Vous êtes sur la page 1sur 25

Farmakologi

Anti Epilepsi

kelompok 3 :
1. Benica Ifada
2. Irma Lona Sintia
3. Indah Helmalia Putri
4. Muhammad Fadhan Jonaf
5. Namira Syabadila
6. Nurul Qamaria
7. Fitri Aulia
8. Weri Widiyanto
9. Yuliza Novita
Anti Konvulsi
• Antikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan
mengobati bangkitan epilepsi (Epileptic seizure ). Golongan
obat ini lebih tepat dinamakan antiepilepsi, sebab obat ini
jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain.
Bromida, obat pertama yang digunakan untuk terapi
epilepsi telah di tinggalkan karena ditemukanya berbagai
antiepilepsi baru yang lebih efektif. Fenobarbital diketahui
memiliki efek antikonvulsi spesifik, yang berarti efek
antikonvulsinya tidak berkaitan langsung dengan efek
hipnotiknya.
pengertian epilepsi

• Epilepsi (dari bahasa Yunani Kuno ἐπιληψία Epilepsia'''')


adalah gangguan neurologis umum kronis yang ditandai
dengan kejang berulang tanpa alasan. Ini adalah tanda-tanda
kejangsementara dan / atau gejala dari aktivitas neuronal
yang abnormal, berlebihan atau sinkron diotak. Sekitar 50
juta orang di seluruh dunia memiliki epilepsi, dengan hampir
90% dari orang-orang yang di negara-negara
berkembang.Epilepsi lebih mungkin terjadi pada anak-anak
muda, atau orang di atas usia 65 tahun,namun dapat
terjadi setiap saat. Epilepsi biasanya dikontrol, tapi tidak
sembuh, dengan pengobatan, meskipun operasi dapat
dipertimbangkan pada kasus yang sulit.
• Obat Antiepilepsi terbagi dalam 8 golongan. Empat
golongan antiepilepsi mempunyairumus dengan inti
berbentuk cincin yang mirip satu sama lain yaitu golongan
hidantoin,barbiturate, oksazolidindion dan suksinimid.Akhir-
akhir ini karbamazepin dan asam valproat memegang peran
penting dalam pengobatan epilepsy, karbamazepin untuk
bangkitan parsial sederhana maupun kompleks,sedangkan
asam valproat terutama untuk bangkitan lena maupun
bangkitan kombinasi lena dengan bangkitan tonik-klonik.
1. Golongan Hidantoin
• Dalam golongan hidantoin dikenal tiga senyawa antikonvulsi,
fenitoin (Difenilhidatoin),mefinitoin dan etotoin dengan
fenotoin sebagai prototipe. Fenitoin adalah obat utama
untuk hampir semua jenis epilepsy, kecuali bangkitan lena.
Adanya gugus fenil atau aromatic lainnya pada atom C
penting untuk efek pengendalian bangkitan tonik-klonik,
sedangkan gugus alkilbertalian dengan efek sedasi, sifat yang
terdapat pada mefenitoin dan barbiturat, tetapi tidak
padafenitoin. Adanya gugus metal pada atom N akan
mengubah spectrum aktivitas misalnyamefenitoin, dan hasil
N dimetilisasi oleh enzim mikrosom hati menghasilkan
metabolit tidak aktif.
• INDIKASI,
• Fenitoin di indikasikan terutama untuk bangkitan tonik-
klonik dan bangkitan persial atau fokal. Banyak ahli penyakit
saraf di Indonesia lebih menyukai penggunaan fenobarbital
karena batas keamanan yang sempit, efek samping dan efek
toksik, sekalipun ringantetapi cukup mengganggu terutama
pada anak.Indikasi lain fenitoin ialah untuk neuralgia
trigerminal dan aritmia jantung. Fenitoin juga digunakan
pada terapi renjatan listrik (ECT) untuk meringankan
konvulsinya dan bermanfaat pula terhadap kelainan ekstra
piramidal iatrogenic.
2. Golongan Barbiturat
• Disamping sebagai hipnotik-sedatif, golongan barbiturate
efektif sebagai obat antikonvulsidan yang biasa digunakan
adalah barbiturate kerja lama (long acting barbiturates).
Disini dibicarakan efek antiepilepsi prototip barbiturate
yaitu fenobarbital dan pirimidon yang strukturkimia nya
mirip dengan barbiturate.Sebagai antiepilepsi fenobarbital
menekan letupan di fokus epilepsy. Barbiturat
menghambattahap akhir oksidasi mitokondria,sehingga
mengurangi pembentukan fosfat berenergi tinggi.Senyawa
fosfat ini perlu untuk sintesis neurotransmitor misalnya
Ach, dan untuk repolarisasimembrane sel neuron setelah
depolarisasi.
• .Dosis dewasa yang biasa digunakan ialah dua kali 100mg
sehari. Untuk mengendalikan epilepsy disarankan kadar
plasma optimal.
3.Golongan Oksazolidindion
• TRIMETADION
• Trimetadion ( 3,5,5 trimetiloksazolidin 2,4,dion), sekalipun telah
terdesak oleh suksinimid,merupakan prototip obat bangkitan lena.
Trimetadion juga bersifat analgetik dan hipnotik.
• INDIKASI.
• Indikasi utama trimetadion ialah bangkitan lena murni (tidak disertai
komponenbangkitan bentuk lain). Trimetadion dapat menormalkan
gambaran EEG dan meniadakankelainan EEG akibat hiperventilasi
maksimal pada 70% pasien. Bangkitan lena yang timbul padaanak
umumnya sembuh menjelang dewasa. Dalam kombinasi dengan
trimetadion, efek sedasifenobarbital dan primidon dapat memberat.
Sebaiknya jangan dikombinasikan denganmefenitoin, sebab gangguan
pada darah dapat bertambah berat.Penghentian terapi trimetadion
harus secara bertahap karena bahaya eksaserbasi bangkitandalam
bentuk epileptikus, demikian pula obat lain yang terlebih dulu
diberikan.
KONTRAINDIKASI.
• Trimetadion di kontraindikasikan pada pasien anemia,
leucopenia,penyakit hati, ginjal dan kelainan n.opticus.

4. Golongan Suksinimid
• Antiepilepsi golongan suksinimid yang digunakan di klinik adalah
etosuksimid,metsuksmid dan fensuksimid. Berdasarkan penelitian
pada hewan, terungkap bahwaspectrum antikonvulsi etosuksimid
sama dengan trimetadion. Sifat yang menonjol darietosuksimid dan
trimetadion adalah mencegah bangkitan konvulsi
pentilentetrazol.Etosuksimid, dengan sifat antipentilentetrazol
terkuat, merupakan obat yang paling selektif terhadap bangkitan
lena.
• Efek samping yang sering timbul ialah mual, sakit kepala, kantuk
dan ruam kulit. Gejala yanglebih berat berupa agranulositosis dan
pansitopenia.
5. Karbamazepin
• Karbamazepin pertama-tama digunakan untuk pengobatan
trigeminal neuralgia,kemudian ternyata bahwa obat ini
efektif terhadap bangkitan tonik-klonik. Saat
ini,karbamazepin merupakan antiepilepsi utama di Amerika
Serikat.Karbamazepin memperlihatkan efek analgesic
selektif, misalnya pada tabes dorsalis danneuropati lainnya
yang sukar diatasi dengan analgesik biasa. Atas perhitungan
untung-rugikarbamazepin tidak dianjurkan untuk nyeri
ringan.
• Efek samping dari karbamazepin dalam pemberian obat
jangka lama ialah pusing,vertigo, ataksia, diplopia, dan
penglihatan kabur. Frekuensi baangkitan dapat meningkat
akibat dosis berlebih. Karena potensinya untuk menimbulkan
efek samping sangat luas, makapada pengobatan dengan
karbamazepin dianjurkan pemeriksaan nilai basal dari darah
danmelakukan pemeriksaan ulangan selama pengobatan.
Fenobarbital dan fenitoin dapat meningkatkan kadar
karbamazepin, dan biotransformasikarbamazepin dapat
dihambat oleh eritromisin. Konversi primidon menjadi
fenobarbital ditingkatkan oleh karbamazepin,sedangkan
pemberian karbamazepin bersama asam valproatakan
menurunkan kadar asam valproat.

POSOLOGI.
• Dosis anak di bawah 6 tahun, 100mg sehari, 6-12 tahun,
2 kali 100mgsehari. Dosis dewasa : dosis awal 2 kali 200
mg hari pertama selanjutnya dosis di tingkatkan secara
bertahap. Dosis penunjang berkisar antara 800-1200 mg
sehari untuk dewasa atau 20-30 mg/kgBB untuk anak.
Dengan dosis ini umumnya tercapai kadar terapi dalam
serum 6-8µg/ml.
6. Golongan Benzodiazepin
• DIAZEPAM
• Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine dengan rumus molekul
7-kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on.
Merupakan senyawa Kristal tidak berwarna atau agak kekuningan yang
tidak larut dalam air. Secara umum.
Indikasi
• Diazepam digunakan untuk memperpendek mengatasi gejala
yang timbul seperti gelisah yang berlebihan, diazepam juga
dapat diinginkan untuk gemeteran, kegilaan dan dapat
menyerangsecara tiba-tiba. Halusinasi sebagai akibat
mengkonsumsi alkohol. diazepam juga dapatdigunakan untuk
kejang otot, kejang otot merupakan penyakit neurologi.
dizepam digunakansebagai obat penenang dan dapat juga
dikombinasikan dengan obat lain.
• Kontraindikasi
• 1. Hipersensitivitas
• 2. Sensitivitas silang dengan benzodiazepin lain
• 3. Pasien koma
• 4. Depresi SSP yang sudah ada sebelumnya
• 5. Nyeri berat tak terkendali
• 6. Glaukoma sudut sempit
• 7. Kehamilan atau laktasi
• 8. Diketahui intoleran terhadap alkohol atau glikol propilena
(hanya injeksi)
• Efek samping yang sering terjadi, seperti : pusing,
mengantuk 2. Efek samping yang jarang terjadi, seperti :
Depresi, Impaired Cognition3. Efek samping yang jarang
sekali terjadi,seperti : reaksi alergi, amnesia,
anemia,angioedema, behavioral disorders, blood dyscrasias,
blurred vision, kehilangankeseimbangan, constipation,
coordination changes, diarrhea, disease of liver.
• 7. Asam Valproat
• Asam valproat merupakan pilihan pertama untuk terapi
kejang parsial, kejang absens,kejang mioklonik, dan kejang
tonik-klonik (11). Asam valproat dapat meningkatkan
GABAdengan menghambat degradasi nya atau mengaktivasi
sintesis GABA. Asam valproat jugaberpotensi terhadap
respon GABA post sinaptik yang langsung menstabilkan
membran serta mempengaruhi kanal kalium (10). Dosis
penggunaan asam valproat 10-15 mg/kg/hari (11)
• Hyperammonemia
• (gangguan metabolism yang ditandai dengan peningkatan
kadar amonia dalam darah) umumnya terjadi 50%,
tetapitidak sampai menyebabkan kerusakan hati
(10).Interaksi valproat dengan obat antiepilepsi lain
merupakan salah satu masalah terkaitpenggunaannya pada
pasien epilepsi. Penggunaan fenitoin dan valproat secara
bersamaan dapatmeningkatkan kadar fenobarbital dan dapat
memperparah efek sedasi yang dihasilkan. Valproat sendiri
juga dapat menghambat metabolisme lamotrigin, fenitoin,
dan karbamazepin. Obat yang dapat menginduksi enzim
dapat meningkatkan metabolisme valproat. Hampir 1/3
pasien mengalami efek samping obat walaupun hanya kurang
dari 5% saja yang menghentikan penggunaan obat terkait
efek samping tersebut (12).
• .Efek samping yang sering terjadi adalah gangguan
pencernaan (>20%), termasuk mual,muntah,anorexia dan
peningkatan berat badan. Efek samping lain yang mungkin
ditimbulkan adalah pusing, gangguan keseimbangan tubuh,
tremor, dan kebotakan. Asamvalproat mempunyai efek
gangguan kognitif yang ringan. Efek samping yang berat dari
penggunaan asam valproat adalah hepatotoksik.
• 8. Antiepilepsi Lain
• FENASEMID
• Fenasemid suatu derivat asetilures,merupakan suatu analog
dari 5 fenilhidantoin, tetapi tidak berbentuk cincin, efeknya
baik digunakan terhadap bangkitan tonik-klonik.
• INTOKSIKASI & EFEK SAMPING.
• Fenasemid merupakan obat toksik, Efek sampingtesering
ialah psikosis. Efek samping yang mungkin fatal ialah
nekrosis hati, anemia aplastik,dan neutropenia.
• INDIKASI.
• Fenasemid efektif terhadap bangkitan tonik-klonik,
bangkitan lena dan bangkitan parsial. Indikasi utama
fenasemid ialah untuk terapi bangkitan parsial kompleks .

• DOSIS.
• Untuk orang dewasa ialah 1,5-5,0 g sehari, sedangkan
untuk anak yang berumur antara5-10 tahun hasilnya sudah
memuaskan dengan ½ dosis orang dewasa. Fenasemid
sampai saat inibelum di pasarkan di Indonesia.
• Prinsip Pemilihan obat pada terapi epilepsy
• Strategi terapi untuk epilepsi yaitu menggunakan terapi
non farmakologis dan terapifarmakologis. Terapi non
farmakologi bisa dengan melakukan diet, pembedahan dan
vagal nervestimulation (VNS), yaitu implantasi dari
perangsang saraf vagal, makan makanan yang
seimbang(kadar gula darah yang rendah dan konsumsi
vitamin yang tidak mencukupi dapat menyebabkanterjadinya
serangan epilepsi), istrirahat yang cukup karena kelelahan
yang berlebihan dapatmencetuskan serangan epilepsi, belajar
mengendalikan stress dengan menggunakan latihan tarik
nafas panjang dan teknik relaksasi lainnya.
• terapi farmakologis yaitu denganmenggunakan Obat Anti
Epilepsi (OAE). Pengobatan dilakukan tergantung dari jenis
kejang yang dialami. Pemberian obat anti epilepsi selalu
dimulai dengan dosis yang rendah, dosis obatdinaikkan secara
bertahap sampai kejang dapat dikontrol atau tejadi efek
kelebihan dosis. Pada pengobatan kejang parsial atau kejang
tonik-klonik rata-rata keberhasilan lebih tinggimenggunakan
fenitoin, karbamazepin, dan asam valproat. Pada sebagian
besar pasien dengan 1tipe/jenis kejang, kontrol memuaskan
dapat dicapai dengan 1 obat anti epilepsi.
Pengobatandengan 2 macam obat mungkin ke depannya
mengurangi frekuensi kejang, tetapi biasanya toksisitasnya
lebih besar
• Obat-obatan yang diminum oleh wanita hamil dapat sampai ke
janin dengan melewati plasenta/ari-ari, yang juga merupakan jalur
yang digunakan untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Obat-obatan yang
dikonsumsi wanita hamil tanpa petunjuk dokter dapat berdampak
buruk pada janinnya oleh karena disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
• Secara langsung berdampak pada janin, menyebabkan kerusakan,
perkembangan dan pertumbuhan janin yang abnormal, sampai
dengan menyebabkan kematian.
• Mengubah fungsi plasenta (ari-ari) dengan jalan mengecilkan atau
mempersempit pembuluh darah sehingga menurunkan suplai oksigen
dan nutrisi dari ibu ke janin. Hal ini selanjutnya akan menyebabkan
bayi menjadi kurang berat badannya dan perkembangannya juga
terganggu.
• Menyebabkan otot rahim berkontraksi secara dini, sehingga
menurunkan suplai darah ke janin atau memicu kelahiran prematur.
• Berikut ini beberapa jenis obat ANTIKONVULSI yang dapat
menyebabkan masalah jika digunakan pada masa kehamilan :
• Carbamazepine, phenobarbital, phenytoin: menyebabkan
perdarahan pada bayi baru lahir. Namun dapat dicegah
apabila ibu mengkonsumsi vitamin K setiap hari sebelum
persalinan berlangsung atau dengan memberikan injeksi
vitamin K pada bayi baru lahir.
• Valproate: dapat menyebabkan bibir sumbing dan defek
pada jantung, tengkorak, tulang belakang.
• Trimethadione: menyebabkan keguguran, bibir sumbing dan
defek pada jantung, tengkorak, maupun pada organ
abdomen.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi