Vous êtes sur la page 1sur 20

ANGGARAN PEMERINTAH

Kelompok 2

Anindya Firda A. P (160810301089)


Antonius Hari Suryo D. (160810301110)
Clara Natalia (160810301111)
Muhammad Ridho H. O (160810301135)
►Menurut Freeman, anggaran merupa
kan proses yang dilakukan oleh orga
nisasi sektor publik untuk mengaloka
sikan sumber daya yang dimilikinya
ke dalam kebutuhan-kebutuhan yan
g tidak terbatas.
Fungsi Anggaran
1. Fungsi Otorisasi
Dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belan
ja pada tahun yang bersangkutan,
2. Fungsi Perencanaan
Pedoman bagi negara untuk merencanakan kegia
tan pada tahun tersebut.
3. Fungsi Pengawasan
Pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyele
nggaraan pemerintah negara sesuai dengan keten
tuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi Alokasi
Diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pem
borosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi da
n efektivitas perekonomian.
5. Fungsi Distribusi
Memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi Stabilisasi
Alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimban
gan fundamental perekonomian.
7. Fungsi Pengorganisasian
Pedoman untuk menyeimbangkan berbagai pos yang
ada agar semua kepentingan dapat dilaksanakan deng
an baik.
Siklus Penyusunan Anggaran
Penyusunan
Persetujuan
Rencana
Legislatif
Anggaran

Pelaporan dan Pelaksanaan


Audit Anggaran
Pendekatan Penyusunan Anggaran
Pemerintah

P. Sistem P. Anggaran
P. Tradisional P. Kinerja
Perencanaan dan Berbasis Nol
Penganggaran
Terpadu
STRUKTUR DAN FORMAT APBN
1. APBN terdiri atas anggaran pendapatan, angg
aran belanja, dan pembiayaan.
2. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pa
jak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.
3. Belanja negara dipergunakan untuk keperluan
penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat d
an pelaksanaan perimbangan keuangan antar
a pemerintah pusat dan daerah.
4. Belanja negara dirinci menurut organisasi, fun
gsi, dan jenis belanja
FORMAT BELANJA NEGARA: LAMA VS BARU

FORMAT LAMA FORMAT BARU


(s/d 2004) (mulai TA 2005)

Belanja Pemerintah Pusat : Belanja Pemerintah Pusat :

1. Pengeluaran RUTIN 1. Belanja Pegawai


a. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
b. Belanja Barang
3. Belanja Modal
c. Pembayaran Bunga Utang
4. Pembayaran Bunga Utang
d. Subsidi
5. Subsidi
e. Pengeluaran Rutin Lainnya
6. Belanja Hibah
2. Pengeluaran 7. Bantuan Sosial
3. PEMBANGUNAN 8. Belanja Lain-lain
► UU No. 17 Tahun 2003 mengamanatkan beberapa perub
ahan substansial dalam sistem perencanaan dan pengan
ggaran APBN
► Perubahan sistem perencanaan dan penganggaran APBN
tersebut perlu dipahami secara baik oleh semua pihak, te
rutama unit kerja pemerintah atau institusi yang melaksa
nakan kepentingan pemerintah dengan pembiayaan yan
g berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN)
UU No.17/2003 Pasal 14
1) Dalam rangka penyusunan RAPBN, menteri/pimpinan lembaga selaku
pengguna anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja dan a
nggaran kementerian negara/lembaga tahun berikutnya.
2) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di
susun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.
3) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di
sertai dengan prakiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun
anggaran yang sedang disusun.
4) Rencana kerja dan anggaran dimaksud dalam ayat (1) disampaikan ke
pada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan
APBN.
5) Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada M
enteri Keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan undang-undan
g tentang APBN tahun berikutnya.
FORMAT BARU BELANJA NEGARA
SESUAI UU NO. 17/2003
► Pasal 11 ayat (5)
Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan
jenis belanja.

► Pasal 15 ayat (5)


APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan
unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis b
elanja.
STRUKTUR APBN
Pendapatan Negara dan Hibah
 Pendapatan Negara
 Hibah

-
Belanja Negara
 Belanja Pemerintah Pusat
 Transfer ke Daerah

=
Surplus/Defisit Anggaran

Pembiayaan Defisit
KLASIFIKASI BELANJA DALAM APBN

MENURUT FUNGSI : MENURUT JENIS :


1. Pelayanan Umum Pemerintahan
; 1. Belanja Pegawai;
2. Pertahanan;
2. Belanja Barang dan jasa;
3. Hukum, Ketertiban dan Keaman
an; 3. Belanja Modal;
4. Ekonomi;
4. Bunga;
5. Lingkungan Hidup;
6. Perumahan dan Pemukiman; 5. Subsidi;
7. Kesehatan;
6. Hibah;
8. Pariwisata dan Budaya;
9. Agama; 7. Bantuan Sosial;
10. Pendidikan;
8. Belanja Lain-Lain.
11. Perlindungan Sosial.
FOKUS PENGUKURAN KINERJA

MENGUBAH FOKUS PENGUKURAN


bergeser

Besarnya Hasil yang


Jumlah dicapai dari
Alokasi penggunaan
Sumber Daya sumber daya
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)

Daftar yang sistematis tentang rencana keuangan tahunan


pemerintahan daerah yang memuat anggaran pendapatan
dan pengeluran daerah dan telah disetujui oleh DPRD un
tuk masa waktu satu tahun.

UU No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, bah


wa di dalam melaksanakan pembangunan harus selalu be
rpedoman pada tiga asas yaitu: asas desentralisai, asas de
kosentrasi dan asas tugas perbantuan.
Sumber Penerimaan Daerah

a. Pendapatan asli daerah


1. Pajak daerah
2. Retribusi daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah
4. Lain-lain PAD
b. Dana perimbangan
1. Dana bagi hasil
2. Dana alokasi umum
3. Dana alokasi khusus
c. Lain-lain pendapatan
1. Hibah
2. Dana darurat
Jenis Belanja Daerah
1. Belanja Tidak Langsung: Belanja pega
wai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sos
ial,belanja bagi hasil dsb.
2. Belanja Langsung: Belanja pegawai/up
ah, belanja barang dan jasa serta belanj
a modal.
Langkah-langkah Penyusunan APBD:
1. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan dae
rah tentang APBD kepada DPRD yang disertai dengan p
enjelasan dan dokumen pendukung pada bulan Oktober
minggu pertama tahun sebelumnya.
2. DPRD mengambil keputusan setuju atau tidak mengenai
rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut dilak
sanakan selambat-lambatnmya satu bulan sebelum tahun
anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
3. Apabila DPRD setuju, maka RAPBD diterapkan
menjadi APBD melalui peraturan daerah, sebaliknya
apabila DPRD tidak setuju, maka untuk membiayai
pembiayaan pengeluaran setiap bulannya pemerintah
dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya
sebesar angka APBD tahun sebelumnya.

4. Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah


maka pelaksanaannya lebih lanjut dituangkan melalui
keputusan gubernur/walikota/bupati.
THANK YOU

Vous aimerez peut-être aussi