Vous êtes sur la page 1sur 40

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS PADJADJARAN
KIMIA FARMA TRADING AND DISTRIBUTION
(KFTD)
CABANG BANDUNG

Linda Apriyanti 260112170026


Nabila Mudin S 260112170064
Resha Gilar Tamara 260112170070
Shasti Widhia Mutiara S 260112170099
Latar Belakang
Obat adalah zat yang digunakan untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit serta untuk
pemulihan dan peningkatan kesehatan bagi penggunanya (GNPOPA, 2015). Sesuai dengan
penjelasan tersebut, maka dibutuhkan pemastian kualitas obat dari mulai produksi hingga
sampai ke tangan konsumen.
Salah satu yang mempengaruhi kualitas obat tersebut adalah pola peredaran obat atau
distribusi obat. Distribusi obat telah diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) melalui Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Dalam pelaksanaannya yang
memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk penyaluran obat dan/atau bahan obat
adalah Pedagang Besar Farmasi (PBF). PBF merupakan perusahaan resmi berbadan hukum
yang memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpan, penyaluran obat dan/atau bahan obat
dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (BPOM,
2012).
Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT.
Kimia Farma Tbk. yang bergerak dalam penyaluran obat dan/atau bahan obat (Pedagang
Besar Farmasi/PBF).
Tujuan dan Manfaat PKPA
di Pedagang Besar Farmasi
Tujuan Manfaat
• Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang • Mengetahui, memahami dan mampu
peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker di mengerjakan tanggung jawab apoteker
distribusi farmasi. dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di
• Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, distribusi farmasi.
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis • Memperoleh pengalaman praktis mengenai
untuk melakukan pekerjaan farmasi di bidang distribusi pekerjaan kefarmasian distribusi farmasi.
farmasi. • Meningkatkan kepercayaan diri untuk
• Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk menjadi apoteker profesional dibidang
menerapkan prinsip Good Distribution Practices dan distribusi farmasi.
penerapan nyata dalam distribusi farmasi.
• Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia
kerja sebagai tenaga farmasi profesional di distribusi
farmasi.
• Memberi gambaran nyata permasalahan yang dihadapi
dalam distribusi farmasi sehingga mereka tidak
canggung untuk bekerja.
Pedagang Besar Farmasi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 tahun 2014 yang merevisi Peraturan Menteri Kesehatan No. 1148 tahun 2011

perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,


penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan PBF Cabang adalah cabang
PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Sarana distribusi Membuat laporan :


Menyediakan dan pengadaan,
perbekalan
Tugas & Fungsi menyimpan
farmasi ke outlet-
penyimpanan,
perbekalan farmasi penyaluran
outlet perbekalan farmasi
Kegiatan PKPA dan Pembahasan
Profil Kimia Farma Trading & Distribution

PT Kimia Farma Trading & Distribution merupakan salah satu PBF yang melakukan kegiatan
pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat sekaligus sebagai distributor utama dari
industri farmasi PT Kimia Farma Tbk. Berbekal kemampuan serta pengalaman menangani
pendistribusian produk- produk PT Kimia Farma sejak tahun 1917, pada tanggal 4 Januari
2003 divisi Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma berkembang menjadi anak perusahaan
dengan nama PT. Kimia Farma Trading & Distribution, yang berbasis Jasa Layanan
Perdagangan dan Distribusi. Untuk memudahkan operasionalnya, KFTD juga didukung oleh
beberapa kantor cabang dengan wilayah operasinya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Visi, Misi dan Lokasi

Menjadi perusahaan terkemuka di bidang distribusi dan perdagangan produk


Visi kesehatan

1. Meningkatkan jaringan dan layanan distribusi serta aktivitas produk kesehatan


2. Melaksanakan proses bisnis berkualitas yang didukung oleh SDM yang
Misi kompeten dan sistem informasi yang handal
3. Memberikan nilai tambah dan manfaat yang berkesinambungan kepada stake
holder

PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Cabang Bandung beralamat di Jalan
Lokasi Pajajaran Nomor 21 Bandung
Bentuk Pelayanan
• Distribusi & Perdagangan
Obat ethical, OGB, OHT, alkes, kosmetik, NAPZA, nutrisi, dll
(Produk KF dan Non-KF)
• Sarana & Prasarana
Terdiri dari 47 cabang yang tersebar di Indonesia

• Jenis pelanggan
Apotek Kimia Farma, Apotek non-Kimia Farma, RS, toko obat

• Teknologi Informasi
Menggunakan aplikasi manajemen bisnis berupa SAP
(Systems, Applications, Products in Data Processing)
MANAJEMEN MUTU
Dalam menjamin mutu obat dan/atau bahan obat KFTD Cabang Bandung
menerapkan :
• Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan
prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif
• Melaksanakan pelatihan SOP untuk setiap tahapan penerimaan, penyimpanan,
distribusi, dan dokumentasi
• Pembagian tanggung jawab dan wewenang
• Pemantauan efektivitas SOP
• Tindakan perbaikan dan pencegahan (CAPA)
ORGANISASI, MANAJEMEN DAN
PERSONALIA
BANGUNAN DAN PERALATAN
• Bagian gudang untuk penyimpanan barang di KFTD Cabang Bandung terdiri dari dua lantai, dengan luas total sekitar 450 m2 .
Penyimpanan barang di gudang diatur sesuai golongan obat dan jenis sediaan. Gudang lantai 1 terdiri dari:
• Rak barang eceran terdiri dari 6 baris rak yang disusun sesuai golongan obat.
• Penyimpanan barang kolian yang fast moving.
• Baris 1,2,3 rak yang menghadap ke penyimpanan barang kolian yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, kosmetika
• Baris 4,5,6 rak yang terletak di bagian dalam gudang terdiri dari obat keras dan obat prekursor
• Gudang narkotika dan psikotropika merupakan ruangan terpisah dengan sistem kunci ganda, menggunakan pintu rangka
baja, dan hanya bisa diakses oleh APJ.
• Penyimpanan produk suhu dingin (cold chain product) dijaga dalam rentang 2- 8 oC,
• Ruang sejuk untuk penyimpanan produk dengan massa yang relatif lebih berat dalam jumlah banyak, seperti sirup, krim,
salep, dan cairan infus.
• Gudang karantina digunakan untuk menyimpan produk kembalian, produk diduga palsu, produk yang telah mendekati
kadaluarsa dan produk rusak yang masih harus ditelusuri statusnya, serta harus dilengkapi dokumennya.
• Gudang barang rusak digunakan untuk produk yang akan dimusnahkan dan telah lengkap dokumennya.
• Lantai 2 digunakan untuk menyimpan produk kolian yang mempunyai massa ringan lebih ringan seperti tablet, kapsul, dan
kaplet dan juga alat kesehatan. Penyimpanan barang dalam kemasan dus besar harus diletakkan di atas palet plastik dan
maksimal disusun sebanyak 8 tingkat. Suhu dan kelembaban ruangan dikontrol melalui alat pengontrol setiap jam 08.00,
12.00, dan 16.00 WIB dan didokumentasikan kedalam form suhu yang dipasang didekat termometer. Sistem pengeluaran
barang yang digunakan adalah sistem FEFO .
Operasional
Pedagang Besar Farmasi PT. Kimia Farma Trading & Distribution Cabang Bandung
mendistribusikan beberapa jenis barang yang secara umum dikelompokkan
menjadi :
Barang Non
• Diproduksi oleh Kimia Farma
PT. Kimia Farma • Diproduksi oleh
(Persero) Tbk. prinsipal rekanan
KFTD/pihak
ketiga
Barang Kimia
Farma
Alur Operasional
Kualifikasi
Pemasok dan
Pelanggan

Perencanaan
Pemusnahan
dan Pengadaan

Pengiriman Penerimaan

Pengambilan
dan Penyimpanan
Pengemasan

Penjualan
Kualifikasi Pemasok
Tujuan
• Memastikan produk berasal dari industri atau
distributor mempunyai izin sesuai peraturan
yang berlaku sehingga produk berkualitas.

Kualifikasi Pemasok
• Dilakukan oleh KFTD Pusat khususnya untuk
produk non Kimia Farma.
Kualifikasi Pelanggan
Tujuan :
Memastikan bahwa pemesan (apotek, rumah sakit, puskesmas, toko obat, distributor,
dinas kesehatan) mempunyai izin, apoteker penanggung jawab yang memiliki SIPA/SIKA,
dan NPWP.

Alur Kualifikasi Pelanggan :

KFTD Pusat
Calon pelanggan Pendaftaran
memutuskan
mendaftarkan diri pelanggan
pendaftar
kepada KFTD dilanjutkan kepada
memenuhi
cabang KFTD pusat
kualifikasi atau tidak

Penggolongan Pelanggan :
1. Pelanggan baru (new open outlet)
2. Pelanggan eksis
Pelanggan yang tergolong eksis setiap tahunnya perlu diminta spesimen atau laporan
apoteker penanggung jawabnya terkait izin apotek, SIPA/SIKA, maupun hutang
kepada KFTD.
Kualifikasi Pelanggan
Dokumen yang
diperlukan saat
mendaftar sebagai
pelanggan :
1. Spesimen
2. Fotocopt SIA dan
SIPA APJ yang
masih berlaku
3. Fotocopy KTP
APJ
Perencanaan
• Perencanaan dilakukan seminggu sekali
• Perencanaan dilihat dari MRP (Material Requirement
Planning) di dalam sistem SAP (System Application and
Product in Data Processing) mengenai rata-rata penjualan
perbulan, safety stock, dan lead time selama 3 bulan
terakhir
• Jumlah perencanaan juga mempertimbangkan forecast
dari bagian penjualan, buffer stock dan program
marketing
Pengadaan
Alur pengadaan barang Kimia Farma :
KFTD Cabang
PBF KFTD ULS mengirim PBF KFTD Bandung dapat
Cabang barang sesuai Cabang mendistribusikan
Bandung pesanan ke PBF Bandung barang jika seluruh
data telah
melalui APJ KFTD Cabang menerima terunggah ke
mengajukan Bandung barang dan sistem sesuai
MRP kepada disertai SKB dan menginput DO dengaan alur
ULS DO ULS ULS ke sistem pemesanan yang
seharusnya

Alur pengadaan barang non Kimia Farma :


PBF KFTD PBF KFTD
Cabang Cabang PBF KFTD
Bandung Bandung Cabang
UKL
melalui UKL menerim Bandung
mengirim
APJ membuat Prinsipal a barang dapat
barang
mengajuk PO UKL mengirim dari UKL mendistrib
kepada
an yang kan dan usikan
PBF KFTD barang jika
purchase ditujukan pesanan menginpu
Bandung seluruh
kepada kepada ke UKL t SP ke
disertai data telah
UKL principal sistem
DO UKL terunggah
(Logistik sesuai
ke sistem
Pusat dengan
KFTD) DO UKL
Pengadaan Narkotika & Psikotropika
Pemesanan dilakukan tersendiri menggunakan form SP N-9 yang dilengkapi dengan :
- Tanda tangan APJ Narkotika dengan nama jelas dan SIPA
- Nama dan alamat lengkap
- Nomor telepon
- Nomor izin dan stempel kantor cabang
- Industri farmasi atau kantor cabang pemasok beserta alamat lengkap
- Nama narkotika atau psikotropika
- Jenis dan kekuatan sediaan
- Isi kemasan dan jumlah dalam bentuk angka dan huruf
- Nomor urut dan tanggal dengan jelas
Form SP N-9 dibuat 4 rangkap, lembar 1-3 diserahkan kepada ULS dan lembar 4
diarsipkan oleh bagian logistik KFTD Cabang.
Penerimaan

Pada saat menerima barang dilakukan pengecekan


terhadap :
- Pengirim dan tujuan
- Waktu pengiriman
- Sesuaikan DO dengan SP
- Nama produk (kekuatan sediaan), jumlah, batch
number, ED, dan kondisi fisik dari produk yang diterima
Pengambilan & Pengemasan
1. Pengambilan
- Pengambilan obat harus sesuai dengan dokumen
- Obat yang diambil harus mempunyai masa simpan cukup sebelum kadaluwarsa
(berdasarkan FEFO)
- Pengambilan dicatat pada kartu stok warna kuning (Produk KF) dan biru (Produk
non KF)
2. Pengemasan
- Kemasan yang digunakan berupa bahan plastik atau dus
- Untuk produk CCP dilakukan pengemasan khusus menggunakan icebox yang
disertai icepack dan termometer sehingga suhu tetap terjaga
Penyimpanan
1. Produk narkotika & psikotropika
Disimpan di gudang khusus terpisah dari produk lain, hanya
dapat diakses oleh APJ dan TTK sesuai izin APJ. Dilengkapi
dengan pengontrol suhu dan kelembaban ruangan
2. Cold Chain Product (CCP)
Cold Chain Product (CCP) disimpan pada chiller dengan suhu 2-
8oC
3. Produk semisolid
Disimpan pada ruang sejuk dengan suhu 8-15oC
4. Produk lain
Disimpan pada ruangan dengan suhu kamar yaitu < 30oC
Penjualan
Kimia Farma & Non Kimia Institusi
Farma

• RS Swasta • RS pemerintah
• Apotek • Puskesmas
• Klinik • Dinas Kesehatan
• Toko Obat
• Toko Kosmetik
• PBF lain

Pengadaan obat dan alat kesehatan pada


e-katalog
program BPJS RS swasta dengan e-purchasing
Alur Pengiriman Non NAPZA,
Prekursor, dan OOT
Salesman Cek ketersediaan
Pesanan dari Ditulis dalam SO
memberikan SP ke barang oleh Sp.
outlet dan dibuat RBK
fakturis Log

Fakturis
Cek barang di Faktur dikirim ke Absensi faktur dan
membuat faktur
transito out gudang ttd APJ
setelah RBK sesuai

Barang dikirim ke
Barang dikemas
outlet
Alur Pengiriman Narkotika dan
Psikotropika

Salesman
Pesanan dari Ditulis dalam SO
memberikan SP ke Verifikasi APJ
outlet dan dibuat RBK
APJ

Cek barang di Fakturis


Siapkan obat oleh Absensi faktur dan
transito out oleh membuat faktur
APJ ttd APJ
APJ setelah RBK sesuai

Barang dikirim ke
Barang dikemas
outlet
Verifikasi SP Narkotika dan Psikotropika
Surat Penolakan
Pelaporan
1. Setiap PBF dan cabangnya wajib menyampaikan laporan kegiatan setiap
3 (tiga) bulan sekali kepada Direktur Jenderal POM
2. Setiap PBF dan PBF Cabang yang menyalurkan narkotika dan psikotropika
wajib menyampaikan laporan bulanan (sebelum tanggal 10)
3. Laporan dapat dilakukan secara elektronik dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi (e-NAPZA dan e-Report PBF)
Pemusnahan
Pemusnahan Pemusnahan
obat non NAPZA obat NAPZA

Pemusnahan dilakukan untuk Untuk pemusnahan produk


produk yang sudah melewati narkotika dan psikotropika
ED atau kemasan sediaan dilakukan oleh apoteker
yang mengalami kerusakaan penanggung jawab kantor cabang
dan disaksikan oleh petugas
Badan POM dengan tembusan ke
Balai POM dan DinKes provinsi
Proses pemusnahan dilakukan setempat dengan melampirkan
dengan menggunakan jasa pihak berita acara pemusnahan
ketiga yaitu PT. Jasa Madivest

Proses pelaporan pemusnahan ke BPOM tetap


dilakukan oleh PBF KFTD Cabang Bandung dan PT. Jasa
Madivest
Inspeksi Diri
Tujuan :
Memantau pelaksanaan dan kepatuhan yang mencakup semua aspek CDOB,
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang memberikan dampak minor
atau mayor, serta menetapkan tindakan perbaikan dan solusi yang diperlukan
Pelaksanaan inspeksi diri :
• Dilakukan secara berkala 3 bulan sekali
• Dilakukan oleh tim yang independen dan tidak bertanggung jawab
langsung terhadap area dilakukannya inspeksi
• Tim inspeksi diri terdiri dari 3 orang dengan syarat mampu mendeteksi
kelemahan dalam pelaksanaan CDOB, menetapkan dan mengevaluasi
tindakan perbaikan yang diperlukan
Keluhan & Obat Kembalian
1. Keluhan
Dikumpulkan Dikaji Diselidiki

2. Obat Kembalian
Obat kembalian
Membuat surat disimpan di ruang
Konfirmasi
penolakan karantina sampai
melalui telepon
barang/retur ada keputusan
dari pusat

• Obat yang akan dijual kembali harus melalui persetujuan APJ dan BM
• Obat yang memerlukan kondisi suhu penyimpanan rendah tidak dapat
dikembalikan
Obat Diduga Palsu

Disimpan secara
Ditandai Dicatat terpisah untuk di
identifikasi

Setelah pemastian obat


Jika diduga palsu
diduga palsu dilakukan PBF melaporkan ke
pendistribusian
tindak lanjut sesuai BPOM
dihentikan
instruksi BPOM
Penarikan Kembali Obat
1. Penanganan Produk Retur Penjualan
Outlet dapat melakukan retur jika :
• Barang mendekati ED 3-6 bulan
• Barang rusak disebabkan PBF
• Barang tidak sesuai pesanan
Alur penanganan produk retur penjualan :
Melampirkan copy faktur
Outlet membuat surat Diperiksa oleh APJ atau
yang sesuai dengan fisik
penolakan Supervisor Logistik
barang

Dilakukan retur dengan


Jika tidak masuk ruang memasukkan stock barang Persetujuan dari sales,
karantina untuk proses ke dalam sistem dengan Supervisor penjualan,
selanjutnya syarat barang masih bisa di Supervisorlogistik dan APJ
distribusikan
Penarikan Kembali Obat
2. Penanganan Produk Retur Pembelian
• Penanganan produk retur pembelian harus dengan
persetujuan dari bagian marketing karena berasal dari
prinsipal
• APJ membuat surat pengajuan retur untuk produk terkait,
nama barang, batch, jumlah, dan alasan retur pada
produk terkait
• Kemudian dikirim ke UKL untuk barang dari pihak ketiga
atau ULS untuk produk Kimia Farma atas sepengetahuan
Supervisor Logistik, Supervisor Tata Usaha, dan BM
• Waktu pengembalian selambat-lambatnya 3 bulan
sebelum tanggal kadaluarsa produk yang dilakukan retur
Perbedaan Retur Penjualan &
Pembelian
1. Retur Penjualan
Pihak yang melakukan retur adalah outlet seperti apotek, puskesmas
dan rumah sakit kepada PBF
2. Retur Pembelian
Pihak yang melakukan retur adalah PBF kepada vendor atau prinsipal

Alur penanganannya hampir sama yaitu dengan menitikberatkan pada


dokumentasi yang jelas seperti harus adanya surat permohonan retur
dengan mencantumkan nama barang, nomor batch, dan alasan retur.
Transportasi
Obat dan/atau bahan obat dan Kontrol suhu harus tervalidasi untuk
kontainer dilengkapi dengan memastikan kondisi transportasi dapat
dokumentasi. dipertahankan selama proses distribusi.

Kendaraan dan peralatan yang digunakan berupa Peralatan yang digunakan untuk
kontainer/box untuk mencegah obat dan/atau pemantauan kondisi (suhu dan
bahan obat terkena paparan yang dapat kelembaban) dalam kendaraan dan
mempengaruhi mutu obat. kontainer dikalibrasi secara berkala.

Transportasi obat dan/atau bahan obat dengan


Produk yang dikirim harus dapat dilacak
kondisi khusus harus mencantumkan
selama proses distribusi
keterangan kondisi tersebut pada penandaan.
Kerja sama Berdasarkan
Kontrak
Di dalam persyaratan kontrak harus mencakup :

Penanganan kehilangan/kerusakan
selama pengiriman dan dalam kondisi Kewajiban penerima kontrak untuk
tidak terduga. mengembalikan obat dan/atau bahan
obat jika mengalami kerusakan selama
pengiriman, dengan menyertakan berita
Jika terjadi kehilangan selama proses acara kerusakan.
pengiriman, penerima kontrak wajib
melaporkan kepada pihak kepolisian dan
pemberi kontrak. Pemberi kontrak berhak mengaudit
terhadap penerima kontrak setiap saat.

Dokumen kontrak harus dapat


ditunjukkan kepada petugas yang
berwenang pada saat pemeriksaan.
Dokumentasi
Dokumen distribusi harus mencakup informasi tanggal, nama obat
dan/atau bahan obat, nomor bets, tanggal kadaluwarsa, jumlah
01 yang diterima/disalurkan, nama dan alamat pemasok/pelanggan.

Dokumen harus disimpan minimal 3 (tiga) tahun, harus dikaji ulang


02 secara berkala dan dijaga agar selalu up to date.

03 Dokumen penyaluran & pengadaan wajib diarsipkan berdasarkan nomor


urut atau tanggal penerimaan barang dan terpisah dari dokumen lain.

Dokumen berita acara pemusnahan, berita acara kerusakan, berita


04 acara kehilangan dan berita acara hasil investigasi selisih stok, wajib
didokumentasikan

Pelaporan penyaluran narkotika dan psikotropika sebulan sekali


05 melalui sistem e-NAPZA kepada BPOM dan melalui e-Report NAPZA
ke Dinas Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2012. Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor:
HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 Tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat yang Baik. Jakarta: BPOM.
GNPOPA. 2015. Materi Edukasi Tentang Peduli Obat dan Pangan Aman.
Jakarta : BPOM RI.
Kementerian Kesehatan. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1148
Tahun 2011 tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Tugas Khusus
Deskripsi :
Membuat artikel mengenai tugas dan tanggung jawab apoteker di bidang distribusi atau Pedagang Besar Farmasi
(PBF). Acuan Apoteker dalam melaksanakan tugasnya di bidang distibusi Farmasi yaitu CDOB (Cara Distribusi Obat
yang Baik).

Tujuan :
Apoteker penanggung jawab dapat melaksanakan tugasnya dalam memastikan bahwa fasilitas distribusi telah
menerapkan CDOB dan memenuhi pelayanan publik.

Hasil :
Apoteker penanggung jawab distribusi memiliki peranan yang sangat penting dalam melaksanakan segala aspek
yang terdapat di CDOB. Karena pengawalan mutu di sepanjang rantai distribusi harus memperhatikan CDOB agar
mutu obat dapat dipertanggung jawabkan hingga ke tangan masyarakat dan dengan menerapkan CDOB yang
konsisten maka akan terciptanya kepercayaan dari pemerintah, pemasok, dan pelanggan terhadap PBF.

Vous aimerez peut-être aussi