Vous êtes sur la page 1sur 25

ALGORITMA DIAGNOSIS MALARIA

SEBAGAI HASIL KOMPARASI GEJALA


KLINIS DAN UJI MIKROSKOPIS
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MAPANE
KABUPATEN POSO

Massalinri Hasmar1, A.Arsunan Arsin2,


Hasanuddin Ishak3, Jumriani Ansar4
Latar Belakang

Re emerging desease

masalah kesehatan masyarakat yang sampai saat


ini belum dapat ditanggulangi. Penyakit ini sangat
mempengaruhi angka kesakitan dan kematian bayi, anak
balita, ibu melahirkan serta menurunkan produktivitas
penduduk dan sering menimbulkan KLB

Millenium Development
ISU Goals (MDGs) 2015
MALARIA DUNIA
Poso 300 – 500 juta penduduk diseluruh tertular
malaria setiap tahunnya dengan kematian
Malaria di Provinsi 1 juta pertahun. Dibutuhkan dana 3,2
Sulawesi Tengah pada
tahun 2005 tercatat milliar dolar untuk mengatasinya (WHO,
kasus malaria positif 2000).
sejumlah 8.619 kasus
dengan angka
kesakitan 377 kasus
per 100.000 penduduk
terjadi sedikit kenaikan
bila dibandingkan
tahun 2004 yaitu 370.
Dari program INDONESIA
dilaporkan bahwa pada
tahun 2005 terjadi KLB
dengan jumlah
AmI tahun 2005 20,5 ‰, masih jauh
penderita 59 (penduduk dari target SPM Indonesia Sehat 2010
terancam 231), tanpa sebesar 5 ‰.
kematian dengan
Attack Rate 25,54 %
dan CFR 0%
Penelitian di Donggala menunjukkan bahwa keluhan utama adalah
demam/panas sebesar 73,9%; sedangkan proporsi penderita positif
dengan kombinasi gejala : demam + menggigil +berkeringat+ sakit
kepala(56%); kombinasi gejala : demam + menggigil + sakit kepala
(23,9%); dan kombinasi gejala : demam + menggigil + berkeringat
(3,3%).Keluhan sakit kepala dapat merupakan gejala klinis yang
khas di Kabupaten Donggala.Disimpulkan bahwa keluhan
responden yang paling banyak /utama adalah demam/panas, dan
penderita positif malaria didaerah ini adalah penduduk dengan
kombinasi gejala : demam + menggigil + berkeringat + sakit kepala.
Hasil penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional
yang dillaksanakan di Puskesmas Hitu Pulau Ambon tahun 2006
menunjukkan bahwa menggigil merupakan gejala yang paling
bermakna dalam diagnosis klinis yang berhubungan dengan hasil
pemeriksaan mikroskopis malaria.sehingga dapat dijadikan sebagai
prediktor dalam deteksi dini dan pengobatan serta peningkatan
surveilans malaria.
Penyakit Malaria menyebar luas di 12 kecamatan yang
ada dan termasuk urutan terbesar dari 10 penyakit
menonjol di Kabupaten Poso.Dari data yang diperoleh
bahwa angka kesakitan Malaria pada tahun 2005 adalah
5 per 1.000 penduduk (4.076 kasus). Puskesmas yang
paling tinggi angka kesakitan malaria adalah Puskesmas
Mapane sebanyak 1309 kasus.8
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun algoritma malaria
yaitu suatu strategi klinik yang akurat, cepat, mudah ,
aman dan murah untuk membedakan parasitemia positif
dan parasitemia negatif dari hasil pemeriksaan
mikroskopis dalam upaya meningkatkan kualitas
penemuan penderita dini di Puskesmas Mapane
Kabupaten Poso
MATERI DAN METODE
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mapane yang menjadi
tersangka penderita malaria diperiksa secara klinis, kemudian
dibuat apusan darah untuk pemeriksaan laboratorium. Gejala
klinis yang diteliti terdiri dari demam, menggigil, sakit kepala,
nyeri sendi, mual, muntah, berkeringat, ikterus, pucat, dan diare.
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan
pendekatan cross sectional yaitu melakukan pengamatan sampel
darah penderita yang didiagnosis klinis malaria (menderita tanda
atau gejala malaria ) dalam bulan Juli sampai Nopember 2007
yang kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium
(mikroskopik).
Hasil pemeriksaan klinis dikonfirmasi antara peneliti dengan
dokter puskesmas, begitu pula dengan hasil pemeriksaan
laboratorium dikonfirmasi antara laboran Puskesmas Mapane
dengan laboran Rumah Sakit Umum daerah Poso sebagai
standar pemeriksaan. Konfirmasi ini dilakukan dengan uji Kappa
MATERI DAN METODE

Data dianalisis dengan uji bivariat melihat


hubungan variabel yang diteliti dengan hasil
pemeriksaan mikroskopis, selanjutnya secara
multivariat regresi melihat hubungan masing-
masing variabel bebas terhadap variabel terikat
serta variabel bebas mafia yang paling
berhubungan dengan variabel terikat dengan
menggunakan metode enter. Untuk menemukan
algoritma malaria digunakan analisis logistik regresi
dengan metode forward stepwise.
Epidemiologi Penyakit Malaria
Penyebaran Malaria
Siklus Hidup Parasit malaria
Tabel 1. Distribusi frekuensi variabel tersangka penderita malaria
di wilayah kerja Puskesmasd Mapane Kabupaten Poso Tahun
2007
Variabel n %
Tempat pelaksanaan Puskesmas 120 88.24
Rumah 16 11,76
Hasil pemeriksaan Positif 97 71,3
Negatif 39 28,7
Spesies Plasmodium P.falciparum 3 3,09
P.vivax 94 96,9
Kelompok umur 0-1 9 6,6
(tahun)
1-<5 25 18,4
5-15 40 29,4
16-25 12 8,8
26-45 31 22,8
>45 19 14
Tabel 1. Distribusi frekuensi variabel tersangka penderita malaria
di wilayah kerja Puskesmasd Mapane Kabupaten Poso Tahun
2007

Jenis kelamin Laki-laki 78 57,3


Perempuan 58 42,7
Gejala klinis Demam 98 72,1
Menggigil 100 73,5
Sakit kepala 79 58,1
Nyeri sendi 91 66,9
Berkeringat 59 43,4
Pucat 54 39,7
Mual 39 28,7
Muntah 23 16,9
Diare 12 9,6
Ikterus 5 3,7

Sumber : Data Primer


Tabel 2. Hubungan Gejala Klinis dengan Pemeriksaan
Mikroskopis diwilayah kerja Puskesmas mapane Tahun 2007

Gejala Klinis Malaraia Pemeriksaan Mikroskopis


(Nilai P)
Demam 0,00 < 0,05
Menggigil 0,00 < 0,05
Sakit kepala 0,00 < 0,05
Nyeri sendi 0,00 < 0,05
Berkeringat 0,19 < 0,05
Pucat 0,24 < 0,05
Mual 0,12 < 0,05
Muntah 1,00 < 0,05
Diare 0,07 < 0,05
Ikterus 0,34 < 0,05

Sumber : Data Primer


Tabel. 3 : Hasil Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Malaria Positif di Wilayah
Kerja Puskesmas Mapane Kabupaten Poso
Tahun 2007
B df Sig. Exp(B) 95.0% C.I.for EXP(B)
Variabel
Lower Upper
Step Demam
1(
a) 2.244 1 .013 9.427 1.600 55.554

Menggigil 2.409 1 .021 11.124 1.429 86.614


Sakit Kepala 2.788 1 .002 16.247 2.778 95.036
Nyeri sendi/otot 4.532 1 .004 92.981 4.155 2080.708

Mual 2.075 1 .107 7.962 .637 99.491


Berkeringat .503 1 .655 1.654 .182 15.007
Diare 2.771 1 .128 15.981 .449 569.051
Pucat .284 1 .806 1.328 .138 12.756
Riwayat Keluarga 4.195 1 .020 66.331 1.962 2242.790

Constant -35.371 1 .001 .000


Sumber : data primer
Tabel. 4 : Hasil Analisis Algoritma Kejadian Malaria Positif
di Wilayah Kerja Puskesmas Mapane Kabupaten
Poso Tahun 2007
B df Sig. Exp(B) 95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1(a) Sakit Kepala 3.395 1 .000 29.830 9.555 93.121
Constant -6.327 1 .000 .002
Step 2(b) Menggigil 2.376 1 .000 10.766 3.206 36.150
Sakit Kepala 3.499 1 .000 33.096 9.066 120.825
Constant -9.666 1 .000 .000
Step 3(c) Demam 2.164 1 .001 8.705 2.571 29.475
Menggigil 2.429 1 .000 11.343 3.036 42.377
Sakit Kepala 3.227 1 .000 25.200 6.476 98.065
Constant -12.220 1 .000 .000
Step 4(d) Demam 2.754 1 .000 15.700 3.605 68.370
Menggigil 1.859 1 .011 6.416 1.519 27.091
Sakit Kepala 2.762 1 .000 15.833 4.058 61.780
Nyeri sendi/otot 2.165 1 .004 8.719 1.983 38.331
Constant -14.537 1 .000 .000
Sumber : data primer
Tabel. 4 : Hasil Analisis Algoritma Kejadian Malaria Positif di
Wilayah Kerja Puskesmas Mapane Kabupaten
Poso Tahun 2007

Step 5(e) Demam 2.207 1 .005 9.091 1.958 42.201

Menggigil 1.638 1 .042 5.146 1.059 25.014


Sakit Kepala 2.362 1 .002 10.614 2.373 47.480
Nyeri sendi/otot 2.963 1 .002 19.356 3.074 121.898
Riwayat Keluarga 2.837 1 .012 17.068 1.877 155.185

Constant -18.931 1 .000 .000

Step 6(f) Demam 2.164 1 .014 8.703 1.561 48.525

Menggigil 1.948 1 .030 7.017 1.207 40.804


Sakit Kepala 2.492 1 .001 12.089 2.617 55.848
Nyeri sendi/otot 3.761 1 .003 42.987 3.632 508.744
Mual 2.436 1 .038 11.423 1.150 113.482
Riwayat Keluarga 3.675 1 .009 39.432 2.497 622.659

Constant -26.384 1 .000 .000

Sumber : data primer


Tabel 5 .Sensitivitas, Spesifisitas, Nilai Duga Positif dan
Nilai Duga Negatif dari Kombinasi 5 Gejala
Malaria dan 1 faktor eksternal terhadap Kejadian
Malaria di Puskesmas Mapane Kabupaten Poso
tahun 2007
Predicted Nilai Duga
Observed Malaria Sensitivitas/
Positif Negatif
Positif Negatif Spesifisitas
Step 1 Malaria Positif 75 22 77.3 94,9 61,4
Negatif 4 35 89.7
Overall Percentage 80.9
Step 2 Malaria Positif 94 3 96.9 83,1 87,0
Negatif 19 20 51.3
Overall Percentage 83.8
Step 3 Malaria Positif 89 8 91.8 90,8 78,9
Negatif 9 30 76.9
Overall Percentage 87.5
Tabel 5 .Sensitivitas, Spesifisitas, Nilai Duga Positif dan Nilai Duga Negatif dari
Kombinasi 5 Gejala Malaria dan 1 faktor eksternal terhadap Kejadian
Malaria di Puskesmas Mapane Kabupaten Poso tahun 2007

Step 4 Malaria Positif 91 6 93.8 91,0 83,3


Negatif 9 30 76.9
Overall Percentage 89.0
Step 5 Malaria Positif 91 6 93.8 95,8 85,4
Negatif 4 35 89.7
Overall Percentage 92.6
Step 6 Malaria Positif 93 4 95.9 94,9 89,5
Negatif 5 34 87.2
Overall Percentage 93.4
Sumber : data primer

Keterangan :
Step 1 : Sakit Kepala
Step 2 : Sakit Kepala + Menggigil
Step 3 : Sakit Kepala + Menggigil + Demam
Step 4 : Sakit Kepala + Menggigil + Demam + Nyeri Sendi
Step 5 : Sakit Kepala + Menggigil + Demam + Nyeri Sendi + Riwayat Keluarga
Step 6 : Sakit Kepala + Menggigil + Demam + Nyeri Sendi + Riwayat Keluarga + Mual
B. PEMBAHASAN
 Salah satu aspek dalam program pemberantasan malaria
adalah penemuan penderita dini dan pengobatan cepat (early
diagnosis and prompt treatment) untuk memutuskan rantai
penularannya. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu cara
untuk mendapatkan diagnosis yang mudah dan akurat yang
dapat diimplementasikan dalam program
pemberantasan/pengobatannya dan mendapatkan pengobatan
kalau sakit.

 Tersangka malaria yang masuk ke dalam penelitian ini


sebanyak 136 orang yang didapat sebagian besar dengan cara
PCD (Passive Case Detection) dimana penderita mendatangi
puskesmas untuk memeriksakan diri .Hal ini menunjukkan
tingkat kesadaran masyarakat tinggi untuk memeriksakan diri
ke pelayanan kesehatan jika sudah mengalami gejala- gejala
malaria. Dari tersangka malaria'Uidapatkan hasil pemeriksaan
positif plasmodium sebanyak 71.32% atau lebih dikenal dengan
SPR =71.32%.
 Hasil Pemeriksaan apusan darah penderita
tersangka Malaria sebagian besar adalah
Plasmodium Vivax ( 96.91%). Hal ini karena
letak geografis Puskesmas Mapane. terletak
di perairan Teluk Tomini dan bagian lainnya
terletak dikawasan hutan dan lembah
pegunungan kecamatan Poso Pesisir.
 Kelompok umur terbanyak tersangka malaria
yang terbukti positif Malaria secara
mikroskopis adalah umur 5-15 tahun , yaitu
anak-anak usia sekolah.
 Penelitian ini memberikan hubungan yang bermakna dengan gejala
Klinis demam , menggigil, sakit kepala, dan nyeri sendi. Demam
disebabkan oleh pecahnya skizon dalam sel darah merah yang telah
matang dan masuknya morozoit darah ke dalam aliran darah.Pada
Plasmodium vivax, skizon dari tiap generasi menjadi matang setiap
48 jam sekali sehingga timbul demam setiap hari ketiga terhitung dari
serangan demam sebelumnya.
 Menggigil terjadi setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan keluar
zat-zat antigenik yang menimbulkan menggigil-dingin. Gejala yang
timbul karena kompensasi tubuh terhadap timbulnya demam.Sensasi
ini timbul dengan ciri penurunan suhu tubuh relatif terhadap suhu
lingkungan sehingga yang mengalami gejala ini merasa kedinginan
yang sangat.
 Sakit kepala adalah gejala yang cukup bermakna secara bivariat
dengan hasil pemeriksaan mikroskopis malaria p= 0.000 < a 0.05.
Hasil uji multivariat setelah dimasukkan pada metode forward
stepwise, variabel sakit kepala tetap mempunyai nilai yang bermakna
dari step 1 sampai step 5 p= 0.000 < a 0.05, memiliki batas atas dan
bawah pada tingkat kepercayaan 95% > 1.
 Sakit kepala merupakan manifestasi dari adanya perlekatan sel
darah merah yang terinfeksi pada endotel pembuluh darah otak
yang meningkat akibat adanya TNF-a(Abbas,1997 dalam Tuti,
2000). Keluhan sakit kepala merupakan gejala terbanyak pada
penelitian tentang gejala klinis malaria di daerah Banjarnegara
yaitu sebesar 89,2%.9
 Nyeri sendi disebabkan karena adanya histamine release juga
TNF-a yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh, dan
berakibat adanya sensasi nyeri pada sendi.
 Algoritma dihasilkan dari kombinasi gejala Minis yang
memberikan nilai kemaknaan secara statistik. Kombinasi gejala
klinis yang paling tinggi adalah demam + menggigil + sakit
kepala+nyeri sendi. Kombinasi gejala malaria sakit kepala,
menggigil, demam, dan nyeri sendi memiliki sensitivitas sebesar
91.0 %, penderita tanpa gejala tersebut kemungkinan tidak
menderita malaria sebesar 83.3% (spesifisitas), dan ada
kemungkinan sebesar 93.8 % penderita dengan gejala sakit
kepala, menggigil, demam, dan nyeri sendi untuk benar-benar
sakit malaria, sedangkan penderita tanpa ke empat gejala
tersebut kemungkinan untuk tidak menderita malaria sebesar
76.9 %.
 Algoritma malaria yang dihasilkan merupakan
hasil dari spesifik area, antara daerah endemis
yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda,
seperti diare pada balita (Tim Tim), nyeri otot dan
pegal pada orang dewasa di Papua
 Keterbatasan penelitian ini adalah pada desain
cross sectional hanya melihat gejala sebagai
variabel prediktor untuk menguji hubungannya
dengan penyakit malaria dalam satu waktu
sehingga tidak dapat diyakinkan sebagai gejala
yang bermanifestasi adanya infeksi kuman
malaria, dan gejala klinis malaria merupakan data
subyektif yang tidak dapat diukur sering tumpang
tind/h dengan gejala penyakit lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, yang
mengacu pada rumusan masalah dan hipotesis penelitiaan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
 Gejala dan tanda klinis Malaria yang berhubungan secara
bermakna dengan hasil pemeriksaan mikroskopis Malaria
adalah demam, menggigil, sakit kepala, nyeri sendi dan
riwayat keluarga.
 Kombinasi gejala klinis demam+menggigil+sakit
kepala+nyeri sendi+mual berhubungan dengan hasil
pemeriksaan mikroskopis Malaria sehingga dapat
menyusun algoritma Malaria diwilayah kerja Puskesmas
Mapane.Faktor eksternal riwayat keluarga atau orang
disekitar penderita mengalami keluhan yang sama
memperkuat Algoritma Malaria
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut :
 Algoritma Malaria dapat dijadikan alternatif
penegakan diagnosis Malaria didaerah yang
mempunyai keterbatasan sarana pelayanan
laboratorium pemeriksaan mikroskopis
Malaria.
 Dibuat penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan riwayat keluarga terhadap kejadian
Malaria.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi