Vous êtes sur la page 1sur 26

 Mata adalah indra penglihatan di bentuk

untuk menerima rangsangan , bagian mata


berfungsi memfokuskan rangsangan cahaya
ke retina adalah lensa.
 Bagian-bagian mata yaitu:
Konjungtiva
Sklera
Otot-otot
Kornea
koroid
Pupil
Lensa
Retina
Vitreous humor
Aqueus humor
Alis mata
Bulu mata
Kelopak mata
 Katarak adalah setiap keadaan pada lensa
yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa, atau akibat kedua-duanya.
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan
progresif (Mansjoer,2001)
 Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa
nyeri yang berangsur-angsur penglihatan
kabur dan akhirnya tidak dapat menerima
cahaya (Doenges,2000).
 Fisik
 Kimia
 Usia
 Infeksi virus masa pertumbuhan janin
 penyakit
 Katarak Kongenital
katarak yang mulai terjadi sebelum atau
segera setelah lahir dan bayi berusia kurang
dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan
penyebab kebutaan pada bayi yang cukup
berarti terutama akibat penanganannya yang
kurang tepat
 Katarak Juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada
orang muda, yang mulai terbentuknya pada
usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3
bulan. Katarak juvenil
 Katarak Senile
Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras
akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi
pada usia lebih dari 60 tahun
 Katarak Intumesen
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa
akibat lensa degenerative yang menyerap air
 Katarak Brunesen
Katarak yang berwarna coklat sampai hitam
(katarak nigra) terutama pada lensa, juga dapat
terjadi pada katarak pasien diabetes militus dan
miopia tinggi
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa
mengakibatkan hilangnya transportasi,
perubahan pada serabut halus multiple yang
memanjang dari badan silier kesekitar daerah
diluar lensa dapat menyebabkan koagulasi,
sehingga mengakibatkan pandangan dengan
menghambat jalan cahaya ke retina. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan
menganggu transmisi sinar.
 Rasa silau karena terjadi pembiasaan tidak
teratur oleh lensa yang keruh
 Penglihatan akan berkurang secara perlahan
 Pada pupil terdapat bercak putih
 Bertambah tebal nukleus dengan
perkembangnya lapisan korteks lensa
 Penglihatan kabur
 Rasa nyeri pada mata
 Kartu nama snellen
 Lapang penglihatan
 Pemeriksaan oftlamoskopi
 Darah langkap
 EKG
 Tes toleransi glukosa
 Tehnik yang biasanya dipergunakan dalam
pemeriksaan oftalmologis adalah inspeksi dan
palpasi

Komplikasi
 Glaukoma
 Kerusakan retina
 Infeksi
 Ektraksi Katarak Intra Capsuler
Intra catarak ektracsion (ICCE) mengeluarkan
lensa secara utuh
 Eksraksi Katarak Ekstra Capsuler
Ekstra kapsular katarak eksracsion (ECCE) :
mengeluarkan lensa dengan merobek kapsul
bagian anterior dan meninggalkan kapsul
bagain posterior
a. Anamnesis
Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien
dengan katarak adalah :
1) Identitas / Data demografi
Berisi nama, usia, jenis kelamin,
pekerjaan yang sering terpapar sinar
matahari secara langsung, tempat tinggal
sebagai gambaran kondisi lingkungan dan
keluarga, dan keterangan lain mengenai
identitas pasien.
2)Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:
a) Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif
(gejala utama katarak)
b) Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
c) Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
d) Perubahan daya lihat warna
e) Gangguan mengendarai kendaraan malam hari,
lampu besar sangat menyilaukan mata
f) Lampu dan matahari sangat mengganggu
g) Sering meminta ganti resep kaca mata
h) Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat (
hipermetropia)
i) Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata
lain
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki
oleh pasien seperti
a)DM
b)Hipertensi
c)Pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit
metabolic lainnya memicu resiko katarak
d)Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan
tekanan vena
e)ketidakseimbangan endokrin dan diabetes,
serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid /
toksisitas fenotiazin
f)Kaji riwayat alergi
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
 Apakah ada riwayat diabetes atau
gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat
stress.
b.Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
c. Aktivitas dan istirahat
d. Makanan dan cairan
e. Neurosensori
Preoperasi :
a.Gangguan persepsi sensori visual /
penglihatan berhubungan dengan penurunan
ketajaman penglihatan.
b.Resiko terhadap cidera berhubungan dengan
penurunan fungsi ketajaman penglihatan
c.Cemas berhubungan dengan krisis
situasional, perubahaan kesehatan, interaksi.
Pasca operasi :
a.Nyeri berhubungan dengan trauma, TIO,
inflamasi tindakan bedah
b.Ressiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan
dengan prosedur invasive ( bedah
pengangkatan )
INTERVENSI dan RASIONAL :
1. Gangguan persepsi sensori visual penglihatan b/d penurunan
ketajaman penglihatan
1. Orientasi pasien terhadap lingkungan aktifitas
R/Orientasi pasien terhadap lingkungan aktifitas
2. Bedakaan kemampuan lapang pandang diantara kedua mata
R/Bedakan kemampuan lapang pandang diatara kedua mata
3. Observasi tanda disorientasi dengan tetap berada I sisi pasien.
R/Observasi tanda disorientasi dengan tetap berada di sisi pasien
4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sederhana seperti
menonton TV, radio
R/Dorong klien untuk melakukan aktifitas sederhana seperti
menonton TV, radio
5. Anjurkan pasien mengunakan kacamata katarak , cegah lapang
pandang perifer dan catat terjadinya bintik buta
R/Anjurkan pasien menggunakan kacamata katarak, cegah lpang
pandang perifer dan catat terjadinya bintik buta
6. Posisi pintu harus tertutup terbuka, jauhkan rintangan
R/Posisi pintu harus tetap terbuka,jauhkan rintangan

2. Resiko terhadap cidera b/d penurunan fungsi ketajaman penglihatan


1. Diskusikan apa yang terjadi pada pascaoperasi tentang nyeri,
pembatasan aktivitas, penampilan, balutan mata
R/Membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkan kerja sama
dalam pembatasan yang diperlukan
2. Beri pasien posisi bersandar, kepala tinggi atau miring ke sisi yang tak
sakit sesuai keinginan
R/Istirahat hanya beberapa menit sampai beberapa jam pada bedah
rawat jalan atau menginap semalam bila terjadi komplikasi.
Menurunkan tekanan pada mata yang sakit, meminimalkan risiko
perdarahan atau stres pada jahitan/jahitan terbuka
3. Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk
mata, membongkok
R/Menurunkan stres pada area operasi/menurunkan TIO
4. Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar mandi khusus bila sembuh
dari anastesi
R/Memerlukan sedikit regangan daripada penggunaan pispot, yang
dapat meningkatkan TIO
3. Cemas b/d krisis situasional dan perubahan kesehatan
1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan catat adanya tanda- tanda
verbal dan nonverbal
R/Derajat kecemasan akan dipengaruhi bagaimana informasi
tersebut diterima oleh individu
2. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan isipikiran dan
perasaan takutnya
R/Mengungkapkan rasa takut secara terbuka dimana rasa takut
dapat ditujukan
3. Observasi tanda vital danpeningkatan respon fisik pasien
R/Mengetahui respon fisiologis yang ditimbulkan akibat kecemasan
4. Beri penjelasan pasien tentang prosedur tindakan operasi,
harapandan akibatnya
R/Meningkatkan pengetahuan pasien dalam rangka mengurangi
kecemasan dan kooperatif
5. Lakukan orientasi danperkenalan pasienterhadap ruangan,petugas,
dan peralatan yang akan digunakan
R/Mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan
6. Beri penjelasan dan suport pada pasien padasetiap melakukan
prosedur tindakan

R/Mengurangi perasaan takutdan cemas


4. Nyeri b/d trauma , TIO inflamasi tindakan bedah
1. Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan penghilangan nyeri
yang efektif
R/Membantu pasien menemukan tindakan yang dapat
menghilangkan atau mengurangi nyeri yang efektif
2. Jelaskan bahawa nyeri dapat terjadi sampe beberapa jam setelah
pembedahan
R/Nyeri dapat terjadi sampai anestesi local habis, memahami hal
ini dapat membantu mengurangi kecemasan yang berhubungan
dengan yang tidak di perkirakan
3. Tindakan mengurangi nyeri
R/Latihan nyeri dengan menggunakan yang non farmakologi
memungkinkan klien untuk memperoleh rasa control terhadap
nyeri
4. Berikan obat analgetik sesuai program
R/Analgesik dapat menghambat reseptor nyeri
5. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d prosedur invasif
1. Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh /
mengobati mata
R/Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi
area operasi
2. Gunakan / tunjukkan tekhnik yang tepat untuk membersihkan bola
mata
R/Tekhnik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan
kontaminasi silang
3. Tekankan pentingnya tidak menyentuh / menggaruk mata yang
dioperasi
R/Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi.
4.Berikan obat sesuai indikasi
R/Digunakan untuk menurunkan inflamasi
NAMA KELOMPOK 1
KRISTIANI BORU TOBING
IKBAL TAUFID
MARIA ROSE
YULITA DENIS
CRISTINA NGIBIN ENINGGUGOP

Vous aimerez peut-être aussi