Vous êtes sur la page 1sur 92

CASE REPORT SESSION

BRONKOPNEUMONIA
Disusun Oleh :
Fitriah Hany 12100116273

Preseptor :
Diana Rahmi, dr., Sp.A,. M.Kes

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


SMF ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
RS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2018
Identitas Pasien

Nama : An. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tgl lahir : Bandung, 29 Mei 2013
Umur : 4 tahun 7 bulan
Alamat : Asrama Yonkav 4 No 5, Lingkar
Selatan Lengkong Bandung
Tgl masuk : 12 Januari 2018
Tgl pemeriksaan : 13 Januari 2018
Identitas orang tua

Nama ibu : Ny. E Nama ayah: Tn. A


Umur : 27 thn Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tentara


Sesak nafas
Keluhan Utama
Riwayat penyakit sekarang

pasien datang dibawa orang tuanya ke IGD RS


Muhammadiyah Bandung dengan keluhan utama sesak
napas. Sesak napas terjadi sejak 10 jam sebelum masuk
rumah sakit. Sesak terjadi tiba-tiba. Ibu pasien melihat
napas anaknya menjadi lebih cepat dan pendek seperti
kesulitan saat bernapas. Sesak napas dirasakan terus
menerus dan semakin lama semakin memburuk. Sesak
tidak disertai dengan adanya kebiruaan.
Keluhan disertai dengan demam tinggi sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan demam
dirasakan terus menerus, namun ibu pasien tidak
mengukur suhunya. Keluhan juga disertai batuk
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, batuknya
berdahak namun sulit untuk dikeluarkan dahaknya.
Keluhan batuk berdahak dirasakan terus menerus,
namun ibu pasien mengatakan pasien masih bisa
makan dan minum. Pasien masih bisa minum 2
gelas ukuran sedang setiap harinya.
Ibu pasien menyangkal sesak dipengaruhi cuaca,
menyangkal sesak disertai mengik dan tidak memiliki riwayat
keluarga dengan alergi atau riwayat asma. Menyangkal sesak
dipengaruhi aktivitas, menyangkal mudah lelah setelah
beraktivitas, menyangkal anaknya sesak saat beraktivitas,
menyangkal sesak saat berbaring, menyangkal terbangun
malam hari akibat sesak, menyangkal sesak nya diikuti
dengan kebiruan di mulut, ujung jari atau seluruh badan
pasien, menyangkal pernah sesak lalu berjongkok agar lebih
baik, ibu pasien menyangkal berat badan yang sulit naik atau
adanya gangguan pertumbuhan. Menyangkal sesak disertai
batuk kering yang diikuti suara mengi di setiap batuknya.
Menyangkal batuk lama disertai demam lama dan berat
badan yang tidak naik.
Menyangkal sesak disertai ada adanya batuk yang sulit
berhenti disertai tarikan napas panjang dan suara
dengkingan, menyangkal muntah setelah batuk. Menyangkal
adanya batuk menggonggong. Menyangkal suara serak.
Menyangkal mengorok saat tidur. Pasien menyangkal adanya
gangguan pada bak atau bak menjadi sedikit. Sesak tidak
disertai dengan bengkak di daerah mata saat pagi hari.
Menyangkal ada riwayat tersedak sesaat sebelum sesak
muncul atau bunyi seperti mengorok. Orangtua pasien
menyangkal anak nya terbentur atau terjatuh dibagian dada
sebelum sesak muncul. Menyangkal ada cairan yang keluar
dari telinga. Menyangkal adanya ruam dikulit, menyangkal
nyeri menelan.
Ibu pasien mengatakan ayah pasien
mengalami keluhan batuk pilek 3 hari
sebelum pasien mengeluhkan batuk. Ayah
dari pasien merupakan perokok dan sering
merokok dalam rumah. Pasien tinggal di
asrama yonkav atau asrama tentara, ibu
pasien mengakui ventilasi rumah pasien dan
sirkulasinya dirasakan kurang baik.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Tidak pernah mengalami keluhan yang


sama
Tbc atau flek paru dan sudah menjalani
pengobatan 6 bulan tuntas, pengobatan
selesai 1 bulan yang lalu.
Tidak memiliki asma atau alergi
Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang mengeluhkan


masalah yang sama.
Tidak memiliki riwayat alergi atau penyakit
asma
Riwayat Kehamilan

 Pasien merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara. Selama


masa kehamilan ibu pasien melakukan kontrol kehamilan
secara rutin ke bidan. Ibu pasien menderita darah tinggi
ketika hamil 8 bulan namun lupa berapa tekanan
darahnya. Karena darah tingginya mengakibatkan
pandangan ibu pasien buram dan hampir tidak bisa
melihat. Ibu pasien menyangkal adanya perdarahan,
keputihan, demam atau sakit dan riwayat jatuh selama
masa kehamilan. Ibu pasien juga menyangkal mengonsumsi
obat-obatan selama kehamilan, ibu pasien hanya
mengonsumsi obat dan vitamin yang diberikan oleh dokter
kandungan bidan
Riwayat persalinan

Pasien dilahirkan dengan operasi


sectio caesar pada usia kehamilan
36-37 minggu atas indikasi ibu darah
tinggi (preeklamsia). Setelah lahir
pasien langsung menangis dengan
berat badan lahir 2500 gram. Riwayat
kuning dan kebiruan saat bayi lahir
disangkal oleh ibu pasien.
Riwayat Makan

 0 – 6 bulan : ASI Eksklusif


 7 bulan – 12 bulan : ASI + MPASI (bubur susu)
 13 bulan – 18 bulan : ASI + MPASI (bubur saring)
 19 bulan – 2 tahun : ASI + MPASI (nasi tim)
 2 tahun - Sekarang : Makanan halus + makanan keluarga
Riwayat imunisasi

 Pasien telah mendapatkan imunisasi dasar dan dilakukan


sesuai waktunya di puskesmas :
 Hepatitis B : 4x
 Polio : 3x
 BCG : 1x
 DTP : 3x
 Hib : 3x
 Campak : 1x
 MR : 1x
Riwayat tumbuh kembang

 Motorik Kasar
Berjalan : 1 tahun
Saat ini sudah bisa melompat
 Motorik Halus
Memegang benda dengan erat : 10 bulan
Saat ini sudah bisa menggambar garis lurus
 Bahasa
Mengatakan mama papa : 1 tahun
Sudah mengucapkan bisa menyebutkan nama, usia, tempat
 Personal Sosial
Belajar makan minum sendiri : 1,5 tahun
Saat ini sudah bisa bermain dengan teman sebayanya
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik di IGD – 12/01/2018


 Keadaan umum : Tampak sakit berat
 Kesadaran : Kompos mentis
 Tanda vital
- Nadi : 131 x/ menit, reguler, equal, isi cukup
- Respirasi : 52 x/ menit, reguler, tipe abdominotorakal
- Suhu : 38O C
 Hidung : PCH (+)
 Paru-paru : Retraksi Intercostal (+), Ronki basah (+/+), wheezing
(+/+)
 Pemeriksaan fisik yang lain dalam batas normal.
Pemeriksaan Fisik di Ruangan – 13/01/2018

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Kompos mentis
 Tanda vital
- Nadi : 105 x/ menit, reguler, equal, isi cukup
- Respirasi : 47 x/ menit, reguler,
- Suhu : 37,0O C
Antropometri : Status Gizi
- BB / U : 0 (normal)
 - BB : 15 kg
- TB / U : 0 (normal)
 - TB : 101 cm - BB/TB : < -1 (normal)

 - BMI : 14,70 - BMI/U : < -1 (normal)

kg/m2 - Kesan : gizi baik perawakan


normal
Kulit : Sianosis (-), Jaundice (-), ptekie (-), purpura (-), eritema (-)
Kepala
 Bentuk : Normosefal, Simetris
 Ubun- ubun besar : Tertutup, datar
 Rambut : hitam kecoklatan halus, tidak mudah rontok
 Mata : edema palpebrae (-), konjunctiva anemis (-/-), sclera icteric (-/-),
pupil bulat isokor, kornea jernih, reflex cahaya (+/+)

• Telinga : Simetris, daun telinga bentuknya normal, sekret (-),atrofi (-)

• Hidung : Simetris, PCH (-),sekret (-), deviasi septum (-), epistaxis (-)
 Mulut:
- Bibir : Tampak basah
- Gigi : Tidak ada kelainan
- Gusi : Perdarahan gusi (-)
- Mukosa : Tidak ada kelainan
- Palatum : Intak
- Lidah : Bersih, Tidak ada kelainan
- faring : Hiperemis (– ), Tidak ada kelainan
- Tonsil : T1/T1
Leher
 Tidak ditemukan massa
 Kelenjar tiroid tidak ada pembesaran

Kelenjar Getah Bening


Tidak ada pembesaran
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : bentuk normal precordial bulging (-), pektus ekscavatum (-), pektus
carinatum (-), pergerakan simetris, retraksi intercostal (+), retraksi
subcostal (+), retraksi suprasternal (-).
Palpasi : sela iga tidak melebar, vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : VBS kanan=kiri, Ronki basah (+/+), wheezing (+/+)
Bunyi paru anterior : VBS kanan=kiri, ronkhi (+/+), wheezing (+/+)
Bunyi paru posterior : VBS kanan=kiri, ronkhi (+/+), wheezing (+/+)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba di ICS 4 midclavikula sinistra
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : BJ S1 S2 regular murni, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : lembut, nyeri tekan (-), turgor kembali cepat
Hepar : tida teraba pembesaran
Lien : tidak teraba pembesaran
Anogenital : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
 Bentuk normal, deformitas (-)
 Sianosis (-)
 Akral hangat
 CRT < 2 detik
 Edema (-/-)
Neurologis:
Meningeal sign
Kaku kuduk : (-)
Brudzinki I,II,III,IV : (-)
Refleks Fisiologis:
Biceps tendon reflex : +/+
Triceps tendon reflex : +/+
Knee-patellar reflex : +/+

Refleks Patologis:
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Gordon : -/-
Oppenheim : -/-
Resume

 An. M, 4 tahun 7 bulan, laki-laki, status gizi baik


 KU : sesak nafas sejak 10 jam SMRS, nafas cepat dan pendek, sesak terus-menerus, semakin
lama-semakin memburuk, tidak disertai kebiruan.
 Disertai demam sejak 1 hari SMRS dan batuk 2 hari SMRS, batuk berdahak namun dahak tidak
bisa dikeluarkan, pasien masih bisa makan dan minum.
 Ayah pasien batuk pilek 3 hari dari pasien sakit, ayah pasien perokok sering merokok di dalam
rumah, pasien dan orang tua serta adiknya tinggal di asrama tentara, ventilasi udara kurang
begitu baik.

Pemeriksaan Fisik :
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : kompos mentis
 TTV : Respi 47x/m, TTV yang lain dalam batas normal
 Paru-paru : Retraksi interkostal (+), Retraksi subcostal (+), Ronki Basah (+/+) , wheezing
(+/+)
 Pemeriksaan fisik lain nya dalam batas normal.
Diagnosis Banding

 1. Bronkopneumonia derajat berat ec Streptococcus pneumonia


 2. Bronkopneumonia derajat berat ec respiratory syncytial virus
Usulan peemriksaan

Hematologi rutin (Hemoglobin, hematokrit,


trombosit, leukosit)
Hitung jenis leukosit
Rontgen Toraks PA
Kultur darah dan resistensi
Pulse oxymetri
Hasil pemeriksaan

Hasil
Hematologi Nilai Rujukan
12/01/2018

Hb 13,0 10,7-14,7 gr/dl

Ht 39 33-43 %

4000-10.000
Leukosit 20.200
sel/mm3

150.000-400.000
Trombosit 463.000
sel/mm3
Rontgen

Kesan :
sugestif
Bronkopneumo
nia bilateral
Tidak tampak
cardiomegali
DIAGNOSA KERJA

Bronkopneumonia derajat berat ec Streptococcus pneumonia


PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan di IGD
 Rawat inap
 Konsul dr. Spesialis Anak
Terapi
 Oksigen 2l/menit
 Infus RL
 Nebulisasi dengan ventolin + Nacl 0,9%
Hasil Konsul dr. Sp.A :
 O2 2l/m
 Infus RL 30 tpm mikro
 Cefotaxime 3 x 500 mg iv
 Nebu Nacl 3% + bisolvon 10 tts (k/p)
 Paracetamol 3 x 1 ½ cth
Penatalaksanaan di Ruangan
Oksigen 2l/menit dengan nasal canule
Infus RL 30 gtt/m (mikro)
Cefotaxime 3 x 500 mg iv
Paracetamol 3x 1 ½ cth (bila demam)
12 Januari 2018 : IGD
Sesak 10 jam SMRS, batuk berdahak, demam
S
KU : Tampak sakit berat
O FOLLOW UP
Suhu: 38,0 oC
Nadi: 131x/menit
Respi: 52x/menit
Thorax : Paru
PCH +, Retraksi interkostal +
Rhonki +/+
Wheezing +/+
- Bronkopneumonia
A
- Rawat inap
P
- Lab Hematologi rutin
- Rontgen Thorax
- Konsul dr. Spesialis Anak
Terapi
- Oksigen 2l/menit
- Infus RL
- Nebulisasi dengan ventolin + Nacl 0,9%
Hasil Konsul dr. Sp.A :
- O2 2l/m
- Infus RL 30 tpm mikro
- Cefotaxime 3 x 500 mg iv
- Nebu Nacl 3% + bisolvon 10 tts (k/p)
- Paracetamol 3 x 1 ½ cth
13 Januari 2018
S Batuk berdahak , sesak berkurang, demam (-)

O KU : Tampak sakit sedang


Suhu: 37,0 oC
Nadi: 105x/menit
Respi: 47x/menit
Thorax : Paru
PCH -, Retraksi interkostal +
Rhonki +/+
Wheezing (+/+)
Spo2 90
A - Bronkopneumonia

P - Oksigen 2l/menit dengan nasal canule


- Infus RL 30 gtt/m (mikro)
- Cefotaxime 3 x 500 mg iv
- Paracetamol 3x 1 ½ cth (bila demam)
14 Januari 2018
Batuk berdahak , sesak berkurang. Demam (-)
S
KU : Tampak sakit sedang
O
Suhu: 36,5 oC
Nadi: 96x/menit
Respi: 35x/menit
Thorax : Paru
PCH -, Retraksi interkostal +
Rhonki +/+
Spo2 93
- Bronkopneumonia
A

- Lab Hematologi rutin


P
- Oksigen 2l/menit dengan nasal canule
- Infus RL 30 gtt/m (mikro)
- Cefotaxime 3 x 500 mg iv
- Paracetamol 3x 1 ½ cth (bila demam)
15 Januari 2018

Batuk berdahak
S

KU : Tampak sakit ringan


O
Suhu: 36,8 oC
Nadi: 92x/menit
Respi: 30x/menit
Thorax : Paru
PCH -, Retraksi interkostal -
Rhonki -/-
Sp02 97

- Bronkopneumonia
A

P
- Infus RL 30 gtt/m (mikro)
- Cefotaxime 3 x 500 mg iv
- Paracetamol 3x 1 ½ cth (bila demam)
16 Januari 2018
Batuk berdahak
S
KU : Tampak sakit ringan
O
Suhu: 36,5 oC
Nadi: 88x/menit
Respi: 30x/menit
Thorax : Paru
PCH -, Retraksi interkostal -
Rhonki -/-
Spo2 98
- Bronkopneumonia
A

P
- Infus RL 30 gtt/m (mikro)
- Cefotaxime 3 x 500 mg iv
- Paracetamol 3x 1 ½ cth (bila demam)
- BLPL
DIAGNOSIS AKHIR

Bronkopneumonia derajat berat e.c


Streptococcus pneumonia
PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
PEMBAHASAN
Apakah sudah benar di diagnosis
Bronkopneumonia derajat berat e.c
Streptococcus pneumonia pada pasien ini ?
Anamnesis :
 An.M, laki-laki, 4 tahun 7 bulan
Manifestasi klinis :
 Sesak nafas (nafas cepat dan pendek) tidak dipengaruhi cuaca dan
aktivitas, tidak ada kebiruan
 Demam
 Batuk produktif (dahak tidak keluar)
Faktor Resiko :
 Ayah perokok
 Ayah batuk pilek
 Rumah ventilasi buruk
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak sakit berat
 Kesadaran : Kompos mentis
 TTV : - Nadi: 131 x/ menit, reguler, equal, isi cukup
- Respirasi : 52 x/ menit, reguler,
- Suhu : 38O C
 Hidung : PCH (+)
 Paru-paru : Retraksi Intercostal (+), Ronki basah (+/+)
wheezing (+/+)
Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium Hematologi rutin : Leukositosis : 20.200
 Rontgen : kesan sugestif Bronkopneumonia bilateral
Kesimpulan :

Pada pasien ini dari anamnesis, manifestasi klinis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
memenuhi kriteria diagnosis bronkopneumonia.

Note :
Namun belum dilakukan pemeriksaan saturasi O2
menggunakan pulse oxymeter, akan lebih baik jika
dilakukan.
Gambaran Klinis Beratnya Penyakit

Batuk atau kesulitan bernapas dengan: Pneumonia sangat berat

- Saturasi oksigen <90% atau sianosis

sentral

- Distres saluran respiratori berat (tarikan

dinding dada bagian bawah berat,


grunting)

- Tanda pneumonia disertai tanda bahaya

(tidak dapat minum, penurunan


kesadaran, kejang)
Tarikan dinding dada bagian bawah Pneumonia berat

Napas cepat: Pneumonia

≥50×/mnt pada anak usia 2–11 bl

≥40×/mnt pada anak usia 1–5 th

Tidak ada tanda pneumonia atau Bukan pneumonia;


batuk atau “flu”
pneumonia sangat berat
Derajat penyakit Gambaran klinis

Pneumonia ringan Nafas cepat

Pneumonia berat Retraksi

Pneumonia sangat berat Tidak dapat minum/makan,


kejang, letargis, malnutrisi

Bronkopneumonia derajat berat :


Karena ada nafas cepat dan
adanya retraksi pada pasien
Bronkopneumonia derajat berat e.c
Streptococcus pneumonia:

Pasien belum melakukan kultur sputum.


Tapi penyebab paling sering berdasarkan
usia pasien yaitu streptococcus
pneumonia yang merupakan bakteri
penyebab utama di Negara berkembang.
Apakah penatalaksanaan pada
pasien ini sudah benar dan tepat ?
Penatalaksanaan di IGD
- Rawat inap
- Konsul dr. Spesialis Anak
Terapi
- Oksigen 2l/menit
- Infus RL
- Nebulisasi dengan ventolin + Nacl 0,9%
Hasil Konsul dr. Sp.A :
- O2 2l/m
- Infus RL 30 tpm mikro
- Cefotaxime 3 x 500 mg ivfreku
- Nebu Nacl 3% + bisolvon 10 tts (k/p)
- Paracetamol 3 x 1 ½ cth
Penatalaksanaan di Ruangan
- Oksigen 2l/menit dengan nasal canule
- Infus RL 30 gtt/m (mikro)
- Cefotaxime 3 x 500 mg iv
- Paracetamol 3x 1 ½ cth (bila demam)
Kriteria rawat inap :

Anak :
 Saturasi < 92%, sianosis
 Frekuensi napas > 50x/m
 Distress pernapasan
 Grunting
 Terdapat tanda dehidrasi
 Keluarga tidak bisa merawat dirumah

Pada pasien memenuhi kriteria rawat inap,


namun belum di lakukan pemeriksaan
dengan pulse oxymeter dan tidak terdapat
tanda dehidrasi
Tatalaksana umum

 Pasien dengan saturasi oksigen ≤ 92 % pada saat bernapas dengan


udara kamar harus diberikan terapi oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >92%
 Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan
intravena dan dilakukan balans cairan ketat.
 Antipiretik dan analgesik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan
pasien
 Nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk
memperbaiki mucocilliary clearance
 Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobservasi setidaknya
setiap 4 jam sekali, termasuk pemeriksaan saturasi oksigen
Pemberian antibiotik

 Antibiotik empiris diberikan berdasarkan usia penderita dan


derajat penyakit
 Antibiotik parenteral harus diberikan pada anak dengan
pneumonia berat
 Antibiotik intravena yang dianjurkan adalah : ampisilin dan
kloramfenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime dan
cefotaxime.
Tatalaksana Pada pasien

 Pada pasien telah dilakukan terapi oksigen 2L/m dengan nasal canule
Cairan pada pasien

 Pada pasien diberikan cairan RL 30 gtt/m mikro


Kebutuhan cairan pasien :
Holiday segar : 100 x 10 + 50 x 5 = 1000+250 = 1250cc/24 jam =
52cc/jam = 52cc/m
Pasien masih bisa minum 2 gelas sedang tiap harinya (seukuran
aqua gelas)
2x240 = 480 ml bisa masuk peroral
Cairan IV = 1250-480 = 770 cc/24 jam = 32cc/jam = 32cc/m
 Sehingga sesuai dengan pasien
Antipiretik

Telah diberikan antipiretik dan analgetik yaitu,


paracetamol 3 x 1 ½ cth
Dosis paracetamol 10-15 mg/kbBB/kali = BB pasien
15 kg
Paracetamol 125mg/ 5 ml
Dosis pasien = 150-225 mg/kali = 3 x 1 ½ cth
Pada pasien sudah tepat
Pada pasien dilakukan nebulisasi dengan β2
agonis dan NaCl
Pertama : Nebulisasi dengan ventolin + Nacl 0,9%
Kedua : Nebu Nacl 3% + bisolvon 10 tts (k/p)

Untuk mucuciliary cleareance


Antibiotik pada pasien

 Antibiotik parenteral harus diberikan pada anak dengan


pneumonia berat
 Antibiotik intravena yang dianjurkan adalah : ampisilin dan
kloramfenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime dan
cefotaxime.

Pada pasien diberikan cefotaxime 3 x 500 mg iv


 Dosis cefotaxime anak 1 bulan -12 tahun < 50 kg = 50-180 mg/kgBB
IV atau IM
 Pasien BB 15 kg = 750 – 2700 mg/kgBB/ hari, 2-4 kali sehari
 Pada pasien 1500/hari = 1500: 3 = 500mg/kali
 Pada pasien sudah sesuai
Edukasi

Pada pasien ditambahkan untuk edukasi


 Ayah jangan merokok di dalam rumah
 Etika batuk
 Cuci tangan dengan sabun
 Vaksinasi:
 Pertusis (DTP) Bordetella pertusis
 Campak Komplikasi dari campak Pneumoni interstitial
 Pneumokokus C. pneumoniae, M. pneumoniae, S. pneumoniae
 H. influenzae
 Vaksinasi influenza untuk bayi >6 bulan dan usia remaja
 Untuk orang tua atau pengasuh bayi <6 bulan disarankan untuk
diberikan vaksin influenza dan pertusis.
TINJAUAN
PUSTAKA
BAB III
PNEUMONIA

Infeksi akut parenkim paru yang


meliputi alveolus dan jaringan
interstisial.
EPIDEMIOLOGI

Mortalitas dan mordibitas paling banyak terjadi


pada anak (usia < 5 tahun) terutama dinegara
berkembang. 30 % terjadi pada usia 1 tahun
pertama, 20 % terjadi pada usia 2 tahun pertama,
10 % pada anak usia ≥ 2 tahun. Pasien berusia 2
bulan sehingga memiliki resiko terjadinya
mortalitas dan morbiditas

Pada pasien : Pasien berusia 4 tahun 7 bulan dan masuk dalam 10%
populasi terjadinya pneumonia. Umur pasien termasuk dalam mortalitas
dan morbiditas paling banyak di negara berkembang.
ETIOLOGI
FAKTOR RESIKO

Malnutrisi
BBLR
Tidak mendapat ASI Ekslusif
Tidak mendapat imunisasi campak
Polusi udara di dalam rumah
Kepadatan hunian

Pada pasien: Ayah perokok. Ventilasi


kurang baik, Ayah batuk pilek
Mekanisme
Faktor Resiko -> Inhalasi mikroorganisme atau
masuknya flora normal saluran respirasi atas,

Terganggunya fx mucocilliary Produksi mukus +

Akumulasi mukus

+ pertumbuhan flora normal di saluran nafas (sp)

Aspirasi ke alvolus

Difagosit oleh Dust cell


Th2

Act sel
IL-1 TNF alfa
mast

Recruitm
+permeabilitas
Pirogen en
vascular
Neutrofil

Extravasasi cairan,
Demam PMN, RBC, Fibrin,
mengisi alveolus

congesti

Gas Sekret
Coughed Konsolida
exchange mukopur
-up si
terganggu ulent

Hypoxemi Red
a hepatisasi

Dyspnea
Red hepatisasi

Fagositosis bakteri

Defosisi fibrin

Grey Hepatisasi

resolusi
Manifestasi klinis

Gejala gangguan respirasi :


Gejala infeksi umum
 Batuk
 Demam
 Sesak napas
 Sakit kepala
 Retraksi dinding dada
 Nafsu makan menurun
 Takipnea
 Keluhan gastrointestinal (mual,
muntah, diare)  Napas cuping hidung
 Gelisah  Air hunger
 Malaise  Merintih
 Sianosis
Klasifikasi derajat pneumonia
KLASIFIKASI PNEUMONIA
LOBAR PNEUMONIA Disebut “typical” pneumonia yang terlokalisasi
pada satu atau lebih lobus paru-paru, dimana
lobus yang terkena akan terkonsolidasi.
BRONCHOPNEUMONIA Inflamasi pada paru-paru yang terpusat pada
bronkhiolus dan mengakibatkan produksi
eksudat mukopurulen yang mengobstruksi
saluran nafas kecil (small airways) dan
mengakibatkan adanya patchy consolidation
dari lobulus yang berdekatan.

INTERSTITIAL PNEUMONITIS Inflamasi interstitium yang terdiri dari dari


dinding alveolus, alveolar sac dan duktus, dan
bronkhiolus.

Nelson Essentials of
Pediatrics 1st South Asia
Ed. Chap.110
Diagnosis

Anamnesa
Demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, sesak
napas. Pada bayi gejala tidak khas,
seringkali tanpa demam dan batuk. Anak
besar kadang mengeluh sakit kepala,
muntah, sakit perut, distensi nyeri
abdomen.
Pemeriksaan fisik

 Takipneu
 Demam
 Sianosis
 Retreaksi dinding dada
 Auskultasi ditemukan adanya fine crackles pada anak
besar,mungkin tidak ditemukan pada bayi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PNEUMONIA

Chest Radiography (posteroanterior & lateral)


views
Gambaran radiologis klasik:
Konsolidasi lobar atau segmental disertai air
bronchogram(Pnemococcal atau bakteri lain)
Pneumoni interstitial berupa corakan bronkovaskular yang
bertambah, peribronchial cuffing, overaeration, bila ada
patchy consolidation karena atelektasis (biasanya karena
virus)
Gambaran difus bilateral, corakan peribronkial bertambah
dan infiltrat halus sampai perifer
Gambaran pneumonia karena S.aureus biasanya
menunjukkan pneumatokel (Panter 2014)
Laboratorium

Jumlah leukosit >15.000/μL dengan dominasi neutrofil

Isolasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura dan

darah.

Pemeriksaan C-reactive protein  untuk melihat

komplikasi dan respon antibiotik

Pemeriksaan sputum rapid test

Pada pasien : 20.2000


Peripheral WBC count
Viral pneumonia: WBC count dapat
normal/, tidak ≥20.000/mm3, dominasi
limfosit.
Bacterial pneumonia: WBC  dengan
range 15.000-40.000/mm3, dominasi
granulosit.
Pulse oxymetri

Untuk mendeteksi saturasi oksigen


pada anak
Pemeriksaan mikrobiologis

harus dilakukan pada semua anak yang


dicurigai menderita pneumonia bakteri,
pneumonia berat, pneumonia dengan
komplikasi
Pemeriksaan sputum

Jika memungkinkan, walaupun


kurang berguna, rapid test
Definitive diagnosis viral infection: isolasi virus
atau deteksi genom atau antigen dari sekresi
traktus respiratorik.
Definitive diagnosis bacterial infection:
Kultur sputum: sulit untuk diagnosis pada anak lebih
muda, aspirasi paru invasif dan tidak rutin dilakukan.
Kultur darah: hanya positif 10% (direkomendasikan bila
tidak membaik atau sudah ada komplikasi).

Nelson Textbook of Pediatrics, 20th Ed.


2015.
Penatalaksanaan

Tatalaksana umum :
 Pasien dengan saturasi oksigen ≤ 92 % pada saat bernapas dengan udara kamar
harus diberikan terapi oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >92%
 Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena
dan dilakukan balans cairan ketat. Terapi cairan : anak yang tidak bisa
mempertahankan asupan cairan akibat sesak atau kelelahan, penderita yang
muntah-muntah. bila perlu : berikan cairan i.v 80% dari kebutuhan basal.
 Antipiretik dan analgesik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien
 Nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki
mucocilliary clearance
 Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobservasi setidaknya setiap 4
jam sekali, termasuk pemeriksaan saturasi oksigen
Pemberian Antibiotik

 Antibiotik empiris diberikan berdasarkan usia penderita dan derajat


penyakit
 Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak
< 5 tahun karena efektif melawans sebagin besar patogen yang
menyebabkan pneumonia pada anak, ditoleransi dengan baik dan
murah. Alternatifnya adalah co-amoxiclav, ceflacor, erotromisin,
claritomisin, dan azitromisin
 M. Pneumoniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka
antibiotik golongan makrolid diberikan sebagai pilihan pertama secara
empiris anak > atau sama dengan 5 tahun
 Antibiotik parenteral harus diberikan pada anak dengan pneumonia
berat
 Antibiotik intravena yang dianjurkan adalah : ampisilin dan
kloramfenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime dan cefotaxime.
ANTIBIOTIK

Nelson Essentials of Pediatrics 1st South Asia Ed.


Chap.110
PENCEGAHAN PNEUMONIA

 Vaksinasi:
Pertusis (DTP) Bordetella pertusis
Campak Komplikasi dari campak Pneumoni interstitial
Pneumokokus C. pneumoniae, M. pneumoniae, S. pneumoniae
H. influenzae
 Vaksinasi influenza untuk bayi >6 bulan dan usia remaja
 Untuk orang tua atau pengasuh bayi <6 bulan disarankan untuk
diberikan vaksin influenza dan pertusis.

Pedoman Terapi
2014
Indikasi pasien dipulangkan

 Gejala dan tanda pneumonia hilang


 Nafsu makan membaik
 Bebas demam 12-24 jam
 Stabil
 Saturasi 02 > 92 % dalam ruangan selama 12-24 jam (tanpa
O2)
 Orang tua sudah mengerti untuk melanjutkan pemberian
antibiotik oral
DAFTRA PUSTAKA

 Antonius H, Badriul H dkk. Ikatan dokter indonesia . Pedoma


Pelayanan Medis jilid I ; 2010
 Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
UNPAD/RSUP Hasan Sadikin. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
kesehatan Anak; edisi 5; 2014
 Robert M K dkk. Nelson Textbook of Pediatrics. Edition 20 ; Canada ;
2015
Thank you

Vous aimerez peut-être aussi