Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ST-ELEVATION MYOCARDIAL
INFARCTION (STEMI)
ANTERIOR EXTENSIVE
OLEH :
Akbar Taufik
I4061162046
PEMBIMBING :
dr. Arita Setyasari, Sp. JP, FIHA
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT JANTUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAN
RS TK. II DUSTIRA CIMAHI
2019
Identitas
Pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 76 tahun
Agama :
Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan -:
Alamat :
Kp. Sindangsari Cisarua
Bandung Barat
Tgl masuk RS : 12 Februari 2019 03.20
WIB
Anamnesis RPS
• Keluhan nyeri dada dirasakan menembus
hingga ke punggung dan menjalar hingga
Keluhan lengan kiri sejak 7 jam SMRS
Utama • Nyeri dada pertama kali muncul secara
Nyeri dada
tiba-tiba berupa rasa tertekan/berat di
sebelah tengah - kiri dada.
Riwayat • Nyeri dada dirasakan pasien dengan
Penyakit durasi lebih dari 20 menit
Keluarga • Keluhan nyeri dada disertai dengan sesak
Hipertensi (-) DM (-), asma (-)
nafas semakin lama bertambah berat.
• Keluhan nyeri dada belum pernah
Riwayat Sosial dirasakan sebelumnya.
dan Kebiasaan • Nyeri ulu hati (+), mual (+)
Riwayat merokok (+)
Jarang berolahraga.
RPD
DM (-), HT (-), sakit jantung (-)
maag (+), asma atau paru lainnya (-),
kolesterol (-), stroke (-)
3
Pemeriksaan Fisik Mata : Konjungtiva anemis (-/-)
General TTV Telinga : Sekret (-), aurikula hiperemis
(-/-)
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Hidung : Sekret (-), deformitas (-)
TD : 130/90 mmHg Tenggorokan : Faring hiperemis (-/-),
Nadi : 107 x/m, regular, Leher : Pembesaran KGB (-),
isi dan tegangan cukup hepatojugular refluks (-), JVP
Nafas : 30 x/m 5+2 cm H2O
Temp : 36,5 0C Abdomen
SpO2 : 97% dengan suplemen
Inspeksi : Datar, Sikatrik (-)
O2
Auskultasi : bising usus normal
BB : 58 kg
TB : 160 cm Palpasi : Soepl. Massa(-), Nyeri tekan (+)
IMT : 22,65 kg/m2 epigastrium
Jantung Perkusi : Timpani
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis ICS V linea Eksremitas
CRT < 2 detik
Paru
: edema (-/-) Akral hangat,
midclavicula sinistra, thrill (-)
Perkusi : Batas atas jantung pada ICS II linea Inspeksi : Datar, Sikatrik (-) Simetris
parasternalis sinistra dan dextra, batas jantung kanan dan kiri baik statis dinamis,
kanan pada ICS IV linea parasternalis dekstra, retraksi (-)
batas jantung kiri pada ICS V linea midklavicula Palpasi : Fremitus taktil sama kiri dan
sinistra. kanan, massa (-), nyeri tekan (-),
Auskultasi : S1/S2 regular, murmur (+) krepitasi (-)
sistolik grade 3/6 punctum maximum di apex
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
jantung menjalar ke lateral kiri, S3 gallop (-)
Pemeriksaan Penunjang
Ureum : 58 mg/dl
Hemoglobin : 14,6 g/dl
Kreatinin : 1,1 mg/dl
Eritrosit : 5,1 x 106/µl GDS : 115 mg/dl
Leukosit : 20.500/µl SGOT : 506 u/l
SGPT : 81 u/l
Hematokrit : 42,7%
Troponin I : > 10.00 ng/ml
Trombosit : 271.000/µl HBsAg : non reaktif
MCV : 64,6 f
MCH : 28,9 pg
MCHC : 34,2 g/dl
RDW : 12,5%
Ba/Eo/Sg/Li/M : 0,1/0,0/85,8/4,6/9,5%
Rontgen
■ Interpretasi
CTR >50 %, Untuk menentukan apakah terjadi
kardiomegali maka dihitung dengan rumus: CTR =
(A+B)/C X 100%
■ Kesan
Jantung: Kardiomegali (CTR > 50 %)
Pulmo : Corakan bronkovaskular meningkat
Tidak tampak infiltrate
■ Kesimpulan :
Kesan kardiomegali dengan edema paru
EKG
Irama : Normal sinus rhythm
Frekuensi : 107 bpm
Axis : Left axis deviation
Gelombang P : Normal (0,08 detik)
Interval P-R : Normal (0,12 detik)
Gelombang QRS : 0,04 detik, komplek QS pada
− Target balance cairan yaitu - − PO. Clopidogrel loading dose 300 mg selanjutnya
500cc – 1x75 mg
- 1000cc/24 jam − PO. Asam asetilsalisilat (ASA) 1x80 mg
− Monitor urin output /24 jam − PO. Rosuvastatin 0-0-20 mg
− Pantau diuresis 1 – 2 − R/ PCI (ditunda pasien tidak memiliki BPJS)
cc/kgBB/jam
− Bolus Furosemide (Lasix) 40 mg, pantau diuresis 1
– 2 cc/kgBB/jam, selanjutnya 2x40 mg IV
− PO. Ramipril 1x2,5 mg
− PO. ISDN 1x5 mg prn
− Inj. Enoxaparin 2x0,4 cc SC
Terapi Farmakologi (CONT)
Prognosis
− Inj. Ceftazidim 3x1 gr IV
Quo ad vitam : dubia ad malam
− Inj. Lansoprazole 1x30 mg IV
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
− PO. Sucralfat syrup 3x1 C
Quo ad functionam : dubia ad malam
− PO. Hepabalance 3x1 caps
− Inj. Metilprednisolone 3x2 mg IV
− PO. Flumusil 3x200 mg
PEMBAHASAN
Sindrom koroner akut (SKA)
SKA adalah manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh darah koroner
yang koyak atau pecah
Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. 2018
Algoritma evaluasi dan tatalaksana SKA
Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. 2018
Penegakan diagnosis SKA
■ Diagnosis awal pasien dengan keluhan nyeri dada dapat
dikelompokkan sebagai berikut: non kardiak, Angina Stabil,
Kemungkinan SKA, dan Definitif SKA.1
■ Keluhan pasien dengan iskemia miokard dapat berupa nyeri dada
yang tipikal (angina tipikal) atau atipikal (angina ekuivalen)
■ Keluhan angina tipikal:
– rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri,
leher, rahang, area interskapular, bahu, atau epigastrium.
– berlangsung intermiten/ beberapa menit atau persisten (>20
menit).
– sering disertai keluhan penyerta seperti diaphoresis,
mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan sinkop.
Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. 2018
Penegakan STEMI
■ Diagnosis STEMI ditegakkan jika terdapat keluhan angina
pektoris akut disertai elevasi segmen ST yang persisten di
dua sadapan yang bersebelahan
– Nilai ambang elevasi segmen ST pada pria usia <40 tahun adalah
≥0,25 mV, pada pria usia ≥40 tahun adalah ≥0,2 mV. Sedangkan
pada perempuan nilai ambang elevasi segmen ST di lead V2-3, tanpa
memandang usia, adalah ≥0,15 mV dan/atau ≥0,10 mV pada
sadapan lainnya
• Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
2018
• Thygesen K, Writing Group on the Joint ESC/ACC/AHA/WHF Task Force for the Universal Definition of Myocardial
Infarction. Fourth universal definition of myocardial infarction. Eur Heart J 2018.
Keluhan nyeri dada dirasakan menembus hingga ke punggung dan menjalar hingga lengan kiri
sejak 7 jam SMRS
Nyeri dada pertama kali muncul secara tiba-tiba berupa rasa tertekan/berat di sebelah tengah -
kiri dada.
Lily LS,
Nyeri dada et al. Pathophysiology
dirasakan of Heart
pasien dengan Disease:
durasi lebih Collaborative
dari 20 menit project of medical
disertai sesak students
nafas
and faculty. Edition 6th. China: Wolters Kluwer; 2016.
Biomarker Jantung
■ Pemeriksaan marka jantung pada pasien ini menunjukkan hasil troponin I > 10.00
ng/ml (normal <0.02 ng/ml) yang menandakan bahwa terjadi cedera miokardial
pada organ jantung pasien tersebut.
– Cedera miokardial didefinisikan sbg peningkatan cTn darah di atas persentil
ke-99 dari nilai batas atas atau bila terjadi peningkatan atau penurunan dari
nilai cTn
• Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018
• Thygesen K, Writing Group on the Joint ESC/ACC/AHA/WHF Task Force for the Universal Definition of Myocardial Infarction. Fourth
universal definition of myocardial infarction. Eur Heart J 2018.
Klasifikasi Kelas Killip
Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. 2018
ESC Guidelines for the Management of Acute Myocardial Infarction in Patients Presenting
with ST-segment Elevation. European Heart Journal. 2017
Total waktu penanganan pasca fibrinolitik
ESC Guidelines for the Management of Acute Myocardial Infarction in Patients Presenting
with ST-segment Elevation. European Heart Journal. 2017
Rekomendasi koterapi pada IKP
primer
■ Terapi inhibitor P2Y12 poten (prasugrel atau ticagrelor) atau clopidogrel
direkomendasikan sebelum (atau paling tidak saat) IKP dan
dipertahankan selama 12 bulan, kecuali terdapat kontraindikasi
seperti risiko perdarahan berlebih (kelas I level A).
■ Aspirin (oral atau i.v.) direkomendasikan sesegera mungkin pada
semua pasien tanpa kontraindikasi tertentu (kelas I level B).
■ Antikoagulan direkomendasikan bagi semua pasien disamping terapi
antiplatelet selama IKP primer. (kelas I level B).
ESC Guidelines for the Management of Acute Myocardial Infarction in Patients Presenting
with ST-segment Elevation. European Heart Journal. 2017
Dosis antiplatelet dan parenteral antikoagulan pada koterapi IKP primer3
ESC Guidelines for the Management of Acute Myocardial Infarction in Patients Presenting
with ST-segment Elevation. European Heart Journal. 2017
Dosis koterapi antiplatelet dan parenteral antikoagulan pada terapi fibrinolitik3
ESC Guidelines for the Management of Acute Myocardial Infarction in Patients Presenting
with ST-segment Elevation. European Heart Journal. 2017
ESC Guidelines for the
Management of Acute
Myocardial Infarction in
Patients Presenting with ST-
segment Elevation.
European Heart Journal.
2017
ESC Guidelines for the Management of Acute Myocardial Infarction in Patients Presenting
with ST-segment Elevation. European Heart Journal. 2017
Pembahasan Farmakologi
ESC Guidelines for the Management of Acute Myocardial Infarction in Patients Presenting
with ST-segment Elevation. European Heart Journal. 2017
Pembahasan Farmakologi
ESC Guidelines for the Management of Acute Myocardial Infarction in Patients Presenting
with ST-segment Elevation. European Heart Journal. 2017
Pembahasan Farmakologi
■ Terapi lain yang diberikan yaitu PO. Ramipril 1x2,5 mg dan PO. ISDN
1x5 mg prn.
– Kedua terapi tersebut juga telah sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan oleh ESC yaitu nitrat direkomendasikan pada pasien
dengan gagal jantung simtomatik dengan SBP > 90 mmHg untuk
memperbaiki kondisi klinis dan mengurangi kongesti paru (kelas I
level C).
– Sedangkan ACE inhibitor seperti ramipril direkomendasikan untuk
dimulai dalam 24 jam pertama pada pasien STEMI dengan bukti
gagal jantung, disfungsi sistolik LV, diabetes ataupun MI anterior
(kelas I level A).3
ESC Guidelines for the Management of Acute Myocardial Infarction in Patients Presenting
with ST-segment Elevation. European Heart Journal. 2017
KESIMPULAN