Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian persediaan (inventory control) dengan menggunakan beberapa model seperti ABC, EOQ, VEN. Model ABC digunakan untuk mengurangi persediaan obat kelas A dengan kontrol yang ketat. Model EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pesanan optimal. Sedangkan model VEN digunakan untuk mengklasifikasikan obat menjadi vital, esensial, dan non-esensial.
Description originale:
Inventory control management adalah manajemen kontrol perlengkapan
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian persediaan (inventory control) dengan menggunakan beberapa model seperti ABC, EOQ, VEN. Model ABC digunakan untuk mengurangi persediaan obat kelas A dengan kontrol yang ketat. Model EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pesanan optimal. Sedangkan model VEN digunakan untuk mengklasifikasikan obat menjadi vital, esensial, dan non-esensial.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian persediaan (inventory control) dengan menggunakan beberapa model seperti ABC, EOQ, VEN. Model ABC digunakan untuk mengurangi persediaan obat kelas A dengan kontrol yang ketat. Model EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pesanan optimal. Sedangkan model VEN digunakan untuk mengklasifikasikan obat menjadi vital, esensial, dan non-esensial.
Inventory Control ? Pengawasan terhadap persediaan yang dikenal juga sebagai inventory control adalah bagaimana fungsi tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.
Mengapa pengendalian persediaan sangat penting ?
* Karena begitu besar jumlah yang diinvestasikan dalam persediaan. Pengendalian persediaan yang tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung terhadap perolehan kembali atas investasi. * Pengendalian persediaan juga penting dalam menentukan stok yang benar Pengendalian Persediaan yang Efektif ? Pengendalian persediaan yang efektif adalah mengoptimalkan dua tujuan : 1. Memperkecil total investasi pada persediaan 2. Menjual/menyediakan berbagai produk yang benar untuk memenuhi permintaan konsumen.
Hal ini dapat dicapai apabila dapat menentukan :
1. Berapa banyak suatu item barang akan dipesan pada suatu waktu. 2. Kapan dilakukan pemesanan ulang terhadap item tersebut. 3. Yang mana dari item-item tersebut perlu dilakukan pengawasan. Masalah Pengendalian Persediaan
Masalah klasik dari pengendalian persediaan
adalah bagaimana cara menyeimbangkan antara pengaturan persediaan dengan biaya-biaya yang ditimbulkannya. Pertimbangan Biaya variabel : 1. Biaya penyimpanan Biaya-biaya variabel yang berhubungan langsung dengan jumlah persediaan, seperti: biaya resiko kerusakan, kecurian, penerangan, keusangan, dll. 2. Biaya pemesanan Biaya yang setiap kali harus ditanggung dalam pemesanan suatu bahan/barang, seperti: biaya telepon, pemrosesan pesanan, pemeriksaan penerimaan, pengiriman ke gudang. 3. Biaya penyiapan Biaya yang harus ditanggung oleh RS dalam memproduksi suatu komponen apabila bahan-bahan tersebut tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri, seperti Biaya mesin-mesin tidak terpakai, persiapan tenaga kerja langsung, penjadwalan, ekspedisi. 4. Biaya kehabisan/kekurangan bahan Biaya ini terjadi apabila persediaan tidak mencukupi terhadap permintaan atas bahan tersebut, seperti: adanya biaya karena pemesanan khusus, biaya kegiatan administrasi, dll.
Dalam hal ini, perlu dilakukan pengendalian jumlah
persediaan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang paling ekonomis dan meminimalkan total biaya persediaan. Tujuan Inventory Control Tujuan dari persediaan yang paling penting : Melindungi dari kerugian. Persediaan dapat melindungi dari berbagai fluktuasi dari permintaan dan penawaran. Jika distribusi obat dari supplier terlambat atau permintaan tiba-tiba meningkat seperti pada kasus penyakit epidemik tertentu, maka sistem persediaan yang baik dapat melindungi persediaan dari stok kosong. Membuat sistem pengadaan/ manufaktur. Harga unit-unit dari obat dengan sistem manufaktur biasanya lebih rendah, dan hal tersebut dihasilkan dari sistem persediaan yang baik. Tujuan Inventory Control (cont’n) Meminimalkan waktu tunggu. Sistem persediaan dapat meningkatkan ketersediaan obat secara optimal, sehingga pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan. Meningkatkan efisiensi transportasi. Biaya transportasi akan meningkat jika tidak ada sistem persediaan atau stok. Mengantisipasi fluktuasi. Fluktuasi akan permintaan sulit untuk diprediksi. Sistem inventori dapat mengantisipasi kenaikan permintaan yang tidak menentu. Model-Model Pengendalian Persediaan Ada beberapa model sistem pengendalian persediaan yaitu : 1. Model ABC 2. Model EOQ 3. Model VEN 4. Model JIT Model ABC (Always Better Control) Analisis yang digunakan utk mengurutkan jumlah pemakaian, kemudian mengkelompokan jenis barang dalam upaya mengetahui jenis pergerakan obat yg meliputi berbagai jenis obat,banyaknya jumlah obat serta pola kebutuhannya Kel Jumlah item Jumlah nilai/investasi A 20% 75% B 30% 20% C 50% 5% TOTAL 100% 100% Penjelasan
Kelompok A adalah inventory dengan jumlah sekitar 20%
dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari total nilai inventory (obat fast moving) Kelompok B adalah inventory dengan jumlah sekitar 30% dari item tapimempunyai nilai investasi sekitar 15% dari total nilai inventory (obat moderate) Kelompok C adalah inventory dengan jumlah sekitar 50% dari item tapimempunyai nilai investasi sekitar 5% dari total nilai inventory (obat slow moving) kelompok A adalah kelompok obat yang harganya mahal, maka harus dikendalikansecara ketat yaitu dengan membuat laporan penggunaan dan sisanya secara rinci agar dapat dilakukan monitoring secara terus menerus. Oleh karena itu disimpan secara rapat agar tidak mudah dicuri bila perlu dalam persediaan pengadaannya sedikit atau tidak ada sama sekali sehingga tidak ada dalam penyimpanan. Sedangkan pengendalian obat untuk kelompok B tidak seketat kelompok A. Meskipun demikian laporan penggunaan dan sisa obatnya dilaporkan secara rinci untuk dilakukan monitoring secara berkala pada setiap 1-3 bulan sekali. Cara penyimpanan kelompok B disesuaikan dengan jenis obat dan perlakuannya. Pengendalian obat untuk kelompok C dapat lebih longgar pencatatan dan pelaporannya tidak sesering kelompok B dengan sekali-kali dilakukan monitoring dan persediaan dapat dilakukan untuk 2-6 bulan dengan penyimpanan biasa sesuai dengan jenis perlakuan obat ANALISA ABC Digunakan untuk: 1. Mengurangi persediaan (inventory) dan biaya dg mengatur pembelian yg lebih sering dan pengiriman dlm jumlah lebih sedikit untuk obat kelas A 2. Mencari penurunan harga yg besar untuk obat klas A dan penyimpanan harus diperhatikan 3. Kontrol yg ketat oleh staf, dan adanya pengertian bahwa order yg besar untuk klas A harus dicatat secara ketat ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Model EOQ (Economic Order Quantity) Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal / ekonomis Syarat persediaan yang ekonomis adalah terjadinya keseimbangan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Makin besar persediaan berarti resiko penyimpanan serta besarnya fasilitas yang harus dibangun, sehingga membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih besar, namun dilain pihak biaya pemesanan dan biaya distribusi menjadi lebih kecil. Ini berarti perlu adanya optimalisasi agar tercapai kesetimbangan antara membangun persediaan serta biaya distribusi dan pemesanan. Biaya pemesanan (ordering costs) merupakan biaya-biaya penempatan dan penerimaan pesanan. Contohnya adalah biaya memproses pesanan (dokumen-dokumen), asuransi untuk pengiriman dengan kapal laut, dan biaya-biaya bongkar muatan. Biaya penyimpanan (carrying costs) merupakan biaya- biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan. Termasuk didalamnya adalah asuransi, pajak persediaan, keusangan, dan biaya kesempatan dari dana-dana yang tersimpan dalam persediaan, biaya-biaya penanganan persediaan, dan biaya gudang. Secara matematis perhitungan tersebut dirumuskan dalam rumus Jumlah pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity / EOQ) EOQ = √ 2 Co S EOI = √ 2 Co Cm . U Cm . U S Dimana Co : Cost per Order (sekali Pesan) Cm : Cost of maintenance dari persediaan dalam setahun S : Jumlah permintaan setahun U : Cost per unit EOQ Teknik pengendalian persediaan tertua dan paling terkenal, mudah digunakan Ada beberapa asumsi:
1. Tingkat permintaan diketahui & bersifat
konstan 2. Lead time, waktu antara pemesanan & penerimaan pesanan, diketahui dan bersifat konstan EOQ 3. Persediaan diterima dengan segera persediaan yg dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk, pada satu waktu 4. Tidak mungkin diberikan diskon 5. Biaya variabel yg muncul hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan sepanjang waktu 6. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu yg tepat. Buffer stok Persediaan tambahan yg diadakan untuk melindungi dan menjaga terjadinya kekurangan stok. Buffer stok sangat penting karena sering terjadi pesanan baru datang setelah lead time terlampaui mis dikarena kan banjir dll, sehingga berakibat terjadinya stock out sehingga terganggunya pelayanan Biasanya buffer stok digunakan untuk obat kategori vital/langka Perhitungan : SS= Z x d x L Z : service level (2,05 =98%) d : rata2 pemakaian L ; Lead time Reorder point titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan adanya lead time dan safety stock. Perhitungan : ROP = (d X L) + SS d : permintaan harian L : lead time SS ; Safety stock/buffer stock Model VEN (Vital Essential Non-essential)
Sistem VEN ini adalah suatu system dalam suatu pengelolaan
obat yang berdasarkan pada dampak masing-masing obat terhadap kesehatan pasien. VEN ini terdiri dari 3 kategori, yaitu : V : Vital, obat-obatan yang harus ada dan penting untuk kelangsungan hidup. E : Essential, obat-obat penting yang dapat melawan penyakit tapi tidak vital. N : Non Essential yaitu obat-obat yang kurang penting, dan diadakan hanya sebagai penunjang kelengkapan saja. PUT (Prioritas, Utama, Tambahan) Prioritas: harus diadakan tanpa memperdulikan sumber anggaran. Pada analisis ABC dan VEN termasuk dalam kelompok AV, BV dan CV Utama: Dialokasikan pengadaannya dari sumber dana tertentu. Pada analisis ABC dan VEN termasuk dlm kelompok AE, BE, CE Tambahan: dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas dan utama terpenuhi. Pada analisis ABC-VEN dlm kelompok AN, BN dan CN Model JIT (Just In Time) Just In Time (JIT) merupakan perwujudan kemitraan usaha antara perusahaan yang dalam hal ini adalah industri farmasi, rumah sakit atau apotik dengan para pemasok. Dalam JIT, perusahaan memberikan kepercayaan kepada pemasok untuk memasok bahan hanya pada saat perusahaan memerlukannya dalam jumlah yang diperlukan. Dengan system inventori just in time, order dilakukan apabila persediaan hampir atau sudah habis. Kelemahan system ini adalah jika tidak didukung dengan keteraturan defecta, perhitungan stok pengamanan, maka akan mengakibatkan terganggunya system pengelolaan obat. JIT memerlukan persyaratan sebagai berikut yaitu : 1. Pengurangan lead time 2. Penurunan persediaan ke tingkat minimum 3. Keandalan Equipment 4. Arus produksi yang berimbang 5. Kinerja keseluruhan system yang dapat diprediksi. Upaya efisiensi 1. Sistem prioritas, berdasarkan perencanaan dengan metode ABC dan VEN 2. Perlu diperhatikan lead time, karena keadaan stock out merupakan inefisiensi. Perlu dilakukan analisis EOQ = Economic Order Quantity 3. Kadaluwarsa dan rusak 4. Memperpendek jarak gudang ke pelayanan