Vous êtes sur la page 1sur 15

2

1
3
540
1. BAGAIMANA MEMBANGUN PARAGIDMA QURANI
2. BAGAIMANA MEMBUMIKAN ISLAM DI INDONESIA

Nama:
Dina Ayu Fitriani 4118500196
Sus Maliyah Azizah 4118500080

Dosen Pengampu : Khunaji S.Ag, M.SI


1. BAGAIMANA MEMBANGUN PARAGIDMA
QURANI

Menelusuri Konsep dan Karakteristik Paradigma


Qurani di Kehidupan Modern
Apa yang dimaksud Paradigma?
Paradigma adalah cara pandang, cara berpikir tengtang
suatu realitas. Adapun secara terminilogis paradigma adalah cara
berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual
terhadap suatu realitas atau suatu permasalahan dengan
menggunakan teori-teori ilmiah yang sudah baku, eksperimen,
dan metode keilmuan yang bisa dipercaya.
Mengapa Paradigma Qurani sangat Penting di
Kehidupan Modern
Al-quran bagi umat islam adalah sumber premier dalam
segala segi kehidupan. Beberapa alasan Al-quran diturunkan
sebagai berikut:
1. Meluruskan akidah manusia
2. Menjelaskan tugas-tugas para rasul khususnya dalam hal
kabar gembira dan pemberi peringatan
3. Menghilangkan keraguan dari persepsi masyarakat silam
tentang penampilan para rasul
4. Menjelaskan akibat bagi orang yang membenarkan para rasul
dan akibat bagi orang yang mendustakan para rasul
Mendeskipsikan Esensi dan Urgensi Paradigma Qurani
dalam Menghadapi Kehidupan Modern.
Ciri utama kehidupan modern adalah adanya
pembangunan yang berhasil dan membawa kemajuan,
kemakmuran, dan pemertaan. Nurcholis Madjid (2008)
menyatakan tolak ukur pembangunan yg berhasil. Sebagai
berikut:
1. Tingkat produksi dan pendapatan lebih tinggi
2. Kemajuan pemerintahaan sendiri yang demokratis
3. Pertumbuhan hubungan sosial sendiri yang demokratis
4. Tidak mudah terkena komunisme dan totaliarisme
berikutnya, dunia islam masuk dalam perangkap
kolonialisme Barat dan bangsa Barat menjadi penjajah yang
menguasai segala aspek di dunia islam. Al-faruqi
menjabarkanya dengan langkah sebagai berikut:
1. Memadukan sistem pendidikan islam
2. Meningkatkan visi islam
3. Mengatasi persoalan metodologi
4. Mencarari jalan dan upaya menciptakan sintesis kreatif
antara warisan islam dan pengetahuan modern
5. Mengarahkan pemikiran islam pada arah yang tepat
yaitu sunatullah
Rangkuman tentang kontribusi Paradigma Qurani
dalam Menyelesaikan Problem Kehidupan Modern.
Fakta sejarah bahwa kemajuan, kedamaian, keamanan dan
kesejahteraan yang telah dicapai pada masa keemasan islam
adalah wujud dari aktulasi Al-quran sebagai paradigma
kehidupan.
Paradigma qurani telah berkontribusi dalam mewujudkan
kemajuan dan kemodernan pada zaman keemasan islam yang
ditandai dengan kemajuan pesat berkembang Iptek di dunia
islam, yang berimplikasi terhadap kemajuan dibidang lainya;
ideologi, politik, ekonomi, budaya, militer, pendidikan,
perdamaian, keamanan, kesejahteraan dan lainya.
BAGAIMANA MEMBUMIKAN
ISLAM DI INDONESIA
Pengertian Islam
Pada dasarnya islam adalah wahyu Allah yang merupakan
sesuatu yang nirbahasa.
Terdapat 2 sisi pengertian Islam
a. High Tradition : firman Allah yang menjelaskan syariat-
syariat-Nya yang dimaksudkan sebagai petunjuk bagi
manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dapat dikatakan hanya Tuhanlah yang paling mengetahui
seluruh maksud, arti, dan makna setiap Firman-Nya.

a. Low Tradition : islam yang terkandung dalam nash atau teks-


teks suci yang bergabung dengan realitas sosial pada
kalangan masyarakat yang dibaca, dimengerti, dipahami,
kemudian ditafsirkan dan dipraktikan dalam masyarakat
yang situasi dan kondisinya berbeda-beda.
Transformasi Wahyu dan Implikasinya Terhadap
Corak Keberagamaan
Wahyu difirmankan untuk memperpendek proses pembacaan
terhadap alam. Apabila manusia diberi kesempatan untuk membaca
dan memahami alam dengan segenap potensi nalar yang dimilikinya,
ia akan membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab. Namun
berkat Wahyu, proses dapat disingkat sedemikian rupa sehingga
manusia tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan jawaban.

Wahyu dibagi 2, wahyu (w kecil) dan Wahyu (W besar).


Wahyu dengan w kecil menyaran pada tanda-tanda, instruksi, arahan,
nasihat, pelajaran, dan ketentuan Tuhan yang nirbahasa, dan
mewujudkan dalam alam semesta dan isinya, termasuk dinamika
sosial budaya yang terjadi didalamnya.

Adapun Wahyu dengan W besar menyarat pada tanda-tanda,


instruksi, arahan, nasihat, pelajaran, dan ketentuan Tuhan yang
difirmankan melalui utusan-Nya (malaikat) dan diakses secara
khusus oleh orang-orang pilihan yang disebut sebagai nabi atau rasul.
Sumber Pribumisasi Islam

a. Sumber Historis
Istilah pribumisasi Islam diperkenalkan oleh Gus Dur (KH
Abdurrahman Wahid) sebagai alternatif dalam upaya pencegahan
praktik radikalisme agama.

b. Sumber Sosiologis
penduduk pribumi tampaknya tertarik dengan agama baru
tersebut karena beberapa hal, antara lain:
prinsip egalitarian atau kesejajaran manusia pada satu sisi dan
corak sufistik yang mewarnai Islam yang dibawa oleh para
pendatang. Ketertarikan tersebut semakin bertambah ketika
ajaran-ajaran moral tersebut telah disederhanakan dalam budaya
lokal sehingga tampak sebagai nilai-nilai yang telah diakrabi
bangsa Indonesia. Ajaran tentang kesamaan derajat yang dibawa
Islam tentu menarik kalangan pribumi, terutama di kalangan
yang selama ini hidup dalam strata atau kasta rendah yang sering
menjadi objek eksploitasi oleh kasta di atasnya.
c. Sumber Teologi dan Filosofis
Secara teologis, tauhid bukan sekedar pengakuan atau persaksian
bahwa tiada Ilah selain Allah, tapi pemaknaan terhadap tauhid
melampaui dari sekedar pengakuan atas eksistensinya yang
tunggal. Jika kita tarik pemaknaan tauhid dalam ranah realitas
ciptaan (makhluk), maka tauhid berarti pengakuan akan pluralitas
atas selain Dia (makhluk-Nya). Hanya Dia yang tunggal, dan
selain Dia adalah plural.

Secara filosofis, pribumisasi Islam didasari oleh paradigma


sufistik tentang substansi keberagamaan. Dalam paradigma
sufistik, agama memiliki dua wajah yaitu aspek esoteris (aspek
dalam) dan aspek eksoterik (aspek luar).
Penyebaran Islam di Indonesia sudah dilakukan sejak jaman
dulu, diantara lain :
a. Abad 13 pertama kali muncul komunitas islam, lalu
berkembang pesat mulai abad ke 15. Masyarakat
terutama di Jawa dan Sumatra sudah banyak yang
memeluk islam. Cara penyebarannya mulai dari
masuknya para pedagang dari Arab dan India yang
beragama Islam.
b. Dengan cara pernikahan. Penduduk pribumi banyak
yang menikah dengan para pedagang tersebut.
c. Dakwah Wali Songo di Pulau Jawa dengan cara melalui
permainan wayang, tembang-tembang yang religi,
permainan-permainan. Dengan melalui media budaya
lokal ini, Islam menjadi agama mayoritas di Pulau Jawa
kala itu.
Argumen tentang Urgensi Pribumisasi
Islam
Urgensi bahasa Latin yaitu “urgere” yang berarti mendorong.
Adapun secara istilah, Urgensi yaitu menunjuk pada sesuatu yang
mendorong kita, yang memaksa kita untuk menyelesaikan suatu
hal. Urgensi dapat diartikan yaitu pentingnya. Sebagai contoh,
urgensi kepemimpinan berarti pentingnya kepemimpinan.

Islam mengajarkan bahwa perbedaan itu adalah fitrah (given)


dari Tuhan, tetapi dalam menjalani hidup hendaknya kita tidak
mempertajam perbedaan tersebut. Sebaliknya, justru kita harus
mencari unsur-unsur persamaan di antara kita. Sebagai contoh,
kita berbeda suku bangsa, adat, dan bahasa, tetapi kita harus
mengedapankan kesadaran bahwa ada satu persamaan yang
mengikat kita semua, yaitu kesadaran bahwa kita adalah bangsa
Indonesia.
Kesimpulan membumikan islam di
Indonesia
Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk
menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir
zaman. Kewajiban sebagai umat islam untuk membumikan
Islam sudah tertera dalam berbagai hadist dan Surat di
Alquran. Banyak cara yang dapat ditempuh dalam
membumikan Islam di Indonesia. Kebangkitan atau
kemajuan umat Islam, baik sendiri-sendiri maupun bersama-
sama sungguh sangat bergantung pada sejauh mana mereka
berpedoman dan berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk,
ajaran-ajaran, aturan-aturan, etika-etika dan norma-norma
yang mencakup segala aspek dan segi kehidupan manusia di
mana pun.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi