Vous êtes sur la page 1sur 17

Ns. Omi Haryati Skep.

MKM

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


ISOLASI SOSIAL
pengertian

Keadaaan dimana seorang individu mengalami


penurunan atau tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain
( Budi Ana Keliat 2006)
 Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian
yang dialami oleh seseorang karena orang
lain menyatakan sikap yang negatif dan
mengancam ( Twondsend, 1998 ).
Faktor Predisposisi

1. Biologis
adanya faktor hediter mengalami gagguan
jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat
penyakit atau trauma kepala, dan riwayat
penggunaan NAPZA
2. Psikologis
 Pasien yang mengalami isolasi soaial dapat
ditemukan pengalaman negatif terhadap
gambaran diri , ketidak jelasan atau berlebihnya
peran yang dimiliki, kegagalan dalam mencapai
harapan atau cita cita, krisis identitas dan
kurang penghargaan baik dari diri sendiri
maupun lingkungan
3. Sosial Budaya
 Kemiskinan
 Penolakan lingkungan pada usia perkembangan
 Tingkat pendidikan rendah
 Kegagalan dalam hubungan sosial
Faktor Presipitasi
1. Kondisi Kesehatan ( riwayat penyakit infeksi,
kronis atau kelainan struktur otak)
2. Kondisi Lingkungan ( kekerasan dalam keluarga,
konflik antar masyarakat, aturan atau tuntutan
keluarga atau masyarakat, )
3. Sikap dan perilaku klien ( kegagalan dalam
hidup, kemiskinan )
Akibat dari Isolasi Sosial

 Klien dengan isolasi sosial dapat berakibat


terjadinya resiko perubahan sensori persepsi
(halusinasi) atau bahkan perilaku kekerasan
menciderai diri ( akibat dari harga diri rendah
disertai dengan harapan yang suram,
mungkin klien akan mengakhiri hidupnya ).
Rentang respon

 Rentan Respon
 Respon Adaptif Respon Maladatif

 Solitade Menarik diri Manipulasi


 Otonomi Ketergantungan Impulsi
 Kebersamaan Narkisisme
 Salin Ketergantungan

Pohon Masalah

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial

Gangguan Konsep diri (HDR)


Data subyektif
 Perassaan sepi
 Perasaan tidak aman
 Perasaan bosan dan waktu terasa lambat
 Ketidak mampuan berkosentrasi
 Perasaan ditolak
Data Obyektif
 Banyak diam
 Tidak mau bicara
 Menyendiri
 Tidak mau berinteraksi
 Tampak sedih
 ekspresi dangkal dan datar
 Kontak mata kurang
Tanda dan gejala melalui observasi

 Pasien banyak diam dan tidak mau bicara


 Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi
dengan orang yang terdekat
 Pasien tampak sedih, ekspresi datar dan
dangkal
 Kontak mata kurang
Perilaku
a. Menarik Diri
kurang spontan, apatis, ekspresiiwajah kurang
berseri, defisit perawatan diri,wajah komunikasi
kurang, isolasi diri, aktivitas menurun, kurang
berenergi, rendah diri, postur tubuh sikap fetus.
b. Sikap Curiga
tidak percaya orang lain, bermusuhan, isolasi sosial,
paranoiaisolasi
c. Manipulasi
kurang asertif, isolasi sosial, hargadiri rendah,
tergantung pd orang lain, ekspresi perasaan tdk
langsung pd tujuan.
Merumuskan diagnosa

 Diagnosis keperawatan ditetapkan


berdasarkan data subyektif dan obyektif yang
ditemukan pada pasien.
 Diagnosis keperawatan pada gangguan ini
adalah “ Isolasi Sosial ”
Tujuan Tindakan Keperawatan

Tujuan tindakan keperawatan adalah :


 Membina hubungan saling percaya
 Menyadari isolasi sosial yang dialaminya
 Berinteraksi secara bertahap dengan anggota
keluarga dan lingkungan
 Berkomunikasi saat melakukan kegiatan
rumah tangga dan kegiatan sosial
Tindakan Keperawatan

1. Membina hubungan saling percaya


2. Membantu pasien menyadari perilaku Isolasi
Sosialnya
3. Melatih pasien berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap

Vous aimerez peut-être aussi