Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SKENARIO C BLOK 15
Budi, a boy, 13 month, was hospitalized due to diarrhea. Four days before
admission, the patient had non projectile vomiting 8 times a day. He vomited what
he ate. Three days before admission the patient got diarrhea 8 times a day around
half glass in every defecation, there was no blood and mucous/pus in it. The
frequency of vomiting decreased. But two days before admission the patient got
bloody stool 12 times a day around quarter glass in every defecation. The vomiting
stopped. Along those 4 days, he drank eagerly and was given ORS (Oral Rehidration
Solution). He also got mild fever. Yesterday, he looked worsening, lethargy, didn’t
want to drink, still had diarrhea but no vomiting. The amount of urination in 8 hours
ago was less than usual. Budi’s family lives in slum area.
Physical Examination
Patient looks severely ill, compos mentis but weak (lethargic), BP 70/50 mmHg,
RR 38x/m, HR 144x/m regular but weak, body temperature 38,9oC, BW 10 kg,
BH 75 cm.
Head: Sunken fontanella, sunken eye, no tears drop, and dry mouth.
Thorax: Similar movement on both side, retraction (-/-), vesicular breath sound,
normal heart sound.
Abdomen: Flat, shuffle, bowel sound increases. Liver is palpable 1 cm below
arcus costa and xiphoid processus, spleen un-palpable. Pinch the skin of the
abdomen: very slowly (longer than 2 seconds). Redness skin surrounding anal
orifice.
Extremities: cold hand and feet.
Laboratory Examination
Hb: 12,8 g/dl, WBC 20.000/mm3, differential count 0/1/2/83/20/4.
Urine Routine
Macroscopic: yellowish colour,
Microscopic: WBC (-), RBC (-), protein (-), keton bodies (+).
Faeces Routine
Macroscopic: water more than waste material, blood (+), mucous (+).
WBC: 20/HPF, RBC Full, bacteria (++), Entamoeba coli (+), fat (+).
KLARIFIKASI ISTILAH
No. Istilah Pengertian
1. Diarrhea - Pengeluaran tinja berair yang berkali-kali yang tidak normal. (Dorland)
- Keluarnya (konsistensi) tinja yang lunak atau cair dengan frekuensi ≥ 3x
perhari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. (WHO)
2. Lethargy Penurunan tingkat kesadaran, ditandai dengan lesu, mengantuk, dan apatis; Keadaan
tidak acuh. (Dorland)
3. Sunken Soft spot on a baby skull with a noticeable inward curve. (Healthline)
fontanella
4. Sunken eye Mata cekung yang merupakan tanda dehidrasi.
5. Non Muntahan yang tidak ditandai dengan semburan muntahan yang sangat kuat.
projectile (Dorland)
vomiting
6. Vomiting Pengeluaran paksa isi lambung dari perut hingga keluar melalui mulut.
IDENTIFIKASI MASALAH
No. Topik Kesesuaian Concern
1. Budi, a boy, 13 month, was hospitalized due to diarrhea. Yesterday, he Tidak Sesuai ***
looked worsening, lethargy, didn’t want to drink, still had diarrhea but no
vomiting. The amount of urination in 8 hours ago was less than usual.
Budi’s family lives in slum area.
2. Four days before admission, the patient had non projectile vomiting 8 times Tidak Sesuai **
a day. He vomited what he ate. Three days before admission the patient got
diarrhea 8 times a day around half glass in every defecation, there was no
blood and mucous/pus in it. The frequency of vomiting decreased.
3. Two days before admission the patient got bloody stool 12 times a day Tidak Sesuai **
around quarter glass in every defecation. The vomiting stopped.
4. Along those 4 days, he drank eagerly and was given ORS (Oral Tidak *
Rehidration Solution). He also got mild fever. Sesuai
Patient looks severely ill, compos mentis but weak (lethargic), BP 70/50
mmHg, RR 38x/m, HR 144x/m regular but weak, body temperature 38,9oC,
BW 10 kg, BH 75 cm.
Head: Sunken fontanella, sunken eye, no tears drop, and dry mouth.
Urine Routine
Microscopic: WBC (-), RBC (-), protein (-), keton bodies (+).
Faeces Routine
Diare peningkatan sekresi cairan dan menuruan absorbsi hilang nutrisi dan elektrolit
dehidrasi gangguan kesadaran lethargi
c. Bagaimana hubungan jenis kelamin, usia, dan tempat tinggal dengan diare pada kasus?
Tempat tinggal : Higiene-sanitasi buruk dapat berakibat masuknya bakteri secara berlebihan ke
dalam usus, sehingga mengalahkan pertahanan tubuh normal dan akan mengakibatkan tumbuhnya
bakteri ataupun infeksi virus.
Usia : Perbedaan jumlah flora normal terjadi karena saluran pencernaan awalnya steril dan flora
normal saluran cerna berkembang beberapa bulan awal kehidupan. Pada neonatus, produksi
beberapa enzim pencernaan belum berkembang sempurna, misalnya produksi lipase oleh
pankreas.
Jenis Kelamin : Laki-laki yang menderita diare lebih banyak dari pada perempuan dengan
perbandingan 1,5:1 (anak laki-laki sebesar 60 % dan anak perempuan sebesar 40%).
d. Apa indikasi keluhan yang membuat Budi harus dirawat di rumah sakit?
Pasien diare dengan dehidrasi berat
Pasien diare dengan dehidrasi sedang tetapi tidak bisa di berikan cairan oral
e. Apa makna klinis dari jumlah urin yang berkurang pada 8 jam lalu?
f. Bagaimana tatalaksana awal yang tepat untuk Budi?
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS DIARE (Lima
Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi
WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus
serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi akibat
diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun program LINTAS DIARE yaitu:
• Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
• Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
• Teruskan pemberian ASI dan Makanan
• Antibiotik Selektif
• Nasihat kepada orang tua/pengasuh
2. Four days before admission, the patient had non projectile vomiting 8 times a day.
He vomited what he ate. Three days before admission the patient got diarrhea 8 times
a day around half glass in every defecation, there was no blood and mucous/pus in it.
The frequency of vomiting decreased.
Infeksi Bakteri Mengeluarkan sitotoksin Terjadi iritasi pada gaster dan usus halus
Terjadi gerakan antiperistaltik yang kuat Rangsangan pada pusat muntah Muntah
Pada kasus Budi, gejala muntahnya turun akibat bakteri yang menginfeksi saluran
pencernaan atas (duodenum) telah mencapai bagian distal dari usus reseptor vagal untuk
menugaskan mekanisme muntah berkurang, sehingga menyebabkan lama kelamaan muntah
menjadi menurun, sedangkan diare menjadi lebih dominan.
c. Apa hubungan diare dengan muntah?
Budi mengalami muntah-muntah karena pada awalnya bakteri Shigella menginfeksi mukosa lambung
dengan enterotoxin. Akibatnya, ujung-ujung saraf yang menstimulasi muntah terangsang dan
terjadilah muntah. Demikian halnya juga terjadi muntah saat enterotoxin ini mengiritasi mukosa
duodenum. Jadi, muntah sebagai bagian dari pertahanan tubuh untuk mengeliminasi mikroorganisme
penginfeksi untuk keluar dari lambung dan duodenum (GIT atas). Enterotoksin juga akan
meningkatkan aktifitas cAMP sehingga terjadi hipersekresi usus (diare sekresi).
e. Apa makna klinis tidak ada darah dan mucus/pus pada feses?
Ulkus belum mengiritasi sampai ke lapisan pembuluh darah
3. Two days before admission the patient got bloody stool 12 times a day around
quarter glass in every defecation. The vomiting stopped.
a. Apa makna klinis dari feses berdarah?
Terjadi nekrosis sel epitel mukosa sehingga terbentuk ulkus kecil yang melebar sehingga
menyebabkan eritrotit dan plasma keluar ke lumen usus.
BW 10 kg, BH 75 cm
Head: sunken frotanella, Dehidrasi
sunken eye, no tears
drop, and dry mouth. Kehilangan cairan
menyebabkan haus,
berat badan berkurang,
mata cekung, lidah
kering, tulang pipi
menonjol, turgor kulit
menurun, serta suara
serak. Keluhan dan
gejala ini di- sebabkan
deplesi air yang
isotonik
Normal
Urine Kuning Normal
2. Pemeriksaan Fisis
Periksa keadaan umum, kesadaran, tanda vital, dan berat badan;
Selidiki tanda-tanda dehidrasi: rewel/gelisah, letargis/kesadaran berkurang, mata cekung, cubitan kulit perut
kembali lambat (turgor abdomen), haus/minum lahap, malas/tidak dapat minum, ubun-ubun cekung, air mata
berkurang/tidak ada, keadaan mukosa mulut;
Tanda-tanda ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit: perut kembung akibat hipokalemia, kejang akibat
gangguan natrium, napas cepat dan dalam akibat asidosis metabolik.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja, namun tidak rutin dilakukan, kecuali ada tanda-tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan
amubiasis, mikroskopis, maupun kimiawi;
Dehidrasi berat: elektrolit serum, analisis gas darah, nitrogen urea, kadar gula darah.
9. Apa saja diagnosis banding pada kasus?
Turgor + + +
Merah di + + +
sekitar anus
10. Apa saja komplikasi penyakit pada kasus?
Komplikasi shigelosis berat menjadi fatal adalah perforasi usus, megakolon toksik, prolapsus
rekti, kejang, anemia septik, sindrom hemolitik uremia, dan hiponatremi.