Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Disusun Oleh :
Alviana Rukmala Dewi P27820117041
Ika Aprilia Damayanti P27820117044
Cintia Mutiara Nanda P27820117045
Arwanti Wardani P27820117048
Theasya Yasinta M P27820117054
Sindya Lestari A. P27820117057
Ayu Anggraeni P27820117059
Aisyah Dewi Fortuna P27820117071
Pratiwi Mawardani P27820117074
Alvan Yacob F P27820117078
Asfiksia
03
Faktor Tali Pusat
• Lilitan tali pusat
! faktor-faktor resiko yang berpotensi
menimbulkan asfiksia.
• Tali pusat pendek • Bicarakan dengan ibu dan keluarga bila
• Simpul tali pusat ada risiko asfiksia dan memerlukan
• Prolapsus tali pusat tindakan resusitasi.
• Harus selalu siap melakukan resusitasi
saat pertolongan persalinan.
Patofisiologi dan Gambaran Klinis
3 Kejang
4 Penurunan Kesadaran
Resusitasi
Resusitasi merupakan sebuah upaya
menyediakan oksigen ke otak, jantung dan
organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan
yang meliputi pemijatan jantung dan menjamin
ventilasi yang adekuat.
Tindakan ini merupakan tindakan kritis
yang dilakukan oleh perawat Kompeten pada
saat terjadi kegawat daruratan terutama pada
sistem pernafasan dan sistem kardiovaskuler.
Kondisi Bayi Yang Memerlukan Resusitasi
Ada 5 pertanyaan yang menentukan apakah resusitasi dibutuhkan :
Apakah Janin
Cukup Bulan ? A
Apakah Bayi Bernafas
Atau Menangis ? B Apakah air ketuban bayi
C bersih dari mekonium ?
1. Pengertian :
Resusitasi Bayi Baru Lahir adalah tindakan untuk menangani
bayi baru lahir.
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir
2. Tujuan :
Melancarkan Pernafasan Bayi Baru Lahir
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
3. Alat dan Bahan :
Alat
• Tempat resusitasi datar , rata, bersih, kering dan hangat
• Handuk/kain bersih dan kering (3 biji) untuk mengeringkan &
menutup tubuh dan kepala bayi dan untuk ganjal bahu di
gulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur
posisi kepala bayi.
• Balon sungkup dengan katup pengatur tekanan
• Tabung oksigen lengkap dengan regulator
• Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi 60 cm.
• Stetoskop
• Bengkok
Bahan :
• Alat penghisap lendir De Lee DTT
• Kasa DTT/Steril
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
4. Persiapan Resusitasi
Persiapan Keluarga Persiapan Tempat Resusitasi
Sebelum menolong persalinan, Persiapan yang diperlukan meliputi ruang
bicarakan dengan keluarga bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan
mengenai kemungkinan yang ruangan yang hangat dan terang. Tempat
dapat terjadi pada ibu & bayinya resusitasi hendaknya rata, keras, bersih &
serta persiapan yang dilakukan kering, misalnya meja, dipan atau di atas
oleh penolong untuk membantu lantai beralas tikar. Kondisi yang rata
kelancaran persalinan dan diperlukan untuk mengatur posisi kepala
melakukan tindakan yang bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat
diperlukan sumber pemanas (misalnya; lampu sorot)
dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau
pintu yang terbuka). Nyalakan lampu
menjelang kelahiran bayi.
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
LANGKAH AWAL
Jika dengan balon karet penghisap lakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Tekan bola di luar mulut dan hidung
b) Masukkan ujung pengisap di mulut dan lepaskan tekanan pada bola (lendir
akan terisap)
c) Untuk hidung, masukkan di lubang hidup sampai cuping hidung dan lepaskan
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
LANGKAH AWAL
5. Keringkan bayi dengan sedikit tekanan & gosok dada/perut/punggung
bayi sebagai rangsangan taktil untuk merangsang pernafasan.
a) Menepuk atau menyentil telapak kaki.
b) Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak
tangan. Berbagai bentuk rangsangan taktil yang dulu pernah dilakukan,
sebagian besar tak di lakukan lagi karena membahayakan kondisi bayi
baru lahir. Rangsangan yang kasar, keras atau terus menerus, tidak akan
banyak menolong & malahan dapat membahayaka bayi.
Ganti kain yang basah dengan kain yang bersih dan kering. Selimuti
bayi dengan kain kering. Biarkan muka dan dada terbuka.
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
LANGKAH AWAL
6. Atur kembali posisi kepala dan selimuti bayi :
a) Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru
b) Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan dada
agar pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan.
c) Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi).
7. Nilai kembali usaha nafas
a) Bila menangis kuat/bernafas spontan lakukan Asuhan Bayi Baru Lahir
b) Bila bayi bernapas normal: lakukan asuhan pasca resusitasi
c) Bila tetap tidak bernafas /megap megap lakukan ventilasi.
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
VENTILASI
8. Mulai ventilasi
a) Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa bayi mengalami masalah sehingga
perlu dilakukan tindakan resusitasi
b) Minta ibu dan keluarga memahami upaya ini dan minta mereka ikut
membantu (pengawasan ibu dan pertolongan bagi bayi baru lahir dengan
asfiksia)
9. Ventilasi dikerjakan dengan menggunakan balon sungkup
10. Sisihkan kain yang menutup bagian dada agar penolong dapat menilai
pengembangan dada bayi waktu dilakukan peniupan udara
11. Uji fungsi balon dan sungkup dengan jalan menekan balon sambil men
ahan corong sungkup
12. Pasang sungkup menlingkupi hidung, mulut, dan dagu (perhatikan perl
ekatan sungkup dan daerah mulut bayi)
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
VENTILASI PERCOBAAN
1. Tekan balon untuk mengalirkan udara (20 cm air) ke jalan nafas bayi
a) Perhatikan gerakan dinding dada
1) Naiknya dinding dada mencerminkan mengembangnya paru dan udara
masuk dengan baik
2) Bila dinding dada tidak naik/tidak mengembang maka periksa kembali :
• Kemungkinan kebocoran perlekatan sungkup dan hidung
• Posisi kepala dan jalan napas
• Sumbatan jalan napas
b) Lakukan koreksi dan ulangi ventilasi percobaan
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
VENTILASI DIFINITIF
2. Setelah ventilasi percobaan berhasil maka lakukan ventilasi definitif dengan jalan
menekan balon ventilasi dengan frekuensi 20 kali dalam waktu 30 detik. Nilai hasil
ventilasi (pernapasan setiap 30 detik)
3. Lakukan penilaian ventilasi dan lanjutkan tindakan
a) Jika setelah 30 detik pertama bayi mengangis kuat dan bergerak aktif maka selimuti bayi dan
serahkan pada ibunya untuk menjaga kehangatan tubuh dan inisiasi menyusui dini
b) Jika setelah 30 detik pertama bayi belum bernapas spontan atau megap-megap maka lanjutk
an tindakan ventilasi
c) Jika bayi mulai bernapas tetapi disertai dengan tarikan & retraksi berikan ventilasi
4. Jika bayi belum bernapas spontan atau megap-megap, lanjutkan ventilasi 20 kali
dalam 30 detik selanjutnya dan lakukan penilaian ulang lihat langkah 16 a-c
a) Bayi tidak bernapas dan telah di ventilasi lebih dari 2 menit maka siapkan rujukan
b) Hentikan resusitasi sesudah 10 menit bayi tidak bernapas dan tidak ada denyut jantung
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
TINDAKAN PASCA RESUSITASI
5. Bila Resusitasi Berhasil :
Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur, warna kulitnya kembali
normal yang kemudian diikuti dengan perbaikan tonus otot atau bergerak
aktif. Lanjutkan dengan asuhan berikutnya. Melanjutkan penatalaksanaa
n aktif persalinan kala tiga sesuai penuntun persalinan normal.
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
TINDAKAN PASCA RESUSITASI
5. Bila Resusitasi Berhasil :
a) Konseling :
• Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang hasil resusitasi yang telah
dilakukan. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan.
• Ajarkan ibu cara menilai pernapasan dan menjaga kehangatan tubuh bayi
Bila ditemukan kelainan, segera hubungi penolong.
• Anjurkan ibu segera memberi ASI kepada bayinya. Bayi dengan ganggua
n nafas perlu banyak energi. Pemberian ASI segera, dapat memasok
energi yang dibutuhkan.
• Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayi (asuhan dengan
metode Kangguru).
• Jelaskan pada ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya
bayi baru lahir dan bagaimana memperoleh pertolongan segera bila
terlihat tanda tersebut pada bayi.
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
TINDAKAN PASCA RESUSITASI
5. Bila Resusitasi Berhasil :
b) Lakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk :
• Anjurkan ibu menyusukan sambil membelai bayinya
• Berikan Vitamin K, antibiotik salep mata, imunisasi hepatitis B
c) Lakukan pemantuan seksama terhadap bayi pasca resusitasi selama 2 jam
pertama :
• Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernapas pada bayi :
• Tarikan interkostal, napas megap-megap, frekuensi napas ±60x/menit.
• Bayi kebiruan atau pucat.
• Bayi lemas.
• Pantau juga bayi yang tampak pucat walaupun bernapas normal.
d) Jagalah agar bayi tetap hangat dan kering.
• Tunda memandikan bayi hingga 6 – 24 jam setelah lahir (perhatikan
temperatur tubuh telah normal dan stabil).
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
TINDAKAN PASCA RESUSITASI
6. Bila Perlu Rujukan:
a) Melakukan konseling untuk merujuk bayi serta ibu dan keluarga
1) Jelaskan kepada ibu apa yang terjadi, apa yang Anda lakukan dan
mengapa
2) Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
3) Teruskan ventilasi selama mempersiapkan rujukan
4) Catat keadaan bayi pada formulir rujukan dan rekam medik persalinan
b) Melanjutkan resusitasi ventilasi, nilai ulang napas dan nilai denyut jantung.
Jika dipastikan denyut jantung bayi tidak terdengar, ventilasi 10 menit.
Hentikan resusitasi jika denyut jantung tetap tidak terdengar, jelaskan
kepada ibu dan berilah dukungan kepadanya serta lakukan pencatatan.
Bayi yang mengalami henti jantung 10 menit kemungkinan besar
mengalami kerusakan otak yang permanen.
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
TINDAKAN PASCA RESUSITASI
6. Bila Perlu Rujukan:
c) Memantau tanda bahaya
d) Mencegah hipotermi
e) Memberikan vitamin Kl
f) Mencegah infeksi
g) Melakukan pencacatan dan pelaporan kasus
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
TINDAKAN PASCA RESUSITASI
7. Bila Resusitasi Tidak berhasil:
a) Dukungan moral. Bicaralah dengan ibu dan keluarganya bahwa tindakan
resusitasi dan rencana rujukan yang telah didiskusikan sebelumnya ternyata
belum memberi hasil seperti yang diharapkan
b) Melakukan konseling pada ibu dan keluarga
c) Memberikan petunjuk perawatan payudara
d) Payudara ibu akan mengalami pembengkakan dalam 2-3 hari. Mungkin juga tim
bul rasa demam selama 1 atau 2 hari. Ibu dapat mengatasi pembengkakan pay
udara dengan cara sebagai berikut:
a) Gunakan BH yang ketat atau balut payudara dengan sedikit tekanan
menggunakan selendang /kemben/kain sehingga ASI tidak keluar.
b) Jangan memerah ASI atau merangsang payudara.
e) Asuhan tindak lanjut : kunjungan ibu nifas
f) Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
TINDAKAN PASCA RESUSITASI
8. Lakukan dekontaminasi seluruh peralatan yang telah digunakan
a) Penghisap lender direndam setelah dibilas dengan larutan klorin 0,5%
dengan semprit
b) Seka sungkup dengan larutan klorin 0,5%
c) Rendam kain ganjal dan pengering tubuh bayi dengan air detergen
DOKUMENTASI TINDAKAN RESUSITASI
9. Catat secara rinci :
a) Kondisi saat lahir
b) Tindakan untuk memulai pernapasan
c) Waktu antara lahir dengan tindakan langkah awal dan ventilasi
SOP RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TINGKAT PONED
5. Prosedur Kerja
TINDAKAN PASCA RESUSITASI
5. Bila Resusitasi Tidak berhasil:
a) Dukungan moral. Bicaralah dengan ibu dan keluarganya bahwa tindakan
resusitasi dan rencana rujukan yang telah didiskusikan sebelumnya ternyata
belum memberi hasil seperti yang diharapkan
b) Melakukan konseling pada ibu dan keluarga
c) Memberikan petunjuk perawatan payudara
d) Payudara ibu akan mengalami pembengkakan dalam 2-3 hari. Mungkin juga tim
bul rasa demam selama 1 atau 2 hari. Ibu dapat mengatasi pembengkakan pay
udara dengan cara sebagai berikut:
a) Gunakan BH yang ketat atau balut payudara dengan sedikit tekanan
menggunakan selendang /kemben/kain sehingga ASI tidak keluar.
b) Jangan memerah ASI atau merangsang payudara.
e) Asuhan tindak lanjut : kunjungan ibu nifas
f) Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus
Thank you