Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ADDINUL ISLAM :
Kearah Pemahaman Islam
METODOLOGI MEMPELAJARI ISLAM
1. Islam harus dipalajari dari sumbernya yang asli (al-Qur’an dan as-Sunnah)
Jika dipelajari dari buku kuno dan tidak dipertanggungjawabkan, maka
akan terjadi khurofat dan bid’ah (penyimpangan)
2. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh ulama besar dan
sarjana Islam yang umumnya mereka memahami Islam secara baik.
Bukan dari para orientalis, karena akan mengaburkan pemahaman
3. Islam harus dipelajari sebagai mana utuhnya, bukan dari kenyataan ummat
islam an sich.
Karena kenyataan umat islam sekarang tidak/belum mencerminkan Islam
yang sesungguhnya
4. Islam harus dipelajari secara integral dan komprehensif, tidak parsial.
Jika Islam dipelajari secara parsial (separo-paro) seperti orang buta mengenal gajah
(tidak utuh
5. Mempelajari Islam harus dibarengi dengan mengamalkan
semampu yang di dapat
Jika Islam dipelajari tanpa diamalkan maka akan menjadi
khazanah tanpa memberikan arti bagi kehidupan
6. Islam harus dipelajari secara realita
Jika Islam dipelajari teks book saja, tanpa membumikan
dengan realita, maka akan sia-sia dan tidak memberi
kontribusi
7. Mempelajari Islam harus dikaitkan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Jika tidak, maka islam tidak mendukung ilmu
pengetahuan
AMAR MA’RUF
PEMELIHARA INTERNAL NAHI MUNGKAR
EKSTERNAL JIHAD
EKONOMI
SOISAL
ISLAM BANGUNAN SISTEM HIDUP KELUARGA
PENDIDKAN
ETIKA
POLITIK
KENEGARAAN
PERTAHANAN
RUKUN ISLAM SENI BUDAYA
DLL
ASAS/PONDASI RUKUN IMAN
BANGUNAN ISLAM
Penopang
Pemelihara
Bangunan
Pondasi
BUDAYA
ISLAM SYARIAH
Batang POLITIK
MUAMALAH
PENDIDIKAN
IMAN AQIDAH
LAIN-LAIN
Akar
Sumber Pokok Ajaran Islam
• Al-Qur’an
• Al-Sunnah/Al-Hadits
(Ucapan, perbuatan dan keputusan Rasul saw)
• Al-Ijma’ / Konsensus para alim ulama
• Al-Qiyas / Analogi
MAKNA IHSAN
Nabi menjawab, Hendaklah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatNya, kalaupun engkau tidak
melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu
IHSAN
BEKERJA PELAKSANAAN
NIAT YANG IKHLAS
PROFESIONAL BERKUALITAS
AMAL BAIK
PRASANGKA
NEGATIF
IHSAN
SUARA HATI
RUKUN IMAN
• Iman secara bahasa adalah percaya
• Iman secara definisi adalah membenarkan dengan
hati, diucapkan dengan lidah dan diamalkan dengan
anggota tubuh
هللا
Mulkiyah Raja yg
Asma/
Ditaati
Nama
Uluhiyah Tuhan yg
Af’’al/
disembah
Perbuatan
Iman Kepada Allah
STAR PRINCIPLE : PRINSIP BINTANG
• Rasa aman “Yang berkata (dengan hati yang yakin), bila bencana menimpa dirinya,
Sungguh, kita adalah milik Allah, dan kepada-Nya kita kembali” (Albaqarah 156)
• Kepercayaan diri “Dan milik-Nya apa yang dilangit dan di bumi dan kepada-
Nyalah ibadah selama-lamanya. Maka mengapa kamu takutkan selain Allah?” (an-Nahl 52)
• Integritas “Yaitu mereka yang beriman dan hatinya tenang karena menginat Allah.
Ketahuilah! Hanya dengan ingat akan Allah, maka hati merasa tenang” (Ar’Ra’d: 28)
• Kebijaksanaan “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri meskipun
dia mengemukakan alasan-alasannya” (Al-Qiyamah: 14-15)
• Motivasi “sungguh, telah Kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik acuan” (At-tiin 4)
Iman Kepada Malaikat
Bentuk Fisik:
Terbuat dari nur (cahaya)
Mempunyai sayap
Makhluk ghaib
Dapat menyerupai bentuk manusia dengan izin Allah
Sifat:
Mempunyai tugas dari Allah
Selalu taat dan tidak pernah membantah
4. Kebiasaan menolong
5. Salam dan saling percaya
Iman Kepada Kitab
Kitab-kitab Allah yang diturunkan:
1. Zabur kepada nabi Daud As
2. Taurat kepada nabi Musa As
3. Injil kepada nabi Isa As
4. Al-Qur’an kepada nabi Muhammad SAW
5. Suhuf (lembaran) kepada nabi Ibrahim As dll
Definisi Al-Qur’an
ALLAH SWT
JIBRIL AS
MENYAMPAIKANRIS
ALAH
RASUL
DA’WAH FIQIH
ALLAH MENUNAIKAN
NABI DA’WAH
AMANAH
Sedangkan makna Qodar dalam al-Qur’an adalah suatu peraturan umum yang telah diciptakan
Allah untuk menjadi dsar alam ini, dimana terdapat hubungan sebab akibat
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Al-Qomar [54]: 49)
“Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku” (Al-Ahzab [33]: 38)
“dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya” (al-Furqon [25]: 2)
Iman Kepada Qadha & Qadar
Beberapa contoh qodar Allah:
1. Jagat alam raya ini dengan segala bintang dan planetnya berjalan menurut
“Hukum Universil” atau hukum alam
2. Dalam diri kita ada roh, dengan roh itu kita hidup. Akan tetapi kita
samasekali tidak punya kekuasaan terhadap roh itu. Manakala ia akan
memisah diri dengan jasmani kita ia tidak akan memandang usia dan
kedudukan. Begitulah takdir Allah
3. Setiap manusia lahir ke dunia bukanlah atas kehendaknya sendiri. Manusia
tidak memilih bangsa dan jenis kulit. Semuanya terlepas dari kehendak dan
kekuasaan manusia.
4. Pada diri tiap orang ada memiliki watak pembawaan lahir dan bakat yang
berbeda satu sama lain.
5. Bahwa tidak pernah terdapat seseorang yang ingin sakit atau gagal, namun
kenyataannya masih banyak yang gagal dan sakit
Batang Ekonomi
Muamalah Keluarga
Perdata
Pidana
Ilmu Tauhid
IMAN AQIDAH Negara
Ushuluddin
Ilmu Aqidah Jihad
AKAR Dll
Ta’rief (definisi) Fiqih
Masa Sahabat (abad Pertama):
• Fiqih adalah “ilmu yang tidak mudah diketahui umum, yang didapatkan dengan
mempergunakan penyelidikan dan penelitian yang mendalam”
• Rasulullah saw bersabda, ““ من يرد هللا به خيرا يفقهه فى الدينBarangsiapa yang Allah
inginkan baginya kebaikan,maka Allah akan memahamkannya dalam agama”
Masa Abad Kedua:
• Fiqih adalah: “Hukum-hukum yang dipetik dari kitabullah dan sunah Rasulullah
dengan jalan mempergunkan ijtihad (istinbath), terhadap amalan para mukallaf”
• Fiqih menurut ahli ushul fiqih adalah: “Ilmu yang menerangkan segala hak dan
kewajiban yang berhubungan dengan amalan para mukallaf”.
• Al-Jurjani: Fiqih secara bahasa adalah memahami. Sedangkan secara istilah adalah
ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang ‘amaliyah yang diambil dari
dalil-dalilnya yang terperinci.Dia memerlukan nadhor (pengamatan) dan ta ammul
(perenungan). Oleh karena itu Allah tidak boleh dinamakan FAQIH karena tak ada
sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya
• Al-Syafi’i: Fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang
berhubungan dengan pekerjaan mukallaf, yang dikeluarkan (diistabtkan) dari dalil-
dalil yang terperinci (tafsili)
Bagian-bagian Isi Fiqih
Pertama Ibadah:
• Segala perbuatan yang dikerjakan untuk mendekatkan diri kepada Allah,
sperti shalat, zakat, puasa dan haji
• Hukumnya bersifat tetap tidak berubah-rubah sepanjang masa
• Tidak ditemukan dalam undang-undang buatan manusia
Kedua; Muamalat, terbagi pada:
1. Bagian Uqubat (Hudud dan jinayat /pidana),seperti pembunuhan,
pencurian, minum arak, qisas, had dan diyat (denda)
2. Bagian Munakahat/pernikahan, yang terkenal dengan Ahwal Syakhsiyah
(perdata), seperti masalah pernikahan, perceraian, idah, nafkah dan
lainnya
3. Bagian Muamalat, menjelaskan tentang persoalan harta, kepemilikan, jual
beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, gadai menggadai, bank, asuransi,
bursa efek, kenegaraan dan lain sebagainya
Bagian-bagian Isi Fiqih
Pembahasan fiqih secara terperinci dapat diklasifikasikan kepada:
1. Sekumpulan hukum yang digolongkan dalam ibadat: seperti sholat, zakat,
puasa dan haji
2. Sekumpulan hukum yang berkaitan dengn kekeluargaan (ahwal syakhsiyah)
seperti perkawinan, talaq, nafkah, wasiat dan warisan.
3. Sekumpulan hukum mengenai muamalat (bisnis) seperti hukum jual beli, sewa
menyewa, hutang piutang, gadai, hawalah, kafalah, mudhorobah dan transaksi
bisnis lainnya.
4. Sekumpulan hukum yang mengenai harta negara, seperti kekeyaan baitul mal,
pemasukan danpenegluarannya.
5. Sekumpulan hukum yang berkaitan dengan uqubat (sangsi) demi memelihara
jiwa, harta, kehormatan, seperti qisos, had dan ta’zir
6. Sekumpulan hukum yang mengenai hukum acara, seperti hukum
penggugatan,peradilan, pembuktian dan saksi
7. Sekumpulan hukum yang terkait dengan tata negara, seperti sayarat menjadi
kepala negara, hak penguasa, hak rakyat dan permusyawaratan
8. Sekumpulan hukum yang sekarang dinamai hukum internasional, seperti
hukum perang, tawanan, rampasan perang, perdamaian, perjanjian, jizyah,
cara menyikapi ahlu dzimmah dan lain sebagainya
Sejarah Perkembangan Fiqih
Masa Nabi saw
• Umat Islam di masa Rasulullah saw jika menemukan suatu masalah maka
mereka langsung bertanya kepada Rasulullah saw, lalu beliau menjawab
dengan bimbingan wahyu atau ijtihad beliau
Masa Sahabat ra
• Setelah Rasulullah saw wafat dan wahyu terputus, barulah para sahabat
melakukan ijtihad dengan mengambil sumber hukum dari al-Qur’an yang
bersifat global serta dari Sunnah
Masa Tabi’in:
• Pada masa ini, ilmu fiqih berkembang dengan pesat. Masing-masing ulama
mempunyai metodologi tertentu dalam menyimpulkan suatu hukum
• Ada 4 mazhab (aliran) fiqih yang sangat berpengaruh di dunia hingga kini,
yakni:
– Mazhab Maliki, pendirinya Imam Malik bin Anas
– Mazhab Hanafi, pendirinya Abu Hanifah
– Mazhab Syafi’I, pendirinya Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I
– Mazhab Hambali, pendirinya Imam Ahmad bin Hambal
Ijtihad, Ittiba’ dan Taqlid
• Ijtihad adalah mempergunakan segala kesanggupan untuk
mengeluarkan hukum syara’ dari kitabullah dan hadits
Rasulullah saw
• Ijtihad terbagi dua:
- Mengambil hukum dari zahir nash
- Mengeluarkan hukum dari memahami nash
• Tingkatan Ijtihad:
1. ijtihad Darokil Ahkam (menghasilkan hukum yang belum ada)
2. Ijtihad Tathbiqul Ahkam (menerapkan hukum atau faedah atas segala
tempat yang dapat menerimanya)
• Ijtihad hukumnya wajib dan terpuji bagi orang yang memiliki
ilmu pengetahuan dan kemampuan melakukannya.
Ijtihad, Ittiba’ dan Taqlid
• Ittiba’ adalah kita mengikuti pendapat yang datang dari Nabi, dan para
sahabat,kemudian yang datang dari tabiin yang diberikan kebajikan”
• Al-Alawi berkata, “Perkataan Mujtahid bukan hujjah dengan sendirinya, karena ia
bukan dari dalil-dalil yang bersendiri.
• Dengan demikian ittiba’ tidak sekedar mengikuti mujahid tapi harus mengerti dalil
yang diambilnya
• Ittiba’ adalah mengikuti perkataan (pendapat) mujtahid atau ulama dan kita
mengetahui dari dalil mana hukum itu diambil.
• Taqlied adalah mengikuti pendapat seseorang, namun kita tidak tahu dari mana
sumber dalil pengambilan hukum tersebut
• Hukum Taqlied ada 3 macam : 1) Ada yang haram dilakukan, 2) Ada yang wajib kita
pegangi dan 3) Ada yang boleh kita pegangi
• Taqlid yang haram, adalah:
1. Taqlid yang berarti tidak mau memperdulikan ayat Tuhan,lantaran mentaqlid
orang tua (masyarakat)
2. Taqlid yang berarti mentaqlid orang yang tidak kita ketahui, apakah yang kita ikuti
itu mempunyai keahlian atau tidak?
3. Mentaqlidi seseorang seseudah diperoleh hujjah dan dalil yang menyalahi
pendapat orang yang kita taqlidi
• Taqlid yang wajib adalah: Mentaqlidi orang yang
perkataannya hujjah, yaitu Rasulullah saw,
• Taqlid yang dibolehkan ialah: menuruti pendapat
para mujtahid dalam soal-soal yang kita tidak ketahui
hukum Allah dan Rasul-Nya terhadapnya.
• Ad Dahlawi berkata, “TAqlid dalam arti kita menuruti
pendapat seseorang alim, karena belum nyata lagi
hukum Allah dan RasulNya dan kita akan segera
meninggalkan pendapat itu bila nyata berlawanan
dengan hukum Allah dan RasulNya, dibolehkan”
• Oleh karena itu di antara ulama ada yang
mewajibkan umat bertaqlid kepada salah seorang
Imam yang diakui kemujtahidannya