mental, dan sosial secara utuh, tidak semata- mata bebas dari dari penyakit atau kecacatan yg berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki2 dan perempuan Indikator Kesehatan Reproduksi • Indikator Millenium Development Goals : 1) Angka kematian bayi 2) Angka kematian ibu
Rendahnya kesehatan reproduksi
meningkatkan kematian bayi dan ibu karena melahirkan Dalam UU. No 36 Tahun 2009, kesehatan reproduksi mencakup kesehatan wanita : 1) Saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan 2) Pengaturan kehamilan, alat kontrasepsi, kesehatan seksual 3) Kesehatan sistem reproduksi Hak-Hak Reproduksi • Hak-hak reproduksi mencakup : 1. Menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yg sehat, aman, dan bebas paksaan/kekerasan dengan pasangan yg sah 2. Menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan/kekerasan yg sesuai dgn nilai luhur dan norma agama 3. Menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat secara medis dan agama 4. Memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kespro yg benar Ketentuan pemerintah terhadap jaminan Kesehatan Reproduksi a) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan saran informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yg aman, bermutu, dan terjangkau b) Kesehatan reproduksi yg bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk reproduksi secara bantuandilakukan secara aman c) Pelaksanaan yankespro dilakukan dgn tidak bertentangan dgn nilai agama dan UU d) Ketentuan reproduksi dgn bantuandiatur oleh PP Aspek Kesehatan Reproduksi • 3 masalah yg sering terkait dgn etika dan hukum kesehatan : 1. Aborsi 2. Teknologi reproduksi (bayi tabung) 3. KB ABORSI • Aborsi keluarnya/dikeluarkannya hasil konsepsi dari kandungan seorang ibu sebelum waktunya • Aborsi/abortus : 1. Spontan (keguguran) 2. Buatan (terminasi kehamilan) (Legal atau Ilegal) ABORSI A. Aborsi Legal Syarat : Sebagai tindakan terapeutik Disetujui oleh 2 orang dokter yg berkompeten Dilakukan di tempat yankes yg diakui suatu otoritas yg sah ABORSI B. Aborsi Ilegal Dilakukan oleh tenaga medis yg tidak kompeten, melalui cara-cara diluar medis (pijat, jamu atau ramuan) dgn atau tanpa persetujuan suaminya Dilakukan oleh tenaga medis, tetapi tidak mempunyai indikasi medis Dasar Hukum Aborsi • Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 Pasal 75 ayat 1, menyatakan dgn tegas :
“Setiap orang dilarang melakukan aborsi”
Dasar Hukum Aborsi • Tindakan medis/ aborsi hanya dapat dilakukan bila : a. Berdasarkan indikasi medis yg mengharuskan dilakukannya aborsi b. Dilakukan oleh tenaga medis yg berskill dan berwenang c. Disetujui oleh ibu hamil, suami atau keluarganya d. Pada sarana kesehatan tertentu Pengecualian Larangan Aborsi UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 Pasal 75 ayat 2 1. Indikasi kegawatdaruratan medis yg dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yg mengancam ibu atau janin, yg menderita penyakit genetik berat dan atau cacat bawaan yg menyulitkan bayi tsb hidup di luar kandungan 2. Kehamilan akibat perkosaan yg menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan Apabila kekecualian tindakan aborsi ini dilakukan, syarat yg harus dipenuhi ( Pasal 76 UU No 36 Tahun 2009) : a. Sebelum kehamilan berumur 6 minggu, kecuali dalam hal kegawatdaruratan b. Dilakukan oleh tenaga medis yg berskill c. Dgn persetujuan ibu hamil yg bersangkutan d. Dgn izin suami, kecuali korban perkosaan e. Penyedia layanan kesehatan yg memenuhi syarat Sanksi Pidana • Setiap orang yg dgn sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dgn ketentuan yg berlaku dipidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) TEKNOLOGI REPRODUKSI BUATAN • 3 dasawarsa terakhir, terobosan ilmu n teknologi kesehatan khusus di bidang reproduksi: 1. Bayi tabung (baby tube) 2. Cloning
Kedua metode tsb merupakan metode
kehamilan di luar alamiah (Man made reproduction/ Teknologi Reproduksi Buatan) TEKNOLOGI REPRODUKSI BUATAN 1. Bayi tabung (Inggris, Louise Brown, 1978) • TRB teknik di mana oosit dimanipulasi dalam media tabung (tube) sebelum ditanamkan ke rahim ibu. • TRB merupakan upaya terakhir atau pengobatan pasangan yg mempunyai masalah untuk mengalami kehamilan secara alamiah (kurang atau tidak subur) • Metode bayi tabung memiliki angka kegagalan yg tinggi, terutama pada saat pemindahan oosit ke dalam rahim. Karena media dan lingkungannya berbeda
• Pada tahun 1997, di Inggris (Skotlandia),
ditemukan “cloning” oleh Dr. Ian Welmut Cloning 2. Cloning Pemanfaatan teknologi transplantasi inti sel dari sel dewasa sehingga dapat menumbuhkan kehidupan baru
Melahirkan seekor domba bernama “Dolly”
Cloning = Etis kah?? • Para ahli berpendapat bahwa pengkloningan individu manusia tidak dapat diterima, baik dari segi agama, etik dan hukum
Terkait hal tersebut, bagaimana Undang-
undang kesehatan yg mengaturnya?? Undang-undang kesehatan yg mengatur hal tersebut : a. Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri untuk mendapatkan keturunan b. Upaya kehamilan di luar cara alami hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami yg sah dgn ketentuan: 1) Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yg bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal 2) Dilakukan oleh tenaga medis yg berskill dan berwenang KELUARGA BERENCANA • KB di Indonesia dimulai 1970 • Diselenggarakan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan dari pembangunan bangsa • Namun aspek etik dan keagamaan menjadi pertimbangan yg tak terhindarkan • Alasan agama dan etika secara universal menolak KB : bahwa, siapapun tidak boleh mencampuri atau mengintervensi kehidupan Hukum dan Etika KB di Indonesia • Diatur Undang-undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Sejahtera : 1. Pengaturan kelahiran diselenggarakan dgn tata cara berdaya guna dan dapat diterima pasutri 2. Pengaturan kelahiran dilakukan dgn cara yg dapat dipertanggungjawabkan 3. Setiap pasutri dapat menetukan pilihannya dalam perencanaan jumlah dan jarak antara kelahiran anak berlandaskan kesadaran dan tanggung jawab 4. Suami istri mempunyai hak dan kewajiban, serta kedudukan yg sederajat dalam menentukan pengaturan kelahiran Hukum dan Etika KB di Indonesia • Suami istri harus sepakat mengenai pengaturan kehamilan dan cara yang akan dipakai agar tujuannya tercapai dgn baik
Jika istri gagal menggunakan alat kontrasepsi
dgn alasan kesehatan, maka suamilah yg harus menggunakan alat kontrasepsi yg cocok Hukum dan Etika KB di Indonesia • Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 kembali menegaskan : 1. Pelayanan kesehatan dalam KB dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi yg sehat dan cerdas 2. Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan KB yg aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat ..TERIMA KASIH.. ^_^