Vous êtes sur la page 1sur 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

ATRESIA ANI

NS.ANNISA NUR NAZMI S.KEP


Definisi

Ketiadaan atau tertutupnya rectal secara congenital

Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau


kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan
langsung dengan rectum
ETIOLOGI

 SECARA PASTI BELUM DIKETAHUI


1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir
tanpa lubang dubur
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus,
rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu
keempat sampai keenam usia kehamilan
Suatu perineum tanpa apertura anal diuraikan sebagai inperforata. Ladd dan Gross
(1966) membagi anus inperforata dalam 4 golongan

Stenosis rectum yang lebih rendah atau pada anus

Membran anus menetap

Anus inperforata dan ujung rectum yang buntu terletak pada


bermacam-macam jarak dari peritoneum

Lubang anus yang terpisah dengan ujung rectum yang buntu


Pada golongan 3 hampir selalu disertai fistula

 Bayi wanita yang sering ditemukan fisula rektovaginal (bayi buang


air besar lewat vagina) dan jarang rektoperineal, tidak pernah
rektourinarius
 Bayi laki-laki dapat terjadi fistula rektourinarius dan berakhir
dikandung kemih atau uretra serta jarang rektoperineal.
Terdapat tiga macam letak

 Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani


(m.puborektalis) dengan jarak antara ujung buntu rectum
dengan kulit perineum >1 cm. letak supralevator biasanya
disertai dengan fistel ke saluran kencing atau saluran genital
 Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak
menembusnya
 Rendah → rectum berakhir di bawah m.levator ani sehingga
jarak antara kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm.
fistel urin (+)  tampak mekonium keluar dari orifisium urethra eks
fistel ke uretra maupun ke vesika urinaria
Cara praktis menentukan letak fistel  memasang kateter urine
Kateter (+)  urine jernih  fistel terletak di uretra
Kateter (+)  urine + mekonium  fistel ke vesika urinaria
Evakuasi feses tidak lancar, penderita  kolostomi segera
atresia rectum (+)  tindakannya = perempuan

Kolostomi (+)

Fistel (-) > 1 cm dari kulit pd invertogram kolostomi

www.theme
gallery.com
fistel vagina (+)  mekonium tampak keluar dari vagina
Evakuasi feses (tidak lancar)  kolostomi
fistel vestibulum (+)  muara fistel terdapat divulva
evakuasi feses lancar  penderita hanya minum susu.
Evakuasi terhambat  saat penderita mulai makan makanan padat
Kolostomi dapat direncanakan  bila penderita dalam keadaan optimal
Kloaka (+)  pemisahan antara traktus urinarius, traktus genetalis dan jalan cerna (-)

www.theme
gallery.com
Evakuasi feses umumnya tidak sempurna perlu kolostomi cepat
atresia rectum (+)  anus tampak normal
pada pemerikasaan colok dubur  jari tidak dapat masuk lebih dari 1-2 cm.
Evakuasi mekonium (-)  kolostomi (+)
Fistel (-)  dibuat invertogram
Jika udara > 1 cm dari kulit perlu segera  dilakukan kolostomi.

www.theme
gallery.com
 Fistel perineum  sama dengan pada wanita  lubangnya terdapat anterior dari letak
anus normal
 membran anal biasanya  tampak bayangan mekonium di bawah selaput
 evakuasi feses (-)  dilakukan terapi definit secepat mungkin
 stenosis anus (-)  sama dengan perempuan, tindakan definitive harus dilakukan .

www.theme
gallery.com
 Lubang fistel perineum  biasanya terdapat diantara vulva dan tempat letak anus
normal
 Stenosis anus (+) lubang anus terletak di tempat yang seharusnya  tetapi sangat
sempit
 Evakuasi feses tidak lancar  biasanya harus segera dilakukan terapi definitive.

www.theme
gallery.com
Gambaran klinik

Tidak adanya apertura anal

Mekonium yang keluar dari suatu orifisium


abnormal

Muntah dengan abdomen yang kembung


Kesukaran defekasi, misalnya dikeluarkannya
feses mirip seperti stenosis
Tanda dan gejala

• Mekonium tidak keluar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir


• Tinja keluar dari vagina atau uretra

• Perut menggembung
• Muntah

• Tidak bisa buang air besar


• Tidak adanya anus, dengan ada/tidak adanya fistula

• Pada atresia ani letak rendah mengakibatkan distensi perut,


muntah, gangguan cairan elektrolit dan asam basa.
WOC
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan radiologis
 Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal.
 Sinar X terhadap abdomen
 Untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan untuk mengetahui
jarak pemanjangan kantung rectum dari sfingternya
Ultrasound terhadap abdomen
 Untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam system pencernaan dan
mencari adanya faktor reversible seperti obstruksi
 Pemeriksaan fisik rectum
 Pemeriksaan urine
www.theme
gallery.com
Pemeriksaan Penunjang

 pemeriksaan radiologik dengan enema barium


 Megakolon sekunder dapat terbentuk akibat adanya obstruksi kronik
saluran cerna bagian bawah daerah stenosis yang sering bertambah
berat akibat mengerasnya tinja.
 Pemeriksaan Radiologis Invertogram
Dilakukan hanya pada pasien yang tidak ada fistel.

www.theme
gallery.com
PENATALAKSANAAN

 Medik:
1. Eksisi membran anal
2. Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah umur 9 bulan dilakukan
koreksi sekaligus. kemudian anoplasti perineal yaitu dibuat anus permanen (prosedur penarikan
perineum abnormal) dilakukan pada bayi berusia 12 bulan. Pembedahan ini dilakukan pada usia 12
bulan dimaksudkan untuk memberi waktu pada pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk
berkembang.
 Keperawatan
Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai kelainan pada anaknya dan keadaan tersebut
dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama
hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 9-12 bulan dilakukan operasi tahapan ke 2,
selain itu perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga kebersihan untuk
mencegah infeksi. Serta memperhatikan kesehatan bayi.
www.theme
gallery.com
PENATALAKSANAAN

 Tindakan bedah  berdasarkan tipe kelainannya. Dua tempat kolostomi dianjurkan


pada neonatus & bayi
 transversokostomi (kolostomi pada kolon transversum)
 sigmoidostomi (kolostomi di sigmoid).
Bentuk kolostomi yang mudah dan aman adalah stoma laras ganda (Double barrel).

www.theme
gallery.com
Berdasarkan lubang kolostomi dibedakan menjadi 3

 Single barreled stoma, yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen
distal dapat dibuang atau ditutup.
 Double barreled, biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung dari
kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal
mengakibatkan dua stoma. Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan
stoma proksimal mengalirkan feses.
 Kolostomi lop-lop, yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding
abdomen dan diikat ditempat dengan glass rod. Kemudian 5-10 hari usus
membentuk adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat di permukaan
terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.

www.theme
gallery.com
PROGNOSIS

1. Kontrol feses dan kebiasaan BAB


2. Sensasi rektal
3. Kontraksi otot sfingter yang baik pada colok dubur.

www.theme
gallery.com
Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN

A. Biodata
Nama Pasien :
Alamat Pasien :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Suku bangsa :
Penanggung jawab :
B. Keluhan Utama
C. Riwayat Kesehatan Sekarang :
D. Riwayat Kesehatan yang lalu
Prenatal
Natal
www.theme
gallery.com
Postnatal (neonatus)
Infant :
Todler :
Pra sekolah :
Sekolah :
Remaja :
Pertumbuhan dan perkembangan :
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
F. Mental Psikologi
G. Spiritual
H. Aktivitas
I. Pemeriksaan fisik:
J. Tes Diagnostik :
K. Terapi medis : www.theme
gallery.com
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Pre Operasi
2.Post Operasi
Diagnosa keperawatan & Intervensi

1. Gangguan psikologis (cemas ) b/d kurangnya pengetahuan keluarga tentang


penyakit, serta prosedur operasi.
Intervensi
 Jelaskan pada keluarga kondisi penyakit membutuhkan / dapat terjadi kondisi
bedah
 Informasikan tentang persiapan operasi dan orientasikan anak dan orang tua
dalam lingkungan yang baru
 Jelaskan dan diskusikan pada keluarga tentang prosedur operasi dan waktu
operasi.
 Jelaskan prosedur operasi jika ada indikasi pemasangan NGT , balutan,
drainage
 Ciptakan lingkungan yang familier
 Jelaskan pada keluarga gambaran pada anak setelah tindakan operasi
www.theme
gallery.com
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB b/d gangguan
pengeluaran feses (Atresia ani )
Intervensi
 Kolaborasikan untuk tindakan kolostomi
 Observasi status kebutuhan eliminasi BAB klien

www.theme
gallery.com
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/ d anoreksia, gangguan absorbsi dan
makanan tinggi sisa
Intervensi
 Berikan makanan mulai dari makanan cair secara perlahan
 Auskultasi bising usus
 Lakukan pengkajian / identifikasi nutrisi secara bersama
 Batasi makanan yang dapat menimbulkan bau menyengat
 Beri makanan parenteral bila diindikasikan
 Monitor status intake-output klien
 Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi klien

www.theme
gallery.com
4. Nyeri akut b/d adanya luka kolostomi
Intervensi
 Berikan tindakan kenyamanan : massage, posisi yang nyaman , bermain/
mainan
 Berikan dan ajarkan teknik distraksi pada keluarga : cerita, bercanda dan
ajak bermain
 Bantu melakukan rentang gerak dan dorong ambulasi dini, hindari posisi
duduk lama
 Monitor adanya kekuatan otot abdomen dan nyeri tekan
 Kolaborasi pemberian obat penurun / penghilang nyeri sesuai dengan
indikasi (analgetik)
www.theme
gallery.com
5.Resiko terjadinya infeksi pada luka kolostomi / PSA
b/ d sifat acid dari feses
Intervensi
 Pertahankan perawatan aseptic dan balutan luka tetap kering
 Jelaskan dan anjurkan keluarga tentang perawatan luka dan
faktor terjadinya masalah resiko infeksi
 Ajarkan pada keluarga tentang identifikasi adanya tanda infeksi
 Observasi pada luka adanya tanda infeksi
 Observasi TTV yang meningkat

www.theme
gallery.com
Intervensi :

· Gunakan teknik mencuci tangan yang tepat dengan kewaspadaan universal lain, terutama bila terdapat
drainase luka
· Lakukan perawatan luka dengan hati2 u/ meminimalkan resiko infeksi
Jaga agar luka bersih dan balutan utuh
Pasang balutan yang meningkatkan kelembaban penyembuhan luka
Ganti balutan bila diindikasikan, jika kotor, buang balutan yang kotor dengan hati-hati
Lakukan perawatan luka khusus sesuai dengan ketentuan
Bersihkan dengan preparat yang ditentukan
Berikan larutan antimicrobial dan/atau salep sesuai instruksi untuk mencegah infeksi
Laporkan adanya tampilan tak umum atau drainase untuk deteksi dini adanya infeksi
www.theme
gallery.com
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi