Vous êtes sur la page 1sur 109

Praktisi Mohammad Ichsan

PENDAHULUAN
Air pengisi ketel adalah air yang diisikan
kedalam ketel untuk diubah menjadi air
panas & uap.

Air pengisi ketel Ketel Uap


perlu diolah, bila
tidak diolah akan Dapat digunakan dari
menyebabkan air sumber atau air
permasalahan pada kondensat.
ketel uap.

Air alam yg bersumber ; dari sungai, laut maupun dari


sumur.mengandung kandungan bermacam-macam kotoran
yang merupakan unsur / senyawa kimia yang dapat
menimbulkan masalah.

Mohammad. Ichsan
KEMURNIAN AIR PENGISI KETEL

Komposisi air ketel harus mempunyai komposisi spesifikasi


standar sehingga jika dipekatkan karena penguapan untuk
waktu tertentu di dalam ketel uap tidak melampaui batas
toleransi desain ketel uap.

Persyaratan kemurnian air pengisi ketel juga ditentukan


dengan jumlah pemakaian, desain dari ketel yang
disesuaikan dengan tekanan, suhu dan kecepatan
perpindahan panasnya.

Pengaruh tekanan untuk persyaratan air ketel yang harus


di pertimbangkan adalah ; kualitas uap yang baik,
kecenderungan pembentukan endapan dan terjadinya
korosi.
KOTORAN DALAM AIR

Karena ada suhu, maka


KERAK & ENDAPAN kesadahan air ( garam
Ca & Mg ) keluar dari
larutan dan mengendap

Karena adanya
penguapan air didalam
ketel uap maka kotoran
manjadi pekat.
Kotoran seperti Fe, Cu & SiO2
dapat berakumulasi di dalam air
ketel uap yang menimbulkan
masalah endapan pada ketel uap
bertekanan tinggi.
Kerak dapat menyebabkan panas
yang berlebihan dan kerusakan
pada logam ketel uap, untuk itu
PENGOLAHAN AIR PENGISI
KETEL UAP SANGAT DIPERLUKAN.
Air kotor dapat Karatan terutama
menyebabkan disebabkan oleh KARENA
karatan pada gas-gas terlarut KARAT
logam ketel uap dalam air dan DAPAT
keasaman air

Macam- Menyerang bagian


Lubang/bintik
macam mana saja yang
-bintik
keretakan yg kontak dengan air
setempat
mengalami
tegangan
Diagram kotoran air
Unsur – unsur terkandung di dalam air

· Natrium (Na) • Carbon (C)


• Kalium (K) • Arsen (As)
• Kalsium (Ca) • Silika (Si)
• Magnesium (Mg) • Mangan (Mn)
• Besi (Fe) • Khlorida (Cl)
• Nitrogen (N) • Barium (Ba)
• Oksigen (O) • Air Raksa / Mercury (Hg)
• Hydrogen (H) • Tembaga (Cu)
• Posfor (P) • Seng (Zn)
• Belerang / Sulfur (S) • Allumunium (Al)
Sedangkan senyawa dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam

contohnya : H2SO4 (asam sulfat), HCl


ASAM
(asam klorida), HNO3 (asam nitrat), dsb.

contohnya : NaOH (natrium hidroksida),


BASA
Ca(OH)2 (kalsium hidroksida), dsb.

contohnya : NaCl (natrium klorida), CaCl2


GARAM
(kalsium klorida), FeCl2 (fero klorida), dsb.
ACIDIC
Acidic BASIC
Basic

HYDROGEN IONS INCREASE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

pH
pH adalah ukuran jumlah ion hidrogen yang terdapat dalam air
MASALAH KERAK
Pembentukan kerak ketel uap terjadi karena

kotoran yang mengendap pada permukaan


pemindahan panas

bahan padatan yang tersuspensi yang terlarut


dan melayang dalam air mengendap pada
logam, menempel dan mengeras.

Terjadi penguapan dalam ketel uap,


menyebabkan kotoran semakin pekat.

Sebab terbentuknya kerak karena


menurunnya daya larut garam-garam yang
membentuk kerak-kerak pada temperatur
tinggi.
MASALAH KERAK
kotoran – kotoran yang terbawa air bila di
panaskan maka mineral yang terlarut akan
mengendap pada permukaan tube.

Kerak (scale) banyak menimbulkan masalah,


karena bila kerak menempel sukar untuk
dibersihkan.

Endapan lumpur dapat dikeluarkan


melalui katup pembuangan.

Endapan jarang tersusun hanya dari satu unsur,


biasanya tersusun dari campuran beberapa
unsur kimia, dan juga merupakan hasil dari
proses korosi dan kotoran lain di dalam air
ketel
CIRI - CIRI KERAK
KERAK KARBONAT ( CaCO3) KERAK BESI
- KERAS DAN PADAT - WARNA COKLAT KEHITAMAN
- KRISTALNYA HALUS - LARUT DALAM ASAM
- RAPUH
- LARUT DALAM ASAM

KERAK SILIKAT ( CaSiO3) KERAK ANALCIET ( Na2 Oal2O3 4SiO2 2H2O )


- KERAS SEPERTI PORSELIN - KERAS SEPERTI PORSELIN
- TIDAL LARUT DALAM ASAM - KRISTALNYA HALUS
- KERAKNYA SANGAT PADAT
- MELEKAT SANGAT KUAT PADA LOGAM
- MEMPUNYAI DAYA HANTAR PANAS SANGAT RENDAH
- TIDAK LARUT DALAM ASAM
Terjadi pada LP Boiler yang memakai SOFTENER,
karena kualitas SOFTENED WATER kurang bagus ( Ca &
Mg atau HARDENSS leakage )

Akan membentuk DEPOSIT di FEED WATER SECTION & di


dalam BOILER ( krn temperatur tinggi, sehingga kelarutan
mineral Ca, Mg akan jauh berkurang )
Endapan yang menempel pada dinding ketel lama
kelamaan akan menebal dan mengeras dan juga akan
terjadi pengerakan.
Karena adanya kerak akan mengurangi efisiensi ketel uap
sampai 10 %.
Karena Kerak ;
• Menpunyai daya hantar panas rendah
• Pemborosan bahan bakar
• Terjadi pemanasan lebih
• Dinding ketel akan rusak.
• Dengan mereduksi konsentrasi air ketel
dengan blowdown
• Menghilangkan sumber-sumber kontaminasi
sumber air pengisi
• Pembersihan ketel secara berkala dan
• Pengaturan batas permukaan air.
Air yang berkualitas rendah akan menghasilkan
uap yang kurang baik, uap tersebut dapat
membawa padatan yang terdapat dalam air
ketel uap
( CARRY OVER )
Atau
Lolosnya silika / salt pada boiler water bersama
steam. Hal ini diakibatkan kurangnya
menjaga konsentrasi silika.
Carry over silika menyebabkan scalling.
• Berbusa, ditimbulkan oleh terlalu tingginya kadar zat padat
dan zat yang terdapat mengembang dalam air ketel, serta
oleh adanya lemak alkali secara berlebihan.
• Aquaglobejection, yaitu adanya tetesan air di dalam uap.
• Percikan-percikan air (priming), gelombang yang timbul secara
tiba-tiba pada air ketel.
• Kebocoran air akibat dari disain yang kurang baik atau
pemasangan peralatan pemisah uap yang tidak tepat didalam
suatu drum ketel.
Karena kadar padatan yang sangat tinggi didalam air ketel, biasanya bahan
bahan tertentu sperti alkali, minyak, lemak, pelumas, bahan-bahan
organik tertentu, dan padatan tersuspensi sebagai penyebab utama.

Padatan tersuspensi berkumpul dalam lapisan permukaan yang mengelilingi


suatu gelombang uap dan membuat suatu lapisan tersebut lebih padat
dan tidak mudah pecah,sehingga terjadi busa akibatnya uap yang
dihasilkan kurang baik.
Pengaruh padatan tersuspensi tergantung pada jenis dan jumlahnya, makin
halus makin besar pengaruhnya.
• Penurunan dalam efisiensi pengoperasian

• Erosi dari pada turbin

• Terjadi endapan di dalam sistem uap dan kondensat, yaitu berasal dari
padatan yang terlarut dan tersuspensi di dalam ketel uap

• Bila endapan terjadi di dalam super heater dan turbin, maka akan terjadi
overheating dan kegagalan dari pipa-pipa superheater dan penurunan
efisiensi pada turbin

• Kotoran yang terbawa oleh uap akan menimbulkan banyak kesukaran


• Air terlalu tinggi

• Beban ketel uap terlampaui

• Perubahan beban ketel ketel uap yang tiba-


tiba.
Korosi adalah proses perubahan bentuk kimiawi dari logam yang
disebabkan oleh bereaksi dengan bahan kimia yang ada
dilingkungan atau dapat diartikan sebagai kombinasi dari
reaksi kimia dan aliran listrik.
Korosi pada logam ketel uap pada dasarnya terutama karena
reaksi logam dengan oksigen, antara lain seperti tekanan,
keadaan asam dan bahan lain yang dapat menyebabkan
korosi.
• Oksigen terlarut
• Alkalinity ( korosi pH tinggi pada boiler
tekanan tinggi ).
• Karbon dioksida (korosi asam karbonat
pada jalur kondensat )
• Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan
pencegah kerak ).
Bisa terjadi pada semua type boiler, baik memakai
SOFTENED WATER maupun DEMIN WATER

Jenis : Korosi karena


- Oksigen
- Caustic ( pada high pressure boiler saja )
- Karbon dioksida
- Ammonia ( pada material logam tembaga )
jenis korosi, yang sering dijumpai ialah :
1). Galvanic atau Bimetalic Corrosion
2). Crevice Corrosion
3). Pitting Corrosion
4). Intergranular Corrosion
5). Selective Leaching Corrosion
6). Erosion/Abrassion Corrosion
7). Stress Corrosion Cracking (SCC)
8). Differential Aeration Corrosion
9). Fretting Corrosion
10). Filiform Corrosion
11). Corrosion Fatique
12). Hydrogen Attack
13). Microbial Corrosion
14). Dew Point Corrosion
Galvanic Corrosion
Crevice Corrosion
Pitting Corrosion

Erossion / Abrassion Corrosion


Stress Corrosion Cracking

Fretting Corrosion
Filiform Corrosion

Hydrogen Attack
BAGIAN YANG MENGALAMI KOROSI KELELAHAN KOROSI TERJADI ;
Korosi timbul pada system air pengisi sebagai akibat pH Stress yang berulang-ulang, karena pemanasan dan
air yang terlalu rendah yang disebabkan terlarutnya gas- pendinginan yang terlalu cepat terpusat pada titik-titik
gas O2 dan CO2 didalam air. dimana korosi telah merusak bagian permukaan,
Korosi pada ketel uap bisanya timbul bila alkalinity dari biasanya dikaitkan dengan pencegahan korosi yang tidak
air ketel rendah atau apabila logam kontak dengan air sempurna.
pembawa O2 baik selama operasi atau dalam keadaan Retak kelelahan korosi biasanya tebal, tumpul dan
off. mengenai butiran – butiran logam.keretakan sering
Suhu dan Stress yang tinggi pada logam cenderung timbul dimana permukaan dari metal tertutup oleh
mempercepat mekanisme korosi. lapisan oksida pelindung yang rapat dan kerapatan
Dalam system uap dan kondensat korosi biasanya terjadi timbul oleh stress yang berulang-ulang.
sebagai hasil dari kontaminasi oleh CO2 dan O2. Retak kelelahan biasanya pada permukaan bagian dalam
pipa dan paling sering disekeliling pipa.

RETAK KAOSTIK PENCEGAHAN RETAK KAOSTIK


Suatu jenis kegagalan logam ketel uap yang serius Dengan menambahkan tannin, sodium nitrat untuk
dengan tanda-tanda khusus tidak terputus, umumnya pencegahan pada kadar sampai 0,4 bagian dari kadar
merupakan retak intergranular kaostik dalam air.
Keretakan ini terjadi akibat ; Pencegahan dilakukan dengan mengatur kandungan
- logam mengalami stress bahan organik 80 – 100 ppm dan sodium nitrat 50 ppm
- adanya silica dalam air
- air ketel uap mengandung NaOH.
Terjadi kerusakan pada logam ketel uap

Pengendapan dari hasil-hasil korosi


membentuk endapan

Menyebabkan kebocoran pada pipa-pipa

Korosi dibawah endapan akan


mengakibatkan pelemahan terhadap logam

Sistem kondensat uap


AKIBAT KOROSI
1. Penipisan struktur

2. Menurunkan kekuatanya

3. Menurunkan keselamatan

4. Rugi waktu

5. Mengurangi nilai aset


Usaha Pencegahan Korosi
Menghilangkan O2 yang terlarut dalam
air pengisi
Mengurangi jumlah CO2 bebas di dalam
sistem ketel uap

Mengatur keadaan alkalin dalam air ketel uap

Memelihara kebersihan pada permukaan


bagian dalam drum dan pipa

Menghilangkan gas-gas korosif di dalam


sistem uap dan kondensat
Korosi kebalikan dari proses ekstraksi metalurgi
DEPOSIT

a. Terjadi pada HP Boiler


b. Pengendapan mineral besi ( Fe ) & tembaga ( Cu ) yang cukup tinggi
konsentrasinya ( berasal dari BFW ) yang akan membentuk deposit di dalam
boiler.

CARRY OVER

a. Bisa terjadi pada semua type boiler, baik memakai SOFTENED


WATER maupun DEMIN WATER
b. Biasanya disebabkan oleh kandungan mineral di dalam boiler yang
sangat tinggi, adanya kontaminasi ( seperti OIL ), level air di
dalam boiler yg terlalu tinggi, serta load boiler yg sangat berfluktuatif
c. Akibatnya : Kemurnian steam akan berkurang & bisa menimbulkan
DEPOSIT pada TURBINE BLADE
Fouling
Deposit yang tidak padat dan mudah lepas yang terbentuk dari padatan tidak
terlarut (suspended solids) dari air umpan, kontaminasi proses, angin
ataupun pertumbuhan mikroorganisma
Pencegahan Terbentuknya Fouling
• Membatasi konsentrasi padatan tidak terlarut
Pretreatment, blow down

• Perubahan Mekanik
– Meningkatkan laju alir
– Backflushing
– Air rumbling

• Bahan Kimia Pencegah Fouling (dispersant)


Tujuan Pengolahan Air KETEL

 Mencegah kehilangan energi


 Menjaga kestabilan konsumsi bahan
bakar boiler
 Mencegah kerusakan boiler
 Menjaga kemurnian steam
 Mendapatkan heat transfer optimum
 Menghemat biaya pemeliharaan boiler
Pengolahan Air
Untuk mendapatkan air yang memenuhi
persyaratan untuk keperluan ketel uap ada dua cara
pengolahannya
• Pengolahan yang dilakukan diluar ketel (external
treatment). Yaitu menghilangkan kontaminasi air
sebelum masuk siklus ketel.
• Atau pengolahan yang dilakukan secara mekanis
di luar ketel uap dengan memberikan obat-
obatan terhadap air sebelum air dimasukan ke
dalam ketel uap
Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal digunakan untuk
membuang padatan tersuspensi, padatan
terlarut (terutama ion kalsium dan magnesium
yang merupakan penyebab utama pembentukan
kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon
dioksida )
proses perlakuan eksternal
Pertukaran Ion
De-aerasi (mekanis dan kimia)
Osmosis balik
Penghilangan mineral atau demineralisasi
external treatment
MEKANIKAL KIMIA

 AERASI  PENGENDAPAN

 FILTRASI  PENUKAR ION

 DEAERASI

 KOAGULASI

 SEDIMENTASI

 PENGUAPAN
Pengolahan Air
Pada proses pertukaran ion, kesadahan
dihilangkan dengan melewatkan air pada bed
zeolit alam atau resin sintetik dan tanpa
pembentukan endapan.
Jenis paling sederhana adalah pertukaran basa
dimana ion kalsium dan magnesium ditukar
dengan ion sodium.
Pengolahan didalam ketel
(internal treatment).
Adalah pengkondisian air boiler
dengan bahan kimia treatment &
pengaturan lainnya dengan tujuan agar
korosi, pergerakan dapat dihindari dan
kemurnian uap dapat di jaga.
Pengolahan didalam ketel
(internal treatment).
Yaitu menambahkan langsung bahan kimia
kedalaman air dalam ketel :
• Mengendapkan kontaminasi sebagai lumpur
(sluge)
• Blowdown
• Mengatur komposisi air ketel sehingga tidak
korosif.
WATER SOFTENER

Softener unit berfungsi untuk menghilangkan


kesadahan air, berisi resin untuk mengikat ion
logam yang dapat menyebabkan kerak yaitu Ca2+
dan Mg2+.
Jika resin sudah jenuh, perlu dilakukan
regenerasi dengan menggunakan garam NaCl
cair dalam tiga tahapan.
back wash,
merupakan proses pencucian dengan membalik arah aliran
resin. Proses ini bertujuan untuk membuang atau
menghilangkan partikel kasar yang terjerat diantara resin
dan untuk menata kembali resin sehingga resin yang
berukuran lebih besar dapat terdistribusikan diantara resin-
resin yang berukuran kecil.
regenerasi,
yaitu dengan mengalirkan garam cair untuk mengaktifkan
kembali resin-resin agar ion logam terlepas dari ikatan resin
lewat sistem vakum nosel
rinse (pembilasan)

yaitu dengan mengalirkan air bersih untuk


membilas kandungan garam cair yang masih
tersisa.
Untuk mengecek tingkat kekerasan air dilakukan
sampling dan dilakukan uji menggunakan reagen
H1/H2.
Syarat kekerasan air yaitu 0 dH (derajat
hardness).
Water softening systems
SOFTENED WATER
AIR SOFTENER (CATION EXCHANGER)
WASTE REGENERASI
Dissolved Solids CaCl2, MgCl2
Ca++ CO3-- Na+ Na+
Mg++ HCO3- Ca++
Na+ Cl- Na+ RESIN
K+ SO4-- Mg++
Na +
Fe++ SiO2 -- Na+
-
SOFTENED
Cu + NO3 WATER
Dissolved Solids
REGENERASI Na+>> CO3--
( Larutan NaCl ) K+ HCO3-
Fe++ Cl-
Cu+ SO4--
Untuk menghilangkan tendensi terjadinya kerak / SiO2--
SCALE : CaCO3, CaSO4, Mg(OH)2, MgSiO3 NO3-
Pengolahan Air
Demineralisasi merupakan penghilangan
lengkap seluruh garam. Hal ini dicapai dengan
menggunakan resin kation. Asam karbonat
dihilangkan dalam menara degassing dimana
udara dihembuskan melalui air asam. Setelah air
melewati resin anion kemudian menukar anion
dengan asam mineral ( asam sulfat ).
DEMINERALISASI
Tujuan dari percobaan demineralisasi adalah
untuk mengukur kualitas air demin dengan cara
menentukan besarnya pH, Total Dissolved Solid
(TDS), Ca-Hardness, Total Hardness, dan
Alkalinitas dari sampel air demin hasil proses
pengolahan kation anion exchanger serta
membandingkan hasil sebelum dan sesudah
demineralisasi dengan standar.
DEMIN WATER (ION EXCHANGE)
Ca++ CO3--
Mg++ HCO3-
Na+ Cl-
K+ SO4--
Fe++ SiO2-- Udara + CO2
Cu+ NO3-

AIR OH-
Udara OH-
H+ H+

H2 O
H+ CO3-- H+ CO3--<< H+ OH- DEMIN WATER
HCO3- HCO3-<<
Cl- Cl- H+ OH-
SO4-- SO4--
SiO2-- SiO2-- ( DS <<<<< )
NO3- NO3-

CATION ANION MIXED BED


EXCHANGER DEGASIFIER EXCHANGER EXCHANGER
parameter control air
•pH scale, yaitu jumlah ion H⁺ dalam air. pH air boiler
yang baik berkisar 10.5 – 11.5. diluar ini resiko korosi
pada pipa-pipa boiler semakin besar
•Deposit besi ( Fe ) < 0.3 ppm Fe, menimbulkan kerak
pada boiler
•Kandungan O2 berpegaruh terhadap laju korosi
•Total dissolved solid ( TDS ). Air berkemampuan
melarutkan mineral. Dalam keadaan jenuh akan
mengendap. Batas kontrol TDS 2035 ppm.lebih dari itu
akan meninggalkan kerak. TDS yang penting untuk
diketahui adalah , hardness, alkalinity dan silica.
• TDS dinyatakan dalam ppm, jumlah padatan terlarut
dalam satuan mhos disebut juga dengan conductivity,
hubungannya dinyatakan : TDS = 0.65 . conductivity
• silica, silika dalam air terdiri dari SiO2 (tidak larut)
dan silika yang berikatan(Na2Si03).
•Silika yang melebihi 150 ppm menyebabkan
carryover dan kerak. O.alcalinity memiliki
kandungan silika, menurut persamaan ;
•O.alcalinity = 2.5 . Silica
•Alkalinity berfungsi mengikat silika menjadi
Na2SiO3 atau MgSiO2 untuk dikeluarkan melalui
blowdown.
•Alkalinity dan silika keduanya tetap harus dianalisa.
•Silika sifatnya terlarut, ketika air berubah wujud
menjadi uap, silika akan tertinggal dan menempel
dipermukaan wadah air tersebut
Penentuan Parameter Air Ketel

ALKALINITY SILIKA

KESADAHAN HIDROKSIDA

OKSIGEN TERLARUT BESI

KHLORIDA TEMBAGA

POSFAT pH

HIDRASIN TEMBAGA
pitting corrosion
Oxygen pitting corrosion
Hydrogen embrittlement in boilers
Caustic corrosion in boilers
Stress Corrosion Cracking
Stress Corrosion Cracking
K.U. FT Pengolahan air dengan Softener
K.U. FT Pengolahan air dengan Softener
Hasil chemical cleaning ( fire tube boiler)

78
Hasil chemical cleaning ( fire tube boiler)

79
Hasil chemical cleaning ( fire tube boiler)

80
Pengolahan air dengan Deminwater
Pengolahan air dengan Deminwater
Pengolahan air dengan Deminwater

83
BOILER SCALE ON WATER SIDE
WATER TUBE BOILER
Boiler tube failure
Inspeksi deaerator
Kasus pipa air ( water tube)
Kasus pipa air ( water tube)
Kasus pipa air ( water tube)
OVERHEATING SUPERHEATER TUBE
Silika ( fire tube boiler)

95
Silika ( fire tube boiler)

96
Silika setelah proses chemical ( fire tube boiler)

97
Scale yang keluar dari valve air
Ruang bakar Boiler PLTGU
Ruang bakar Boiler kelapa sawit
Parameter Control
Limit Kontrol
PARAMETER SATUAN
Feed Water Condensate Boiler Water Steam
PH - 8.0-9.0 8.3 - 9.0 10.5 - 11.8 8.3 - 9.0
CONDUCTIVITY umhos/cm < 300 < 3000 <5
P-ALKALINITY ppm CaCO3 - < 500 -
M-ALKALINITY ppm CaCO3 - < 700 -
O-ALK=2P-M ppm CaCO3 - - -
Ca HARDNESS ppm CaCO3 < 0.2 - Trace
TOTAL HARDNESS ppm CaCO3 < 0.5 Trace 6 max Trace
CHLORIDE ppm Cl - -
Residual ELIMINOX ppm > 150 - -
RESIDUAL N-22310 ppm 100 min -
SOLUBE IRON ppm Fe < 0.1 - < 0.1
SILICA ppm SiO2 < 15 < 0.05 < 150 < 0.05
RATIO O-ALK : SiO2 - > 2.5 Silica -
CYCLE - - Min 10
CHEMICAL TREATMENT PROGRAM
COOLING SYSTEM CONTROL PARAMETER

No. PARAMETER CONTROL RANGE

1 pH 7.5 – 8.4
2 M-Alkalinity, ppm CaCO3 50 – 250
3 Conductivity, S/cm < 2,000
4 Ca Hardness, ppm CaCO3 100 – 200
5 Total Hardness, ppm CaCO3 -
6 Unfiltered phosphate,ppm PO4 7–9

7 Soluble phosphate, ppm PO4


8 Unfiltered – Soluble (Filtered) <2
phosphate, ppm PO4
9 Zinc, ppm Zn 0.3 – 1
10 Silica, ppm SiO2 < 150
11 Iron, ppm Fe <2
12 Free chlorine, ppm Cl2 0.2 – 0.5
13 Chloride, ppm Cl < 200
14 Turbidity, FTU < 15
15 Total count bacteria, cfu/ml < 100,000
16 Cycle of concentrationt < 5.5
SEKIAN
TERIMA KASIH

109

Vous aimerez peut-être aussi