Vous êtes sur la page 1sur 38

1.

Depinisi
Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia
dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang
salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang
bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih
tersebut termasuk limfosit yang disebut T. Limfosit
atau “sel T-4” atau disebut juga “sel CD – 4”.
Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan
kumpulan gejala penyakit yang dapat disebabkan oleh Human
Immuno Deficiency Virus (HIV). Virus dapat ditemukan dalam
cairan tubuh terutama pada darah, cairan vagina, cairan sperma,
cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan
tubuh manusia dengan mengakibatkan turunnya atau hilangnya
daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut
human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama
kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus
dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika
ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama
HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang
pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk
memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase
yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6
bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2
minggu dengan gejala flu likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih
tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan
gejala demam, keringat malam hari, B menurun,
diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari
kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan
infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur,
termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk
kelompok resiko tinggi adalah :
 Lelaki homoseksual atau biseks. 5. Bayi dari
ibu/bapak terinfeksi.
 Orang yang ketagian obat intravena
 Partner seks dari penderita AIDS
 Penerima darah atau produk darah (transfusi).
3.Patofisiologi
HIV masuk ke dalam tubuh manusia

Menginfeksi sel yang mempunyai molekul CO4
(Limfosit T4, Monosit, Sel dendrit, Sel Langerhans)

Mengikat molekul CO4

Memiliki sel target dan memproduksi virus

Sel limfosit T4 hancur

Imunitas tubuh menurun

Infeksi opurtinistik

Sist pernafasan Sist Pencernaan Sist. Integumen Sist Neurologis

Peradangan pd Infeksi jamur Peristaltik Peradangan kulit Infeksi ssp Jaringan paru

Peradangan mulut Diare kronis

Timbul lesi Sesak, demam bercak putih Peningkatan
Sulit menelan Cairan output↓kesadaran, kejang

Nyeri kepala

Ggn rasa proses pikir

Ggn pemenuhan nutrisian vol cairan

Ggn eliminasi BAB, diare
4. Manifestasi Klinis
Menurut WHO:
1) Gejala mayor
Penurunan BB ≥ 10%
Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
Diare kronis
Tuberkulosis

2) Gejala minor
Koordinasi orofaringeal
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Kelemahan tubuh
Berkeringat malam
Hilang nafsu makan
Infeksi kulit generalisata
Limfodenopati
Herpes zoster
Infeksi herpes simplek kronis
Pneumonia
Sarkoma kaposi

Manifestasi klinis
Angiomatosis
Kandidiosis orofaringeal
Kandidiasis vulvovaginal
Displasisa leher rahim
Herpes zoster
Purpura idiopatik trombositopenik
Kandidiasis esophagus
Manifestasi Klinis
Stadium I
Skala Aktivitas Gambaran Klinis
Asimptomatic, aktivitas normal:
a. Asimptomatic
b. Limfodenopati generalisata
Stadium II
Simptomatic, aktivitas normal
a. BB menurun < 10%
b. Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti: dermatitis, pruigo,
ulkus oral, seboroik, onikomikosis yang rekuren dan kheilitis angularis
c. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
d. Infeksi saluran afas bagian atas seperti: sinusitis bakteriaslis
Stadium III
Pada umumnya lemah, aktivitas di tempat tidur kurang dari 50%
a. BB > 10%
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Kandidiasi orofaringeal
e. Oral hairy leukoplakia
f. TB Paru dalam tahun terakhir
g. Infeksi bacterial yang berat seperti: pneumonia dan piomiositish
Stadium IV
Pada umumnya sangat lemah, aktivitas di tempat tidur
lebih dari 50%
a. HIV wasting syndrome seperti: yang didefenisikan
oleh CDC
b. Pneumonia pneumocytis carinii
c. Toksoplasmosis otak
d. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan
e. Retinitis virus sitomegalo
f. Kriptokokosis extra pulmonal
g. Herpes simplex mukokutan > 1 bulan
h. Leukoensepalopati multifokal progresif
i. Mikosis disminata seperti histoplasmosis
j. Kandidiasis disofags, trakea, bronkus dan paru
k. Mikobakteriasis atipikal diseminata
l. Septisemia salmonelosis nontifoid
m. Tuberkulosis di luar paru
n. Limfoma
o. Sarkoma kaposi
5. Pemeriksaan Diagnostik

1.Tes untuk diagnosa infeksi HIV :


- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2.Tes untuk deteksi gangguan system imun.
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin
6. Komplikasi
a. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human
Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan,
keletihan dan cacat.
b. Neurologik
- kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus (HIV)
pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan,
disfasia, dan isolasi social.
- Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan
elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total
/ parsial.
-. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik endokarditis.
- Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus
(HIV)
c. Gastrointestinal
- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma
Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.
- Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan
anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
- Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai
akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
d. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus
influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek
nafas pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
e. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan
dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi
skunder dan sepsis.
f. Sensorik
- Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek
kebutaan
- Pendengaran : otitis eksternal aku
7.Penatalaksanaan
Respon biologis / aspek fisik
a.Universal precaution
1)Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh
2)Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3)Dekontaminasi cairan tubuh pasien
4)Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua
alat kedokteran yang dipakai
5)Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan
6) Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara
benar dan aman
b.Peran perawat dalam pemberian ARV
Tujuan terapi ARV:
1)Menghentikan replikasi HIV
2)Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi
opurtunistik
3)Memperbaiki kualitas hidup
4)Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV
c. Pemberian nutrisi
Pasien dengan HIV – AIDS harus mengkonsumsi suplemen atau
nutrisi tambahan bertujuan untuk beban HIV – AIDS tidak
bertambah akibat defisiensi vitamin dan mineral
d.Aktivitas dan istirahat
Respon adaptif psikologis
1)Pikiran positif tentang dirinya
2)Mengontrol diri sendiri
3)Rasionalisasi
4)Teknik perilaku

Respon sosial
1)Dukungan emosional
2)Dukungan penghargaan
3)Dukungan instrumental
4)Dukungan informatif

Respon spiritual
1)Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap
kesembuhan
2)Padai mengambil hikmah
3)Kestabilan hati
Resiko epidemiologis infeksi HIV sistomatik
1) Perilaku beresiko epidemiologis
i. Hubungan seksual dengan mitra seksual resiko tinggi tanpa menggunakan
kondom
ii. Pecandu narkotik suntikan
iii. Hubungan seksual yang tidak aman
1. Memiliki banyak mitra seksual
2. Mitra seksual yang diketahui pasien HIV / AIDS
3. Mitra seksual di daerah dengan prevalensi HIV / AIDS yang tinggi
4. Homoseksual
ii. Pekerjaan dan pelanggan tempat hiburan seperti: panti pijat, diskotik,
karaoke atau tempat prostitusi terselubung
iii. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual (IMS)
iv. Riwayat menerima transfusi darah berulang
v. Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik atau sirkumsisi dengan alat yang tidak
steril
1. Dasar Data Pengkajian Pasien
1) Aktivitas / istirahat
Gejala:
a. Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi
kelelahan / malaise
b. Perubahan pola tidur

Tanda:
Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi
jantung, pernapasan
Sirkulasi
Gejala:
Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada
cedera (jarang terjadi)

Tanda:
Takikardia, perubahan TD postural
Menurunnya volume nadi perifer
Pucat atau sianosis: perpanjangan kapiler
2) Integritas ego
Gejala:
Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan,
mis: dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain
Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan
menurunnya BB, Mengingkari diagnosa, merasa tidak
berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah
Kehilangan, kontrol diri dan depresi

Tanda:
Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis,
dan kontak mata kurang, agal menepati janji atau
banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama
3) Eliminasi
Gejala:
Diare yang intermitten, terus menerus, sering
dengan atau tanpa disertai kram abdominal
Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi

Tanda:
Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan
marah
Diare pekat yang sering
Nyeri tekan abdominal
Lesi atau abses rectal, personal
Perubahan dalam jumlah, warna dan karakteristik
urin
4) Makanan / cairan
Gejala:
Anoreksia, perubahan dalam kemampuan
mengenali makanan / mual / muntah Disfagia,
nyeri retrostenal saat menelan
Penurunan berat bada: perawakan, kurus,
menurunnya lemak subkutan / massa otot Turgor
kulit buruk Lesi pada rongga mulut, adanya
selaputnya putih dan perubahan warna Kesehatan
gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
Edema (umum, dependen)
5) Higiene
Gejala:
Tidak dapat menyelesaikan aktivitas

Tanda:
Memperlihatkan penampila yang kurang rapi
Kekurangan dalam banyak atau perawatan diri,
aktivitas perawatan diri
6)Nyeri / kenyamanan
Gejala:
Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada
kaki
Sakit kepala (keterlibatan ssp)
Nyeri dada pleuritis

Tanda:
Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar,
nyeri tekan
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan /
pincang
Gerak otot melindungi bagian yang sakit
7)Pernapasan
Gejala:
Isksering, menetap Napas pendek yang progresif
Batuk (sedang sampai parah), produktif / non
produktif sputum (tanda awal dari adanya PCP
mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
Bendungan atau sesak dada

Tanda:
Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas
adventisius
Sputum: kuning (pada pneumonia yang
menghasilkan sputum)
8)Keamanan
Gejala:
Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses
penyembuhannya
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis:
hemofilia, operasi vaskuler mayor, insiden traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten /
memuncak; berkeringat malam

Tanda:
Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem,
psoriasis, perubahan warna / ukuran mola; mudah terjadi memar
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Rektum, luka-luka perianal atau abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh
atau lebih (mis: leher, ketiak, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya
berjalan
9)Seksualitas
Gejala:
Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan
hubungan seksual dengan pasangan yang positif HIV,
pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak
terlindung dan seks anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan
hubungan seks Penggunaan kondom yang tidak
konsisten
Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan
kerentanan terhadap virus pada wanita yang
diperkirakan dapat karena peningkatan kekurangan
(pribilitas vagina)

Tanda:
Kehamilan atau resiko terhadap hamil
Genetalia:
Manifestasi kulit (mis: herpes, kulit); rabas
10) Interaksi sosial
Gejala:
Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis:
kehilangan kerabat / orang terdekat, teman, pendukung,
rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang lain,
takut akan penolakan / kehilangan pendapatan Isolasi,
kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang
meninggal akibat AIDS Mempertanyakan kemampuan
untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana

Tanda:
Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan
penyusunan tujuan
11) Penyuluhan / pembelajaran
Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan
perilaku beresiko tinggi (mis: seksual ataupun
penggunaan obat-obatan IV) Penggunaan / penyalah
gunaan obat-obatan IV, saat ini merokok,
penyalahgunaan alkohol

Pertimbangan rencana pemulangan:


Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan /
tindakan, perawatan kulit / luka, peralatan / bahan;
trasportasi, belanja makanan dan persiapan
perawatan diri, prosedur keperawatan teknis, tugas
perawatan / pemeliharaan rumah, perawatan anak,
perubahan fasilitas hidup.
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem imunologis HIV / AIDS adalah:
1) Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan
primer tidak efektif
2) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume
cairan b/d kehilangan yang berlebihan, diare
berat
3) Resiko tinggi terhadap tidak efektifnya pola
nafas b/d ketidakseimbangan muscular
4) Resiko tinggi terhadap perubahan faktor
pembekuan b/d penurunan absorpsi Vitamin K
5) Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b/d
perubahan pada kemampuan untuk mencerna
b/d penurunan berat badan
6) Nyeri kronik b/d inflamasi b/d keluhan nyeri
7) Kerusakan integritas kulit b/d defisit
imunologi d/d lesi kulit
8)Perubahan membran mukosa oral b/d defisit
imunologi b/d candidiasis
9)Kelelahan b/d perubahan produksi energi
metabolisme b/d kekurangan energi
10) Isolasi sosial b/d perubahan status
kesehatan b/d perasaan ditolak
11) Kurang pengetahuan mengenai penyakit b/d
tidak mengenal sumber informasi d/d
permintaan informasi
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

Dx 1:Resiko tinggi terhadap infeksi b/d • Cuci tangan sebelum dan sesudah • Mengurangi resiko terkontaminasi
pertahanan primer tidak efektif seluruh kontak perawatan dilakukan silang
instruksikan pasien / orang terdekat • Mengurangi patogen pada sistem
Kriteria Hasil: untuk mencuci tangan sesuai indikasi imun dan mengurangi kemungkinan
Mengidentifikasi / ikut serta dalam • Berikan lingkungan yang bersih dan pasien mengalami infeksi
perilaku yang megurangi resiko infeksi berventilasi baik periksa pengunjung nosokomial
mencapai masa penyembuhan luka / / staf terhadap tanda infeksi dan • Meningkatkan kerja sama dengan
lesi tidak demam dan bebas dari mempertahankan kewaspadaan cara hidup dan berusaha mengurangi
pengeluaran / sekresi purulen dan sesuai indikasi rasa terisolasi
tanda-tanda lain dari kondisi infeksi • Diskusikan tingkat dan rasional • Memberikan informasi dasar awitan
isolasi pencegahan dan / peningkatan suhu secara berulang-
mempertahankan kesehatan pribadi ulang dari demam yang terjadi untuk
Pantau tanda-tanda vital termasuk menunjukkan bahwa tubuh bereaksi
suhu pada proses infeksi yang baru dimana
• Bersihkan kulit / membran mukosa obat tidak lagi dapat secara efektif
oral terdapat bercak putih / lesi mengontrol infeksi yang tidak dapat
Periksa adanya luka / lokasi alat disembuhkan
infasif,perhatikan tanda-tanda • Kandidiasis oral, herpes, CMV dan
inflamasi / infeksi lokal crytocolus adalah penyakit yang
• Bersihkan percikan cairan tubuh / umum terjadi dan memberikan efek
darah dengan larutan pemutih 1 : 10 pada membran kulit
• Identifikasi / perawatan awal dari
infeksi sekunder dapat mencegah
terjadinya sepsis
• Mengontrol mikro organisme
pada permukaan keras
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

DX 2: Resiko tinggi terhadap • Pantau tanda-tanda vital • Indikator dari volume cairan
kekurangan volume cairan termasuk CVP, bila terpasang, sirkulasi
b/d kehilangan yang catata hipertensi termasuk • Indikator tidak langsung dari
berlebihan, diare berat perubahan postural status cairan
• Kaji turgor kulit, membran • Mempertahankan
Kriteria Hasi: mukosa dan rasa haus keseimbangan cairan,
Mempertahankan hidrasi • Pantau pemasukan oral dan mengurangi rasa haus, dan
dibuktikan oleh membran mukosa masukan cairan sedikitnya 2500 melembabakan membran
lembab, turgor kulit baik, haluaran ml / hari mukosa
urine adekuat secara pribadi

DX 3:Resiko tinggi terhadap tidak • Tinggikan kepala tempat tidur • Meningkatkan fungsi pernafasan
efektifnya pola nafas b/d usahakan pasien untuk berbalik, yang optimal dan mengurangi
ketidakseimbangan muscular batuk, menarik nafas sesuai aspirasi / infeksi yang
kebutuhan ditimbulkan karena atelektasis
Kriteria Hasi: • Selidiki tentang keluhan nyeri • Nyeri dada pleuritis dapat
Mempertahankan pola pernapasan dada menggambarkan adanya
efektif membran mukosa tidak • Berikan periode istirahat yang pnemonia non spesifik / efusi
mengalami sesak nafas / sianosis cukup diantara waktu aktivitas pleura berkenaan dengan
dengan bunyi nafas dan sinar x pertahankan lingkungan yang keganasan
bagian dada yang bersih / tenang • Menurunkan konsumsi O2
meningkat dan AGD dalam batas
normal pasien
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

Dx 4:Resiko tinggi terhadap • Lakukan pemeriksaan darah • Mempercepat deteksi adanya


perubahan faktor pembekuan pada cairan tubuh untuk perdarahan / penentuan awal
b/d penurunan absorpsi mengetahui adanya darah pada dari therapi mungkin dapat
Vitamin K urine, feses dan cairan muntah mencegah perdarahan kritis
Kriteria Hasi: • Pantau perubahan tanda-tanda • Timbulnya perdarahan /
Menunjukkan homosatis yang
vital dan warna kulit hemoragi dapat menunjukkan
ditunjukkan dengan tidak adanya
• Pantau perubahan tingkat kegagalan sirkulasi / syok
perdarahan mukosa dan bebas dari
kesadaran dan gangguan • Perubahan dapat menunjukkan
ekimosis
penglihatan adanya perdarahan otak
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

Dx 5:Perubahan nutrisi kurang dari • Kaji kemampuan untuk • Lesi mulut, tenggorokan, dan
tubuh b/d perubahan pada mengunyah, merasakan dan esofagus dapat menyebabkan
kemampuan untuk mencerna menelan dispagia, penurunan kemampuan
b/d penurunan berat badan • Timbang BB sesuai kebutuhan, pasien untuk mengolah makanan
Kriteria Hasi: evaluasi BB dalam hal adanya BB dan mengurangi keinginan untuk
Mempertahankan BB atau yang tidak sesuai. Gunakan makan
memperlihatkan peningkatan BB yang serangkaian pengukuran BB dan • Indikator kebutuhan nutrisi /
mengacu pada tujuan yang diinginkan antropometrik pemasukan yang adekuat
• Jadwalkan obat-obatan diantara • Lambung yang penuh akan
makan dan batasi pemasukan mengurangi nafsu makan dan
cairan dengan makanan, kecuali pemasukan makanan
jika cairan memiliki nilai gizi • Mempermudah proses menelan
• Dorong pasien untuk duduk pada dan mengurangi resiko aspirasi
waktu makan • Mengidentifikasi kebutuhan
• Catat pemasukan kalori terhadap suplemen atau alternatif
metode pemberian makanan
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

DX 6: Nyeri kronik b/d inflamasi • Kaji keluhan yeri, perhatikan • Mengindikasikan kebutuhan
b/d keluhan nyeri lokasi, intensitas (skala 1 – untuk intervensi dan juga
10), frekuensi dan waktu tanda-tanda perkembangan /
Kriteria Hasi: menandai gejala non verbal resolusi komplikasi
Keluhan hilangnya / terkontrolnya • Dorong pengungkapan • Dapat mengurangi ansietas dan
rasa sakit perasaan rasa takut, sehingga
• Lakukan tindakan pariatif mis: mengurangi persepsi akan
pengubahan posisi, masase, intensitas rasa sakit
rentang gerak pada sendi yang • Meningkatkan relaksasi /
sakit menurunka tegangan otot
• Berikan kompres hangat / • Infeksi diketahui sebagai
lembab pada sisi infeksi penyebab rasa sakit dan abses
pentamidin / IV selama 20 steril
menit setelah pemberian
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

DX 7: Kerusakan integritas kulit • Kaji kulit setiap hari, catat • Menentukan garis dasar
b/d defisit imunologi b/d lesi warna, turgor, sirkulasi dan dimana perubahan pada status
kulit sensasi. Gambarkan lesi dan dapat dibandingkan dan
Kriteria Hasi: amati perubahan melakukan intervensi yang
Menunjukkan tingkah laku / teknik • Pertahankan sprei bersih, tepat
untuk mencegah kerusakan kulit / kering dan tidak berkerut • Friksi kulit disebabkan oleh
meningkatkan kesembuhan • Tutupi luka tekan yang terbuka kain yang berkerut dan basah
dengan pembalut yang steril yang menyebabkan iritasi dan
atau barrier produktif potensial terhadap infeksi
• Dapat mengurangi kontaminasi
bakteri, meningkatkan proses
penyembuhan
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

DX 8: Perubahan membran mukosa • Kaji membran mukosa / catat • Edema, lesi, membran mukosa
oral b/d defisit imunologi b/d seluruh lesi oral. Perhatikan oral dan tenggorok kering
candidiasis keluhan nyeri, bengkak, sulit menyebabkan rasa sakit dan sulit
mengunyah / menelan mengunyah / menelan
Kriteria Hasi: • Berikan perawatan oral setiap • Mengurangi rasa tidak nyaman,
Menunjukkan membran mukosa utuh, hari dan setelah makan, gunakan meningkatkan rasa sehat dan
berwarna merah jambu, basah dan sikat gigi halus, pasta sisi non mencegah pembentukan asam
bebas dari inflamasi / ulserasi abrasif, obat pencuci mulut non yang dikaitkan dengan partikel
alkohol dan pelembab bibir makanan yang tertinggal
• Cuci lesi mukosa oral dengan • Mengurangi penyebaran lesi dan
menggunakan hidrogen krustasi dari kandidiasis dan
peroksida / salin atau larutan meningkatkan kenyamanan
soda kue • Merangsang saliva untuk
• Anjurkan permen karet / permen menetralkan asam dan
tidak mengandung gula melindungi membran mukosa
• Dorong pasien untuk tidak • Rokok akan mengeringkan dan
merokok mengiritasi membran mukosa
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

DX 9: Kelelahan b/d perubahan • Kaji pola tidur dan catat perubahan • Berbagai faktor dapat
produksi energi metabolisme b/d dalam proses berpikir / perilaku meningkatkan kelelahan, termasuk
kekurangan energi kurang tidur, penyakit ssp, tekanan
Kriteria Hasi: • Rencanakan perawatan untuk emosi dan efek samping obat-
Melaporkan peningkatan energi menyediakan fase istirahat. Atur obatan / kemoterapi
aktivitas pada waktu pasien sagat • Periode istirahat yang sering
berenergi. Ikut sertakan pasien / sangat dibutuhkan dalam
orang terdekat pada penyusunan memperbaiki / menghemat energi.
rencana Perencanaan akan membuat pasien
menjadi aktif pada waktu dimana
• Tetapkan keberhasilan aktivitas tingkat energi lebih tinggi, sehingga
yang realitas dengan pasien dapat memperbaiki perasaan sehat
dan kontrol diri
• Mengusahakan kontrol diri dan
perasaan berhasil, mencegah
timbulnya perasaan frustasi akibat
kelelahan karena aktivitas
berlebihan
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

Dx 10: Isolasi sosial b/d perubahan • Tentukan persepsi pasien • Isolasi sebagian dapat
status kesehatan b/d perasaan ditolak tentang situasi mempengaruhi diri saat pasien
Kriteria Hasi: takut penolakan / reaksi orang
Menunjukkan peningkatan perasaan lain
harga diri • Batasi / hindari penggunaan • Mengurangi perasaan pasien
masker, baju dan sarung tangan akan isolasi fisik dan
jika memungkinkan mis: jika menciptakan hubungan sosial
berbicara dengan pasien yang positif yang dapat
meningkatkan rasa percaya diri
• Dorong kunjungan terbuka, • Partisipasi orang lain dapat
hubungan telepon dan aktivitas meningkatkan rasa
sosial dalam tingkat yang kebersamaan
memungkinkan
• Dorong adanya hubungan • Membantu menetapkan
yang aktif dengan orang partisipasi pada hubungan
terdekat sosial dapat mengurangi
kemungkinan upaya bunuh diri
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

Dx 11 Kurang pengetahuan mengenai • Tinjau ulang proses penyakit dan • Memberikan pengetahuan dasar
penyakit b/d tidak mengenal sumber apa yang menjadi harapan di masa dimana pasien dapat membuat
informasi d/d permintaan informasi depan pilihan berdasarkan informasi
Mengungkapkan pemahamannya • Tinjau ulang cara penularan • Mengoreksi mitos dan kesalahan
tentang kondisi / proses dan perawatan penyakit konsepsi, meningkatkan keamanan
dari penyakit tertentu • Berikan informasi mengenai bagi pasien / orang lain
penatalaksanaan gejala yang • Memberikan pasien kontrol
melengkapi aturan medis, mis: pada mengurangi resiko rasa malu dan
diare intermiten, gunakan lomotil meningkatkan kenyamanan
sebelum pergi kegitan sosial • Memberi kesempatan untuk
• Tekankan perlunya melajutkan mengubah aturan untuk memenuhi
perawatan kesehatan dan evaluasi kebutuhan perubahan / individual
• Identifikasi sumber-sumber • Memudahkan pemindahan dari
komunitas, mis: rumah sakit / pusat lingkungan perawatan akut,
perawatan tempat tinggal (bila ada) mendukung pemulihan dengan
kemandirian

Vous aimerez peut-être aussi