Vous êtes sur la page 1sur 14

ASUHAN KEPERAWATAN

TROPIS (RABIES)

Nama : 1. Diana Monalita N


2. Elva Cristin
A. Pengertian
 Rabies juga disebut sebagai penyakit anjing gila
merupakan penyakit infeksi akut pada susunan
saraf pusat (otak) yang disebabkan oleh virus
rabies.penyakit ini merupakan kelompok penyakit
zoonosa (zoonosis) yaitu penyakit infeksi yang
ditularkan oleh hewan kemanusia melalui pajanan
atau gigitan hewan penular rabies GHPR yaitu
anjing, kera, musang, anjing liar, kucing.
B. Etiologi
Virus rabies, Rhabdovirus dari Genus Lyssavirus.

C. Cara Penularan
Sumber penularan 90% dari anjing, 60% dari kucing,
4% dari monyet dan hewan lain. Setelah menyerang dan
mengakibatkan radang otak, virus akan menyebar ke air
liur penderita rabies. Gigitan hewan terinfeksi bisa
langsung menularkan penyakit. Gerakan kuku hewan
terinfeksi perlu diwaspadai karena kebiasaan hewan
yang menjilati cakarnya.
D. Patofisiologi
 Secara patogenesis, setelah virus rabies masuk lewat gigitan,
selama 2 minggu virus akan tetap tinggal pada tempat masuk
dan disekitrnya. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus rabies
akan menghindari penghancuran oleh sistem imunitas tubuh
melalui pengikatannya pada sistem saraf. Setelah inokulasi,
virus ini memasuki saraf perifer. Amplifikasi terjadi hingga
nukleokapsid yang kosong masuk ke myoneural junction dan
memasuki akson motorik dan sensorik. Jika virus telah
mencapai otak, maka ia akan memperbanyak diri dan
menyebar ke dalam semua bagian neuron, terutama
mempunyai predileksi khusus terhadap sel-sel sistem limbik,
hipotalamus, dan batang otak. Setelah memperbanyak diri
dalam neuron – neuron sentral, virus kemudian bergerak ke
perifer dalam serabut saraf eferen dan pada serabut saraf
volunter maupun otonom
E. Manifestasi Klinis

 Gejala awal biasanya tidak jelas, pasien merasa tidak


enak dan gelisah
 Gejala yang menonjol adalah rasa nyeri, panas, dan
gatal di sekitar luka, kemudian bisa di ikuti kejang
 Sakit kepala
 Demam dan sulit menelan
 Apabila telah terjadi kelumpuhan otot pernafasan maka
penderita dapat terancam meninggal
 Gejala khas lainnya adalah Hydrophobia
 Gejala aerobia dapat juga terjadi
F. Stadium Rabies
 Stadium Prodromal  Stadium Eksitasi
Pada stadium ini penyakit
Gejala-gejala awal berupa mencapai puncaknya dengan
demam, malaise, mual dan rasa timbulnya bermaca,-macam
nyeri ditenggorokan selama fobia (hidrofobia, fotofobia,
beberapa hari. aerofobia), apnoe, sianosis,
takikardia, penderita menjadi
 Stadium Sensoris maniakal juga terjadi pada
Penderita merasa, rasa panas stadium ini.
disertai kesemutan pada tempat  Stadium Paralisis

bekas luka, kemudian disusul Sebagian besar penderita


dengan gejala cemas, dan reaksi rabies meninggal dalam
yang berlebihan terhadap stadium eksitasi. Kadang-
kadang ditemukan juga kasus
rangsang sensorik. tanpa gejala-gejala eksitasi,
melainkan paresis/kelumpuhan
otot-otot yang bersifat
progresif.
G. Komplikasi

Menurut Sudoyo, dkk (2007),  Komplikasi pada fase


berbagai kompilkasi biasanya prodormal biasanya
terjadi pada fase koma antara lain: berupa hiperventilasi
 Kelainan neurologi seperti edema
dan alkalosis
otak atau peningkatan tekanan respiratorik.
intrakranial
 Kelainan hipotalamus berupa
 Sedangkan pada fase
diabetes insipidus dan sindrom neurologik akut terjadi
abnormalitas hormon antidiuretik hipoventilasi dan depresi
(SAHAD) pernafasan, hipotensi
 Disfungsi otonomik berupa terjadi karena gagal
hitpertensi, hipotensi, aritmia, jantung kongestif,
henti jantung, pneumonia dan dehidrasi, dan gangguan
hipertermia atau hipotermia. otonomik.
H. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan fluorescent antibodies test (fat)

 Serum neutralizing antibodi

 Pemeriksaan Mikroskopis

I. Penatalaksanaan dan pencegahan


 Vaksinasi anjing peliharaan dan eliminasi anjing liar perlu
dilakukan
 Vaksinasi orang dengan resiko tinggi seperti dokter hewan,
pekerja laboratorium, dan anak-anak terutama pada
daerah endemik rabies.
 Gigitan anjing tanpa provokasi ( anjing tidak di ganggu)
harus di anggap menularkan rabies.
 Kerjasama lintas program dan lintas sektor (dinas
peternakan dan pemerintah daerah)
 Peran serta masyarakat (PSM)
J. Pengkajian Keperawatan
 Peningkatan tingkat pernafasan
 Takikardi
 Suhu umunya meningkat (37,9o C)
 Menggigil
 Kesulitan dalam menelan makanan
 Mual dan muntah
 Porsi makan dihabiskan
 Adanya tanda-tanda inflamasi
 Kejang
 Kelemahan
 Fontanel : Menonjol, rata, cekung
 Letargi dan rasa mengantuk
 Fotofobia
K. Diagnosa dan Intervensi
Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya napas (D.0005)
Intervensi :
 Observasi tanda-tanda vital pasien terutama
respirasi.
 Beri pasien alat bantu pernafasan seperti O2

 Beri posisi yang nyaman

 Auskultasi suara napas, catat adanya suara


tambahan
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
(D.0130)
Intervensi :
 Kaji saat timbulnya demam

 Observasi tanda-tanda vital ( suhu, nadi, pernafasan)

setiap 3 jam
 Berikan kompres hangat

 Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai


program dokter
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar
informasi (D.0080)
Intervensi :
 Kaji tingkat kecemasan keluarga

 Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit dan

kondisi pasien
 Berikan dukungan kepada keluarga pasien

 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan

selama prosedur
4. Resiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
(D.0142)
Intervensi:
 Kaji tanda-tanda infeksi

 Pantau TTV, terutama suhu tubuh

 Ajarkan teknik aseptik pada pasien

 Cuci tangan sebelum memberi asuhan

keperawatan kepada pasien


 Lakukan perawatan luka yang steril
THANK YOU
ADA PERTANYAAN ???

Vous aimerez peut-être aussi