Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MANAGEMENT DYSPNEA
Disusun oleh :
1. Aditya Bagus
2. Eko Sarwo Wibowo
3. Endah Syukuriyah
4. Ika Fahmawati
5. Mila Mirantiwi
6. Paramarta
7. Siti Hajar
• A. Pengertian
• Dispnea atau sesak nafas merupakan keadaan
yang sering ditemukan pada penyakit paru
maupun jantung.
• Secara umum yang dimaksud dispnea adalah
kesulitan bernapas,kesulitan bernapas ini
terlihat dengan adanya kontraksi dari otot-
otot pernapasan tambahan.
• Beberapa pegangan untuk menilai dispnea yang patologi,
yakni sebagai berikut:
• Berdasarkan riwayat penyakit apakah dispnea
tersebut terjadi secara mendadak.
• Apakah dispnea tersebut terjadi secara berulang
(recurrent).
• Waktu terjadinya dispnea menentukan pula
apakah setelah bekerja berat atau terjadi tiba-tiba
pada tengah malam.
• Sedangkan berdasarkan riwayat penyakit yang
mendukung terjadimya dispnea yang bersifat
subyektif, yakni bila terjadinya dispnea berhubungan
banyak dengan umur, seperti misalnya dalam
menjalankan pekerjaan yang tidak sebanding dengan
usia.
• B. Klasifikasi Dispnea
Dispnea dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Inspiratori dispnea
2. Ekspiratori dispnea
3. Kardiak dispnea
4. Exertional dispnea
5. Exspansional dispnea
6. Paroksismal dispnea
7. Ortostatik dispnea
Berdasarkan etiologi maka dispnea dapat dibagi
menjadi 4 bagian, yakni:
1. Kardiak dispnea
2. Pulmunal dispnea
3. Hematogenous
4. Neurogenik
C.Fisiologi
Yang dimaksud dengan dispnea adalah kesulitan
bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen
ke dalam jeringan tubuh tidak sebanding dengan
oksigen kedalam jaringan tubuh tidak sebanding
dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.
D.Patofisiologi dari dispnea yakni:
Kekurangan oksigen (O2)
Kelebihan Karbon Dioksida (CO2)
Tingkat-Tingkat Dispnea
• Dispnea dapat dibagi atas dua dasar, yakni:
Atas dasar klinis
Atas Dasar Pemeriksaan Paru-Paru
Dispnea dapat dibagi menjadi dua, yakni:
1. Obstruksi dispnea, yakni dispnea yang terjadi karena adanya kelainan dari fungsi obstruksi paru.
2. Berdasarkan nilai restriktif maka dispnea dapat dibagi atas (angka-angka di bawah adalah
presentase dari normal):
- Restriktiif normal
- Restriktif ringan sampai sedang
- Restriktif sedang
- Restriktif berat
Atas Dasar Terjadinya
Dispnea dapat dibagi menjadi dua, yakni:
1. Dispnea yand terjadi mendadak
2. Dispnea yang terjadi secara perlahan-lahan
Atas Dasar Respirasi
Dispnea dapat dibagi menjadi dua, yakni:
1. Dispnea inspirasi
2. Dispnea ekspirasi
• Evaluasi
Dari pemeriksaan fisik terlihat bahwa pasien menggunakan otot-
otot pernapasan tambahan. Ekspirasi maupun inspirasi tergantung
kepada tipe dari dispnea. Pemeriksaan yang dilakukan adalah sangat
luas, akan tetapi dapat digolongkan menjadi 7 bagian, yakni:
Tanda-tanda yang menyokong pada paru-paru
- Wheezing
- Ronchi
Tanda-tanda yang menyokong adanya dispnea
- Cuping hidung yang bergerak
- Sianosis
Pemeriksaan laboratorium
- EKG
Pemeriksaan fungsi paru dan analisis gas.
Pemeriksaan skantigrafi.
Pemeriksaan pemeriksaan infasif jantung.
Asuhan Keperawatan
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan
masalah yang lalu. Perawat mengkaji klien atau keluarga dan
berfokus kepada manifestasi klinik dari keluhan utama,
kejadian yang membuat kondisi sekarang ini, riwayat
perawatan dahulu, riwayat keluarga dan riwayat psikososial.
3.Pengkajian Psikososial
Kaji tentang aspek kebiasaan hidup klien yang secara
signifikan berpengaruh terhadap fungsi respirasi.
Beberapa kondisi respiratory timbul akibat stress.
4.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang berhubungan
dengan gangguan oksigenasi yang mencakup
ventilasi, difusi dan transportasi, antara lain :
Bersihan Jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan Kerusakan pada fisiologi Ventilas
Kerusakan pertukaran gas berhubungan
dengan ketidakseimbanganpervusi ventilasi
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
kelelahan otot pernafasan
TERIMAKASIH