Vous êtes sur la page 1sur 15

ATONIA UTERI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4


PENGERTIAN

Atonia uteri didefinisikan sebagai suatu kondisi kegagalan uterus dalam


berkontraksi dengan baik setelah persalinan, sedangkan atonia uteri juga di
defisinikan sebagai tidak adanya kontraksi uterus segera setelah plasenta lahir.
ETIOLOGI
• Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan factor predisposisi
(penunjang) seperti :
1. Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidroamnion, atau paritas
tinggi
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus lama/ partus terlantar
5. Manultrisi
6. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta misalnya plasenta belum
terlepas dari dinding uterus.
Pendarahan
pervaginam

Terdapat Tanda Konsistansi


tanda- dan Rahim
tanda syok lunak
gejala
a) nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau
lebih)
b) tekanan darah sangat rendah : tekanan
sistolik < 90 mmHg
c) pucat
d) keriangat/ kulit terasa dingin dan lembap Fundus
e) pernafasan cepat frekuensi30 kali/ menit uteri naik
atau lebih
f) gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran
g) urine yang sedikit ( < 30 cc/ jam)
PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAAN
1. kenali dan tegakan diagnosis kerja atonia uteri
2. masase uterus, berikan oksitosin dan ergometrin intravena, bila ada perbaikan dan perdarahan
berhenti, oksitosin dilanjutkan perinfus.
3. Bila tidak ada perbaikan dilakukan kompresi bimanual, dan kemudian dipasang tampon uterovaginal
padat. Kalau cara ini berhasil, dipertahankan selama 24 jam.
4. Kompresi bimanual eksternal, menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling
mendekatkan kedua belah telapak tangan yang melingkupi uterus.
5. Kompresi bimanual internal, uterus ditekan diantara telapak tangan pada dinding abdomen dan
tinju tangan dalam vagina untuk menjepit pembuluh darah didalam miometrium (sebagai pengganti
. mekanisme kontraksi).
6. Kompresi aorta abdominalis, raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri,
7. Dalam keadaan uterus tidak respon terhadap oksitosin/ergometrin, bisa dicoba prostaglandin F2a
.. (250 mg) secara intramuskular atau langsung pada miometrium (transabdominal). Bila perlu .
.. pemberiannya dapat diulang dalam 5 menit dan tiap 2 atau 3 jam sesudahnya.
8. Laparotomi
9. Bila tidak berhasil, histerektomi adalah langkah terakhir.
ASKEP ATONIA UTERI
• 1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian yang benar dan terarah akan
mempermudah dalam merencanakan tindakan dan evaluasi dari tidakan yang dilakasanakan. Pengkajian
dilakukan secara sistematis, berisikan informasi subjektif dan objektif dari klien yang diperoleh dari
wawancara dan pemeriksaan fisik
• A. Anamnesa
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan lain – lain.
2. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir,
kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea
berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit
keturunan hemopilia dan penyakit menular.
• 3. Riwayat obstetrik
a) Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu haid,
HPHT
b) Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil
c) Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
1) Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasenta.
2) Riwayat persalinan meliputi:Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada
kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir.
3) Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu
saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi
d) Riwayat Kehamilan sekarang
1) Hamil muda, keluhan selama hamil muda
2) Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan,
peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain
3) Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat Pola aktifitas sehari-hari.
• B. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a.) Mulut : bibir pucat
b.) Payudara : hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris
c.) Abdomen : terdapat pembesaran abdomen
d.) Genetalia : terdapat perdarahan pervaginam
e.) Ekstremitas : dingin
2. Palpasi
a.) Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri tekan, perut teraba tegang,
messa pada adnexa.
b.) Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.
3. Auskultasi
a.) Abdomen : bising usus (+), DJJ (-)
4. Perkusi
a.) Ekstremitas : reflek patella + / +
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah :


1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang berlebihan
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovelemia
3. Ansietas berhungan dengan krisis situasi, ancaman perubahan pada status kesehatan atau
kematian, respon fisiologis
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, Stasis cairan tubuh,
penurunan Hb
5. Resiko tinggi terhadap nyeri berhubungan dengan trauma/ distensi jaringan
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan atau tidak mengenal sumber
informasi
INTERVENSI
• 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang berlebihan
• Intervensi :
• - Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran, perhatikan faktor-faktor penyebab atau
pemberat pada situasi hemoragi (misalnya laserasi, fragmen plasenta tertahan, sepsis, abrupsio plasenta,
emboli cairan amnion atau retensi janin mati selama lebih dari 5 minggu)
• Rasional : Membantu dalam membuat rencana perawatan yang tepat dan memberikan kesempatan untuk
mencegah dan membatasi terjadinya komplikasi.
• - Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan; timbang dan hitung pembalut, simpan bekuan dan jaringan
untuk dievaluasi oleh perawat.
• Rasional : Perkiraan kehilangan darah, arteial versus vena, dan adanya bekuan-bekuan membantu membuat
diagnosa banding dan menentukan kebutuhan penggantian.
• - Kaji lokasi uterus dan derajat kontraksilitas uterus. Dengan perlahan masase penonjolan uterus dengan
satu tangan sambil menempatkan tangan kedua diatas simpisis pubis.
• Rasional : Derajat kontraktilitas uterus membantu dalam diagnosa banding. Peningkatan kontraktilitas
miometrium dapat menurunkan kehilangan darah.
INTERVENSI
• Intervensi :
• - Perhatikan Hb/Ht sebelum dan sesudah kehilangan darah. Kaji status nutrisi, tinggi dan berat
badan.
• Rasional : Nilai bandingan membantu menentukan beratnya kehilangan darah. Status yang ada
sebelumnya dari kesehatan yang buruk meningkatkan luasnya cedera dari kekurangan oksigen.
• - Pantau tanda vital; catat derajat dan durasi episode hipovolemik.
• Rasional : Luasnya keterlibatan hipofisis dapat dihubungkan dengan derajat dan durasi hipotensi.
Peningkatan frekuensi pernapasan dapat menunjukan upaya untuk mengatasi asidosis metabolik.
• - Perhatikan tingkat kesadaran dan adanya perubahan prilaku.
• Rasional : Perubahan sensorium adalah indikator dini dari hipoksia, sianosis, tanda lanjut dan mungkin
tidak tampak sampai kadar PO2 turun dibawah 50 mmHg.
• - Kaji warna dasar kuku, mukosa mulut, gusi dan lidah, perhatikan suhu kulit.
• Rasional : Pada kompensasi vasokontriksi dan pirau organ vital, sirkulasii pada pembuluh darah perifer
diperlukan yang mengakibatkan sianosis dan suhu kulit dingin.
4. Implementasi
• Setelah rencana tindakan perawatan tersusun, selanjutnya rencana tindakan tersebut dilaksanakan
sesuai dengan situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan
tindakan, perawat dapat langsung melaksanakan kepada orang lain yang dipercaya di bawah
pengawasan orang yang masih seprofesi dengan perawat. (Nursalam, 2001 : 63)

5. Evaluasi
• Evaluasi dari proses keperawatan adalah nilai hasil yang diharapkan dimasukkan kedalam SOAP
terhadap perubahan perilaku pasien. Untuk mengetahui sejauh mana masalah pasien dapat diatasi,
disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai (Nursalam, 2001 : 71).
KESIMPULAN

• Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus / kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak
mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta
lahir. Perdarahan oleh karena atonia uteri dapat dicegah dengan:
• Melakukan secara rutin manajemen aktif kala III pada semua wanita yang bersalin karena hal ini
dapat menurunkan insiden pendarahanpasca persalinan akibat atonia uteri.Pemberian
misoprostol peroral 2 – 3 tablet (400 – 600 µg) segera setelah bayi lahir. Regangan rahim
berlebihan karena gemeli, polihibramnion, atau anak terlalu besar. Kelelahan karena persalinan
lama atau persalina kasep. Kehamilan grande-multipara. Ibu dengan keadaan umum yang jelek,
anemis, atau menderita penyakit menahun. Mioma uteri yang menggangu kontraksi rahim.
Infeksi intrauterin (korioamnionitis). Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi