Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SYNDROME MANAGEMENT
17.7 juta
penduduk atau 31 % dari seluruh
kematian global meninggal akibat PJK
Sumber : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en /
Percentage of patient diagnosed with ACS admitted to
emergency room
13000
12000 12159
11420
11000 10617
10000 10188
8306 8661 9634
9000 8060 8007
8000
Patient
7000
6000
5000 2332 (35%) 28%
4000 1882 28% 24% 22%
1499 1678 (30,4%)3402 2911 3035
3000 2832 2569
(18,6%) (20,2%) (23,5%)
2000
1000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Year
Total patient admitted to ER Number of ACS patient
Source: Jakarta Acute Coronary Syndrome Registry data base 2014, Emergency Unit NCCHK
ACUT CORONARY SYNDROME
ST Segment
Isoelectic
Enzim jantung yang digunakan sebagai
penanda Infark miokard akut
Troponin I Troponin T CK-MB
Libby P. Circulation.
11
2001;104:365-372
Atherogenesis and Atherothrombosis:
A Progressive Process
Plaque
Athero- Rupture/ Myocardial
Fatty Fibrous sclerotic Fissure &
Normal Streak Plaque Plaque Thrombosis Infarction
Ischemic
Stroke
Critical
Leg
Clinically Silent Angina
Ischemia
Transient Ischemic Attack
Claudication/PAD
Cardiovascular Death
Increasing Age
3
Managemen ACS
• Initial Assesesment
• Diagnosis validation, risk assessment, rhythm
monitoring
• Antithombotic treatment
• Invasive Strategys
• Revascularisasi Modaltiy
• Hospital disharge & Post discharge
The Initial Assessment OF ACS
15
Pengkajian
Keluhan Utama ( Nyeri dada)
Onset : Kapan masalah dimulai, dan apa yang menyebabkannya
Provocation : Tanyakan apa yang memperberat nyeri. Apakah posisi? Apakah ketika
menarik nafas napas dalam atau berdebar membuatnya lebih buruk?
Quality : Tanyakan jenis nyeri. Biarkan pasien menjelaskan keluhannya dengan
kata - kata sendiri. Hindari pertanyaan tertutup. Jangan tanyakan apakah nyeri seperti
tertindih, sebaiknya tanyakan seperti apa nyerinya yang dirasakan. Jika pasien masih
kesulitan jelaskan macam - macam nyeri, berat, tertekan, terbakar, diiris-iris, ditindi
benda tumpul,seperti ditusuk.
Radiation : Tanyakan dimana nyeri dan adakah penjalaran kebagian tubuh
lainnya.
Severity : Tanyakan pasien tentang skala nyeri dari 0 sampai 10 dan evaluasi
nyeri setelah dilakukan tatalaksana nyeri ( oksigen, nitrogliserin )
Timing : tanyakan nyeri yang paling lama yang sudah dirasakan pertama kali
timbul. Apakah nyeri hilang timbul atau terus menerus.
KELUHAN UTAMA SINDROM KORONER AKUT
•Sakit dada atau nyeri hulu hati yang berat, asalnya
non-traumatik, dengan ciri-ciri tipikal iskemia miokard
atau infark:
Dada bgn tengah/substernal rasa tertekan atau sakit
seperti diremas
Rasa sesak, berat/tertimpa beban , mencengkeram,
terbakar,sakit
sakit perut yg tdk dpt dijelaskan, sendawa, nyeri hulu
hati
Penjalaran ke leher, rahang, bahu, punggung atau 1
atau ke 2 lengan
•Disertai sesak
•Disertai mual dan/atau muntah
•Disertai berkeringat
Stat ECG
Usual distribution of pain Less common sites of pain with
with myocardial ischemia myocardial ischemia
Epigastrium Back
18
Angina Tidak Stabil
3 Kemungkinan penampilan:
Nyeri/angina wkt istirahat ( biasanya terus
> 20 minutes)
Angina baru-New Onset (<2 bulan). angina waktu
aktifitas-derajat Class III dari Canadian Cardio-
vascular Society Classification (CCSC)
Atau Angina baru yang meningkat-accelerated
angina (<2 months) yang ditunjukkan dgn
peningkatan keparahan sekrg2nya 1 Kelas CCSC,
minimal sampai Kelas III CCSC.
Diagnosis validation
BENTUK ST DEPRES (Iskemia miokard)I
A: Proximal large RCA occlusion
electrolyte
CXR
26
DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan
Diagnosis
Intervensi
• Risk scores
• Outcome – TIMI and GRACE risk score
• Bleeding – CRUSADE
28
Author | 00 Month Year Set area descriptor | Sub level 1 29
CRUSADE
Parameter
• Baseline
haematocrit
• Creatinine
clearance
• Heart rate (b.p.m.)
• Sex
• Signs of CHF at
presentation
• Prior vascular
disease
• Diabetes mellitus
• Systolic blood
pressure,
Antithombotic treatment
Invasive Strategys
Not PCI
capable
Goals† PCI
capable
EMS on scene
EMS transport:EMS-to-
Patient Dispatch EMS transport Balloon within 90 min
5 min after 1 min Within Prehospital fibrinolysis : EMS-to- Patient self-transport:Hospital Door-to-Balloon within 90 min
symptom onset 8 min Handle within 30 min
Time (Min)
Vascular Guiding Thrombus NTG
access catheter aspiration (14 min)
0 (3 min) 5 (7 min) 10 (11 min)
15
1 2 3 4 6 7 8 9 11 12 13 14
Streptokinase
Diberikan pada pasien IMA yang kemungkinan komplikasi
perdarahan otak tinggi, datang lambat dan infarknya tak luas
Reteplase (rPA)
10 U + 10 U iv bolus selang 30’
Tenecteplase (TNK-tPA)
Single iv bolus
• 30 mg = < 60 kg
• 35 mg = 60-70 kg
• 40 mg = 70-80 kg
• 45 mg = 80-90 kg
• 50 mg = > 90 kg
Heparin IV ( U F H ) AHA, 2004
Direkomendasikan untuk :
Perhatian :
Kontraindikasi seperti pada terapi fibrinolitik
LMWH ( Enoxaparin )
Pemberian Streptokinase:
1.5 juta unit in 100 ml D5W or 0.9% saline selama 30-60 menit
(100 tetes/menit-mikro drip)
Dilanjutkan dengan pemberian heparin
41
Monitoring Selama Pemberian
Fibrinolitik
• Observasi ketat tanda- tanda vital, irama jantung,
• Kaji adanya perdarahan, tingkat kesadaran pasien dan
kemungkinan alergi obat.
• Dokumentasikan semua kejadian,
• Segera lakukan tindakan jika terdapat tanda dan
gejala yang abnormal dan segera kolaborasi dengan
dokter jika terjadi perburukan terhadap kondisi pasien.
• Jika terjadi perubahan tingkat kesadaran pada pasien
disertai adanya peningkatan tekanan darah yang tiba2,
muntah atau sakit kepala yang berat dapat dicurigai
kemungkinan ada perdarahan otak
42
Persiapan penatalaksanaan primary
Percutaneus Coronary Intervention
• Lakukan segera persiapan pasien ( pemberian anti platelet khusus ( GP
IIB /III A ),pemberian aspirin load 325 mg dan pemberian looding
clopidogrel 300-600 mg(plafix)
• Koordinasi dengan ruang kateterisasi.
• Kaji ketat A,B,C dan
• Kaji kemungkinan terjadinya komplikasi spt adanya aritmia, gagal
jantung atau tanda tanda syock . Segera lapor jika ada tanda- tanda
tsb diatas.
• Lengkapi data lab (coagulation study, electrolyte, BUN, creatinin)
• Jalur infus
• Pemeriksaan fisik ( monitoring EKG)
• Reaksi alergi
• Informed consent
43
Perawatan Pasca Tindakan Primary PCI
• Pasien dirawat di CCU
• Kaji vital sign,O2 sat setiap 15 mnt pada jam pertama
• Pemberian cairan , anticoagulant ( kolaborasi)
• Kaji peripheral pulse distal sekitar luka penusukan ( color,
sensation, temperature, capillary refill)
• Monitor cardiac rhythm secara terus menerus dan
perubahan parameter hemodinamik ng ( Temperature !!!!!)
• Monitor 12 lead ECG ST segment adanya indikasi perubahan
ischemia/injury
• Jelaskan pasien imobilisasi sekitar 8 jam ( femoral sheath)
• Tingginan posisi kepala sekitar 30o
• Kaji sheath kateter ( bleeding, hematoma)
• Pencabutan kateter sheath dilakukan oleh dokter
44
Intervensi Keperawatan di Unit Intensif
Monitor gambaran EKG,TD,pulsasi, kaji suara paru dan bunyi jantung, pengkajian nyeri
dada secara ketat
Kaji adanya penurunan CO,(BP ,HR,PAP/PAWP )
Kaji U/O
Monitor Oxygen saturation
Monitor bila ada nyeri dada (ECG,BP,frequent monitor arhytmia)
Serial cardiac enzyme
Diet : salt,cholesterol,chalorie,avoid alcohol and smoking
Stress management
Early Mobilitation ( 12-24 hours)
Pendidikan kesehatan(risk factors, ACS)
Observasi adanya crackles,cough,tachipnoe ( gambaran LVHF)
Pemberian pencahar
45
Hospital disharge & Post discharge
• Pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien
termasuk pengetahuan mengenai tanda dan
gejala SKA yang harus diwaspadai oleh pasien dan
keluarganya ( nyeri dada/ angina equivalent, sesak
napas,pemeriksaan nadi teratur atau
tidak,perasaan cape, dan bagaimana pertolongan
pertama pada saat timbul keluhan
• Pengetahuan mengenai modifikasi faktor resiko
• Aktifitas fisik paska perawatan SKA
• Obat-obat yang dibawa pulang, efek samping
• Kontrol teratur
46
Kesimpulan
• Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan
keadaan kegawatdaruratan jantung yang
memerlukan penatalaksanaan secara tepat
dan cepat dalam upaya menurunkan angka
mortalitas dan morbiditas yang melibatkan
multidisipilin keilmuan, yang terdiri dari
dokter, perawat dan petugas pendukung
lainnya untuk meningkatkan angka
keberhasilan penatalaksanaan dan kualitas
hidup pasien.
47
Rencana Keperawatan Nyeri
1. Managemen Nyeri
- Ajarkan prinsip-prinsip managemen nyeri
- Identifikasi obat-obat penghilang nyeri yang
digunakan
- Ajarkan tehnik managemen nyeri non
farmakologis seperti relaksasi
- Kolaborasi dalam penggunaan analgesik dalam
mengurangi nyeri.
2 Terapi Relaksasi
-Jelaskan rasional , tujuan, manfaat dan tehnik
melakukan relaksasi
Intervensi Cemas
• Monitor Hemodinamik
• Monitor Kehangatan akral dan CRT ( Cafilary
Refill Time)
• Monitor Tanda tanda Perdarahan
• Monitor Urine Output
• Hentikan Pemberiaan Terapi bila penurunan
TD dan tanda Perdarahan
• Kolaborasi dalam Pemberian Inotropik, Terapi
Oksigen dan IABP