Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KLASIFIKASI
Ariyana Pramitha
1710711013
Pengertian Apendisitis
1.Apendisitis akut
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas
yang didasari oleh radang mendadak pada apendiks.
Gejala apendisitis akut ialah nyeri samar dan tumpul
yang merupakan nyeri viseral didaerah epigastrium
disekitar umbilikus. Keluhan ini sering disertai
mual,muntah dan umumnya nafsu makan menurun.
2. Apendisitis kronik
• Jika suhu di atas 380C pada saat masuk rumah sakit, kompres
alkohol dan sedasi diindikasikan untuk mengontrol demam.
Berikan pula analgesik dan antiemetik parenteral untuk
kenyamanan pasien. Tetapi tidak dianjurkan pemberian
analgetik pada pasien dengan akut abdomen yang penyebabnya
belum diketahui karena dapat mengaburkan penegakkan
diagnosis. Berikan pula antibiotik intravena pada pasien yang
menunjukkan tanda-tanda sepsis dan pada pasien yang akan
menjalani prosedur pembedahan laparotomi.
Penanggulangan Konservatif
1. Observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala apendisitis
seringkali masih belum jelas. Dalam keadaan ini observasi ketat perlu
dilakukan. Pasien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan.
Pemeriksaan abdomen dan rectal serta pemeriksaan darah (lekosit dan
hitung jenis) diulang secara periodic. Foto abdomen dan toraks tegak
dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyulit lain.
Lanjutan..
Kriteria alvarado digunakan kepada pasien anak dan dewasa, kecuali wanita usia reproduksi. Untuk wanita usia
reproduksi, kriteria diagnosis appendicitis menggunakan Modified Alvarado Score
Tabel 2 Modified Alvarado Score
Nilai
Simtom
Anoreksia-aseton (pada urine) 1
Mual, muntah 1
- Pasien mengatakan nyeri pada area abdomen - Hasil USG abdomen terdpat inflamasi pada
kuadran bawah area apendiks dan beresiko tervorasi
- Leukosit meningkat
- Pasien di diagnose apendistis dan akan di
lakukan operasi cito
- TTV
a. TD: 120/70 mmHg
b. HR:88X/menit
c. RR:20X/menit
d. Suhu:38 C
TTV
TD : 120/70 mmHg
HR: 88x/menit
RR: 20X/menit
3. Ds :- Risiko infeksi Inflamasi pada area
apendiks dan
Do :
beresiko pervorasi
Hasil USG abdomen terdapat inflamasi pada area
apendiks dan beresiko tervorasi
Leukosit
TTV
TD: 120/70
HR: 88x/menit
RR:20x/menit
Intervensi
No dx Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Nyeri akut bd Agen cedera NOC I : Kontrol Nyeri (247) NIC I :Manajemen Nyeri Aktivitas (198)
biologis(infeksi) Kriteria Hasil : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara menyeluruh meliputi
lokasi, durasi, kualitas, keparahan nyeri dan
1. Mengetahui faktor penyebab nyeri faktor pencetus nyeri.
2. Observasi ketidaknyamanan non verbal.
2. Mengetahui permulaan terjadinya nyeri
3. ajarkan untuk teknik nonfarmakologi misal relaksasi,
3. Menggunakan tindakan pencegahan guide imajeri, terapi musik, distraksi.
4. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
4. Melaporkan gejala mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan misal suhu, lingkungan, cahaya,
5. Melaporkan kontrol nyeri kegaduhan.
5. Kolaborasi : pemberian Analgetik sesuai indikasi
NOC II : Tingkat Nyeri (577)
NIC II : Manajemen Analgetik Aktivitas
Kriteria Hasil : 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan tingkat
nyeri sebelum mengobati pasien.
1. Melaporkan nyeri berkurang atau hilang 2. Cek obat meliputi jenis, dosis, dan frekuensi
pemberian analgetik.
2. Frekuensi nyeri berkurang 3. Tentukan jenis analgetik ( Narkotik, Non-Narkotik)
disamping tipe dan tingkat nyeri.
3. Lamanya nyeri berlangsung
4. Tentukan Analgetik yang tepat, cara pemberian dan
4. Ekspresi wajah saat nyeri dosisnya secara tepat.
5. Monitor tanda
5. Posisi tubuh melindungi – tanda vital sebelum dan setelah pemberian analgetik
No dx Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
3 Risiko infeksi dd Inflamasi Fungsi Gastrointerstinal (Hal. 87) NIC : Infection Protection (134)
pada area apendiks dan Aktivitas
Kriteria Hasil : 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
beresiko pervorasi
2. Monitor terhadap kerentanan infeksi
1. Tidak ada nyer 3. Batasi pengunjung
4. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
2. Tidak ada tanda gejala gastrointestinal kemerahan, panas dan drainase
5. Dorong masukan nutrisi yang cukup
3. Tidak ada demam
6. Dorong masukan cairan yang cukup
4. Jumlah sel darah putih dalam batas 7. Dorong pasien untuk istirahat
8. Informasikan kepada keluarga kapan jadwal imunisasi
normal
(DPT, Polio, Campak, Rubella)
9. Jelaskan keuntungan imunisasi
10. Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan
setiap kali masuk dan keluar dari ruangan klien.
11. Kolaborasi : Berikan antibiotik jika diperlukan
Implementasi
No Implementasi tindakan keperawatan Evaluasi
dx
1 - Melakukan pengkajian nyeri yang meliputi S : Pasien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang tetapi
lokasi,karekteristik,onset/durasi,frekuensi,kualitas,inte tekadang nyeri timbul lagi
nsitas atau beratnya nyeri dan factor pencetus O : Pasien sedikit menunjukan rasa kenyamanan walaupun masih
- Mengobservasi adanya petunjuk nonverbal mengenai meraba perut
ketidaknyamanan A: Intetervensi dilanjutkan
P: Masalah belum teratasi
- Memberikan paisien penurun nyeri yang optimal
dengan peresepan analgesik
- Mengendalikan factor lingkungan yang dapat
mempengaruhi keidaknyamanan pasien
3
- Mengalokasikan kesesuaian luas ruang per pasien seperti yang di inndikasikan oleh
pedoman pusat pengendalian pencegahan penyakit S: pasien mengatakan bisa mencuci tangan
- Mengganti peralatan perawatan per pasien sesuai protokal institusi dengan benar
- Menganjurkan pasien meminum antibiotic seperti yang diresepkan O: pasien dan keluarga terlihhat selalu menjaga
- Mengjarkan pasien dan anggota keluarga mengenai bagaimana menghindari infeksi kebersihan untuk mncegah infeksi
- Megnajurkan pengunjung ,tenaga kesehatan dan pasien untuk mencuci tangan pada saat
memasuki dan meninggalakan ruangan A: Intervensi dilanjutkan
- Meningkatkan intake nutrisi yang tepat
- Mendorong intake cairan yang sesuai P: Masalah belum teratasi
JURNAL
PENURUNAN TINGKAT NYERI
PASIEN POST OP APENDISITIS
DENGAN TEHNIK DISTRAKSI NAFAS RITMIK
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan
Pengkajian nyeri dan kesesuaian analgetik harus digunakan untuk memastikan bahwa nyeri pasien post
operasi dapat dibebaskan. (Smeltzer dan Bare, 2005). Dalam penatalaksanaan nyeri biasanya digunakan
manajemen secara farmakologi atau obat-obatan diantaranya yaitu analgesic, macam analgesic sendiri
dibagi menjadi dua yaitu, analgesic ringan (aspirin atau salisilat, parasetamol, NSAID) dan analgesic kuat
(morfin, petidin, metadon).
• Tabel 2 Karakteristik Intensitas Nyeri Post Operasi Apendisitis Setelah Pemberian Tehnik
Distraksi Nafas Ritmik
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa dari 30 pasien yang diteliti seluruhnya 30 pasien (100%)
mengalami tingkat nyeri post op apendisitis. Hal ini memperlihatkan bahwa nyeri post op pada pasien
apendisitis sedang. Sesuai dengan pendapat Tamsuri (2007) Nyeri dipengaruhi faktor individu, usia, jenis
kelamin, budaya, makna nyeri, perhatian pasien, tingkat kecemasan itu sendiri, dan pengalaman
sebelumnya.
Dalam hal ini nyeri yang dirasakan pasien kategori sedang, dan kebanyakan penyakit ini ditemukan pada
usia pertengahan yaitu tidak usia muda ataupun usia tua, sebab perhatian pasien terhadap hal lain belum
maksimal, sebagian besar klien belum mempunyai kemampuan untuk mengatasi rasa nyei sebab
perhatian pasien terhadap hal lain belum maksimal, sehingga nyeri yang dirasakan cukup kuat.
• Setelah dilakukan tehnik distraksi nafas ritmik sebagian besar mengalami penurunan tingkat nyeri
post op apendisitis menjadi ringan sebanyak 19 pasien (63,3%) dan hampir setengah tingkat nyeri
pada pasien post op apendisitis tetap atau sedang sebanyak 11 pasien (36,7%).
• Pemberian tehnik distraksi nafas ritmik mempunyai pengaruh untuk menurunkan tingkat nyeri pada
pasien post op apendisitis di ruang bougenvile RSUD Dr. Soegiri lamongan, dengan nilai P<0,05.