Vous êtes sur la page 1sur 53

Identitas Pasien

Identitas Pasien (autoanamnesis)


Nama : Tn.S
Umur : 38 Tahun
Alamat : Bandar Surabaya
Pekerjaan : Pedagang
Masuk : 17.00
S/
Keluhan utama: Nyeri perut kanan atas 3 hari SMRS

Keluhan tambahan: nyeri pinggang kanan

RPS:
Pasien datang ke igd RSAM dengan keluhan nyeri perut kanan atas 3 hari SMRS,
nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri perut terasa seperti melilit dan nyeri dirasakan
menjalar hingga kebagian pinggang kanan. Keluhan Mual muntah, demam serta
menggigil disangkal. Bak normal namun, air kencing berwarna pekat seperti teh.
Nyeri saat berkemih disangkal, air kencing disertai darah disangkal. BAB
normal.Menurut keterangan pasien Keluhan pertama kali dirasakan sejak bulan
desember dan pasien sudah pernah berobat ke dokter dan mendapatkan obat
parasetamol, ranitidin, dan pronalges supposutoria. Keluhan sempat dirasakan
membaik namun keluhan timbul kembali.

RPD: Riwayat oeprasi(-)

RPK : Tidak ada


2
Status present
O/

A. Status Umum
• Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
• Kesadaran: GCS : E4V5M6 = 15

B. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
• TD: 130/90 mmhg
• hr: 88x/menit
• rr: 20x/menit
• T: 37,4
• Spo2: 99%
Status lokalis
• Kepala: Normochepal
• Mata : Konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (+)/(+)
• Telinga : Sekret (-), perdarahan (-)
• Hidung : Perdarahan (-), nyeri (-)
• Wajah : pucat (-), kontusio (-)
• Gigi : Perdarahan (-) gigi tanggal (-)
• Bibir : kebiruan (-) kering (-)
• Leher : Tidak ada pembesaran KGB, lesi (-)

Thoraks :
• I: simetris antara kedua lapang paru, lesi(-), hiperemis (-)
• P: Fremitus taktil (+/+), ekspansi dada kanan = kiri
• P: sonor (+/+)
• A: Vesikuler (+/+), BJ I-II reguler
Status lokalis (Abdomen)
Inspeksi : tampak datar, scar(-)
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Nyeri tekan pada quadran kanan atas (+), murphy sign (+), hepatomegali
(-), splenomegali(-)
Perkusi: timpani pada keempat quadran abdomen

Ektremitas:
• Superior: Akral hangat, Nadi teraba kuat CRT<2 detik, edema (-)
• Inferior : Akral hangat. Nadi teraba kuat CRT<2 detik, edema (-)
Pemeriksaan laboratorium: 27 Februari 2019
Hb : 16 g/dl
Leukosit: 12.700 /ul *
Trombosit: 300.000 /ul
eritosit: 5,62 /ul
Ht: 47,6 %
MCV:84,2 fL
MCH: 28,5 pg
MCHC : 33,7 g/dl
GDS: 104
SGOT : 132 u/l *
SGPT : 264 u/l *
Gamma-GT : 413,51 u/l *
Bilirubin total : 2,96 mg/dl *
Bilirubin direk : 1,88 mg/dl *
Bilirubin indirek : 1,08 mg/dl *
USG ABDOMEN
A/
Kolelitiasis

P/
1. Inf. Rl 20 tpm
2. Inj. Ceftriaxon 1 g/ 12 jam IV
4. Inj. Ranitidin 50 mg / 8 jam IV
5. Pronalges sup
Konsul Dokter Sp. B (kBD)

8
PENDAHULUAN
Appendicitis adalah peradangan pada organ
appendix vermiformis

Salah satu penyebab Insiden terbanyak terjadi


keadaan bedah pada usia 10 – 30 tahun
emergensi terbanyak

Angka komplikasi Diduga berkaitan


berupa perforasi dengan pola makan
appendix diikuti dengan yang semakin rendah
peritonitis generalisata serat
cukup tinggi.
APPENDIX
• Organ yang berbentuk
tabung panjang dan
sempit.
• Panjangnya ± 10cm
(kisaran 3-15cm) dan
berpangkal di caecum.
• Pada posisi yang lazim,
apendiks terletak pada
regio abdomen kanan
bawah di titik McBurney
HELMUT (1988)
• Terdapat variasi letak
a. Posisi retrocecal
(65%)
b. Posisi pelvic (31 %)
c. Posisi paracolica
(2%)
d. Posisi preileal (1%)
e. Posisi post ileal
(1%)
Parasimpatis Simpatis
• Berasal dari • Berasal dari N.
cabang N. Vagus Thoracalis X

• berasal dari A.
Vaskularisasi
Appendicularis

Appendiks menghasilkan lendir


sebanyak 1-2 ml per hari
Sering pada Laki-laki 1,4 lebih
umur 10-19 banyak dibandingkan
tahun perempuan

Di Amerika
Serikat sekitar 1,1 Lebih rendah pada
kasus setiap negara dengan
1000 orang per budaya konsumsi
tahun makanan tinggi serat
makanan
rendah serat
diet dan
Peranan pengaruh
Lingkungan konstipasi
higiene

Fekalit merupakan penyebab


terjadinya obstruksi lumen
Peranan
Etiologi Obstruksi
Megakolon kongenital

Erosi mukosa apendiks karena parasit


seperti Entamoeba hystolityca dan benda
asing
Appendicitis (dengan fecalith)
Bakteri Aerob dan Fakultatif Bakteri Anaerob

Batang Gram (-) Batang Gram (-)


Eschericia coli Bacteroides fragilis
Pseudomonas aeruginosa Bacteroides sp.
Klebsiella sp. Fusobacterium sp.
Coccus Gr (+) Batang Gram (-)
Streptococcus anginosus Clostridium sp.
Streptococcus sp. Coccus Gram (+)
Enteococcus sp. Peptostreptococcus sp.
Patogensis
Anamnesa

Pemeriksaan Diagnosis
Fisik

Pemeriksaan
Penunjang
Gejala Klinis
nyeri samar-samar dan tumpul di daerah
epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilikus

mual dan kadang ada muntah

nyeri akan berpindah ke kuadran kanan bawah,


ke titik Mc Burney

mengeluh sakit perut bila berjalan atau batuk

demam ringan, dengan suhu sekitar 37,5 -38,5o C


GEJALA* FREKUENSI (%)

Nyeri perut 100

Anorexia 100

Mual 90

Muntah 75

Nyeri berpindah 50
Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian
anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah
50
ke RLQ kemudian demam yang tidak terlalu
tinggi)
*-- Onset gejala khas terdapat dalam 24-36 jam
• Pada appendicitis akut biasanya ditemukan distensi perut
Inspeksi

• Nyeri tekan Mc Burney


• Nyeri lepas Mc Burney
• Defans muscular
• Rovsing Sign
• Blumberg Sign
Palpasi
• Khusus untuk appendicitis kronis tipe Reccurent/Interval
Appendicitis tidak ada defans muscular sedangkan untuk yang
tipe Reccurent Appendicular Colic ditemukan nyeri tekan di
apendiks. 1,7
Untuk mengetahui letak apendiks yang
meradang

Rangsangan otot psoas dengan


Bila appendiks yang
hiperektensi sendi panggul kanan
Uji meradang menempel di
m. psoas mayor, maka
Atau
psoas fleksi aktif sendi panggul kanan,
tindakan tersebut akan
menimbulkan nyeri. 1,7
kemudian paha kanan ditahan
• Leukositosis ringan berkisar
antara 10.000-18.000/ mm3
• CRP (C-Reactive Protein) >
8 mcg/mL
Laboratorium
• persentase neutrofil ≥ 75%
• Pemeriksaan urine 
menyingkirkan
kemungkinan ISK
Perbandingan USG dan CT Scan Appendix
pada Appendicitis (10)
USG CT Scan Appendix

Sensitivitas 85% 90-100%


Spesifitas 92% 95-97%
Penggunaan Evaluasi pasien pada pasien Evaluasi pasien pada pasien
Appendicitis Appendicitis
Keuntungan Aman Lebih akurat
Relatif murah Lebih baik dalam
Dapat menyingkirkan mengidentifikasi Appendix
penyakit pelvis pada wanita normal, phlegmon dan
Lebih baik pada anak-anak abscess

Kerugian Tergantung operator Mahal


Secara teknik tidak adekuat Radiasi ionisasi
dalam menilai gas Kontras
Nyeri
• Sensitifitasnya sebesar
78%-96% dan
spesifitasnya sebesar
85%-98%.
• Penilaian dikatakan positif
bila tanpa kompresi ukuran
anterior-posterior
Appendix 6 mm atau lebih
Foto polos abdomen CT Scan

• Jarang membantu • Sama atau lebih akurat


diagnosis Appendicitis daripada USG, tapi jauh
acuta lebih mahal
• Tetapi dapat sangat • Karena alasan biaya
bermanfaat untuk dan efek radiasinya, CT
menyingkirkan Scan diperiksa terutama
diagnosis banding saat dicurigai adanya
Abscess appendix
untuk melakukan
percutaneous drainage
secara tepat
Gambaran CT Scan abdomen: Appendicitis perforata
dengan abscess dan kumpulan cairan di pelvis1)
Gambaran CT Scan abdomen: Penebalan Appendix
(panah) dengan appendicolith1)
• Adenitis Mesenterica Acuta
• Gastroenteritis akut
• Penyakit urogenital pada laki-laki.
• Diverticulitis Meckel
• Intususseption
• Chron’s enteritis
• Perforasi ulkus peptikum
• Infeksi saluran kencing
• Batu Urethra
• Peritonitis Primer
1. Perforasi
2. Peritonitis
3. Appendicular infiltrat
1. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik.
2. Dibuat sayatan kulit:
3. Dibuat sayatan otot, ada dua cara:
Pararectal/ Paramedian
4. Sayatan/ incisi pada vaginae tendinae M. rectus
abdominis lalu otot disisihkan ke medial. Fascia diklem
sampai saat penutupan vagina M. rectus abdominis
karena fascianya ada 2 agar tidak tertinggal pada waktu
penjahitan. Bila yang terjahit hanya satu lapis fascia saja,
dapat terjadi hernia cicatricalis.
Mc Burney/ Wechselschnitt/ muscle splitting
• Incisi apponeurosis M. Obliquus abdominis externus dari
lateral atas ke medial bawah.

Keterangan gambar:
Satu incisi kulit yang rapi dibuat dengan perut mata
pisau. Incisi kedua mengenai jaringan subkutan sampai
ke fascia M. Obliquus abdominis externus.
• Splitting M. Obliquus abdominis internus dari medial atas
ke lateral bawah.

Keterangan gambar:
Dari tepi sarung rektus, fascia tipis M. obliquus internus
diincisi searah dengan seratnya ke arah lateral.
Splitting M. transversus abdominis arah
horizontal

Keterangan gambar:
• Pada saat menarik M. obliquus internus hendaklah berhati-hati agar
tak terjadi trauma jaringan. Dapat ditambahkan, bahwa N.
iliohipogastricus dan pembuluh yang memperdarahinya terletak di
sebelah lateral di antara M. obliquus externus dan internus. Tarikan
yang terlalu keras akan merobek pembuluh dan membahayakan saraf.
Peritoneum dibuka

• Kasa Laparatomi dipasang pada semua jaringan subkutan yang


terpapar. Peritoneum sering nampak meradang, menggambarkan
proses yang ada di bawahnya. Secuil peritoneum angkat dengan
pinset. Yang nampak di sini ialah pinset jaringan De Bakey. Asisten
juga mengangkat dengan cara yang sama pada sisi di sebelah dokter
bedah. Dokter bedah melepaskan pinset, memasang lagi sampai dia
yakin bahwa hanya peritoneum yang diangkat.
• Caecum dicari kemudian dikeluarkan kemudian taenia libera
ditelusuri untuk mencari Appendix. Setelah Appendix ditemukan,
Appendix diklem dengan klem Babcock dengan arah selalu ke
atas (untuk mencegah kontaminasi ke jaringan sekitarnya).

• Appendix dibebaskan dari mesoappendix dengan cara:


Mesoappenddix ditembus dengan sonde kocher dan pada kedua
sisinya, diklem, kemudian dipotong di antara 2 ikatan.
Appendix di klem pada basis
• Klem dipindahkan sedikit ke distal, lalu bekas klem
yang pertama diikat dengan benang yang diabsorbsi
(supaya bisa lepas sehingga tidak terbentuk rongga
dan bila terbentuk pus akan masuk ke dalam Caecum).
Appendix dipotong di antara ikatan dan
klem, puntung diberi betadine
Perawatan puntung Appendix dapat
dilakukan dengan cara
• Dibuat jahitan tabak sak pada Caecum, puntung Appendix
diinversikan ke dalam Caecum. Tabak sak dapat ditambah
dengan jahitan Z.
• Puntung dijahit saja dengan benang yang tidak diabsorbsi.
Resiko kontaminasi dan adhesi.
• Bila prosedur a+b tidak dapat dilaksanakan, misalnya bila
puntung rapuh, dapat dilakukan penjahitan 2 lapis seperti pada
perforasi usus.
Appendiktomi lanjutan
• Bila bagian “Appendix dipotong di antara
ikatan dan klem” tidak dapat dilakukan, maka
Appendix dipotong dulu, baru dilepaskan dan
mesenteriolumnya (retrograde).
• Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.
Laparoscopic Appendectomy
• Diagnosis dan
terapeutik
• Dengan
menggunakan
laparoscope akan
mudah membedakan
penyakit akut
ginekologi dari
Appendicitis acuta.1)
• Fistel berfaeces Appendicitis
gangrenosa, maupun fistel tak
berfaeces; karena benda asing,
tuberculosis, Aktinomikosis.
• Hernia cicatricalis.
• Ileus
• Perdarahan dari traktus digestivus:
• Mortalitas dari Appendicitis di USA
menurun terus dari 9,9% per 100.000
pada tahun 1939 sampai 0,2% per
100.000 pada tahun 1986

Vous aimerez peut-être aussi