 Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen : memberikan
jaminan keamanan dan keselamatan bagi konsumen dlm
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan.
 Asas Kepastian Hukum : pentaatan terhadap hukum baik oleh
pelaku usaha maupun konsumen untuk terwujudnya keadilan
dan dan terjaminnya kepastian hukum.
DASAR HUKUM PERLINDUNGAN
KONSUMEN
 Undang-Undang No 23 Tahun 1992 ttg Kesehatan.
 -------------------- No 7 tahun 1996 ttg Pangan.
-------------------- No 8 tahun 1999 ttg Perlindungan
Konsumen.
 Kitab Undang-Undang hukum Perdata.
 Kitab Undang-Undang hukum Pidana.
 Undang-Undang lainnya yg berkaitan deng barang
/jasa.
 Tujuan Perlindungan Konsumen:
 Meningkatkan pemberdayaan konsumen dlm memilih
,menentukan dan menuntut hak-haknya sbg konsumen.
 Agar konsumen terhindar dari hal-hal yg merugikan dan
membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa konsumen.
 Membela dan memperjuangkan hak-hak konsumen yg telah
diakui dan disepakati.
 Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian
konsumen.
 Menciptakan sistim perlindungan konsumen yg
mengandung kepastian hukum, keterbukaan informasi serta
kses informasi.
 Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai
pentingnya perlindungan konsumen.
 Meningkatkan kualitas barang/ jasa yg menjamin
kelangsungan usaha, kesehatan dan keamanan dan
kenyamanan konsumen.
 Hak-Hak Konsumen :
 Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dlm
mengkonsumsi barang/jasa,
 Hak untuk memilih barang/jasa dan mendapatkan
barang/jasa sesuai dg nilai tukar.
 Hak atas informasiyg benar, jelas dan jujurtentang kondisi
barang/jasa.
 Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya.
 Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan dan upaya
penyelesaian sengketa secara patut.
 Hak untuk mendapatkan pembinaandan pendidikan.
 Hak untuk diperlakukan secara wajar,adil dan tdk
diskriminatif.
 Hak untuk mendapatkan konpensasi, ganti rugi dan
penggantian.
 Hak-hak yg diatur dalam per Undang-undangan lainnya.
 Kewajiban Konsumen :
 Membaca, mengikuti petunjuk, infoansaksi dan prosedur
pemakaian barang/jasa demi keamanan dan keselamatan.
 Beretikad baik dalam melakukan tr ansaksi barang/jasa.
 Membayar sesuai dengan nilai tukar yg telah disepakati.
 Mengikuti upaya penyelesaian hukum tentang rsengketa
konsumen secara patut.
 Kewajiban Pelaku Usaha :
 Beretikad baik dlm melakukan kegiatan usaha.
 Memberikan informasi yg benar, jujur ttg kondisi barang
 melayani konsumen dg benar,jujur dan tdk diskriminatif .
 Menjamin mutu barang sesuai standar barang dan jasa.
 Memberikan ganti rugi dlm penggunaan dan ketidak sesuaian
br/jasa.
 Menyediakan suku cadang atau fasilitas purna jual
 Memberikan jaminan atau garansi atas barang/jasa yg diproduksi.
BADAN-BADAN YG MELAKUKAN
PENGAWASAN PELAKU USAHA
 Badan Perlidungan Konsumen Nasional (BPKS):
 memberikan saran dan rekomendasi ke pada pemerintah.
 Melakukan penelitian dan pengkajian Undang-undang.
 Melakukan penelitian terhadap barang/jasa.
 Mendorong berkembangnya lembaga perlindungan
konsumen swadaya masyarakat.
 Memasyarakatkan prinsip-prinsip perlindungan konsumen.
 Menerima pengaduan ttg perlindungan konsumen.
 Melakukan survy ttg kebutuhan masyarakat.
 Bekerjasama dg lembaga konsumen internasional.
 Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
Masyarakat bertugas :
 Menyewbar luaskan informasi ttg kesadaran
perlindungan konsumen.
 Memberi nasehat kepada konsumenyg memerlukan.
 Membantu konsumen dlm memperjuangkan hak-
haknya.
 Melakukan pengawasan bersama dg pemerintah.
 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen :
 Dapat dilakukan di dalam pengadilan maupun diluar pengadilan
 Gugatan dapat dilakukan oleh peroranga maupun secara
berkelompok.( Class Aktions)
HAK MILIK INTELEKTUAL
HMI/(HaKI)UUNO14Th 2002
 HAKI –Terjemahan dari IPR ( Intelectual
Property right) sbg mana diatur dlm UU No 4/1994
ttg pengesahan WTO ( Agreemet Establishing The
World Trade Organization)
 IPR , mengatur segala karya-karya yg lahir dari
adanya kemampuan intelektual manusia , IPR
menyangkut pemahaman atas hak-hak kekayaan
ynag timbul dari kemampuan inteltual, yg
mempunyai hubungan dg hak seseorang secara
pribadi ( hak human right).
 HAK MILIK INTELEKTUAL : Merupakan hak
kebendaan yg sah dan dakui oleh hukum atas benda
tidak berwujud berupa kekayaan/kreasi intelektual ,yg
berupa Hak Cipta, hak Paten, Hak Merek, Desain
Industri dl. Hak Milik Inteltual dpt dialihkan dan
beralihdan dpt dipertahankan kepemilikannya terhadap
siapa saja.

 HAKI Dapat Dikelompokan Menjadi 2 Klmpok :


 Hak Milik Industri ( industrial Property Right)
 Hak Patenk ( patent)
 Hak Merek( Merk)
 Hak Desai Produk ( industrial design)
 Hak Cipta ( Copy Right)
HAK CIPTA ( COPY RIGHT)
 HAK CIPTA : Hak khusus /ekslusifbagi pencipta atau
penerima hak cipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaanya atau memberikan ijin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut per UU yang berlaku ( UU N0 16
Th 2002 ttg Hak Cipta)
 Hak Cipta mengandung Aspek :
 Hak Moral ( moral right ), hak yg melekat pada
sipencipta yg tidak dpt diambil alih sedemikian rupa
tanpa ijin dr pemegang hak cipta.
 Hak Ekonomi ( economic right)hak yg berkaitan dg
keuangan dan penjualan hasil ciptaan berupa royalty.
RUANG LINGKUP HAK CIPTA
 Hak Cipta meliputi : Ilmu Pengetahuan , Seni dan sastra.
 Hak Cipta Yg Dilindungi :
* Karya Tulis : buku, makalah,artikel,pamplet, program
komputer, dll.
* Karya Lisan : ceramah ,pidato,hasilkuliah.
* Karya Pertunjukan
:Drama,Tari,pewayangan,pantomin,lenong,ke
toprak.
* Karya Suara : Lagu, Musik.
* Karya Seni dlm Berbagai bentuk : lukis, gambar,ukir,
kaligrafi,patung, pahat,batik,alat-alat
peraga,kolose.
* Karya Film : fotografi, sinematografi
* Karya Lain-Lain : terjemahan, tafsir, bunga rampai.
 Hak Cipa Yg Tidak Mendapat Perlindungan
Hukum :
 Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara
 Per Undang-Undangan
 Pidato Kenegaraan/Pejabat negara.
 Putusan Pengadilan
 Putusan Arbitrase dan badan-badan sejenis
lainnya.
 Sifat Hukum Hak Cipta :
 Hak Kebendaan yg bergerak dan immateriil , dpt dialihkan
kepada pihak lain
 Hak cipta dpt dialihkan dg akte sifat pribadi dan menyatu
dg penciptanya.tertulis, atau dibawah tangan.
 Hak Cipta tidak dpt disita , hak cipta ber
PERALIHAN HAK CIPTA
 Pewarisan
 Hibah
 Wasiat
 Perjanjian ( Lisensi)
 Menjadi milik Negara.

 PEMBERLAKUAN HAK CIPTA :


 Seumur hidup + 50 th : buku , pamplet,karya tulis dll
 50 th sejak diumumkan : musik ,karawitan, drama tari,
dll
 25 th sejak diumumkan : fotografi, program komputer
dll.
PENDAFTARAN HAK CIPTA.
 Pendaftaran Hak Cipta tidaklah bersifat mutlak
artinya tanpa didaftarkan pun hak cipta seseorang
tetap dilindungi.
 Ciptaan yg tidak didaftarkan akan lebih sulit dan
memakan waktu untukpembuktiannya.
 Tujuan Pendaftaran adalah untuk memperoleh alat
bukti dan siapa yg mendaftarkan pertama kali dialah
sebagai pemiliknya.
 Pendaftaran Hak cipta bersifat Pasif artinya semua
permohonan pendaftaran diterima terkecuali sudah
jelas ada pelanggaran thdp hak cipta.
 Sistim pendaftaran hak cipta adalah Deklaratif.
ANCAMAN HUKUMAN ATAS
PELANGGARAN HAK CIPTA
 Mengumumkan dan memperbanyak ciptaan
tanpa ijin si pencipta dikenakan penjara 7 th dan
denda 100 juta
 Menyiarkan,memamerkan,mengedarkan
menjual kepada umum tanpa ijin pemilik hak
cipta dikenakan penjara 5 th dan denda 500 juta.
 melanggar hak cipta atas potret seseorang
dikenakan pidana 2 th dandenda 15 juta.
HAK MEREK
 Hak Merek diatur dlm : UUNo 19/1992 – UUNo 14/1997
– UUNo 15/2001.
 Hak Merek : Tanda berupa gambar,Nama, Kata,
hurup, angka-angka, warna, kombinasi dr unsur-
unsur tsb yg memeliki daya pembeda yg dipergunakan
dlm kegiatan perdagangan barang dan jasa.
 Merek meliputi :
 Merek Dagang : merek pd barang-barang yg
diperdagangkan oleh seseorang,beberapa orang, badan
hukum,yg membedakan dg barang sejenis lainnya.
 Merek jasa : merek pd jasa-jasa yg diperdagangkan
,oleh seseorang,beberapa orang, badan hukum yg
membedakan dengan jasa sejenis lainnya.
 Hak Merek adalah : Hak eksklusif yg diberikan
oleh negara kepada pemilik merek yg terdaftar
dlm daftar umum merek untuk jangka waktu
tertentu dg menggunakan sendiri merek tsb atau
memberikan ijin ke pd pihak lain untuk
menggunakannya.
 Merek Tidak Dapat didaftarkan karena :
 Bertentangan dg UU yg berlaku, moralitas, Agama,
Kesusilaan, Ketertiban Umum.
 Tidak memiliki daya pembeda.
 Telah menjadi milik umum.
 Merupakan keterangan yg berkaitan dg produk
barang atau jasa.
 Permohonan Merek Ditolak Karena :
 Memiliki persamaan pd pokoknya dg merek lain yg
terdaftar,
 memiliki persamaan pd pokoknya dg merek lain yg
terkenal,
 memilikpersamaan pd pokonya dg indikikasi geografis
yg terkenal,
 merupakan /menyerupai orang terkenal,foto, nama
orang lain kecuali ats persetujuan dr orang yg berhak,
 tiruan mengenai nama, singkatan, bendera,
lambang,simbul negara, lembaga
nasional/internasional kecuali atas persetujuan,
 tiruan menyerupai tanda,cap, stempel, kecuali atas
persetujuanpihak yg berwenang.
 Peralihan Hak Merek meliputi :
 Pewarisan,
 Wasiat ,
 Hibah,
 Perjanjian ( lisessi),
 Sebab-sebab lain yg dibenarkan oleh UU.

 Merek Kolektif : Merek yg digunakan pada barang-


barang /jasa dg karakteristik yg sama oleh
seseorang,beberapa orang ,badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dg merek
barang/jasa lainnya ( sejenis).
 Merek Kolektif harus berisi :
 Sifat/ciri-ciri umum, mutu dr barang/jasa yg
menggunakan merek dagang kolektif.
 Pemilik merek kolektif melakukann pengawasan yg
efektif atas penggunaan merek tsb.
 Sanksi atas pelanggaran merek kolektif tersebut.
 Sanksi Pelanggaran Merek :
 Gugatan ganti rugi,
 Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan
penggunaan merek tsb.
 Penghapusan Merek :
 Tidak digunakan selama 3 th berturut-turut sejak pemakaian
terahir, kecuali ada alasanyg dpt diterima oleh Dirjen Haki,
 Merek digunakan tidak sesuai dg jenis barang/jasa yg
dimohonkan.
HAK PATEN
 Pengaturan Hak Paten : UUNo6/1989 – UUNo 13/1997 –
UUNo 14/2001.
 UUNo 6/ 1989 Paten adalah : Hak khusus (ekslusif ) yg
diberikan oleh negara ke pada penemunya atas hasil
penemuannya di bidang teknologi untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya
atau memberikan ijin kepqada orang lain untuk
melaksanakan penemuannya.
 Teknologi : umumnya lahir atau diketemukan atas
dasar penelitian dan pengembangan( risearch and
development).
 Hak Paten bsifat Ekslusif artinya : hak paten
diberikan ke pd pemegangnya untuk jangka
waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya atau memberi kewenangan ke pd
arang lain untuk melaksanakannya.

 Hak Paten : hanya diberikan kepd penemu


sebagai satu-satunya yang berhak atas
penemuannya, sedangkanorang lain hanya
menggunakan penemuan tsb apabila ada
persetujuan dari penemunya.
 UUNo 14/2001 menyatakan Paten : Suatu hak ekslusif
yg diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri invensinya atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
 Invensi( penemuan) adalah : ide inventor yg
dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan
masalah yg spesipik di bidang teknologi dapat berupa
produk atau proses penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.
 Inventor( penemu adalah : Seorang secara sendiri
atau beberapa orang secara bersama-sama
melaksanakan ide yg dituangkan dalam kegiatan yg
menghasilkan invensi.
SUBYEK DAN LINGKUP PATEN
 Subyek Paten : Mereka yang pertama kali
mengajukan permohonan paten ,kecuali jika
diperjanjikan lain , baik penerima paten karena
warisan, hibah ,wasiat, perjanjian atau sebab-
sebab lain yg dibenarkan oleh UU.
 Lingkup Paten :
 Penemuan yg dpt diberikan Paten :
 Penemuan baru
 Mengandung langkah-langkah inovatif
 Dapat diterapkan dlm kegiatan industri.
 Penemuan Tidak Dikatakan Baru apabila :
 Penemuan tsb telah diumumkan baik di Indonesia
maupun diluar Indonesia dlm suatu tulisan dg
sedemikian rupa .
 Penemuan tsb telah diumumkan di Indonesia dg
penguraian lisan atau peragaan-peragaan
sedemikian rupa.
 Penemuan-Penemuan Yg Tidak Dapat diberikan
Paten :
 Proses/produk yg pengumuman, penggunaan,
pelaksanaanya bertentang dg UU,moralitas,agama,
ketertiban umum ,kesusilaan dll.
 Metode Pemeriksaan, pengobatan ,perawatan terhadap
manusia /hewan.
 Teori-teori /metoda- dibidang ilmu pengetahuan
 Paten dpt diberikan atas permohonan hanya dpt
diajukan untuk satu invensi yang merupakan satu
kesatuan invensi.
 Jangka waktu Paten : Paten berlaku 20 tahun sejak
paten diterima dan tidak dapat diperpajang.
 Pengalihan dan Lisensi Paten:
 Pengalihan Paten :
 Pewarisan
 Hibah
 Wasiat
 Perjanjian
 Sebab-sebab lain yg diperbolehkan UU.
 Lisensi Paten : Suatu perjanjian yg pada dasarnya hanya bersifat
pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomidari paten
dlm jangka waktu dan syarat-syarat tertentu.
PEMBATALAN DAN AKIBAT
HUKUMNYA.
 Pembatalan Paten :
 Batal Demi Hukum
 Batal atas permohonan
 Batal dg adanya gugatan
 Akibat Hukum Pembatalan Paten :
 Menghapuskan segala akibat hukum yg berkaitan dg paten
dan hal-hal yg berasal dr paten
 Penerima lisensi tetap berhak melaksanakan lisensinya
sampai berakhirnya jangka waktu
 Penerima lisensi tidak wajib meneruskan pembayaran
lisensi yg seharusnya masih wajib dilakukan ke pd
pemegang paten.
PELAKSANAAN PATEN OLEH
PEMERINTAH.
 Kepentingan Umum :
 Kepentingan keamanan : bahan-bahan peledak
 Kebutuhan yang mendesak :Obat- Obatan
 Pertanian : Pestisida.
 Paten yg dipergunakan oleh pemerintah wajib
memberikan imbalan yg wajar kepada pemegang
paten , apabila tid ak setuju dpt mengajukan gugatan
,namun tidak akan menghentikan pelaksanaan paten
oleh pemerintah.
ARBITRASE DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA(ADR)
 Arbitrase : Cara penyelesaian sengketa perdata diluar
peradilan umum, yg didasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dubuat secara tertulis oleh para –pihak
yang bersangkutan ( ps1 UU No 30/1999).
 Perjanjian Arbitrase :
 kesepakatan berupa klausula arbitrase yg tercantum
dlm perjanjian tertulis yg dibuat oleh para pihak
sebelum terjadinya sengketa.
 semata-mata ditujukan kepada masalah penyelesaian
perselisihan yg timbul dr perjanjianyg tidak diajukan
dan diperiksa oleh peradilan resmi.
 ADR ( Alternatif Penyelesaian Sengketa ) : Lembaga
penyelesaian sengketa / beda pendapat yg
diselesaikan melalui prosedur yg disepakati oleh para
pihak /berupa penyelesaian sengketa diluar
pengadilan dengan cara, Konsultasi, Mediasi,
Konsiliasi, atau Penilaian Ahli.
 Sengketa sengketa yg dapat diselesaikan melalui
arbitrase :
 sengketa-sengketa dibidang perdagangan,
 Hak-hak menurut per UU dikuasai oleh
ygbersangkutan.
 Sengketa –sengketa yg tidak dapat diselesaikan melalui
Arbitrase pera yg menurut :
 sengketa-sengketa yg menurut per UU tidak dapat diadakan
perdamaian.
PRINSIP-PRINSIP ARBITRASE
NASIONAL DAN INTERNASIONAL
 Efisien : proses tidak berbelit-belit.
 Accessibility( terjangkau biaya,waktu dan tempat)
 Proteksi Hak Para Pihak (perlindungan pada para
pihak )
 Final and Binding ( putusan mengikat dan tidak ada
upaya hukum.)
 Adi ( Fair and Just )
 Sesuai dg sense of justice dlm masyarakat.
 Kredibilitas para Arbiter , maka putusannya akan
dihormati orang.
 Arbiter : Seorang atau lebih yang dipilih oleh para
pihak atau yg ditunjuk oleh Pengdilan Negeri atau
oleh Lembaga Arbitrase untuk memberikan putusan
dlm penyelesaian sengketa tertentu melalui arbitrase.
 Arbiter : Orang yg bertindak untuk menjadi
penyelesai sengketa dalam arbitrase.
 Syarat-Syarat Arbiter :
 Cakap melakukan tindakan hukum
 Berumur minimal 35 th.
 Tidak mempunyai hubungan kelurga dg salah stu pihak
bersengketa.
 Tidak punya kepentingan finansial /lai atas putusan
arbitrase.
 memiliki pengalaman dibidangnya minimal 15 th.
 Jaksa,Hakim, Panitera,pejabat peradilan lainnya tidak
dpt ditunjuk sebagai arbiter.
UNSUR-UNSUR ARBITRASE.
 Peradilan Perdamaian : dilur peradilan umum /peradilan
wasit/diluar sidang pengadilan didasarkan atas kesepakatan
bersama.
 Para Pihak : umumnya pengusaha yg tdk punya waktu banyak
serta menginginkan proses perkara cepat.
 Kesepakatan : kesepakatan untuk menyelesaikan
persengketaanya melalui peradilan wasit.
 Hak yg dipersengketakan hrs hak pribadi yg dpt dikuasai
sepenuhnya. Hak pribadi yg diatur negara tdk dpt diajukan ke
per wasit.
 Wasi : hakim yg tidak memihak , ahli dlm bidang yang
disengketakan, ditunjuk oleh para pihak.
 Putusan Per Wasit : ditaati oleh kedua belah pihak , apabila
tidak maka disebut wanprestasi.
 Putusan Per wasit : merupakan putusan terakhir dan tidak ada
upaya hukum banding dan kasasi.
KLAUSULA KONTRAK ARBITRASE.
 Factum de compromitendo : Kesepakatan untuk
memilih arbitrase dalam penyelesaian sengketa
sebelum terjadinya sengketa.

 Akte Kompromis : Kesepakatan penyelesaian


sengketa dengan menggunakan arbitrase ,
kesepakatan mana dilakukan setelah adanya
sengketa dari para pihak.
KEUNTUNGAN ARBITRASE.
 Di jamin Kerahasiaan para pihak.
 Dapat dihindariketerlambatan proses perkara.
 Dapat memilih Arbiter.
 Dapat Menentukan Pilihan Hukum.
 Putusan Arbitrase merupakan putusan yang
mengikat.
@ Perusahaan Asing Lebih Menyukai Arbitrase :
* Sistim hukum para hakim negara-negara
berkembang.
* Banyak faktor yg mempengaruhi jalannya peradilan
( cendrung melinduni warga negaranya.)
* Bargening Position baik individu mapun kolektif.
 Eksekusi Putusan Arbitrase.
 Secara Sukarela; melaksanakan sendiri
putusannya.
 Secara Paksa ; Pelaksanaan putusan melalui
campur tangan pemerintah.

@. Arbitrase International .
* I.C.C ( International Chamber of Commer)
* ICSID ( The International for Setlement of
Investment Disviute).
* LCID ( London Court of Intrnational Disviute).
* SIA ( Singapura International Arbitration Centre)
Penyelesaian Sengketa ADR
@ Konsultasi ; melakukan konsultasi.
@. Negosiasi; melakukan tawar-menawar untuk
mencapai kesepakatan.
@ Mediasi ; mediator memberikan solusi.
@ Konsiliasi ; Konsiliator memberikan
penyelesaian.

Vous aimerez peut-être aussi