Vous êtes sur la page 1sur 74

AASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI

OBAT EMERGENSI
PEKAN ILMIAH TAHUNAN
HIPANI 2018
BALI

HALIPAH

Sekretaris 1 HIPANI PUSAT


TRAINER BTCLS
Telp : 081380380975
Tujuan Pembelajaran
UMUM

Peserta mampu melakukan


Menerapkan asuhan keperawatan anestesi
dalam pelayanan keperawatan anestesi
Pokok
Bahasan 1 Asuhan Keperawatan Pre
Anestesi

2 Asuhan Keperawatan Intra


Anestesi

3 Asuhan Keperawatan Post


Anestesi
RUMPUN KEPERAWATAN ANESTESI

KEPERAWATAN
PERIOPERATIF
Pengertian
• Perawatan perioperatif yang meliputi perawatan sebelum
pembedahan, selama pembedahan dan sesudah pembedahan,
bertujuan untuk:
– Menciptakan hubungan yang baik dengan
pasien/tim bedah yang lain
– Mengkaji, merencanakan dan memenuhi
kebutuhan pasien perioperatif
– Memahami dan mengetahui daerah dan prosedur
pembedahan
– Mengetahui akibat pembedahan dan pembiusan
yang dilakukan terhadap pasien
– Mengantisipasi dan menanggulangi kesulitan yang
timbul
– Mengevaluasi pengadaan, penggunaan,
pemeliharaan alat serta tindakan, secara
berkesinambungan
Indikasi Pembedahan
1. Diagnostik : Biopsi atau laparatomi
eksplorasi
2. Kuratif : Eksisi tumor atau mengangakat
apendisitis yang infiltrat
3. Reparatif : Memperbaiki luka multipel
4. Rekonstruksi/Kosmetik : Mammoplasty,
atau bedah plastik
5. Palliatif : seperti menghilangkan nyeri atau
memperbaiki masalah
Kontraindikasi prosedur anestesi dan
sedasi
1. Riwayat alergi obat – obatan atau
komponen
2. Penyakit atau fisik yang abnormal
3. Riwayat komplikasi yang terjadi
sebelumnya berhubungan dg PSA
4. Pasien menolak tindakan
Komplikasi

Hipotensi
Hipoxia
Bradikardi
 disaritmia
Depresi napas
Reaksi alergi timbul mual muntah
Tahapan Keperawatan Perioperatif

1. Keperawatan
Pre anestesi
2. Keperawatan
Intra
3. Keperawatan
pasca anestesi
Fase Pra Operatif

• Dimulai ketika ada keputusan


untuk dilakukan intervensi bedah
dan diakhiri ketika pasien dikirim
kemeja operasi
Pengkajian Pra Operatif

1. Melakukan pengkajian awal praoperatif


2. Merencanakan metode penyuluhan yang
sesuai dengan kebutuhan pasien
3. Melibatkan keluarga dalam wawancara
4. Memastikan kelengkapan pemeriksaan pra
operatif (Laboratorium, radiologi, EKG dsb)
5. Mengkaji kebutuhan klien terhadap
transportasi dan perawatan pasca bedah
Masalah Pra Operatif

Cemas
a. Situasi/keadaan krisis
b. Tidak familier dengan lingkungan
c. Takut akan kematian
d. Perubahan status kesehatan
Intervensi Keperawatan Pra Operatif

1. Kaji tanda vital : Tekanan darah, Denyut Nadi,


suhu tubuh, pernafasan dan kesadaran
2. Kaji riwayat hypertensi
3. Kaji expresi wajah dan riwayat tidur
4. Lakukan komunikasi terapiutik
5. Bimbing pasien untuk berdoa
6. Kenalkan pasien pada tim operasi
7. Berikan support mental
Menyiapkan Mesin Anestesi
Menyiapkan Obat anestesi / emergency
dan peralatan airway management
Monitoring tanda vital
Transfer pasien ke ruang ok
Evaluasi Keperawatan Pra Operatif

1. Tanda vital dalam batas normal


2. Expresi wajah tenang
3. Pasien menyatakan siap untuk
operasi
Fase Intra Operatif

• Dimulai ketika pasien masuk atau


pindah ke instalasi bedah dan
berakhir saat pasien di pindahkan
ke ruang pemulihan (recovery
room)
OPERATOR

Tanggung jawab operator meliputi:


• Anamnesa dan pemeriksaan fisik pra
bedah, diagnosa operasi, pilihan operasi
dan managemen pre operasi.
• Keselamatan pasien dan managemen
bedah di kamar operasi
• Managemen post operasi.
OPERATOR
Tanggung jawab operator meliputi:
• Anamnesa dan pemeriksaan fisik pra
bedah, diagnosa operasi, pilihan operasi
dan managemen pre operasi.
• Keselamatan pasien dan managemen
bedah di kamar operasi
• Managemen post operasi.
ANESTHESI
Tanggung jawab anesthesia meliputi:
• Pengkajian preoperasi  metode anesthesia
yang paling aman  antisipasi dalam periode
operasi
• Merancang dan memberikan obat anesthesia dan
memberitahukan ke operator jika terjadi
kesulitan
• Monitoring kardiorespirasi dan tanda vital
• Memberikan cairan elektrolit, darah dan obat
selama operasi.
• Supervise di ruang post anesthesia (recovery)
TUGAS PERAWAT ANESTESI
DALAM INTRA OPERATIF

 Atur Posisi pasien


 Memasang alat monitor
 Membantu pemberian, manajemen air
way
 Trasfer pasien
 Terapi cairan
 Terapi oksigen
 Monitor tanda vital intra anesthesia
 Pendokumentasian pelayanan anesthesia
 Ecl (sesuai pendelegasian)
Perawat Sirkular
• Membantu dan menyiapkan ruangan bedah
• Mengawasi, tranportasi, memindahkan dan mengangkat
pasien ke meja operasi
• Membantu persiapan anesthesia
• Memberi posisi pasien di meja operasi bersama dokter
bedah
• Menyiapkan kebersihan kulit daerah operasi
• Melakukan pencatatan dan dokumentasi secara akurat
• Mengorganisasikan pemberian alat dan obat
• Menjaga sterilitas ruangan
• Memperkirakan kehilangan darah dan cairan
• Mengurus specimen, alat khusus dan lain-lainnya
• Komunikasi dengan tim di dalam satu ruang bedah dan
antar ruang bedah
Perawat Steril (instrument)):
• Review anatomy/physiologi terkait dengan prosedur
bedah yang akan dilakukan
• Menyikat, memakai jubah bedah untuk diri sendiri
dan anggota tim steril lain
• Menyiapkan meja instrument dan
mengorganisasikan alat steril agar mudah digunakan
• Memberikan instrument kepada operator dan
asistenya dan mengantisipasi kebutuhan mereka
• Menghitung kasa, jarum dan instrument yang
digunakan
• Monitor praktek aseptic diri dan lainya
• Menjaga alur irigasi dan menghitung jumlah
perdarahan
Tugas Perawat Sesuai Alur
Kegiatan Operasi
• Persiapan. Siapkan pasien, tim ,ruangan, hitung khas dan
instrument
• Pre-insisi. Transfer pasien, induksi anesthesia, kebersihan
kulit, pasang duk, persiapan suction dan alat listrik
(couter/hemostat).
• Operasi. Insisi, hemostasis, diseksi, eksplorasi, repair,
irigasi, tampung specimen.
• Penutupan. Tetapkan jumlah perhitungan, sadarkan
pasien dari anesthesia, balutan
• Post operasi. Persiapan transfer ke PACU, kegiatan rutin
pasca prosedur (dokumentasi, kebersihan ruangan, alat,
dll)
Keselamatan Pasien

Setiap tindakan bedah berpotensi bahaya bagi


pasien dan staff

• Tingkatkan identifikasi pasien: menurunkan


kejadian salah tempat operasi, salah pasien dan
salah prosedur. asing dalam tubuh dan kontaminasi
ud
• Perhatikan: keselamatan umum, anesthesia, luka
bakar, laser, latex, penanaman benda
Transportasi
Beberapa prinsip yang harus dipenuhi adalah:
• Antarkan pasien masuk ke ruang operasi
hanya setelah verifikasi prosedur preoperasi di
ruang tunggu (admission room) selesai
dengan lengkap.
• Pertahankan penghalang tempat tidur
terpasang
• Bergerak dengan lembut, tidak menghentak
dan kaki didepan
Pindah dan Angkat

• Posisikan stretcher disamping meja


operasi, turunkan penghalang. Jika sadar,
instruksikan untuk bergerak dan bantu.
Hindarkan terlau banyak manual
handling (resiko low back pain perawat).
• Jangan tinggalkan pasien di meja
operasi sendirian
Pengaturan Posisi
Pertimbangkan:
• Anatomy dan prosedur yang akan dilakukan
(organ, tempat, kiri/kanan)
• Pendekatan bedah (memberikan bukaan
yang maksimal dan memudahkan jangkauan)
• Kenyamanan pasien
• Keselamatan staf dan pasien
• Kebebasan pernafasan dan sirkulasi
Kenyamanan Pasien

– Dukungan (bantalan lunak) pada kepala


dan ekstremitas
– Pergerakan kontur yang tepat (fisiologis)
– Hindari penekanan pada area penonjolan
dengan padding yang cukup
– Hindari keterbukaan yang tidak perlu
(prifacy)
– Hindari hypothermia (cukup drapping)
Keselamatan staf dan pasien
– Gunakan pengikatan yang benar
– Gunakan alat dan posisinya dengan benar
– Gunakan body mechanic pada saat
mengangkat dan bergerak dengan benar
– Lindungi struktur skeletal dan syaraf dengan
benar
– Tempatkan ground padding alat elektrik
dengan benar
– Ketahui kamampuan dan batasan diri
Kebebasan pernafasan dan sirkulasi

– Longarkan dada dari tekanan luar


– Pertahanakan kepatenan jalan nafas
– Hindarkan tekanan pada ekstremitas
yang dapat menghambat venous
return
– Hindarkan hyperextension dari lengan
tanpa ganjalan yang tepat
– Hindarkan penyilangan tumit dan kaki
Efek Fisiologis POSISI:
KARDIOVASKULAR:
Anesthesi  dilatasi p darah  hypotensi pengumpulan
darah  oksigenasi turun

PERNAFASAN:
Gangguan aliran darah  penurunan pengisian 
penurunan pengembangan paru  O2 turun

PERSYARAFAN:
Posisi  penekanan  gangguan aliran darah  kerusakan
motorik & sensorik
Cedera tersering akibat posisi
Plexus brakhialis
Disebabkan oleh
hyperekstensi lengan ketika
posisi supie. Hindarkan
posisi ekstensi (abduksi)
lebih dari 90o. Kepala
miring kearah lengan yang
terentang, telapak supine
atau normal.
Cedera tersering akibat posisi
Syaraf radialis/ulnaris
Disebabkan siku tergelincir
dari dudukan busa,
menempel di alas
metal/keras di ujung meja
atau lepas dari alas lengan
dan membentur meja atau
tertekan pasien dan meja.
Untuk itu gunakan papan
lengan, posisi tangan
anatomis disebelah bdan,
gunakan bantalan lunak
dibawah siku dan strap yang
sesuai.
Cedera Tersering Akibat Posisi
Syaraf Saphenous /
perineal
Diakibatkan oleh
posisi litotomi dan
penggunaan stirrups.
Cedera Tersering Akibat Posisi
Syaraf mata dan fasialis
Cedera bisa diakibatkan
oleh penekanan oleh
staf operator atau
kesalahan posisi kepala.
Mata harus tertutup,
gunakan salep khusus
untuk menjaga
kelembaban, posisi
meja mayo harus diatas
kepala.
Masalah Keperawatan Intra Operatif

Integritas kulit b/d posisi, penekanan,


tarikan, imobilisasi
Resiko cedera b/d Resiko infeksi
Resiko hypotermia
Resiko kerusakan lingkungan OR, alat dan
benda asing
Intervensi
Resiko kerusakan integritas kulit
• Identifikasi gangguan fisik yang berdampak
pada prosedur-posisi spesifik
• Posisikan pasien
• Gunakan alat pelindung untuk mencegah
cedera kulit/jaringan dari panas,
• kimia dan mekanik
• Evaluasi tanda/gejala cedera kulit/jaringan
• Gunakan segala alat dan bahan
• dalam rentang aman
• Evaluasi tanda/gejala ceera terkait posisi
Intervensi Resiko Hypotermia

• Gunakan alat thermoregulator yang


diperlukan
• Monitor temperature tubuh
• Evalasi respon terhadap
termoregulasi
Intervensi Resiko Infeksi
• Kerjakan teknik aseptic
• Klasifikasi luka operasi
• Kaji kerentanan terhadap infeksi
• Lakukan persiapan kulit
• Cegah dari kontaminasi silang
• Monitor tanda/gejala infeksi
• Minimalkan prosedur infasive
• Berikan propilaksis sesuai order
• Rawat tempat invasive
• Rawat tempat luka
Intervensi Resiko Cedera

• Gunakan alat perlindungan maksimal


untuk cegah cedera akibat listrik, laser,
radiasi
• Catat alat yang tertanam selama
prosedur invasive
• Lakukan pehitungan yang diperlukan
• Evaluasi tanda/gejala cedera laser,
listrik,dan radiasi
Fase Post Operatif
Dimulai dengan
masuknya pasien ke
ruang pemulihan
(recovery room) dan
berakhir dengan
evaluasi tindak lanjut
Tahapan Keperawatan Post Operatif

1. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke


unit perawatan pasca anastesi (recovery
room)
2. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan
(recovery room)
3. Transportasi pasien ke ruang rawat.
4. Perawatan di ruang rawat
Pemindahan Pasien Dari Kamar Operasi Ke
Ruang Pemulihan
PERHATIKAN :
 Letak incici pembedahan
 Posisi pasien
 Hipotensi arteri
 Gangguan vaskuler
 Gangguan pernafasan
 Resiko
Proses injury ini merupakan tanggung jawab
Transportasi
perawat anastesi dengan koordinasi dari dokter
anastesi yang bertanggungjawab
Perawatan Post Anastesi
di Ruang Pemulihan
Perawatan pasien Alasan Perawatan di RR
dilakukan sampai mudah dilakukan akses oleh
kondisi pasien stabil, 1. Perawat yang disiapkan
tidak mengalami dalam merawat pasca
operatif (perawat anastesi)
komplikasi operasi dan
2. Ahli anastesi dan bedah
memenuhi syarat untuk
dipindahkan ke ruang 3. Alat monitoring dan
peralatan khusus lainnya
perawatan
Tujuan Perawatan pasien di RR

1. Mempertahankan jalan napas


2. Mempertahankan ventilasi/oksigenisasi
3. Mempertahankan sirkulasi darah
4. Observasi keadaan umum, observasi vomitus
dan drainase
5. Balance cairan
Hal Yang Harus Diperhatikan
Perawat di RR
1. Jenis pembedahan
2. Jenis anastesi
3. Kondisi pathologis pasien
4. Jumlah perdarahan perioperatif
5. Pemberian transfusi selama pembedahan
6. Jumlah dan jenis terapi cairan selama
pembedahan
7. Komplikasi selama pembedahan
Transportasi Pasien Ke Ruang Rawat
Tujuan Faktor yg hrs diperhatikan
• Untuk mentransfer 1. Perencanaan.
pasien menuju ruang 2. Sumber daya manusia
rawat dengan (ketenagaan)
mempertahankan 3. Equitmen (peralatan)
kondisi pasien tetap
stabil 4. Prosedur
5. Passage (jalur lintas)
Perawatan Di Ruang Rawat
Jika pasien sudah mencapai ruang rawat, maka yang
harus perawat lakukan, yaitu :
1. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien,
drainage, tube/selang, dan komplikasi.
2. Manajemen luka :amati kondisi luka operasi dan
jahitanya. Pastikan luka tidak mengalami perdarahan
abnormal
3. Mobilisasi dini : yang dapat dilakukan seperti ROM,
nafas dalam dan batuk efektif
4. Rehabilitasi
5. Discharge planning
Discharge Planing
• Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan
informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal
yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan
kondisi/penyakitnya post operasi
• Ada 2 macam discharge planing :
1. Untuk Perawat : berisi point-point discharge planing
yang
diberikan pada klien (sebagai dokumentasi)
2. Untuk pasien : dengan bahasa yang bisa dimengerti
pasien
dan lebih dekat
Masalah Keperawatan Post Operasi
• Impaired gas exchange r.t residual effect of anasthesia
• Ineffective airway clearance r.t increased secretion
• Pain r.t surgical incision and positioning during surgery
• Impaired skin integrity r.t surgical wound, drains abd
wound infection
• Potensial injury r.t effect of anasthesia, sedation and
immobility
Masalah Keperawatan Post Operasi
• Fluid volume deficit r.t fluid loss during
surgery
• Altered patterens of urinary elimination
(decreased) r.t anasthesia agent and
immobility
• Activity intolerance r.t surgery and prolonged
bed rest
• Selfcare deficit r.t lack of information about
treatment regimen
Intervensi Post Operatif

1. Memastikan fungsi pernafasan yang optimal


2. Meningkatkan ekspansi paru
3. Menghilangkan ketidaknyamanan pasca
operatif : nyeri
4. Menghilankan kegelisahan
5. Menghilankan mual dan muntah
6. Menghilankan distensi abdomen
7. Menghilankan cegukan
8. Mempertahankan suhu tubuh normal
Intervensi Post Operatif

9. Menghilankan cedera
10. Mempertahankan status nutrisi yang normal
11. Meningkatkan fungsi urinarios yang normal
12. Meningkatkan eliminasi usus
13. Pengaturan posisi
14. Ambulasi
15. Latihan di tempat tidur
Komplikasi Post Operasi
1. Syok
2. Perdarahan
3. Trombosis vena profunda
4. Retensi urin
5. Infeksi luka operasi (dehisiensi, evicerasi, fistula,
nekrose, abses)
6. Sepsis
7. Embolisme pulmonal
8. Komplikasi gastrointestinal
TERIMA KASIH
Evaluasi

Coba latihan
mendokumentasikan
asuhan keperawatan
anestesi pada form yang
telah disediakan PANITIA
PIT I HIPANI, Bali 2018
Asuhan Keperawatan
Anestesi
merupakan instrumen
/ metodologi
pemecahan masalah
keperawatan anestesi
TUHAN TIDAK MENJANJIKAN LANGIT ITU SELALU
BIRU DAN TUHAN TIDAK MENJANJIKAN
BUNGA ITU MEKAR TANPA LAYU .

TETAPI
TUHAN AKAN SELALU MENGABULKAN KEPADA SEMUA
PERAWAT YANG INGIN MAJU.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi