Vous êtes sur la page 1sur 31

ASPEK LEGAL DAN ETIK

DALAM KEPERAWATAN
JIWA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES HAMZAR
2018
Pokok Bahasan

• Peran dan fungsi perawat jiwa


• Domain aktivitas keperawatan jiwa
• Standar praktik keperawatan
jiwa
• Penerapan konsep etika dalam keperawatan jiwa.
• Peran perawat jiwa
1. Kompetensi klinik
2. Advokasi pasien
3. Tanggung jawab fskal (keuangan)
4. Kolaborasi profesional
5. Akuntabilitas (tanggung gugat) sosial, serta kewajiban
etik dan legal
• Aktivitas perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan jiwa:
1. Aktivitas asuhan langsung
2. Aktivitas komunikasi
3. Aktivitas pengelolaan/penatalaksanaan
manajemen keperawatan
• Dalam menjalankan peran fungsinya, perawat jiwa harus
mampu mengidentifIkasi, menguraikan, dan mengukur
hasil asuhan yang mereka berikan pada pasien, keluarga,
dan komunitas
• Hasil yg dimaksud dapat meliputi:
1. status kesehatan,
2. status fungsional,
3. kualitas kehidupan,
4. ada atau tidaknya penyakit,
5. jenis respons koping,
6. kepuasan
terhadap tindak penanggulangan
• Evaluasi hasil dapat berfokus pada kondisi klinik,
intervensi, dan proses pemberian asuhan.

• Berbagai hasil dapat dievaluasi mencakup:


1. indikator-indikator klinik,
2. fungsional,
3. fnansial,
4. perseptual kepuasan pasien dan keluarga seperti
pada tabel berikut
Standar Praktik Keperawatan Jiwa

• Menguraikan tingkat kompetensi dan kinerja perawat


yang terlibat di tiap tatanan praktik keperawatan
kesehatan jiwa

• Ditujukan kepada perawat yang memenuhi persyaratan


pendidikan dan pengalaman praktik baik pada tingkat
dasar atau tingkat lanjut keperawatan kesehatan jiwa
(Stuart, 2007).
• Standar I Pengkajian
Perawat kesehatan jiwa mengumpulkan data kesehatan
pasien
• Standar II Diagnosis
Perawat kesehatan jiwa menganalisis data pengkajian
dalam menentukan diagnosis.
• Standar III Identifkasi Hasil
Perawat kesehatan jiwa mengidentifkasi hasil yang
diharapkan dan bersifat individual untuk
tiap pasien
• Standar IV Perencanaan
Perawat kesehatan jiwa mengembangkan rencana asuhan
yang menggambarkan intervensi
untuk mencapai hasil yang diharapkan
• Standar V Implementasi
Perawat kesehatan jiwa mengimplementasikan intervensi
yang teridentifkasi dalam rencana
asuhan.
• Standar Va. Konseling
Perawat kesehatan jiwa menggunakan intervensi konseling
untuk membantu pasien
meningkatkan atau memperoleh kembali kemampuan
koping, memelihara kesehatan mental, dan mencegah
penyakit atau ketidakmampuan mental
• Standar Vb. Terapi Lingkungan
Perawat kesehatan jiwa memberikan, membentuk, serta
mempertahankan suatu lingkungan
yang terapeutik dalam kolaborasinya dengan pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan lain.
• Standar Vc. Aktivitas Asuhan Mandiri
Perawat kesehatan jiwa membentuk intervensi sekitar
aktivitas kehidupan sehari-hari pasien
untuk memelihara asuhan mandiri dan kesejahteraan jiwa
dan fsik.
• Standar Vd. Intervensi Psikobiologis
Perawat kesehatan jiwa menggunakan pengetahuan
intervensi psikobiologis dan menerapkan
keterampilan klinis untuk memulihkan kesehatan pasien
dan mencegah ketidakmampuan
lebih lanjut.
• Standar Ve. Penyuluhan Kesehatan
Perawat kesehatan jiwa, melalui penyuluhan kesehatan,
serta membantu pasien dalam mencapai pola kehidupan
yang memuaskan, produktif, dan sehat
• Standar Vf. Manajemen Kasus
Perawat kesehatan jiwa menyajikan manajemen kasus
untuk mengoordinasi pelayanan
kesehatan yang komprehensif serta memastikan
kesinambungan asuhan
• Standar Vg. Pemeliharaan dan Peningkatan Kesehatan
Perawat kesehatan jiwa menerapkan strategi dan intervensi
untuk meningkatkan, memelihara
kesehatan jiwa, serta mencegah penyakit jiwa
• Standar Vh. Psikoterapi
Spesialis yang bersertifkasi dalam keperawatan kesehatan jiwa
menggunakan :
1. psikoterapi individu,
2. psikoterapi kelompok,
3. psikoterapi keluarga,
4. psikoterapi anak,
5. pengobatan terapeutik lain

untuk membantu pasien untuk memelihara kesehatan jiwa, mencegah


penyakit
jiwa dan ketidakmampuan, serta memperbaiki atau mencapai kembali
status kesehatan dan
kemampuan fungsional pasien.
• Standar Vi. Preskripsi Agen Farmakologis
Spesialis yang bersertifkasi menggunakan preskripsi agen
farmakologis sesuai dengan peraturan praktik keperawatan
negara bagian, untuk mengatasi gejala-gejala gangguan jiwa
dan meningkatkan status kesehatan fungsional.
• Standar Vj. Konsultasi
Spesialis yang bersertifkasi memberikan konsultasi kepada
pemberi pelayanan kesehatan dan lainnya untuk
memengaruhi rencana asuhan kepada pasien, dan
memperkuat kemampuan yang lain untuk memberikan
pelayanan kesehatan jiwa dan psikiatri serta membawa
perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan jiwa dan
psikiatri.
• Standar Vl. Evaluasi
Perawat kesehatan jiwa mengevaluasi perkembangan
pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.

• Intervensi (Vh–Vj) hanya mungkin dilakukan oleh


spesialis yang bersertifkasi dalam keperawatan kesehatan
jiwa-psikiatri
Aspek Etik dalam
Keperawatan Jiwa

• Etika berasal dari Bahasa Yunani ethos yang berarti karakter,


watak kesusilaan, atau adat
kebiasaan
• Berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok
sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu
yang telah dilakukan
• Etika keperawatan adalah nilai-nilai dan prinsip-
prinsip yg diyakini oleh profesi keperawatan dalam
melaksanakan tugasnya yg berhubungan dengan
pasien, masyarakat, dengan teman sejawat maupun
organisasi profesi serta pengaturan praktik dalam
keperawatan itu sendiri (Berger & Wiliiams, 1999)

• Etika keperawatan merupakan suatu acuan dlm


melaksanakan praktik keperawatan tidak terkecuali
keperawatan jiwa.
• Keputusan dan tindakan perawat psikiatri
kepada klien dibedakan oleh apa yang
dinamakan dengan ethical manner (cara yang
sesuai etik.
• Pengambilan sesuai etik adalah upaya untuk
mengambil suatu keputusan dari
kekurangan/kesalahan suatu situasi tanpa
guidline yang jelas.
• Critical ethical analysis (pengambilan keputusan sesuai
etik)
1. Pengumpulan informasi  klarifikasi latar belakang
issue
2. Identifikasi komponen etik  adakah faktor
kebebasan atau ancaman
3. Klarifikasi hak dan tanggung jawab yg ada pada
seluruh pihak: klien, perawat, klg, dokter, dan pihak
lain yg terlibat
4. Solusi yg diimplementasikan kedalam tindakan.
PENGUMPULAN INFORMASI Dilema etik apakah yg terjadi?
Apa informasi yang diketahui?
Apa informasi yg diperlukan?
Dalam konteks apakah dilema ini
terjadi?
IDENTIFIKASI KOMPONEN Apa yang menjadi titik tekan issue?
ETIK Siapakah yg akan terlibat akibat dari
dilema ini?

KLARIFIKASI BERBAGAI Apa saja hak-hak yang dimiliki oleh


PIHAK berbagai pihak yang terlibat?
Apa yang menjadi kewajiban dari pihak-
pihak tersebut?
Siapakah yang harus terlibat dalam
pengambilan keputusan?
Dari siapakah keputusan akan
ditetapkan?
Jaminan apa yang diinginkan oleh klien?
EKSPLORASI MASALAH Alternatif apakah yang ada?
Apa tujuan dari semua alternatif yang
ada?
Kemungkinan konsekuensi apakah yang ada
dari berbagai alternatif tersebut?
APLIKASI PRINSIP Kriteria apakah yang diperlukan?
Teori etik manakah yang dapat
menjelaskan?
Kenyataan ilmiah manakah yang
relevan?
Filosofi keperawatan apakah yang
berkaitan dengan kehidupan dan
keperawatan?

RESOLUSI KEDALAM Bagaimana batasannya secara sosial


TINDAKAN dan hukum yang berlaku?
Apa yang menjadi tujuan dari
keputusan perawat?
Dapatkah keputusan secara etik yang
dipilih diimplementasikan?
Dapatkah keputusan secara etik yang
dipilih dievaluasi?
• Penerapan aspek etik dalam keperawatan jiwa berkaitan
dengan:
1. Pemberian diagnosis
2. Perlakuan atau cara merawat
3. Hak pasien
4. Stigma masyarakat
5. Serta peraturan atau hukum yang berlaku
Pemberian Diagnosis
• Seseorang yang telah didiagnosis gangguan jiwa, misal skizofrenia,
maka dia akan dianggap sebagai orang yang mengalami pecah
kepribadian (schizo = kepribadian, phren = pecah).

• Tidak mampu lagi menjalin hubungan dengan


lingkungan

• Menimbulkan
stigma di masyarakat bahwa gangguan jiwa adalah orang gila
Cara Merawat

• Cara merawat pasien gangguan jiwa juga sangat erat dengan


pelanggaran etika
• Beberapa keluarga pasien malah melakukan “pasung”
terhadap pasien.
Hak Pasien
• Beberapa aturan di Indonesia sering mendiskreditkan pasien
gangguan jiwa, yaitu seseorang yang mengalami gangguan jiwa
tanda tangannya tidak sah
• Dengan demikian, semua dokumen (KTP, SIM, paspor,
surat nikah, surat wasiat, atau dokumen apapun) tidak sah jika
ditandatangani pasien gangguan jiwa

Vous aimerez peut-être aussi