Vous êtes sur la page 1sur 45

PENGKAJIAN

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM


KARDIOVASKULER
• Pengkajian memegang peranan penting sbg
paramerter yg mendasari seluruh tindk yg akan
di lakukan.
• Pengkajian  wawancara, px fisik dan px
penunjang atau diagnostik.
• Tujuan pengkajian : utk mengkaji fungsi organ,
mengenal scr dini adanya gg nyata maupun yg
potensial, mengidentifikasi penyebab gg dan
merencanakan cara mengatasi permasalahan yg
ada, serta menghindari masalah yg mungkin
terjadi
ANAMNESIS
• Sesak napas (dispnea) : meningkatnya usaha bernapas
yg b.d. kongesti pemb pulmonar & perubh pengemb
paru2.
– Sesak napas saat : aktifitas fisik, sesak pada saat berbaring
(orthopnoea), Paroxysmal nocturnal dyspnoea?.
– Orthopnoea : pd waktu pasien berbaring, tjd redistribusi
cairan dari jar perifer ke paru2 shg tjd peningkt tek kapiler
pulmonal.
– Paroxysmal nocturnal dyspnoea : terbangun ditengah
malam krn mengalami napas pendek yg hebat.
Diperkirakan disebabkan oleh perpindahan cairan dari jar
ke dlm kompartemen intravaskuler sbg akibat dari posisi
terlentang.
• Anamnesa sesak napas :
– Apakah sebelumnya pernah sesak napas?
– Apakah sesak napas tjd waktu beraktifitas fisik?
– Aktifitas fisik seperti apa yg menimbulkan sesak
napas spt ini?
– Apakah pernah mendadak terbangun dari tidur
krn sesak napas?
– Pada waktu tidur menggunakan berapa bantal?
– Apakah sesak napas disertai dgn batuk atau
wheezing?
Batuk
• Batuk : salah satu gejala dari kongesti vaskular
pulmonal.
• Dpt produktif ttp biasanya kering & batuk
pendek.
• Gejala ini dihubungkan dgn kongesti mukosa
bronkial & b.d. peningkt produksi mukus.
Nyeri dada
• Nyeri dada  iskemi miokardial.
• Sekitar 50% pasien yg datang ke klinik kardio
mengeluh nyeri dada.
• Nyeri dada krn peny jantung disebut dgn
angina pektoris, penyebabnya adl krn suplai
darah ke otot jantung tdk mencukupi kebuth
metab jantung normal.
Gambar : Distribusi nyeri angina
• Ciri-ciri nyeri angina :
– Disebabkan krn aktifitas fisik dan emosi
– Nyeri berkurang dgn istirahat
– Nyeri spt terbakar, tertekan, terhimpit, tercekik
– Lokasi nyeri retrosternal
– Nyeri bertambah parah stlh makan atau udara
dingin
– Nyeri berkurang dgn pemberian nitrat
• Anamnesa angina
– Apakah nyeri timbul pd waktu beraktifitas fisik?
(misalnya naik tangga)
– Nyeri di dada sebelah mana?
– Apakah nyeri bertambah bila udara dingin?
– Apakah nyeri bertambah pada waktu beraktifitas
fisik setelah makan?
– Apakah nyeri berkurang setelah beristirahat?
– Apakah nyeri terjadi bila merasa terlalu gembira
atau terlalu sedih?
Syncope (pingsan, semaput)
• Syncope : hilangnya kesadaran sementara krn
berkurangnya suplai darah ke otak.
• Bila suplai darah ke otak berhenti agak lama, dpt
timbul kejang.
• Anamnesa sincope : bila memungkinkan, anamnesa
diambil dari keluarga/orang sktr yg tahu kejadiannya.
– Situasi apakah yang menyebabkan sincope?
– Apakah sebelumnya ada gejala-gejala tertentu?
– Berapa lama pasien sadar kembali?
– Apakah wajah terlihat pucat saat sincope dan stlh sadar?
– Obat-obat apa yang sekarang diminum?
Klaudikasio
• Klaudikasio  suatu keadaan dimana pasien
merasa nyeri pd satu atau kedua tungkai pd
waktu berjalan dan nyeri berkurang bila
pasien istirahat.
•  Mrpkn gejala awal penyempitan arteri yg
mensuplai tungkai.
• Nyeri terasa sakit pada betis, paha atau
pantat.
• Intermittent claudication lbh banyak mengenai
laki-laki dan perokok.
Pekerjaan dan riwayat keluarga

• Riwayat kelg sangat penting pd anamnesa peny jantung


krn berbagai peny jantung memp predisposisi genetik
(misalnya hiperlipidemia).
• Tanyakan apakah orang tua masih hidup, dan bila sudah
meninggal, tanyakan penyebab kematiannya. Misalnya
kematian krn stroke mendadak menunjukkan adanya
hipertensi dlm keluarga.
• Pekerjaan pasien dpt b.d. peny jantung : misalnya bila
timbul aritmia atau peny jantung koroner, maka pasien
tdk dpt bekerja sbg pilot atau sopir truk.
• Jangan lupa menanyakan kebiasaan merokok, minum
alkohol dan obat-obat yang sekarang dikonsumsi.
• Anamnesa riwayat keluarga
– Apakah ada keturunan penyakit jantung?
– Apakah kedua orang tua masih hidup?
– Berapa usia kedua orang tua ? Apakah sehat atau
sedang menderita suatu penyakit?
– Apa penyebab kematian kedua orang tua?
– Apakah saudara ada yang menderita penyakit
jantung?
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
bentuk prekordium
Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris
Prekordium yang cekung dpt tjd akibat perikarditis
menahun, fibrosis atau atelektasis paru, skoliosis
atau kifoskoliosis
Prekordium yg gembung dpt tjd akibat dari
pembesaran jantung, efusi epikardium, efusi
pleura, tumor paru, tumor mediastinum
Denyut apeks jantung (iktus kordis)

• Dlm keadaaan normal, dgn sikap duduk, tidur


terlentang atau berdiri iktus terlihat didlm ruang
interkostal V sisi kiri agak medial dari linea
midclavicularis sinistra
• Pada anak2 iktus tampak pd ruang interkostal IV
• Sifat iktus :
– Pd keadaan normal, iktus hanya merupakan
tonjolan kecil, yg sifatnya lokal. Pd pembesaran yg
sangat pd bilik kiri, iktus akan meluas.
Denyutan nadi pd dada
• Apabila di dada bagian atas terdapat denyutan
maka harus curiga adanya kelainan pada aorta
• Aneurisma aorta ascenden dpt menimbulkan
denyutan di ruang interkostal II kanan,
sedangkan denyutan dada di daerah ruang
interkostal II kiri menunjukkan adanya dilatasi
a. pulmonalis dan aneurisma aorta descenden
Denyutan vena
• Vena yang tampak pada dada dan punggung
tidak menunjukkan denyutan
• Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah
vena jugularis interna dan eksterna
PALPASI JANTUNG
• Evaluasi :
– impuls apikal
– gerakan ventrikel kanan
– ventrikel kiri

Ictus kordis normal:


- 10 cm dari garis midsternal / 2 cm med linea mid clav sinistra
- diameter 2 – 3 cm

Berbaring terlentang,
Tentukan lokasi apeks,
Lalu tentukan kualitas denyut
• LVH : ictus kordis geser ke kiri caudal
• RVH : ictus cordis geser ke kiri, melebar , sternal,
pulsasi epigastrium.
• Palpasi : suhu, turgor kulit, kelembaban kulit dan
derajat edema.
• Derajat edema dapat dinilai dari +1 s/d +4 :
– Grade 1: pitting sedikit (2 mm), menghilang dgn
cepat.
– Grade 2: pitting lbh dalam (4 mm), menghilang dlm
waktu 10-15 detik
– Grade 3: lubang yg dalam (6 mm), menghilang dlm
waktu 1 menit
– Grade 4: lubang yg sangat dalam (8 mm) berlangsung
2-5 menit, ekstremitas
• Pengisian kembali kapiler (Capilary Refilling
Time=CRT): (Normal: < 2 detik).
• Px denyut nadi : kec, keteraturan, dan kualitas
denyutan. Perubh denyut nadi & denyut yg tdk
teratur mrpkn pertanda adanya aritmia jantung.
• Kualitas denyut nadi : mrpkn indeks yg sangat
penting dari perfusi perifer. Denyut nadi yg terus
menerus lemah dan hampir tdk teraba
menunjukkan curah sekuncup yg kecil atau
resistensi vaskuler perifer meningkat. Sebaliknya
denyut nadi yg kuat & meloncat2 b.d. curah
sekuncup yg besar dan resistensi perifer yg
berkurang
Px Denyut nadi perifer

• Px denyut nadi perifer : mengetahui kualitas dan


kualitas pada berbagai arteri (dorsalis pedis,
tibialis posterior, popliteal, femoralis, radialis,
brakhialis dan karotis).
• Kualitas denyut nadi perifer diberi skala 0 - 4
– 0= tidak ada denyut nadi;
– 1=sangat kecil;
– 2=kecil;
– 3=agak kecil;
– 4=normal)
PERKUSI

• Menentukan batas2 jantung


• Dilakukan perkusi pada sela iga ke III, IV, V pada
garis aksilaris anterior kiri ke garis aksilaris
anterior kanan
• Cari perubahan suara dari sonor  redup
• Batas jantung :
Kanan
Kiri
apeks
AUSKULTASI

DAERAH AUSKULTASI JANTUNG


BEBERAPA BISING JANTUNG DAPAT
TERDENGAR LEBIH BAIK PADA
POSISI TERTENTU

Bising diastolik mitral paling baik didengar dengan


bagian Bell stetoskop. Miring ke kiri
Auskultasi Jantung.
• Auskultasi jantung menggunakan alat
stetoskop duplek, yg memiliki dua corong yg
dpt dipakai bergantian.
• Corong pertama berbentuk kerucut (bell) yg
sangat baik utk mendengarkan suara dgn
frekuensi tinggi (apeks)
• Corong yg kedua berbentuk lingkaran
(diafragma) yg sangat baik utk mendengarkan
bunyi dgn nada rendah
Pada auskultasi akan diperhatikan 2 hal, yaitu

1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II


BJ I : Tjd krn getaran menutupnya katup
atrioventrikularis, yg tjd pd saat kontraksi
isometris dari bilik pada permulaan systole
BJ II : Tjd akibat proyeksi getaran menutupnya
katup aorta dan a. pulmonalis pd dinding
toraks. Ini tjd kira2 pd permulaan diastole.
BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I

2. Bising jantung / cardiac murmur


BUNYI JANTUNG I
• Daerah auskultasi untuk BJ I :
– Pada iktus
– Pada ruang interkostal IV – V kanan, pada tepi sternum :
katub trikuspidalis terdengar disini
– Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : mrpkn
tempat yg baik pula utk mendengar katub mitral.
• Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:
– stenosis mitral
– interval PR (pada EKG) yang begitu pendek
– pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang
cepat misalnya pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.
• Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :
– shock hebat
– interval PR yang memanjang
– decompensasi hebat.
BUNYI JANTUNG II
• Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada :
– hipertensi
– arterisklerosis aorta yang sangat.
• Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada :
– kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada :
kelemahan bilik kiri, stenosis mitralis, cor pulmonal kronik,
kelainan cor congenital
• BJ I dan II akan melemah pada :
– orang yang gemuk
– emfisema paru-paru
– perikarditis eksudatif
– penyakit2 yg menyebabkan kelemahan otot jantung
BISING JANTUNG
• Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (bising
systole), ataukah bising terdpt antara BJ II dan BJ I (bising
diastole). Cara termudah utk menentukan bising systole
atau diastole ialah dgn membandingkan terdengarnya
bising dgn saat terabanya iktus atau pulsasi a. carotis,
maka bising itu adalah bising systole.
• Tentukan lokasi bising yg terkeras.
• Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan.
Bising itu dijalarkan ke semua arah tetapi tulang
merupakan penjalar bising yang baik, dan bising yang
keras akan dijalarkan lebih dulu.
BISING JANTUNG
• Perhatikan derajat intensitas bising tsb, Ada 6 derajat bising:
(1) Bising yg paling lemah yg dpt didengar. Bising ini hanya
dpt didengar dlm waktu agak lama utk menyakinkan
apakah besar2 mrpkn suara bising.
(2) Bising lemah , yg dpt kita dengar dgn segera.
(3) dan (4) adalah bising yg sedemikian rupa shg
mempunyai intensitas diantara (2) dan (5).
(5) Bising yg sangat keras, tapi tak dpt didengar bila
stetoskop tdk diletakkan pd dinding dada.
(6) Bising yg dpt didengar walaupun tak menggunakan
stetoskop.
• Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising
gesek, bising yang meniup, bising yang melagu
LOKASI AUSKULTASI
AUSKULTASI JANTUNG
Pemeriksaan Jugularis Venous Pulse (JVP)

• Px JVP menunjukkan keadaan ‘input’ jantung.


• Vena jugular interna berhub langsung dgn
vena cava superior dan atrium kanan.
• Tek normal pd atrium kanan setinggi 10-12 cm
• Penyebab peningkt JVP : CHF atau payah
jantung kanan, tricuspid reflux, pericardial
tamponade, pulmonary embolism, dan
obstruksi vena cava superior
PX. LABORATORIUM
• CK-MB : pd IMA, Kreatinin kinase miokardium
akan meningkat 4-6 jam, memuncak pada 12-24
jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
• LDH/SGPT : Laktat Dehidrogenasi miokardium
meningkat dalam 12-24 jam dan memakan waktu
lama utk kembali normal. jika sel rusak maka
ditemukan peningkatan kadar LDH dlm serum.
– AST/SGOT : Aspartan aminotransferase meningkat dlm 6-
12 jam, memuncak dlm 24 jam, kembali normal dlm 3-4
hari. Keterbatasan AST adl spesifisitasnya yg rendah thd
otot jantung, krn peningkt kadar SGOT jg ditemukan pada
kerusakan hati, otot skeletal, paru atau ginjal.
• Troponin Jantung : suatu protein yg terdpt pd
filamen kontraktil otot jantung, terdiri dari 3
subunit : T, I dan C. Trop T memp sensitivitas
sampai 100% thd kerusakan miokard dalam 4-
6 jam setelah IMA (RS Sardjito : Trop I)
• Troponin I mempunyai sensitivitas 100% pada
6 jam setelah IMA (Trop I meningkat pd
kondisi2 spt myokarditis, kontusio kardiak &
pasca pembedahan jantung.
• Trop C (kurang spesifik) krn pd jejas otot skelet
jg trop C dpt meningkat.
PX. DIAGNOSTIK

• 1. NONINVASIF
– A. EKG
– B. Echokardiografi
– CT-scan
– MRI
– Uji Latih (Treadmill)

• 2. INVASIF
– Kateterisasi jantung
Dx. Kep Yg Lazim Muncul Pd
Gg Sistem Kardiovaskuler
• Nyeri akut b.d. iskemia miokard akibat sumbatan arteri
koroner.
• Intoleransi aktivitas b.d. ketidakseimbangan suplai
oksigen miokard dgn kebutuhan tubuh.
• Kecemasan b.d. ancaman/perubh kesehatan-status
sosio-ekonomi; ancaman kematian.
• (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b.d. perubahan
frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung;
penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler
sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan
struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan kerusakan
septum.
• (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b.d.
penurunan/sumbatan aliran darah koroner.
• (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b.d.
penurunan perfusi ginjal; peningkatan
natrium/retensi air; peningkatan tekanan
hidrostatik atau penurunan protein plasma.
• Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan
kebutuhan terapi) b.d. kurang terpajan atau salah
interpretasi terhadap informasi tentang fungsi
jantung/implikasi penyakit jantung dan
perubahan status kesehatan yang akan datang.

Vous aimerez peut-être aussi