Vous êtes sur la page 1sur 18

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO

D-III KEBIDANAN
TAHUN 2018
Disusun Oleh : Kelompok 1
1. Al Mar’atush S (102017001)
2. Anggieta Febriana (102017002)
3. Ayu Retno S ( 102017003)
4. Badriyatul Masruroh (102017004)
5. Dhea Diptyahayu M (102017005)
6. Diah Ayu Kurniawati (102017006)
7. Dian Puspita (102017007)
8. Dinda Oktaria A (102017008)
9. Erwina Siti Nabilah (102017009)
ATRESIA DUODENI
Pengertian
Atresisa duodeni adalah suatu kondisi dimana
duodenum (bagian pertama dari usus halus)
tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak
berupa saluran terbuka dari lambung yang tidak
memungkinkan perjalanan makanan dari
lambung ke usus.
ETIOLOGI
Penyebab dari atresia duodenum merupakan kelainan
bawaan yang penyebabnya belum diketahui secara jelas,
tapi ada beberapa yang bisa menyebabkan atresia duodeni :
 Gangguan perkembangan pada awal masa kehamilan.
 Banyak terjadi pada bayi prematur
 Banyak ditemukan pada bayi down syndrom
 Suplai darah yang rendah pada masa kehamilan, sehingga
duodenum mengalami penyempitan dan menjadi
obstruksi.
Tanda dan Gejala
 Muntah pertama setelah lahir banyak dan berwarna
kehijau-hijauan.
 Muntah berikutnya terjadi ketika tidak mendapatkan
makanan selama beberapa waktu
 Perutnya menggelembung didaerah epigastrium pada 24
jam/sesudahnya.
 Bayi tidak kencing setelah disusui
 Hilangnya bising usus setelah beberapa kali buang air
besar (mekonium)
 Suhu tubuh mencapai 39˚C
 Berat badan menurun.
KOMPLIKASI

Dapat ditemukan kelainan kongenital lainnya.


Mudah terjadi dehidrasi, terutama bila tidak terpasang line
intravena.
Setelah pembedahan, dapat terjadi komplikasi lanjut seperti
pembengkakan duodenum, gangguan motilitas usus atau refluks
gastroesofageal.
PENANGANAN
 Pengobatan awal bayi dengan atresia duodenum meliputi
dekompresi naso/orogastrik dengan penggantian cairan secara
intravena.
 Duodenostomi yaitu operasi perbaikan atresia duodenum.
 Pemasangan pipa gastrostomi dipasang untuk mengalirkan
lambung dan melindungi jalan nafas.
 Memasang kateter nasogastrik berujung balon kedalam
jejenum sebelah bawah obstruksi, balon ditiup dan dengan
perlahan menarik kateternya.
 Ekokardigram dan foto rontgent dada serta tulang belakang
untuk mengevaluasi anomali yang lain.
Penatalaksanaan atau Pengobatan
Belum ditemukan obatnya. Jalan satu-satunya hanya dengan pembedahan.
Prinsip terapi :
1. Perawatan pra bedah :
a. Perawatan prabedah neonatus rutin.
b. Koreksi dehidrasi yang biasanya tidak parah karena diagnosa dibuat secara dini.
c. Tuba naso gastric dengan drainase bebas dan penyedotan setiap jam.
2. Pembedahan
Pembedahan suatu duodena-duodenostomi mengurangi penyempitan obstruksi
dan sisa usus diperiksa karena sering kali ditemukan obstruksi lanjut.
3. Perawatan pasca bedah
a. Perawatan pasca bedah neonatorum rutin.
b. Aspirasi setiap jam dari tuba gastrostomi yang mengalami drainase bebas.
c. Cairan intravena dilanjutkan sampai diberikan makanan melalui tuba.
Pemberian makanan transa nastomik yang berlanjut dengan
kecepatan maksimun 1 ml per menit dimulai dalam 24 jam pasca
bedah dimulai dengan dektrose dan secara berangsur-angsur diubah
dalam jumlah dan konsistensinya hingga pada sekitar 7 hari pasca
bedah dimana diberikan susu dengan kekuatan penuh. Untuk
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit aspirat lambung dapat
diganti melalui transanastomik dan ini dapat meniadakan kebutuhan
untuk melanjutkan terapi intravena.
Tidak jarang diperoleh volume aspirat yang besar dalam
beberapa waktu pasca bedah, sampai beberapa minggu dalam
beberapa kasus. Karena lambung yang berdilatasi dan duodenum
bagian proksimal membutuhkan waktu untuk kembali pada fungsi
yang normal. Jika hal ini menurun maka penyedotan gastromi tidak
dilakukan terlalu sering dan makanan alternatif diberikan kedalam
lambung selama 24 jam. Pemberian makanan peroral dapat
dilakukan secara berangsur-angsur sebelum pengangkatan tuba
gastromi berat badan bayi dimonitor secara seksama.
Asuhan Kebidanan pada Atresia Duodeni

1. Perbaikan keadaan umum dengan mengatasi muntah-


muntah sebelum operasi.
2. Berikan inform consent sebelum dilakukan rujukan atau
tindakan pembedahan.
Pemeriksaan Penunjang

a. Dengan X-Ray abdomen (USG prenatal) memperlihatkan


pola gelembung ganda yang berisi udara dalam usus
bagian bawah.
b. Suatu enema barium dapat diperlihatkan berasosiasi
dengan keadaan malrotasi.
Pencegahan

Dicegah dengan suplementasi asam folat, sehingga difisiensi


asam folat dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam
teratogenesis meningokel. Basis molekul defisiensi asam folat
adalah kurang adekuatnya enzim-enzim yang mentransfer
gugus, karbon dalam proses metilasi protein dalam sel, baik
dalam nukleus maupun mitokondria, sehingga terjadi gangguan
biosintesis DNA dan RNA, serta kenaikan kadar homosistein.
TERIMA KASIH

WASSALAMU’ALAIKUM
WR. WB
Sesi Tanya Jawab
Pertanyaan :
1. Penyebab penyakit Atresia Duodeni, dijelaskan salah satunya Bayi
Prematur . Kenapa bayi prematur bisa terkena penyakit Atresia
Duodeni?
2. Daerah etisgastrium, itu daerah mana?
3. Jika bayi tersebut mengalami atresia duodeni, resiko jika tidak
diatasi secara dini maka apa yang akan terjadi pada bayi tersebut?
4. Cara lain selain dilakukan pembedahan dalam mengatasi penyakit
atresia duodeni?
5. Apakah penyakit tersebut termasuk penyakit keturunan?
Jawab :
1. Bayi Prematur lahir belum cukup bulan, kemungkinan terdapat organ
yang belum terbentuk secara sempurna sehingga fungsinya juga belum
bisa digunakan secara maksimal.
2. Penjelasan ada pada gambar di slide 6
3. Menyebabkan kematian jika tidak ditangani scr langsung

Vous aimerez peut-être aussi